Anda di halaman 1dari 25

KERAJAAN

SRIWIJAYA
Masuknya agama Buddha di Indonesia terjadi sekitar awal
abad pertama atau saat dimulainya perdagangan melalui jalur laut.
Kerajaan Srivijaya (Sriwijaya) merupakan asal mula peranan
kehidupan Agama Buddha di Indonesia, dimulai pada zaman
Srivijaya di Suvarnadvipa (Sumatera) pada abad ke-7. Hal ini terlihat
pada catatan seorang sarjana dari China bernama I-Tsing yang
melakukan perjalanan ke India dan Nusantara serta mencatat
perkembangan agama Buddha di sana. Biarawan Buddha lainnya
yang mengunjungi Indonesia adalah Atisa, Dharmapala, seorang
Profesor dari Nalanda, dan Vajrabodhi, seorang penganut agama
Buddha yang berasal dari India Selatan.

Sriwijaya berasal dari dua suku kata yaitu Sri yang


artinya bercahaya atau gemilang danWijaya yang
berarti kemenangan. Jadi, Sriwijaya mempunyai arti kemenangan
yang gemilang. Berikut ini beberapa fakta sejarah dari Kerajaan
Sriwijaya yang sampai bisa membuatnya menguasai hampir seluruh
Asia tenggara.
LETAK KERAJAAN SRIWIJAYA
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang berdiri di Sumatra
pada abad ke-7. Pendirinya adalah Dapunta Hyang, Sriwijaya
memiliki sebutan Kerajaan Nasional I sebab pengaruh
kekuasaannya mencakup hampir seluruh Nusantara dan negara-
negara di sekitarnya. Letaknya sangat strategis.
 Sekitar tahun 1993, Pierre Yves Manguin melakukan observasi
dan berpendapat bahwa pusat Sriwijaya berada di Sungai
Musi antara Bukit.
 Seguntang dan Sabokingking (terletak di provinsi Sumatera
Selatan sekarang), tepatnya di sekitar situs Karanganyar yang
kini dijadikan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya.
 Namun sebelumnya Soekmono berpendapat bahwa pusat
Sriwijaya terletak pada kawasan Sehiliran Batang Hari, antara
Muara Sabak sampai ke Muara Tembesi (di
provinsi Jambi sekarang).
 Letak Sriwijaya di Minangatamwan yaitu daerah pertemuan sungai
Kampar kiri dan Kampar kanan yang di perkirakandaerah Binanga
yaitu terletak di Jambi juga strategis untuk perdagangan.
 Wlayah Riau, dengan di temukannya peninggalan kerajaan
Sriwijaya yaitu candi Muara Takus
SRUKTUR KERAJAAN SRIWIJAYA

Masyarakat Sriwijaya sangat majemuk, dan mengenal


stratatifikasi sosial. Pembentukan satu negara kesatuan dalam
dimensi struktur otoritas politik Sriwijaya, dapat dilacak dari
beberapa prasasti yang mengandung informasi penting
tentang kadātuan, vanua,samaryyāda, mandala dan bhūmi.Kadā
tuan dapat bermakna kawasan dātu, (tnah rumah) tempat
tinggal bini hāji, tempat disimpan mas dan hasil cukai (drawy)
sebagai kawasan yang mesti dijaga. Kadātuan ini dikelilingi
oleh vanua, yang dapat dianggap sebagai kawasan kota dari
Sriwijaya yang di dalamnya terdapat vihara untuk tempat
beribadah bagi masyarakatnya.
ASPEK KEHIDUPAN MASYARAKAT
KERAJAAN SRIWIJAYA
Aspek kehidupan politik
Raja-raja yang berhasil diketahui pernah memerintah Kerajaan Sriwijaya diantaranya
sebagai berikut:
a. Raja Dapunta Hyang
Berita mengenai raja ini diketahui melalui Prasasti Kedukan Bukit (683 M). Pada
masa pemerintahannya , Raja Dapunta Hyang telah berhasil memeperluas wilayak
kekuasaannya sampai ke wilayah Jambi, yaitu dengan menduduki daerah Minangatamwan.
b. Raja Balaputra Dewa
Pada awalnya, Raja Balaputra Dewa adalah raja dari kerajaan Syailendra (di Jawa
Te n g a h ) . K e t i k a t e r j a d i p e r a n g s a u d a r a d i K e r a j a a n S y a i l e n d r a a n t a r a B a l a p u t r a D e w a d a n
Pramodhawardani (kakaknya) yang dibantu oleh Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya), Balaputra
Dewa mengalami kekalahan. Akibat kekalahan itu, Raja Balaputra Dewa lari ke Sriwijaya.
c. Raja Sanggrama W ijayattunggawarman
Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Sriwijaya mendapat ancaman dari Kerajaan Chola.
Di bawah pemerintahan Raja Rajendra Chola, Kerajaan Chola melakukan serangan dan
berhasil merebut Kerajaan Sriwijaya. Raja Sriwijaya yang bernama Sanggrama
W ijayattunggawarman berhasil ditawan. Namun pada masa pemerintahan Raja Kulotungga I di
Kerajaan Cho, Raja Sanggrama W ijayattunggawarman dibebaskan kembali.
Aspek kehidupan ekonomi
D i l i h a t d a r i l e t a k g e o g r a f i s , d a e r a h K e r a j a a n S r i wi j a ya m e m p u n ya i l e t a k ya n g
s a n g a t s t r a t e g i s , ya i t u d i t e n g a h - t e n g a h j a l u r p e l a ya r a n p e r d a g a n g a n a n t a r a I n d i a
d a n C i n a . D i s a m p i n g i t u , l e t a k K e r a j a a n S r i wi j a ya d e k a t d e n g a n S e l a t M a l a k ya n g
m e r u p a k a n u r a t n a d i p e r h u b u n g a n b a g i d a e r a h - d a e r a h d i A s i a Te n g g a r a .H a s i l b u m i
K e r a j a a n S r i wi j a ya m e r u p a k a n m o d a l u t a ma b a g i m a s ya r a k a t n ya u n t u k t e r j u n d a l a m
a k t i f i t a s p e l a ya r a n d a n p e r d a g a n g a n .

Aspek kehidupan social


K e r a j a a n S r i wi j a ya k a r e n a l e t a k n ya ya n g s t r a t e g i s d a l a m l a l u l i n t a s
p e r d a g a n g a n i n t e r n a s i o n a l m e n ye b a b k a n m a s ya r a k a t n ya l e b i h t e r b u k a d a l a m
m e n e r i m a b e r b a g a i p e n g a r u h a s i n g . M a s ya r a k a t S r i wi j a ya j u g a t e l a h m a m p u
m e n g e mb a n g k a n b a h a s a k o m u n i k a s i d a l a m d u n i a p e r d a g a n g a n n ya . K e m u n g k i n a n
b a h a s a M e l a yu K u n o t e l a h d i g u n a k a n s e b a g a i b a h a s a p e n g a n t a r t e r u t a m a d e n g a n
p a r a p e d a g a n g d a r i J a wa B a r a t , B a n g k a , J a m b i d a n S e m e n a n j u n g M a l a ys i a .
P e n d u d u k S r i wi j a ya j u g a b e r s i f a t t e r b u k a d a l a m m e n e r i m a b e r b a g a i k e b u d a ya a n
ya n g d a t a n g . S a l a h s a t unya a d a l a h m e n g a d o p s i k e b u d a ya a n I n d i a, s e p e r t i n a m a -
nama India, adat-istiadat, serta tradisi dalam Agama Hindu. Oleh karena itu,
S r i wi j a ya p e r n a h m e n j a d i p u s a t p e n g e mb a n g a n a j a r a n B u d d h a d i A s i a Te n g g a r a .
Aspek kehidupan budaya

Menurut berita dari Tibet, seorang pendeta bernama Atica datang dan
tinggal di Sriwijaya (1011-1023 M) dalam rangka belajar agama Budha dari
seorang guru besar yang bernama Dharmapala . Menurutnya , Sriwijaya
merupakan pusat agama Budha di luar India. Tetapi walaupun Kerajaan
Sriwijaya dikenal sebagai pusat agama Budha, tidak banyak peninggalan
purbakala seperti candi-candi atau arca-arc a sebaga tanda kebesaran
Kerajaan Sriwijaya dalam bidang kebudayaan .

Aspek kehidupan Agama

Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat pertemuan antara para jemaah


agama Budha dari Cina ke India dan dari India ke Cina. Melalui pertemuan
itu, di Kerajaan Sriwijaya berkembang ajaran Budha Mahayana. Bahkan
perkembangan ajaran agama Budha di Kerajaan Sriwijaya tidak terlepas
dari pujangga yang berasal dari Kerajaan Sriwijaya diantaranya
Dharmapala dan Sakyakirti . Dharmapala adalah seorang guru besar agama
Budha dari Kerajaan Sriwijaya . Ia pernah mengajar agama Budha di
Perguruan Tinggi Nalanda (Benggala).
WILAYAH KEKUASAAN KERAJAAN
SRIWIJAYA
Setelah berhasil menguasai Palembang, ibu kota Kerajaan
Sriwijaya dipindahakan dari Muara Takus ke Palembang. Dari
Palembang, Kerajaan Sriwijaya dengan mudah dapat menguasai
daerah-daerah di sekitarnya seperti Bangka, Jambi Hulu dan mungkin
juga Jawa Barat (Tarumanegara). Maka dalam abad ke-7 M, Kerajaan
Sriwijaya telah berhasil menguasai kunci-kunci jalan perdagangan yang
penting seperti Selat Sunda, Selat Bangka, Selat Malaka, dan Laut
Jawa bagian barat. Pada abad ke-8 M, perluasan Kerajaan Sriwijaya
ditujukan ke arah utara, yaitu menduduki Semenanjung Malaya dan
Tanah Genting Kra. Pendudukan terhadap daerah Semenanjung Malaya
bertujuan untuk menguasai daerah penghasil lada dan timah.

Sedangkan pendudukan terhadap daerah Tanah Genting Kra


bertujuan untuk menguasai lintas jalur perdagangan antara Cina dan
India. Tanah Genting Kra sering dipergunakan oleh para pedagang
untuk menyeberang dari perairan Lautan Hindia ke Laut Cina Selatan,
untuk menghindari persinggahan di pusat Kerajaan Sriwijaya .
FAKTOR PENYEBAB KERAJAAN
SRIWIJAYA RUNTUH
Kemunduran dan keruntuhan Kerajaan Sriwijaya
disebabkan oleh beberapa hal berikut.
1. Serangan Raja Dharmawangsa pada tahun 990 M, ketika itu
yang berkuasa di Sriwijaya ialah Sri Sudamani Warmadewa.
Walaupun serangan ini tidak berhasil, tetapi telah melemahkan
Sriwijaya.
2. Serangan dari Kerajaan Colamandala yang diperintahkan
oleh Raja Rajendracoladewapada tahun 1023 dan 1030.
Serangan ini ditujukan ke semenanjung Malaka dan berhasil
menawan raja Sriwijaya. Serangan ketiga dilakukan pada tahun
1068 M dilakukan olehWirarajendra, cucu Rajendracoladewa .
3. Pengiriman ekspedisi Pamalayu atas perintah Raja
Kertanegara, 1275-1292, yang diterima dengan baik oleh Raja
Melayu (Jambi), Mauliwarmadewa, semakin melemahkan
kedudukan Sriwijaya.
4. Muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Samudra Pasai
yang mengambil alih posisi Sriwijaya.
5. Serangan Kerajaan Majapahit dipimpin Adityawarman atas
perintah Mahapatih Gajah Mada pada tahun 1377 yang
mengakibatkan Sriwijaya menjadi taklukan Majapahit. Pendudukan
yang dilakukan Kerajaan Majapahit atas seluruh wilayah Sriwijaya
pada tahun 1377. Pendudukan tersebut dalam upaya mewujudkan
kesatuan Nusantara.
6. Letak Kota Palembang semakin jauh dari laut. Akibat
pengendapan lumpur yang dibawa oleh Sungai Musi dan sungai
lainya, akhirnya Kota Palembang semakin jauh dari laut.
7. Berkurangnya kapal dagang yang singgah. Akibat semakin
jauhnya Kota Palembang dari laut menyebabkab daerah tersebut
tidak strategis lagi. Kapal-kapal dagang lebih memilih singgah di
tempat lain. Hal tersebut menyebabkan kegiatan perdagangan
berkunrang dan pendapatan kerajaan dari pajak menurun.
8. Banyak daerah yang melepaskan diri dari Sriwijaya. Akibat
semakin melemahnya perekonomian Kerajaan Sriwijaya maka
penguasa kerajaan tidak mampu lagi mengontrol daerah
kekuasaanya. Daerah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya yang telah
melepaskan diri adalah Jawa Tengah dan Melayu.
KERAJAAN
MAJAPAHIT
Ibu kota : Majapahit, Wilwatikta (Trowulan)
Bahasa : Jawa Kuno, Sansekerta
Agama : Hindu, Buddha
Pemerintahan : Monarki
Raja : - Kertarajasa Jayawardhana (1295-1309)
- Girindrawardhana (1478-1498)

Sejarah : - penobatan Raden Wijaya


(10 November 1293)
- Invasi Demak (1527)

Mata Uang : Koin emas dan perak, kepeng


(koin perunggu yang diimpor dari Tiongkok
PETA WILAYAH KEKUASAAN
MAJAPAHIT
MAJAPAHIT
 Majapahit adalah sebuah kerajaan kuno di
Indonesia yang pernah berdiri dari sekitar tahun
1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini mencapai
puncak kejayaannya pada masa kekuasaan Hayam
Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga
1389. Majapahit menguasai kerajaan-kerajaan
lainnya di semenanjung Malaya, Borneo, Sumatra,
Bali, dan Filipina.

 Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu terakhir


di semenanjung Malaya dan dianggap sebagai
salah satu dari negara terbesar dalam sejarah
Indonesia. Kekuasaannya terbentang di Sumatra,
semenanjung Malaya, Borneo dan Indonesia timur,
meskipun wilayah kekuasaannya masih
diperdebatkan
SUMBER-SUMBER SEJARAH
Sumber-sumber sejarah yang menjelaskan tentang
kerajaan Majapahit sebagian besar berupa kitab
sastra yaitu seperti:
1.Kitab Pararaton, selain menceritakan tentang raja-
raja Singosari juga menjelaskan tentang raja-raja
Majapahit.
2.Kitab Negarakertagama yang ditulis Mpu Prapanca
pada tahun 1365 menjelaskan tentang keadaan kota
Majapahit, daerah Jajahannya dan perjalanan
Hayam Wuruk mengelilingi daerah kekuasaannya.
3.Kitab Sundayana menjelaskan tentang perang
Bubat.
4.Kitab Usaha Jawa menjelaskan tentang
penaklukan pulau Bali oleh Gajah Mada dan Arya
Damar. Disamping sumber sejarah di atas, sumber
sejarah peninggalan Majapahit juga berupa seni
bangunan seperti candi, pintu gerbang atau gapura,
pemandian atau pertirtaan.
 Sedangkan sumber dari luar negeri diperoleh dari berita-
berita Cina yaitu seperti berita yang ditulis pada masa
dinasti Ming (1368-1643) dan berita dari Ma-Huan dalam
bukunya Ying Yai menceritakan tentang keadaan masyarakat
dan kota Majapahit tahun 1418 serta berita dari Portugis
tahun 1518.
KEJAYAAN MAJAPAHIT

 Hayam Wuruk , juga dis ebut Rajasanagar a , memeri ntah Majapahit dari
tahun 1350 hingga 1389 . Pada mas anya , Majapahi t menc apai punc ak
kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya , Gajah Mada . Di bawah
perintah Gajah Mada (1313 –1364 ), Majapahi t menguasai lebih banyak
wilayah .. A pa yang di cita -citakan oleh Gaja Mada melalui
sumpahn ya dapat terlaksana k ecuali k erajaan Paj ajaran (Sunda ) yang
belum dikuas ainya . Dalam rangk a menguasai kerajaan Pajajaran
tersebut , Gaj ah Mada melakuk an Politi k perkaw inan yang berak ibat
terjadin ya peristiw a Bubat tahun 1357. Untuk menjaga keamanan dan
memelihara kesatuan daerah k ekuasaannya mak a Majapahi t
memperkuat armada l autnya di bawah pimpinan Mpu Nala . Dan j uga
berusaha menjalin persahabatan dengan negara -negara tentangga
yang diis tilahkan Mitrekasatata yang berarti s ahabat atau sahabat
sehaluan atau hidup berdampingan secara damai .

*Terakota wajah yang dipercaya sebagai potret Gajah Mada


Pada tahun 1377, beberapa tahun setelah kematian Gajah
Mada, Majapahit melancarkan serangan laut ke Palembang,
menyebabkan runtuhnya sisa-sisa kerajaan Sriwijaya. Jenderal
terkenal Majapahit lainnya adalah Adityawarman, yang terkenal
karena penaklukannya di Minangkabau.
Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah
kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya,
Borneo, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan
sebagian kepulauan Filipina. Namun demikian, batasan alam dan
ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut
tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat
Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan
yang mungkin berupa monopoli oleh raja. Majapahit juga memiliki
hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan,
dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.
JATUHNYA MAJAPAHIT
 Sesudah mencapai puncak nya pada abad ke-14, kekuas aan Majapahi t
berangsur -angsur melemah . Tampaknya terj adi perang saudara (Perang
Paregreg ) pada tahun 1405 -1406 , antara Wirabhumi melawan
Wik ramawardhana . Demiki an pula telah terjadi pergantian raja yang
dipertengkark an pada tahun 1450 -an, dan pemberontakan besar yang
dilancarkan oleh seorang bangsawan pada tahun 1468.
 Dalam tradisi Jawa ada s ebuah k ronogram atau c andras engkala yang
berbunyi si rna ilang k retaning bumi . S engkala ini k onon adalah tahun
berakhi rnya Majapahi t dan harus dibaca sebagai 0041 , yai tu tahun 1400
Saka , atau 1478 M. Arti s engkala ini adalah “si rna hilanglah kemakmuran
bumi ”. Namun demikian , yang s ebenarnya digambark an oleh
candras engkala tersebut adalah gugurnya Bre Kertabumi , raja k e-11
Majapahit, oleh Girindrawardhana .
 Ketik a Majapahit didi rikan , pedagang Muslim dan para penyebar agama
sudah mulai memasuki nus antara . Pada akhi r abad ke-14 dan awal abad
ke-15, pengaruh Majapahit di s eluruh nusantara mul ai berk urang . Pada
saat bers amaan , sebuah k erajaan perdagangan baru yang berdas ark an
agama Islam, yaitu Kes ul tanan Malaka , mul ai muncul di bagian barat
nusantara .
 Catatan s ejarah dari Tiongkok , Portugi s , dan Italia mengi ndikas ikan
bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahi t dari tangan
penguasa Hindu ke tangan Adi pati Unus , penguas a dari Kesul tanan
Demak, antara tahun 1518 dan 1521 M.
KEBUDAYAAN
 Ibu kota Majapahit di Trowulan merupakan kota besar dan terkenal
dengan perayaan bes ar keagamaan yang dis elenggarakan s etiap
tahun . Agama Buddha, Si wa, dan Waisnawa (pemuja Wisnu ) dipeluk
oleh penduduk Maj apahi t , dan raja dianggap sek aligus ti tisan Buddha,
Siwa , maupun Wisnu . Nagarakertagama tidak menyebut k eberadaan
Islam, namun tampak nya ada anggota k eluarga is tana yang beragama
Islam pada waktu itu.

 Walaupun batu bata telah digunak an dalam candi pada masa


sebelumnya , arsi tek Maj apahi tlah yang paling ahli menggunak annya .
Candi -candi Maj apahi t berk uali tas bai k secara geometris dengan
memanfaatk an getah pohon anggur dan gula merah sebagai perekat
batu bata . Contoh c andi Majapahi t yang masih dapat ditemui s ekarang
adalah Candi Tikus dan Candi Bajangratu di Trowulan , Mojokerto .

 Hasil peninggalann ya berupa seni bangunan , patung , dan karya sastra.


Seni bangunan : antara lain pemandian , atau peti rtaan, gapura ya ng
berbentuk seperti candi bentar maupun Bajang Ratu , candi Penataran
di Blitar dan lain -lain . Selain seni bangunan , peninggalan Majapahit
juga ada yang berupa seni patung yai tu s eperti patung perwujudan
Raden Wijaya s ebagai Hari hara atau s ebagai Syi wa dan Wis nu dal am
satu arca, patung putri Suhita dan patung Tribhuwana sebagai Parwati.
KEHIDUPAN EKONOMI

Majapahit merupakan negara agraris dan sekaligus negara


perdagangan. Majapahit memiliki pejabat sendiri untuk
mengurusi pedagang dari India dan Tiongkok yang menetap
di ibu kota kerajaan maupun berbagai tempat lain di wilayah
Majapahit di Jawa.

Menurut catatan Wang Ta-yuan, pedagang Tiongkok,


komoditas ekspor Jawa pada saat itu ialah lada, garam,
kain, dan burung kakak tua, sedangkan komoditas impornya
adalah mutiara, emas, perak, sutra, barang keramik, dan
barang dari besi. Mata uangnya dibuat dari campuran perak,
timah putih, timah hitam, dan tembaga. Selain itu, catatan
Odorico da Pordenone, biarawan Katolik Roma dari Italia
yang mengunjungi Jawa pada tahun 1321, menyebutkan
bahwa istana raja Jawa penuh dengan perhiasan emas,
perak, dan permata.
KEHIDUPAN POLITIK
Maj apahi t memiliki s truk tur pemeri ntahan dan susunan bi rok rasi
yang teratur pada masa pemerintahan Hayam Wuruk , dan tampaknya
struk tur dan bi rok rasi tersebut tidak banyak berubah s elama
perk embangan sej arahnya . Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa di
dunia dan ia memegang otoritas politik tertinggi .

Raja dibantu oleh sejumlah pejabat bi rok rasi dalam m elaksanakan


pemeri ntahan , dengan par a putra dan k erabat dek at raj a memi liki
kedudukan tinggi . Peri ntah raja bi asanya di turunk an kepada pejabat -
pejabat di bawahnya , antara lain yaitu:
 Rakryan Mahamantri Katrini, biasanya dijabat putra-putra raja
 Rak ry an Mantri ri Paki ra - kiran , dewan menteri yang m elaksanakan
pemerintahan
 Dharmmadhyaksa , para pejabat hukum keagamaan
 Dharmma -upapatti , para pejabat keagamaan
 Dalam Rakryan Mantri ri Paki ra -kiran t erdapat s eorang pejabat yang
terpenting yai tu Rak ry an Mapatih atau Pati h Hamangk ubhumi . Pejabat
ini dapat dik atakan s ebagai perdana m enteri yang bersama -s ama raja
dapat ikut mel aksanak an k ebijaks anaan pemeri ntahan . Selain itu ,
terdapat pula semac am dewan perti mbangan k erajaan yang anggotanya
para sanak saudara raja, yang disebut Bhattara Saptaprabhu .
PEMBAGIAN WILAYAH
 Di bawah raja Majapahit terdapat pula sejumlah raja daerah,
yang disebut Paduka Bhattara. Mereka biasanya merupakan
saudara atau kerabat dekat raja dan bertugas dalam
mengumpulkan penghasilan kerajaan, penyerahan upeti, dan
pertahanan kerajaan di wilayahnya masing-masing. Dalam
Prasasti Wingun Pitu (1447 M) disebutkan bahwa
pemerintahan Majapahit dibagi menjadi 14 daerah bawahan,
yang dipimpin oleh seseorang yang bergelar Bhre. Daerah-
daerah bawahan tersebut yaitu:

 Daha  Kahuripan  Kembang  Singhapura  Wengker


 Jagaraga  Keling Jenar  Tanjungpura  Wirabumi
 Kabalan  Kelinggapura  Matahun  Tumapel
RAJA-RAJA MAJAPAHIT
 Raden Wijaya, bergelar Kertarajasa Jayawardhana (1293 - 1309)
 Kalagamet, bergelar Sri Jayanagara (1309 - 1328)
 Sri Gitarja, bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328 - 1350)
 Hayam Wuruk, bergelar Sri Rajasanagara (1350 - 1389)
 Wikramawardhana (1389 - 1429)
 Suhita (1429 - 1447)
 Kertawijaya , bergelar Brawijaya I (1447 - 1451)
 Rajasawardhana , bergelar Brawijaya II (1451 - 1453)
 Purwawises a atau Gi rishawardhana , bergelar Brawijaya III (1456 -
1466)
 Pandanalas , atau Suraprabhawa , bergelar Brawijaya IV (1466 -
1468)
 Kertabumi , bergelar Brawijaya V (1468 - 1478)
 Girindrawardhana , bergelar Brawijaya VI (1478 - 1498)
 Hudhara, bergelar Brawijaya VII (1498-1518)

Terdapat periode k ekos ongan antara pemerintahan


Rajas awardhana (penguas a ke-8) dan Gi rishawardhana yang
mungki n di akibatkan oleh k risis s uksesi yang mem ecahk an
keluarga kerajaan Majapahit menjadi dua kelompok.
KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA
Kehidupan keagamaan Majapahit berjalan
dengan baik, bahkan tercipta toleransi. Hal ini
seperti apa yang diceritakan oleh Ma-Huan
tahun 1413, bahwa masyarakat Majapahit di
samping beragama Hindu, Budha juga ada yang
beragama Islam, semuanya hidup dengan
rukun. Dari berita Ma-Huan tersebut dapat
diketahui bahwa pengaruh Islam sudah ada di
kerajaan Majapahit. Kehidupan sosial yang
penuh dengan toleransi juga dibuktikan melalui
kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular
yang didalamnya ditemukan kalimat “Bhinneka
Tunggal Ika, Tan Hana Dharmamangrua”.

Anda mungkin juga menyukai