Anda di halaman 1dari 11

Gejala klinis

• Gejala yang ditimbulkan oleh pasien dengan fibrilasi atrium sangat


bervariasi, pasien dapat muncul tanpa keluhan atau asimptomatik sampai
dengan syok kardiogenik atau kejadia serebrovaskular berat.
• Hampir setengah dari pasien fibrilasi atrium tidak menimbulkan gejala
(Silent atrial fibrilation).
• Adapun gejala yang muncul adalah :
 Palpitasi (pukulan genderang, gemuruh guntur, dan kecipak ikan di dalam
dada).
 mudah lelah
 tidak toleransi dengan aktifitas ringan. Pasien sering kali mengalami
 presinkop dan sinkop. Pasien juga mengalami
 kelemahan umum dan pusing

1
4
Diagnosis

 Anamnesis
 Pemeriksaan Fisik
 Tanda vital  Takikardi ( Ireguler dan cepat, sekitar 110 – 140 x/menit) dan pada
pasien dengan hipotermia biasanya mengalami bradikardia.
 Pemeriksaan jantung  Pergeseran dari punctum maximum atau adanya bunyi
jantung tambahan (S3) mengindikasikan pembesaran ventrikel dan peningkatan
tekanan ventrikel kiri.
 Bunyi II (P2) yang mengeras dapat menandakan adanya hipertensi pulmonal.
EKG

1
Gambar EKG FA 6
Tatalaksana

ESC
guideline,
2016
1
Gambar : Manajemen FA 7
Stratifikasi risiko stroke

ESC guideline,
2016
Gambar : Stratifikasi untuk pemeberian
antikoagulan
1
9
Risiko
perdarahan

• Stratifikasi risiko
perdarahan
harus dilakukan
pada pasien
dengan FA
• jika skor HAS-
BLED lebih dari
tiga maka perlu
mendapat
Bhatt D. Am J
perhatian Med 2014
khusus.
2
Gambar : Penilaian risiko perdarahan 0
Pemilihan
Terapi
Antikoagulan
ESC guideline,
2016

Gambar : Pemilihan Terapi 2


Antikoagulan 1
• Terapi antitrombotik untuk prevensi stroke pada
pasien FA meliputi antikoagulan (antagonis
vitamin K dan antikoagulan baru) dan antiplatelet
• Pilihan obat anti-trombotik yang dapat digunakan
adalah warfarin dengan target INR 2.0 – 3.0,
dabigatran, rivaroxaban, atau apixaban.
• Pasien yang mendapat warfarin harus
memeriksakan INR setiap minggu pada awal
pengobatan dan disarankan memeriksa INR
setiap bulan jika target INR telah tercapai dan
stabil

2
2
Pengendalian laju jantung
• Pengendalian laju jantung menggunakan
obat golongan beta bloker atau penghambat
kanal kalsium golongan non-dihydropyridine
direkomendasikan untuk pasien fibrilasi
atrium jenis paroksismal, persisten, ataupun
permanen.

2
4
Pengendalian Irama Jantung

• Terapi pengembalian irama ke sinus mempunyai kelebihan


mengurangi risiko tromboemboli, memperbaiki hemodinamik,
serta mencegah remodelling atrium yang dapat meningkatkan
ukuran atrium dan menyebabkan kardiomiopati atrium
• Pasien dengan hemodinamik tidak stabil harus dilakukan
kardioversi segera
• Pasien dengan gangguan hemodinamik dengan simptom masih
ada walaupun telah diberikan kardioversi laju optimal, dapat
dilakukan kardioversi farmakologis obat antiaritmia intravena
atau kardioversi elektris
• Ketika pemberian obat tersebut pasien perlu dimonitor, untuk
mencegah terjadinya obat tersebut menjadi proaritmia

2
5
Terapi intravena untuk fase akut

Gambar : terapi intravena untuk fase 2


akut 7

Anda mungkin juga menyukai