Pengertian
Toksikologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari mengenai sumber, sifat serta
khasiat racun, gejala-gejala dan pengobatan pada kondisi keracunan, serta kelainan yang
didapatkan pada korban yang meninggal.
Toksikologi Forensik adalah salah satu caban ilmu forensik yang digunakan dalam
penegakan hukum ataupun peradilan.
Racun adalah suatu zat yang bekerja didalam tubuh secara kimiawi dan fisiologik yang
apabila dalam dosis toksik dapat menyebabkan gangguan kesehatan tubuh atau dapat
mengakibatkan kematian .
Penggolongan racun
Hal pertama yang harus dilakukan saat setelah membedah adalah, tentukan
apakah ada bau racun yang tidak biasa pada mayat
Bila tidak tercium bau tidak biasa, bukalah organ kepala terlebih dahulu.
Hal ini dilakukan agar bau viscera perut tidak menyelubungi bau tersebut. Bau
sianida, alkohol, eter, kloroform paling kuat tercium pada rongga tengkorak
Inspeksi In-situ
Lidah:
Perhatikan apakah ada tampakan ternoda oleh warna tablet atau kapsul obat
(Indikator zat korosif)
Esofagus
Perhatikan apakah ada regurgitasi dan hiperemi/korosi pada selaput lendir
Epiglotis dan glotis
Perhatikan apakah ada hiperemi atau edema (Indikator inhalasi/aspirasi gas
yang merangsang),
edema glotis juga bisa disebabkan syok anafilaktik
Analisis organ paru paru
Perhatikan apakah adanya kelainan yang tidak spesifik seperti perbendungan
akut
Eg: inhalasi gas klorin dapat ditemukan perbendungan dan edema hebat, serta
emfisema akut karena batuk, dyspneu dan spasme bronki
Analisis organ lambung:
Perhatikan apakah ada bau yang tidak biasa sesaat setelah lambung dan usus
dua belas jari dibuka
Perhatikan pula apakah ada bahan bahan sisa ingesti pada lambung/usus, bila
ada simpanlah secara terpisah untuk mencegah disintegrasi kapsul/tablet
Pada keracunan timah hitam akut:
Isi lambung berwarna putih (Reaksi PbCl2)
Pada keracunan asam nitrat:
Isi lambung berwarna kuning (Reaksi Xanthoproteik)
Analisis organ Hati
-Perhatikan apakah ada nekrosis hati (keracunan fosfor, karbon tetraklorida,
kloroform) atau degenerasi lemak
-Jaringan hati diambil untuk PA dan sedikitnya 500 gram berikut kantung empedu
nya.
-Kadar racun dalam hati dapat mencapai 100x lebih tinggi daripada kadar
dalam darah
Analisis organ ginjal
-Perhatikan apakah ada perubahan degeneratif pada korteks ginjal.
-Pada keracunan bismuth, air raksa, karbon tetraklorida, tampakan ginjal dapat
berupa pembengkakan korteks, gambaran tidak jelas berwarna kelabu kuning.
-Ambil jaringan ginjal untuk PA, lalu simpan masing masing ginjal kanan kiri
dalam botol terpisah
Analisis organ otak
-Pada keracunan akut dengan kematian cepat (barbiturat, eter) biasanya tidak
ditemukan edema otak. Begitupula dengan keracunan kronik yang disebabkan
arsen atau timah hitam.
-Perhatikan tampakan perdarahan kecil pada otak pada kasus keracunan yang
kematiannya beberapa hari setelahnya
Analisis organ Jantung
-Pada kasus keracunan CO, bila korban hidup selama 48 jam atau lebih: dapat
ditemukan perdarahan berbercak dalam otot septum.
-Pada kasus keracunan arsen, hampir selalu ditemukan perdarahan kecil seperti
nyala api (Flame like) di bawah endokardium septum interventrikel.
Analisis organ limpa
-Limpa jarang digunakan untuk analisis toksikologik, karena selain didapatkan
adanya edema, limpa tidak memperlihatkan tampakan lain
-Namun pada kasus tertentu seperti keracunan sianida, kadar toksik pada limpa
dikatakan beberapa kali lebih tinggi, sehingga bisa digunakan sebagai referensi
analisis toksikologik.
Analisis jaringan lemak
Lemak diambil sebanyak 200 gram dari jaringan bawah kulit daerah perut,
karena beberapa racun cepat di absorbsi dalam jaringan lemak (eg: racun
yang larut dalam lemak: DDT aka Chlorophenothane, hidrokarbon
berhalogen,kloroform)
Analisis organ rambut dan kuku
-Pada kasus persangkaan keracunan arsen, rambut dan kuku harus diambil kira
kira sebanyak 10 gram.
-Beberapa menit setelah arsen di absorpsi, akan terjadi deposisi arsen pada sel
germinativum dalam matriks rambut.
-Reference range: 0.1-0.3 nanogram/100mg dianggap normal. Di atas nya
dianggap abnormal
-Kuku diambil sebanyak 10 gram, kuku-kuku ibu jari tangan dan kaki harus lah
disertakan.
-Pisahkan bagian proksimal dan distal kuku.
-Kadar tertinggi ditemukan dalam 1/3 bagian proksimal kuku, karena beberapa
menit setelah ingesti sudah terjadi deposisi arsen pada akar kuku.
Catatan: bila ditemukan kadar tinggi dalam lambung, makan akan ditemukan
juga kadar tinggi dalam rambut maupun kuku.
Karbon Monoksida (CO)
Sumber:
- asap motor yang menggunakan bensin sebagai bahan bakar
- Kondisi kebakaran
- Alat pemanas air berbahan bakar gas
- Kebocoran AC mobil
Mekanisme:
CO yang terinhalasi akan berikatan dengan HB COHb
hipoksia.
Afinitas CO terhadap Hb 208-245x afinitas dari O2.
Continued…
Treatment
- 100% Oxygen
- Possibly hyperbaric Oxygen
Patients should be removed from the source of CO and stabilized as necessary. They are given
100% O2 (by nonrebreather mask) and treated supportively. Although its use is becoming
increasingly controversial, hyperbaric O2 therapy typically should be considered
Continued…
Sumber:
- HCN dipakai pada sintesis kimia dan fumigasi untuk membunuh hama
(tikus). Cairan ini sangat mudah menguap dalam suhu ruang.
- NaCN dan KCN (garam sianida) dipakai pada proses pengerasan besi dan
baja serta dalan proses penyepuhan emas.
- Dapat ditemukan pada umbi, singkong, temulawak, dll
Mekanisme:
Sianida dapat masuk ke dalam tubuh melalui mulut, inhalasi (saluran nafas),
dan kulit.
CN menginaktivasi enzim sitrokrom oksidase oksi-Hb tidak dapat
berdisosiasi melepaskan O2 hipoksia seluler
Continued…
Pemeriksaan penunjang
– Arterial and venous blood gases (high anion gap metabolic acidosis)
– Blood lactate level >6-10 mmol/L
– Methemoglobin level
– Red blood cell cyanide concentration
Treatment
- Airway control, ventilation, and 100% oxygen
- Crystalloids and vasopressors, as needed, for hypotension
- Sodium bicarbonate, titrated according to arterial blood gas (ABG) and serum
bicarbonate level
Administer hydroxocobalamin or sodium thiosulfate and sodium nitrite if the diagnosis is strongly
suspected
Continued…
Sumber:
- Industri dan pertanian digunakan untuk insektisida, pembasmi tanaman liar dan
lalat serta dapat ditemukan pada cat
- Arsin jenis arsen yang paling berbahaya dan sering digunakan dalam industri.
- Dapat ditemukan pada tanah, air, bir, kerang, asap tembakau, dll
Mekanisme:
Masuk kedalam tubuh melalui mulut, inhalasi dan kulit dan mengalami penumpukan pada
hati, ginjal, kulit dan tulang.
Arsen akan menghambat sistem enzim sulfhidril metabolisme sel terhambat
Arsin hemolysis eritrosit dan efek depresi SSP
Continued…
Pemeriksaan penunjang
- Complete blood count : microcytic hypochromic anemia
- Serum electrolyte levels : Ca and Mg
- Urinalysis
- Serum acetaminophen levels
- Abdominal X-ray
Treatment
- Airway control, ventilation, and oxygen
- Crystalloid solutions (If there are significant losses of gastrointestinal (GI) contents)
- Orogastric lavage (acute ingestion with radiological findings)
Sumber Mekanisme
- Badan accu/baterai Masuk kedalam tubuh dapat melalui
- Benda-benda keramik inhalasi, absorbsi usus halus dan
absorbsi jaringan otot dan ikat
- Bahan dasar cat
Keracunan Pb dapat menyebabkan:
- Kosmetik
- Spasme arteriol
- Spasme otot polos
- Hambatan pembentukan heme
- Gangguan fungsi ginjal & SSP
Continued…
Pemeriksaan penunjang
- Erythrocyte protoporphyrin
- blood film examination
- blood lead level
- x-ray fluorescences
Treatment
• Source of lead eliminated (eg, whole-bowel irrigation if lead in GI tract)
• Chelation for adults with symptoms of poisoning plus PbB > 70 μg/dL
• Chelation for children with encephalopathy or PbB > 45 μg/dL (> 2.15 mmol/L)
• Chelating drugs (eg, succimer [meso-2,3-dimercaptosuccinic acid],
CaNa2EDTA, dimercaprol [British antilewisite, or BAL])
Continued…
Sumber
- Minuman (bir, whisky, wines, gin, dll)
- Alkohol sintetik tape, tuak dan brem
Mekanisme
Absorbsi mukosa mulut & lambung (sedikit)
usus halus & colon (sebagian besar)
Mempengaruhi SSP
Continued…
Kadar Gejala
10-20 mg % ↓ ketrampilan tangan & perubahan tulisan
30-40 mg % ↓ visus & ↓ lapang pandang
200 mg % ↓ reflex, banyak bicara, ramai
250 – 300 mg % Inkoordinasi otot dan tonus otot menghilang
400 – 500 mg % Aktivitas motorik menghilang koma
Continued…
Pemeriksaan penunjang
- Ethanol level
- Isopropanol level
- Methanol
- Ethylene Glycol
- Osmolar Gap
Treatment
- Usually clinical
- Acute: BAC, evaluation to rule out hypoglycemia and occult trauma and possible co-
ingestion
- Chronic : CBC, magnesium, liver function tests, and PT/PTT
Continued…
Sumber:
Racun serangga yang sering digunakan dalam pertanian, perkebunan dan rumah tangga
Klasifikasi:
- Hidrokarbon terkhlorinasi ( DDT, Aldrin, Dieldrin, Eldrin)
- Inhibitor kolinesterase ( organofosfat dam karbamat)
Mekanisme:
Gejala muncul sangat cepat & progresif makin berat
DDT stimulator SSP yang kuat dengan efek eksitasi langsung pada neuron, meningkatkan
sensitivitas miokardium meningkat
Inhibitor kolinesterase mengikat enzim asetilkolinesterase akumulasi asetilkolin
Continued…
Mekanisme
Morfin sangat cepat hilang dari darah dan terkonsentrasi dalam jaringan
parenkim seperti ginjal, paru, hati dan limpa.
Semua jenis narkotika memiliki efek depresi SSP serta menurunkan tekanan
darah dan depresi vasomotor secara sentral.
Continued…
Treatment
- Clinically determined
- Urine drug test
Diagnosis of opioid use is usually made clinically and sometimes with urine drug testing; laboratory
tests are done as needed to identify drug-related complications. Drug levels are not measured.
Continued…
Sampel
Sampel yang dapat diambil dari korban keracunan, baik hidup aupun mati:
Darah yang diawetkan dengan EDTA supaya tidak menggumpal
Urin diawetkan engan NaF
Isi lambung (tanpa pengawet)
Rambut
Kuku
Sisa-sisa bukti
Sampel yang dapat diambil hanya dari korban yang sudah mati:
Vireous humor
Hepar, ginjal, bilier
Continued…
Pengawet
Untuk sampel jaringan tubuh biasanya diawetkan dngan alkohol 96%, namun
bila kasus keracunan karena alkohol atau keracunan makanan, tidak
menggunakan alkohol, karena dapat menimbulkan hasil yang bias. Dalam
kasus keracunan makanan biasanya ada mikroorganisme penyebab
keracunan, dan alkohol dapat membunnuh mikroorganisme tersebut
EDTA darah
NaF 1% urin
Na benzoate dan phenil mercury nitrate
Na citrate
Garam fisiologis
Continued…
Delivery
Sampel dimasukkan ke dalam kontainer yang sesuai
Diberi label
Disegel
Dilengkapi dengan keterangan berita acara (nama korban, jenis sampel, jenis
pemeriksaan, tanda tangan dan nama dokter, VeR, dll)
Dilengkapi juga dengan surat permintaan tes toksikologi
Continued…
Analisis
Pemisahan substansi beracun dari bahan pelarutnya
Pemurnian
Analisis (ada berbagai metode)
Keracunan Insektisida
Edson Method
1. Ambil darah korban, tambahkan Brom-Timol-Biru, diamkan beberapa saat
dan amati perubahan warna
2. Bandingkan warna yang timbul dengan warna standar pada comparator disc
untuk melihat kadar ACh dalam darah.
Keracunan Insektisida
Acholest Method
1. Ambil serum darah korban dan teteskan pada kertas Acholest bersamaan
dengan serum darah normal sebagai kontrol.
2. Catat waktu perubahan warna pada kertas, perubahan warna harus sama
dengan warna pembanding (Serum darah normal): Warna kuning telur
Interpretasi:
- <13 menit = Tidak ada keracunan
- 20-35 menit = Keracunan ringan
- 35-150 menit = Keracunan berat
Keracunan Insektisida
Kristalografi Method
Masukkan bahan yang dicurigai (Sisa makanan/minuman, muntahan, isi
lambung) ke gelas beker
Panaskan sampai kering, lalu larutkan dengan aceton dan disaring dengan
kertas saring
Kemudian Filtrat yang didapat dimasukkan dalam gelas arloji dan dipanaskan
lagi hingga kering
Lihat hasil nya di bawah mikroskop bila terlihat tampakan kristal seperti
sapu (Indikator golongan hidrokarbon terklorinasi)
Kromatografi lapisan tipis (TLC)
Interpretasi:
Warna hitam (Golongan Hidrokarbon terklorinasi)
Warna hijau (Golongan Organofosfat)
Keracunan Narkotika
Bahan yang dipakai sebagai test: urin, cairan empedu, jaringan sekitar
suntikan
Tes yang bisa dilakukan adalah
-Tes Marquis
-Tes Nalorfin
Keracunan Narkotika
Marquis Method
Buatlah reagen dari 3 ml asam sulfat pekat ditambah 2 tetes formaldehid 40 %
Teteskan reagen pada bahan yang akan diuji
Interpretasi:
Warna ungu : Heroin, Morfin, Codein
Warna jingga : Pethidine
Keracunan Narkotika
Nalorfin Method
Ukur diameter pupil dengan pupilometer, lakukan pemeriksaan di tempat
yang tidak dipengaruhi cahaya
Injeksikan 3mg Morfin subkutan, dan periksa lagi diameter pupil nya setelah
30 menit
Keracunan CO
Uji formalin
1. Darah ditambah formalin 40% (ratio 1:1)
2. Bila COHb 25% ada koagulat warna merah di dasar tabung. Semakin tinggi
saturasi, semakin merah warna koagulat.
3. Pada darah normal koagulat warna coklat
Keracunan CO
Spektrofotometrik
Cara terbaik analisis CO dgn sampel darah segar dari korban yg masih hidup
menentukan rasio COHb:OxiHb
Kromatografi gas
Bisa digunakan untuk mengukur CO pada sampel darah mayat/tidak segar.
Keracunan Sianida
Uji Reinsch
Deret Volta: K Na Ca Mg Al Zn Fe Pb H Cu As Ag Hg Au
Unsur yg letaknya di kanan akan mengendap bila ada unsur yg di kiri dalam 1
larutan.
1. 10 cc darah + 10 cc HCl pekat dipanaskan AsCl3
2. celupkan batang tembaga ke dalam larutan endapan kelabu hitam (As) pd
permukaan batang
Keracunan Timbel