Anda di halaman 1dari 33

CRS RAS ec.

Stress
Preceptor : drg. Rochman M, Sp. PM
Fina Akmalia
31101400424
Laporan Kasus
Kunjungan I (09 November 2018)
Kunjungan II (23 November 2018)
Kunjungan III (30 November 2018)
Kunjungan IV ( 12 Desember 2018)
IDENTITAS PASIEN

Identitas pasien :
 Nama : N. S
 TTL : Grobogan, 27 Januari 1997
 Gender : Perempuan
 Pekerjaan : Mahasiswa
 Alamat : Jolotundo, Semarang
Kunjungan I (9 November 2018)

Anamnesis :

Pasien perempuan usia 21 th datang dengan keluhan ujung lidah agak ke kanan terdapat
sariawan . Pasien tidak menyadari penyebab sariawan tersebut namun sepertinya pasien
kurang fokus saat makan sehingga sepertinya tergigit pada bagian tersebut. Hingga 2 hari
kemudian pasien mengeluhkan nyeri seperti sariawan. Pasien sebelumnya belum
mengobati sariawan nya tersebut karena merasa wajar setiap bulan mendekati haid selalu
sariawan setidaknya di 4-5 tempat yang berbeda.
Kunjungan I (9 November 2018)

 KU : baik
 EO : dtak
 Asimetris/KGB : dtak

 IO : ujung / apex lingua


 Terdapat lesi berbentuk ulcer pada apex
lingual, jumlah tunggal, berwarna putih dg
tepi kemererahan , terdapat indurasi,
ukuran 2mm. Palpasi +

 Assasment : (suspect) Ulkus traumatikus


Kunjungan I (9 November 2018)

 Treatment :
 Medikasi/peresepan
 KIE
 Kontrol haid hari pertama
Kunjungan II (23 November 2018)

Anamnesis :

Pasien perempuan usia 21 tahun datang untuk kontrol sariawan 2minggu yang lalu, yang dulu
berada di ujung lidah agak ke kanan sekarang telah hilang setelah menghabiskan 3 sachet gengigel.

Sekarang muncul sariawan lagi setelah 2hari obat habis. Sariawan muncul di langit-langit dan bibir
dalam pasien. Pasien sangat yakin kali ini sariawannya bukan karena tergigit ataupun terkena sikat
gigi. Pasien menyadari ada sariawan tiba tiba sudah berwarna keputihan dan merah
disekelilingnya. Gambaran tersebut diceritakan pasien seperti yang biasanya terjadi setiap
bulannya pasti ada sariawan, tetapi kali ini tidak mendekati haid.
Kunjungan II (23 November 2018)

 Setelah anamnesa lebih detail, pasien menceritakan beban hidupnya terasa


berat, apalagi disaat sekarang pasien menjalani kuliah di salah satu PTS di
semarang semester 5 tugas semakin menumpuk dan harus mulai bimbingan
skripsi serta menyelesaikan tugas KKN secara bersamaan. Pasien mengaku sulit
membagi waktu bahkan sampai kelelahan seperti tugas tidak ada habisnya
Kunjungan II (23 November 2018)

 KU : baik
 EO : dtak
 Asimetris/KGB : dtak
 IO :
 palatum durum dextra
Terdapat lesi berbentuk ulcer pada palatum
durum dextra, jumlah 2, berwarna putih dg
tepi sedikit kemererahan , tidak terdapat
indurasi, ukuran 2mm dan 1,5mm. Palpasi +
Kunjungan II (23 November 2018)

• Mukosa labial
Terdapat lesi berbentuk ulcer pada mukosa
labialis dextra, jumlah tunggal, berwarna putih dg
tepi sedikit kemererahan, terdapat indurasi, ukuran
1mm. Palpasi +
• Assasment : (suspect) RAS ec stress
Kunjungan II (23 November 2018)

 Treatment
 Medikasi
 KIE
 Kontrol h+seminggu selesai haid
 Jika hilang sariawannya artinya ras muncul hanya ketika
mendekati haid, suspect ras ec hormonalcek darah
lengkap
 Jika muncul di tempat yang berbeda setelah selesai haid
seminggu, artinya ada faktor lain stress  tes miller &
smith
Kunjungan III (30 November 2018)

 Pasien perempuan usia 21 tahun datang untuk kontrol sariawannya seminggu


yang lalu, pasien telah mengoleskan secara rutin gengigel pada sariawannya di
langit-langit dan bibir dalamnya. Pasien mengaku sudah sembuh sariawan
tersebut.

 Pasien mengaku telah muncul sariawan lagi di 2 tempat berbeda yakni lidah
kanan dan bibir.
Kunjungan III (30 November 2018)

 Pasien bercerita bahwa sekitar 2hari yang lalu badannya tidak sehat sempat
demam dan maag nya kambuh. Ditambah lagi dengan pikiran pasien yang
semakin dipenuhi beban tugas kuliah, skripsi dan KKN Pasien mengaku maag nya
kambuh sepertinya gara gara banyak kegiatan dan lupa makan.
Kunjungan III (30 November 2018)

 KU : baik
 EO : dtak
 KGB : + (periaurikular)

 IO : lateral lingua (dextra)


 Terdapat lesi berbentuk ulcer pada lateral
lingualis dextra, jumlah tunggal, berwarna
tengah agak putih dg tepi kemerahan,
terdapat indurasi, ukuran 5mm. Palpasi +
Kunjungan III (30 November 2018)

• Mukosa labial dextra


Terdapat lesi berbentuk ulcer pada mukosa
labial dextra, jumlah tunggal, berwarna
tengah putih dg tepi kemerahan, terdapat
indurasi, ukuran 3mm. Palpasi +
Kunjungan III (30 November 2018)

 Treatment
 Medikasi
 KIE Management Stress
 Cek tes Miller & Smith
 kontrol
Kunjungan III (30 November 2018)

 Hasil tes Miller & Smith = 50

 Kriteria hasil tes Miller & Smith


 <30 = kebal terhadap stress
 30-50 = kurang kebal stress
 >50 = tidak kebal stress
Kunjungan IV (12 Desember 2018)

 Pasien perempuan usia 21 tahun datang untuk kontrol setelah 2 minggu yang lalu
sariawan di lidah samping kanan dan bibir telah hilang setelah mengoleskan obat
triamnicolon acitonide di bagian sariawannya tersebut. Pasien juga meminum
obat becomzet yang sebelumnya diresepkan, rutin setiap hari. Pada tgl 2/12/18
muncul lagi sariawan di lidah kanan namun pada tgl 7/12/18 pasien mengaku
muncul sariawan tersebut sembuh karena langsung dioleskan obat ketika pasien
menyadari ada sariawan.
 Pasien mengaku muncul lagi dan belum sembuh di gusi bawah gigi depan bagian
dalam dekat lidah, sariawan tersebut agak besar.
Kunjungan IV (12 Desember 2018)

 KU : baik
 EO : dtak
 Asimetris/KGB : dtak
 IO : gingiva bagian lingual sinistra
 Terdapat lesi berbentuk ulcer pada gingiva bagian lingual
sinistra, jumlah tunggal, berwarna tengah putih dg tepi
kemerahan, terdapat indurasi, ukuran 4mm. Palpasi +

 Assasment: RAS ec Stress


 Treatment
 Medikasi dilanjutkan.
 KIE management stress
 Perawatan selesai.
RAS ec Stress
RAS??
STRESS??
RAS

RAS
(RECCURENT APTOUS STOMATITIS)
RAS
(RECCURENT APTOUS
STOMATITIS)

RAS
Suatu kondisi inflamasi berulang berbentuk ulcus dalam
jangka waktu beberapa hari bahkan bulan, bisa berjumlah
tunggal atau multiple oleh karena suatu keadaan tertentu.
(L Preeti. dkk, 2011)

Genetik, hipersensitivitas makanan, penyakit


sistemik, hormonal, cedera mekanis, stress,
infeksi virus dan infeksi bakteri
(Zuzanna, dkk, 2012)
Stephen J. Challacombe,dkk, 2015

RAS MINOR
RECCURENT

RAS
APTOUS
STOMATITIS RAS MAYOR
(RAS)

RAS HERPETIFORM
Zuzanna dkk, 2014

GAMBARAN KLINIS KLASIFIKASI RAS

JENIS RAS
TAHAPAN RAS (Khan, Nabiha Farasat dkk. 2006)

PREMONITORY PRE-ULCERATIF ULCERATIF PENYEMBUHAN

• 24 Jam pertama • 18-72 jam • 1-16 hari • Mulai pada hari ke-

TAHAP RAS
• Burning • Nyeri yg cukup • Klinis: 4 hingga 35
sensation  mengganggu macula/papula mjd • Sembuh tanpa
pada daerah RAS erosi, membesar, bekas luka 10-12
• Klinis: lesi
hingga terbentuk hari
• Edema mulai macula/papula ulserasi
berkembang  dengan eritema
• Mencapai ukuran.
infiltrasi sel halo dan
maksimal (4-6 days)
mononuclear pd peninggian tepi
• Nyeri mulai
epitel lesi
berkurang, Klinis:
lesi tertutup
membrane fibrin
• Byk limfosit,
neutrophil, sel
plasma
Hawari : Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa :1998

STRESS

STRESS
Permasalahan kehidupan yang menimpa pada diri
seseorang yang dapat mengakibatkan gangguan
fungsi organ tubuh.
Tahapan stress
Hawari, Dadang. 2011. Manajemen Stress, Cemas dan Depresi.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Stres tingkat I

TAHAP STRESS
perasaan semangat besar, merasa mampu menyelesaikan pekerjaan
lebih dari biasanya, namun tidak disadari cadangan energi dihabiskan.

Stres tingkat II
Timbul keluhan yang disebabkan cadangan energi tidak lagi cukup untuk
menanggung kegiatan sepanjanh hari. merasa letih sewaktu bangun pagi, dan
menjelang sore, terkadaang fungi pencernaan terganggu, perasaan tidak santai

Stres tingkat III


gangguan usus lebih terasa, otot-otot terasa lebih tegang, perasaan
tegang yang semakin meningkat, MAAG, BAB tidak teratur.
Stres tingkat IV
Kegiatan yang semula menyenangkan kini terasa sulit. Konsentrasi menurun tajam,
muncul perasaan takut berlebihan akan apa yang dihadapi, tidur semakin sukar

TAHAP STRESS
Stres tingkat V
keletihan fisik dan mental semakin mendalam, mengerjakan pekerjaan yang
sederhana terasa kurang mampu, perasaan takut dan panik

Stres tingkat VI
Tahapan klimaks, keadaan gawatdarurat, debaran jantung terasa amat keras,
nafas sesak, badan gemetar, tubuh dingin, keringat bercucuran
Stimulasi Kel.
Hipotalamus CRH Pituitari

Patofisiologi
Melepas ACTH

Mineralokortikoid
Korteks
Glokokortikoid
Adrenal

Anabolik steroid
Na+
Aldosteron
K+

Mineralokortikoid
Korteks Kortisol, Kortison, Th 1
Glokokortikoid Kortikosteron
Adrenal

Anabolik steroid
Pro Inflamatory Sel mast dan sel
Sitokin plasma pada sel
(IL-1, IL-6, TNF ) basal

Permeabilitas tinggi

Fagositosis tinggi,
Ulcer Limfosit diapendesis vasodilatasi
apoptosos tanpa
regenerasi
TREATMENT

• konseling
• psikoterapi
• dukungan sosial dari orang terdekat

Treatment
Hawari, Dadang. 2011. Manajemen Stress, Cemas dan Guallar. 2014. Treatment of recurrent aphthous
Depresi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia stomatitis. Journal section: Oral Medicine and Pathology.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dolic M, Baller J, Staehle H, Eickholz P. Psychosocial factor as risk indication of periodontal. J Clin Periodontal 2005; 32: 1134-40.
2. Gallo CDB, Mimura MAM, Sugaya NN. Psychological stress and recurrent aphtous stomatitis. CLINICS. 2009.64(6):645-648
3. Genco RJ, Ho AW, Kopman J, Grossi SG, Dunford RG, Tedesco LA. Models to Evaluate the Role of Stres in Periodontal Disease. Ann
Periodont 1998; 3: 288 -302.
4. Glaser R, Kiecolt–Glaser J. Stres damages immune system and health. Discov Med 2005; 5(26): 165-9.
5. Graham JE, Christian LM, Kiecolt–Glaser JK. Stress, age and immune function: toward a lifespan approach. J Behav Med 2006; 29(4):

Daftar Pustaka
389-400.
6. Hawari D. Al Qur’an: Ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa. 1998. 43-53
7. Hernawati S.mekanisme selular dan molekular stres terhadap terjadinya rekuren aptosa stomatitis. Jurnal PDGI.2013. 62(1):37-40
8. Khan NF, Ghafoor F, and Khan AA. Pathogenesis of reccurent apthous stomatitis : A review of Literature. 2006. 20(2):113-118
9. Lehner T.oral ulceration and behcet’syndrome.GUT.1997.18:491-511
10.Lewis MAO,Lamey PJ. Tinjauan klinis oenyakit mulut. Penerbit widya medika.2002. 47-50
11.Rogers RS III. Recurrent Aphthous Stomatitis: Clinical Charecteristics and Associated Systemic Disorders. Seminars in Cutenous
Medicine and Surgery 1997; 16: 278-283
12.Scully C,Gorsky M, Nur FL. Apthous ulceration. Dermatology ther. 2002.15.185-205
13.Schroeder HE, Muller-Glauser W, Sallay K. Pathomorphologic features of ulcerative stage of oral aphthous ulcerations. Oral Surg
Oral Med Oral Pathol 1984; 58: 293-305.
14.Wray D, Graykowski EA, Notkins AL. Role of mucosa! mJury m initiating Recurrent Aphthous Stomatitis. British Med J 1981; 283:
1569-1570.
Hawari, Dadang. 2011. Manajemen Stress, Cemas dan Depresi.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Vulnerable
Tipe

RAS
Kepribadian
Immune

Anda mungkin juga menyukai