Anda di halaman 1dari 40

SKIZOFRENIA PARANOID

Presentan :
Andri Saputra
Yolla Adelina Utami
Yoana Febry Yeni

Preseptor :
Dr. Dian Budianti, Sp.KJ
LATAR BELAKANG

• Skizofrenia merupakan sekumpulan gejala gangguan jiwa yang berat dan


kronik yang mempengaruhi kognisi, emosi, persepsi, isi pikir, dan
kebiasaan.
• Hampir 1% penduduk dunia atau 7 sampai 8 orang dari 1000 orang
merasakan skizofrenia dalam hidup mereka.
• Gejala skizofrenia biasanya muncul pada remaja akhir atau dewasa muda.
Kejadian pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun dan pada perempuan
antara 25-35 tahun.
• Prognosis biasanya lebih buruk pada penderita yang lebih muda dan laki-
laki.
• Hasil dari data Riset Kesehatan Dasar atau (Riskesdas) pada tahun 2013
dan dikombinasikan dengan data rutin dari Pusat Data dan Informasi
(Pusdatin), penduduk Indonesia secara Nasional mengalami gangguan
mental berat (Skizofrenia) sebanyak 0,17% atau secara absolut penduduk
Indonesia yang menderita gangguan jiwa sebanyak 400 ribu jiwa.
DEFINISI SKIZOFRENIA

Skizofrenia adalah sebagai suatu gangguan dengan etiologi


tidak diketahui yang ditandai oleh gejala psikotik yang secara
berarti mengganggu fungsi dan menyangkut gangguan dalam
perasaan, berpikir dan berperilaku.
ETIOLOGI SKIZOFRENIA

• Faktor Genetik
• Faktor Biologik
• Faktor Psikososial
GEJALA-GEJALA SKIZOFRENIA
Gejala Positif
• Delusi atau waham
Suatu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal). Meskipun telah dibuktikan
secara objektif bahwa keyakinannya itu tidak rasional, namun penderita tetap
meyakini kebenarannya.
• Halusinasi
Pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan (stimulus). Misalnya penderita
mendengar suara-suara/ bisikan-bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber dari
suara/ bisikan itu.
• Kekacauan alam pikiran
Dapat dilihat dari isi pembicaraannya. Misalnya bicaranya kacau, sehingga tidak
dapat diikuti alur pikirannya.
Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat
dan gembira berlebihan.
Merasa dirinya ”Orang Besar”, merasa serba mampu dan sejenisnya.
Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman.
Menyimpan rasa permusuhan.
Gejala Negatif

(affect) ”tumpul” dan ”mendatar”


Menarik diri atau mengasingkan diri, tidak mau bergaul atau kontak
dengan orang lain dan suka melamun.
Kontak emosional amat sedikit, sukar diajak bicara dan pendiam.
Pasif dan apatis serta menarik diri dari pergaulan sosial.
Sulit dalam berpikir nyata.
Pola pikir steorotip.
Tidak ada/ kehilangan dorongan kehendak dan tidak ada inisiatif.
Diagnosis Skizofrenia
Berdasarkan pedoman diagnostik menurut Pedoman Penggolongan
dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III) :
a).
• Thought echo
• Thought insertion or withdrawl
• Thought broadcasting

b).
• Delusion of control
• Delusion of influence
• Delusion of passivity
• Delusional perception
c). Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien, mendiskusikan perihal pasien diantara
mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau jenis
suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

d). Waham-waham menetap jenis lainnya menurut budaya setempat


dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal
keyakinan agama atau politik tertentu atau kekuatan dan
kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan
cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).
e). Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila
disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah
berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas ataupun disertai oleh
ide yang berlebihan (over-value ideas) yang menetap, atau apabila
terjadi setiap hari selama berminggu atau berbulan-bulan terus
menerus.

f). Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang
tidak relevan, atau neologisme.

g). Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement),


posisi tubuh tertentu (posturing) atau fleksibilitas cerea, negativisme,
mutisme, dan stupor.
h). Gejala-gejala negatif seperti sikap sangat apatis, bicara yang
jarang, dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar,
biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial
dan mennurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa hal
tersebut tidak disebabkan depresi atau neuroleptika.

Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu


keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi
(personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup
tak bertujuan tidak berbuat sesuatu, sikap larut dan dalam diri
sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.
SUBTIPE SKIZOFRENIA

Diagnostic and Statistical manual of Mental Disorders Fourth


Edition Text Revised (DSM-IV-TR) membagi skizofrenia atas subtipe
secara klinik, berdasarkan kumpulan simtom yang paling menonjol.
Pembagian subtipe skizofrenia:

1). Tipe katatonik, yang menonjol simtom katatonik.


2). Tipe disorganized, adanya kekacauan dalam bicara dan perilaku,
dan afek yang tidak sesuai atau datar.
SUBTIPE SKIZOFRENIA
Diagnostic and Statistical manual of Mental Disorders Fourth Edition Text Revised
(DSM-IV-TR) membagi skizofrenia atas subtipe secara klinik, berdasarkan
kumpulan simtom yang paling menonjol. Pembagian subtipe skizofrenia:8

• Tipe katatonik, yang menonjol simtom katatonik.


• Tipe disorganized, adanya kekacauan dalam bicara dan perilaku, dan afek
yang tidak sesuai atau datar.
• Tipe paranoid, simtom yang menonjol merupakan adanya preokupasi
dengan waham atau halusinasi yang sering.
• Tipe tak terinci (undifferentiated), adanya gambaran simtom fase aktif,
tetapi tidak sesuai dengan kriteria untuk skizofrenia katatonik,
disorganized, atau paranoid. Atau semua kriteria untuk skizofrenia
katatonik, disorganized, dan paranoid terpenuhi.
• Tipe residual, merupakan kelanjutan dari skizofrenia, akan tetapi simtom
fase aktif tidak lagi dijumpai.
SKIZOFRENIA PARANOID

Jenis skizofrenia yang paling sering dijumpai di negara


manapun. Gambaran klinis didominasi oleh waham yang secara stabil,
sering kali bersifat paranoid, biasanya disertai oleh halusinasi,
terutama halusinasi pendengaran dan gangguan persepsi. Gangguan
afektif, dorongan kehendak (vilition), dan pembicaraan serta gejala
katatonik tidak menonjol.
Contoh dari gejala skizofrenia paranoid :

• Waham kejaran, rujukan (reference), “exalted birth”


(merasa dirinya tinggi, istimewa), misi khusus,
perubahan tubuh atau kecemburuan.
• Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien
atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik
tanpa bentuk verbal berupa bunyi peluit
(whistling), mendengung (humming), atau bunyi
tawa (laughing).
• Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau
bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh,
halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol.
TERAPI PSIKOZFRENIA PARANOID

Obat Antipsikotik Rentang dosis yang dianjurkan Ekuivalen Dosis Maksimum


Chlorpromazin (mg/hari)
(mg/hari)
(mg/hari)
FGA/ Tipikal
Klorpromazin 100 - 800 100 2000
Fluphenazin 2 - 20 2 40
Perphenazin 10 - 64 10 64
Thioridazin 100 - 800 100 800
Trifluoperazin 5 - 40 5 80
Haloperidol 2 - 20 2 100
Loxapin 10 - 80 10 250
Molindon 10 - 100 10 225
Thiothixen 4 – 40 4 60
SGA/Atipikal
Aripiprazol 15 - 30 30
Klozapin 50 - 500 900
Olanzapin 10 - 20 20
Paliperidon 3 -9 12
Quetiapin 250 - 500 800
Risperidon 2-8 16
Ziprasidon 40 – 160 200
Penggunaan first-line dari kedua generasi pertama (FGA) dan
generasi kedua (SGA) obat antipsikotik di bawah dari kisaran
dosis standar pengobatan untuk orang yang mengalami
episode pertama skizofrenia.

Tujuan pengobatan pada episode pertama:


• Meminimalkan stres pada pasien dan memberikan
dukungan untuk meminimalkan kemungkinan kambuh.
• Meningkatkan adaptasi pasien terhadap kehidupan di
masyarakat.
• Mengurangi gejala, peningkatan remisi, dan membantu
proses pemulihan.
TERAPI SKIZOFRENIA

• Antipsikotik
• ECT (Electro Convulsive Therapy)
• Psikoterapi
PROGNOSIS SKIZOFRENIA

• Skizofrenia prognosis baik


Berkaitan dengan onset lambat, faktor pencetus yang jelas, onset akut,
riwayat sosial, seksual dan pekerjaan pramorbid yang baik, gejala gangguan
mood (terutama gangguan depresif), menikah, riwayat keluarga gangguan
mood, sistem pendukung yang baik dan gejala positif.
• Skizofrenia prognosis buruk
Berkaitan dengan onset muda, tidak ada faktor pencetus, onset tidak jelas,
riwayat sosial, seksual dan pekerjaan pramorbid yang buruk, perilaku
menarik diri, austistik, tidak menikah, bercerai, atau janda/duda, riwayat
keluarga skizofrenia, sistem pendukung yang buruk, gejala negatif, tanda
dan gejala neurologist, riwayat trauma prenatal, tidak ada remisi dalam tiga
tahun, sering relaps dan riwayat penyerangan.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. V
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 19 tahun
Agama : Islam
Suku : Minangkabau
Pendidikan terakhir : SMA
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Kampung Melayu, Pauh, Padang
Keterangan/ anamnesis di bawah ini diperoleh dari (lingkari angka di bawah ini)
Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 2 September 2019 di Bangsal Jiwa
Nuri RSJ. Prof. HB Saanin Padang

Keluhan Utama
Pasien gelisah sejak 15 hari sebelum masuk rumah sakit.

Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang


Pasien dibawa ke IGD RSJ Prof. HB Saanin Padang oleh keluarga pada
tanggal 27 Agustus 2019 karena gelisah sejak 15 hari sebelum masuk rumah
sakit. Pasien sering marah-marah dan merusak peralatan di rumah. Keluarga
pasien mengatakan bahwa perubahan perilaku ini semenjak pasien gagal
mengikuti tes TNI, pasien tidak menerima hal tersebut dan merasa kecewa.
Sehari sebelum masuk ke rumah sakit, pasien pergi ke kampungnya di
Pesisir Selatan. Pasien mengatakan bahwa orang-orang sekitar menuduh pasien
membongkar kuburan kakaknya. Sementara pasien mengatakan bahwa dia hanya
membersihkan kuburan tersebut karena melihat banyak paku diatasnya.
• Setelah itu pasien dibawa oleh keluarganya ke Padang. Dalam
perjalanan, pasien memukul kakaknya karena dia merasa
kakaknya membicarakan dirinya.
• Pasien mengatakan bahwa orang tuanya sering berkelahi
dirumah dan membuat pasien menjadi stress
• Melihat bayangan hitam yang tidak dilihat oleh orang lain
• Pasien mendengar bisikan-bisikan yang membuat pasien susah
tidur sejak dua bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Sebelumnya

• Riwayat Gangguan Psikiatri


Pasien sakit sejak 3 tahun yang lalu. Pasien dirawat untuk
yang ke-4 kalinya. Pasien dirawat tiga kali pada tahun 2016.
Rawatan pertama karena pasien marah-marah tanpa sebab
sampai memukul orang lain.
Rawatan kedua karena emosi tidak terkontrol, marah tanpa
sebab dan pasien tidak mau minum obat.
Rawatan ketiga karena pasien tidak mau minum obat lagi.
• Riwayat Gangguan Medis
Pasien tidak ada menderita hipertensi, DM, trauma, tumor,
kejang, gangguan kesadaran, HIV dan penyakit fisik lainnya.
• Riwayat Merokok, Penggunaan Alkohol dan Zat Adiktif lain
Pasien pernah mengkonsumsi menghisap lem selama 3,5 bulan
pada tahun 2014.
Riwayat Kehidupan Pribadi
• Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir normal, cukup bulan dan dibantu oleh bidan.
• Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan anak seusianya.
• Riwayat Masa Kanak Pertengahan(4-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan anak seusianya.
• Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja
Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan anak seusianya
• Masa Dewasa
Riwayat pendidikan : SMA
Riwayat pekerjaaan : tidak ada
Riwayat perkawinan : belum kawin
Agama : Islam
Aktivitas sosial : baik
Riwayat hukum : tidak ada
Riwayat psikoseksual : tidak ada
Situasi kehidupan sekarang
Pasien tinggal dengan keluarganya dan kebutuhan sehari-hari dipenuhi
keluarga.
SKEMA PEDEGREE

pasien
• Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien merasa dirinya sakit dan mau berobat
• Persepsi keluarga terhadap diri pasien
Menurut keluarga pasien sejak sakit masih bisa
melakukan aktivitas sehari-hari.
• Impian, fantasi dan nilai-nilai
Pasien ingin cepat keluar dari RSJ Prof HB Saanin dan
hidup seperti orang biasa.
STATUS MENTAL
Penampilan : cukup rapi dan bersih sesuai usia
Perilaku dan aktivitas motorik : tenang
Sikap : kooperatif
Mood : Irritable
Afek : appropriate
Keserasian : serasi
Pembicaraan : spontan, jelas, volume sedang
Gangguan persepsi : halusinasi visual
Isi pikir : waham kejar
Proses pikir : koheren
Orientasi : baik
Daya Ingat

• Daya ingat jangka panjang


Baik, pasien masih bisa mengingat nama teman SD nya
• Daya ingat jangka sedang
Baik, pasien ingat sejak kapan ia dirawat
• Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien bisa mengingat apa yang dia makan
• Daya ingat segera
Baik, pasien bisa mengingat benda yang ditunjukkan.
• Konsentrasi dan perhatian : baik
• Kemampuan membaca dan menulis : baik
• Kemampuan visuospasial : baik, pasien dapat menggambar rumah
• Pikiran abstrak : baik, pasien memahami arti panjang tangan
Intelegensia dan Kemampuan Informasi
Baik, sesuai tingkat pendidikan.
Daya Nilai dan Tilikan
Daya nilai sosial dan uji daya nilai : baik
Penilaian realita : terganggu
Tilikan : derajat IV
Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya
STATUS INTERNUS

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Komposmentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : Teraba kuat, teratur, frekuensi 88x / menit
Nafas : Pernafasan teratur, frekuensi 19x permenit
Suhu : 36,50C
Tinggi Badan : tidak diukur
Berat badan : 55 kg
Status gizi : normal
Sistem Respiratorik : Pernafasan teratur
Sistem Kardiovaskular : Bunyi jantung normal, bising tidak ada
Sistem Gastrointestinal : Hepar dan Lien tidak teraba, bising usus
(+) normal
Kelainan khusus : Tidak ditemukan kelainan khusus
STATUS NEUROLOGIKUS

GCS : E4M6V5 (GCS 15)


Tanda rangsangan Meningeal : tidak ada

Tanda-tanda efek samping piramidal :


Tremor tangan : tidak ada
Akatisia : tidak ada
Bradikinesia : tidak ada
Cara berjalan : tidak ada
Keseimbangan : tidak ada
Rigiditas : tidak ada
Kekuatan motorik : baik
Sensorik : baik
Refleks : bisep (+/+), trisep(+/+), achiles(+/+),
patella (+/+)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan darah rutin dan kimia klinik
FORMULASI DIAGNOSIS
Diagnosis pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan
penyakit, dan pemeriksaan pada pasien, ditemukan adanya perubahan pola
perilaku dan perasaan yang secara klinis bermakna dan hendaya (disability) dalam
fungsi sosial. Dengan demikian, berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa
pasien ini mengalami suatu gangguan jiwa.
Berdasarkan anamnesa, riwayat penyakit medis, pasien tidak pernah
mengalami trauma kepala yang menimbulkan disfungsi otak sebelum
menunjukkan gangguan jiwa. Pasien juga tidak ada riwayat kejang. Oleh karena
itu, gangguan mental organik (F00-F09) dapat disingkirkan. Pasien pernah nge-lem
sebelum adanya gangguan jiwa. Pasien menghisap lem tahun 2014 dan sekarang
tidak lagi. Sehingga gangguan mental akibat penggunaan zat psikoaktif dapat
disingkirkan
Berdasarkan anamnesa ditemukan adanya gejala psikotik berupa waham kejar
yang berlangsung selama lebih dari satu bulan. Sehingga pada pasien ini dapat
ditegakkan diagnosis skizofrenia paranoid.

Pada pasien tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian dan retardasi mental
sehingga pada aksis II tidak ada diagnosa.

Tidak ada kondisi medic yang bermakna pada pasien sehingga pada aksis III
tidak ada diagnosa.

Pada anamnesa, ditemukan adanya masalah keluarga pada pasien. Sehingga


pada aksis IV ada masalah keluarga.

GAF : 20-11 yaitu adanya bahaya mencederai diri atau orang lain, disabilitas
berat dalam komunikasi dan mengurus diri.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia paranoid
Aksis II : Tidak ada diagnosis axis II
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah berkaitan dengan keluarga
Aksis V : GAF 20-11

DAFTAR MASALAH
Organobiologik : tidak ada
Psikilogis:
Terdapat halusinasi visual, dan waham kejar
Mood irritable dengan afek appopriate
Lingkungan dan Psikososial
Support keluarga yang kurang
PENATALAKSANAAN

Terapi yang sudah diberikan


• Farmakologi:
Risperidon 2x2 mg
Lorazepam 1x2 mg
• Non farmakologi
Istirahat yang cukup
Makan yang seimbang dan teratur
Olahraga teratur
Terapi yang dianjurkan
Psikoterapi pada pasien
Psikoterapi suportif
Memberikan dukungan, kehangatan, empati dan optimistik kepada
pasien, membantu pasien mengidentifikasi faktor pencetus dan
membantu memecahkan permasalahan secara terarah
Psikoedukasi

Memberikan pengetahuan kepada pasien tentang gangguan yang


dialaminya, diharapkan pasien dapat secara efektif mengenali gejala dan
penyebab serta terapi yang dibutuhkanya untuk menghindari kekambuhan
atau terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan

Kepada keluarga
Psikoedukasi
Diberikan pengetahuan kepada keluarga mengenai penyakit yang
diderita pasien, terapi perilaku keluarga, dukungan, sosial, dan perhatian
dari keluarga kepada pasien dan terapi serta kepatuhan minum obat
pasien
Kriteria Prognosa Baik Penilaian
Awitan lambat (>30 tahun), terutama perempuan -

Ada faktor presipitasi yang jelas +

Awitan akut -

Riwayat sosial, seksual, dan pekerjaan premorbid baik -

Gejala gangguan mood (terutama gangguan depresif) -

Menikah +

Riwayat keluarga dengan gangguan mood -

Sistem pendukung baik -

Gejala positif +
Kriteria Prognosa Buruk Penilaian

 Awitan muda +
 Tidak ada faktor presipitasi -
 Awitan insidious +
 Riwayat sosial, seksual, dan pekerjaan premorbid -
buruk -
 Perilaku autistic, menarik diri -
 Lajang, cerai -
 Riwayat keluarga dengan skizofrenia +
 Sistem pendukung buruk +
 Gejala negatif -
 Tanda dan gejala neurologis -
 Riwayat trauma perinatal -
 Tanpa remisi dalam 3 tahun +
 Berulang kali relaps -
 Riwayat melakukan tindakan penyerangan +
PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam


Quo ad fungsionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
KESIMPULAN
Skizofrenia paranoid merupakan tipe yang tersering dan
paling banyak ditemukan. Skizofrenia paranoid ditandai dengan
preokupasi terhadap satu atau lebih waham atau halusinasi
auditorik. Diagnosis skizofrenia paranoid dapat ditegakkan melalui
anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan status mental dan
pemeriksaan laboratorium bila diperlukan. Prognosis skizofrenia
paranoid ditentukan oleh berbagai kondisi pasien.

Anda mungkin juga menyukai