Anda di halaman 1dari 19

Pembagian Hadis

Berdasarkan Kualitas
Sanad

Sahih Hasan Da`if


Hadis Da`if

Sebab Gugur / Sebab Cacatnya


Putusnya Sanad Sanad

Mursal Mu`allaq Mu`dal Munqati` Mudallas


1.Pengertian Hadis Da`if

Dari segi bahasa dhaif


berarti lemah. Kelemahan hadits
dhaif ini disebabkan karena sanad
5 persayaratan untuk
dan matannya tidak memenuhi
menentukan kriteria
kriteria hadits kuat yang diterima sebuah hadis
sebagai hujjah. Sedangkan
menurut istilah hadits dhaif
adalah hadits yang tidak
memenuhi sebagian atau semua
persyaratan hadits hasan dan
shahih.
1.Kesinambungan Sanad
2.Keadilan rawi
3.Kedabitan rawi
4.Tidak terdapat kejanggalan ( syaz )
5.Terhindar dari cacat ( `illat )
CONTOH HADIS DA`IF :

Apa yang diriwayatkan oleh tirmidzi dari jalur hakim al-atsrami “dari abi tamimah
al-Hujaimi dari abi hurairah dari nabi saw ia berkata : barang siapa yang menggauli
wanita haid atau seorang perempuan pada duburnya atau seperti ini maka
sungguh ia telah mengingkari dari apa yang telah diturunkan kepada nabi
Muhammad saw”.

Berkata Imam Tirmidzi setelah mengeluarkan (takhrij) hadits ini : “ kami tidak
mengetahui hadits ini kecuali hadits dari jalur hakim al-atsrami, kemudian hadits ini
didhoifkan oleh Muhammad dari segi sanad karena didalam sanadnya terdapat
hakim al-atsrami sebab didhaifkan pula oleh para ulama hadits”
Berkarta ibnu hajar mengenai hadits ini didalam kitab “Taqribut Tahdzib” : Hakim
al-Atsromi pada rawi tersebut adalah seorang yang bermuka dua.
2.Sebab-Sebab Hadis Da`if Tidak Dapat Dijadikan
Dasar/Hujjah
a. Faktor Sanad
b. Faktor Matan
1.adanya cacat pada
periwayat, baik pada aspek 1. Bertentangan dengan
keadilan atau kekuatan riwayat yang diriwayatkan
hafalannya. oleh rijal al-hadis yang lebih
2.sanadnya yang tidak siqah
bersambung karena ada
beberapa periwayat yang 2. Terdapat cacat yang samar
tidak saling bertemu yang dapat merusak ke-
(gugur) dengan pemberi sahih-an hadis, seperti
informasi (guru). kata-katanya tidak
mungkin diucapakan oleh
Nabi.
3. Kriteria-kriteria Hadits Dha’if
Pada definisi di atas terlihat bahwa hadits dha’if tidak memenuhi salah satu dari
kriteria hadits sahih atau hadits hasan. Kriteria-kriteria hadits shahih dan hasan
adalah:

1. Sanadnya bersambung. 1. Sanadnya bersambung.


2. Periwayat adil. 2. Periwayat adil.
3. Periwayat dhabith. 3. Periwayat kurang dhabith.
4. Terlepas dari syadz 4. Terlepas dari syadz
(kejanggalan) (kejanggalan)
5. Terhindar dari illat (cacat). 5. Terhindar dari illat (cacat).

Berhubung hadits dha’if tidak memenuhi salah satu dari beberapa


kriteria di atas, maka kriteria-kriteria hadits dha’if adalah :
1. Sanadnya terputus.
2. Periwayatnya tidak adil.
3. Periwayat tidak dhabith.
4. Mengandung syadz (kejanggalan).
5. Mengandung illat (cacat).
Hadis Da`if karena Sanadnya Gugur/Terputus
1. Hadis Mursal Seorang sahabat yang
masih kecil meriwayatkan
Menurut bahasa a.Mursal sahabi hadis dari nabi,padahal
mursal artinya terlepas tidak menerima langsung
atau bebas dari dari Nabi
ikatan.Menurut istilah hadits yang diriwayatkan
hadis mursal adalah hadis oleh tabi’in dari nabi
yang diriwayatkan oleh tanpa menyebutkan
tabi`in langsung dari b.Mursal tabi`i penghubung antara
Nabi.Menurut sebagian seorang tabi’in dan nabi
muhaddisin,hadis mursal SAW yaitu sahabat.
yaitu putus sanadnya
diakhir sanad yaitu orang Seorang rijal meriwayatkan
setelah tabi`in (sahabat). hadis dari syekh yang pernah
b.Mursal khafi dijumpainya,tetapi
sebenarnya dia tidak pernah
menerima hadis satu pun
dari syekh tersebut dengan
bentuk tahammul ,tetapi
seakan dia menerima
langsung hadis itu.
CONTOH HADIS MURSAL :

Contoh hadits mursal:

‫ أن ال‬:‫ لعمرو بن حزم‬.‫أن في الكتاب الّذي كتبه رسول هللا ص‬


ّ ‫عن مالك عن عبد هللا بن أبي بكر بن حزم‬ •
‫يمس القرأن َّإال طاهر‬
َّ

Artinya: Dari Malik, dari ‘Abdillah bin Abi Bakar bin Hazm, bahwa dalam surat
yang Rasulullah Saw. tulis kepada ‘Amr bin Hazm (tersebut): “Bahwa tidak
menyentuh al-Quran melainkan orang yang bersih.” (Al-Muwaththa 1: 157)

Gambaran susunan sanad rawi-rawi Hadits itu demikian:


1. Malik,
2. ‘Abdullah bin Abi Bakar,
3. Rasulullah Saw.

Abdullah bin Abi Bakar ini seorang tabii, sedang seorang tabii tidak
bertemu dan tidak semasa dengan Nabi Saw., mestinya Abdullah menerima
riwayat itu dari seorang lain atau sahabat. Karena ia tidak menyebutkan nama
sahabat atau orang yang mengkhabarkan kepadanya, melainkan ia langsung
menyebut nama Rasulullah Saw., itulah yang dinamakan mursal.
CONTOH HADIS MURSAL SAHABI :

)‫ وبرز وظاهر (البخارى‬: ‫ انا اسمع – قال اشهد علي بدرا؟ قال‬-‫عن ابي اسحاق سأل رجل البراء‬

dari abi ishaq (Ia berkata), seorang laki pernah bertanya kepada baraa’ sedang
saya mendengarkan. Orang itu, adakah ali ikut dalam peperangan badar?
Jawab baraa’, “YA, bahkan ia berperang tanding dan memakai dua lapis baju
besi”.

Keterangan:
Dalam riwayat tersebut baraa’ adalah shabat rasulullah saw. Ia tidak turut
berperang badar tapi ia berkata kepada orang “YA”, bahkan ali berperang
tanding dalam peperangan tersebut
Oleh karena baraa’ tidak ikut, tentulah ia mengetahui ali itu berperang dari
para sahabat yang ikut dalam berperang atau boleh juga ia mendengar hal ali
tersebut dari rasulullah SAW.
Maka jalan riwayat tersebut dinamakan Mursal Shahaby
CONTOH HADIS MURSAL TABI`I :
Dari ibnu sa’ad berkata: memberitakan kepada kami waki’ bin al-
jarrah, memberitakan kepada kami Al-A’masyi dari Abu Sholih berkata:
Rasulullah SAW bersabda: wahai manusia sesungguhnya aku sebagai
rahmat yang dihadiahkan.

Dari hadits tersebut diketahui bahwa Abu Sholih Al-Saman Al-


Zayyat adalah seorang tabi ’in, dia menyandarkan hadits tersebut dari nabi
Muhammad SAW tanpa menjelaskan perantara sahabat yang
menghubungkan kepada Rasulullah SAW. Maka hadits ini
dinamakan Hadits Mursal Tabi’i.
CONTOH HADIS MURSAL KHAFI :

Contoh hadisnya adalah sebagai berikut:

‫ي بن أبي طالب‬ ّ ‫ي عن إسماعيل بن أبي خالد عن عامر عن عل‬ ُّ ‫ي ثنا عمرو أبو مالك الجنب‬
ُّ ‫• حدّثنا مح ّمد بن عبيد المحارب‬
ّ ّ
.‫ ال تغالوا في الكفن فإنه يسلبه سلبًا سريعًا‬:‫كفن فإني سمعتُ رسول هللا يقول‬ ٍ ‫ ال تغال قي‬:‫قال‬
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Ubaid al-Muharibi, telah
menceritakan kepada kami, ‘Amr Abu Malik al-Janabi, dari Ismail bin Abi Khalid, dari ‘Amir,
dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata: jangan engkau berlebih-lebihan tentang kafan, karena
sesungguhnya engkau pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: ‘Janganlah kamu
berlebiih-lebihan tentang kafan, karena ia akan menyambarnya pada satu sambaran yang
lekas’.” (Sunan Abu Dawud 2:61)
1) Berikut adalah susunan dari sanad hadis berikut:
1. Abu Dawud,
2. Muhammad bin ‘Ubaid,
3. Amr Abu Malik,
4. Ismail,
5. Amir
6. Ali
7. Rasulullah Saw.
2) Sepintas sanad-sanad ini tampak bersambung dari Abu Dawud sampai kepada Nabi
Saw. dengan tidak putus. Tetapi sebenarnya antara Amir dan Ali ada seorang rawi yang tidak
disebut, karena Amir tidak mendengar riwayat itu dari Ali, walaupun ia semasa dan bertemu
dengan Ali, Amir hanya mendengar satu hadis saja dari Ali. (lih.Subul as-Salam 2:80).
Karena Amir satu masa dan bertemu, sedang rawi yang tidak disebut atara keduanya
tidak diketahui, maka hadis ini disebut dengan mursal khafi. Hadis yang mursal khafi
termasuk kepada hadis lemah dan tidak boleh dipakai.
2.Hadis Mu`allaq
Hadis yang terputus diawal sanad ( gurunya pentakhrij hadis ) satu atau
lebih berturut-turut.

CONTOH HADIS MU`ALLAQ :


َ ‫ى يَ ْذ ُك ُر‬
‫هللا على ُك ِّل اَ ْحوا ِل ِه‬ ُّ ِ‫ َكانَ النَّب‬: ‫ع ْن َها‬
َ ‫عائشة رضي هللا‬ ْ َ‫ قال‬: ‫قَا َل ْالبُخَارى‬
َ ‫ت‬

“Buchari berkata : Aisyah telah berkata : adalah Nabi selalu mengingat Allah
pada segala keadaanya”. (Riwayat Buchari)

Disini Bukhari tidak menyebutkan rawi sebelum Aisyah. Antara Buchari


dengan Aisyah ada beberapa orang yang tidak disebutkan namanya, sebab
itu hadits tersebut dinamakan Hadits Mu’allaq.
3.Hadis Mu`dal
hadis yang sanadnya gugur atau terputus dua atau lebih berturut-turut.

CONTOH HADIS MU`DAL :

)‫[اخبرنا سعيد بن سالم عن ابن جريج ان رسول هللا عليه وسلم كان اذا رأى البيت رفع يديه (الشافعي‬

Imam syafi’I berkata, telah menceritakan kepada kami, said ibn salam, dari
ibn juraij bahwa nabi Muhammad apabila melihat baitullah beliau mengangkat
kedua tangannya”
Keterangan:
a. Dapat kita gambarkan sanadnya sebagai berikut:
1. Imam Syafi’i
2. Said Ibu Salim
3. Ibnu Juraij
4. Rasulullah Saw
b. Ibnu Juraij dalam sanad diatas adalah tidak sezaman dengan nabi,
bahkan masanya itu dibawah tabi’in, sehingga ia disebut tabi’it tabi’in, yakni
pengikut tabi’in. jadi antara juraij dengan rasulullah SAW ada dua perantara yaitu
shahabat dan tabi’in. karena kedua orang ini( sahabat dan tabi’in ) tidak disebutkan
ditengah sanad ini maka periwayatan hadits diatas disebut mu’dhal.
4.Hadis Munqati`
Hadis yang putus sanadnya satu atau lebih tidak berturut-turut selain sahabi
(hadits yang gugur rawinya sebelum sahabat disatu tempat atau dibeberapa
tempat dengan syarat tidak berturut-turut).Atau bisa juga diartikan sebagai hadits
dimana dalam sanadnya terdapat seseorang yang tidak disebutkan namanya oleh
rawi.

CONTOH HADIS MUNQATI` :

‫قال احمد بن شعيب انا قتيبة بن سعيد نا ابو عوانة نا هشام بن عروة عن فاطمة بنت المنذر عن ام سلمة ام‬
‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ال يحرم من الضاع اال مافتق االمعاء فى الثدي و كان قبل‬:‫المؤمنين قالت‬
‫الفطام‬

Berkata ahmad ibu syu’aib, telah menceritakan kepada kami, qutaibah ibn
said, telah menceritakan kepada kami hisyam ibn urwah, dari Fatimah binti
mundzir, dari ummu salamah, ummil mu’minin , ia telah berkata,”telah bersabda
rasulullah SAW, tidak menjadikan apa-apa yang sampai dipencernaan dari susu, dan
adalah (teranggap hal ini) sebelum anak berhenti (dari minum susu).
Keterangan:

Secara sederhana jikakita gambarkan maka sanadnya adalah:


a.Ahmad Ibn Syu’aib
b. Qutaibah Ibn Said
c. abu Awanah
d. hisyam ibn Urwah
e. Fatimah binti Mundhir
f. Ummu Salamah
g. Rasulullah Muhammad SAW
Fatimah tidak mendengar hadits tersebut dari ummu salamah , sebab
waktu ummu salamah meninggal, Fatimah ketika itu masih kecil dan tidak
pernah bertemu dengannya. Jadi jelas bahwa diantara Fatimah dan ummu
salamah ada seorang perawi yang gugur oleh karena itu hadits ini disebut
munqathi’.
Seorang periwayat
meriwayatkan suatu hadis
yang ia tidak
a. Tadlis Isnad
mendengarnya dari
seseorang yang pernah ia
5.Hadis Mudallas temui dengan cara
menimbulkan dugaan
Secara bahasa artinya bahwa ia mendengarnya
menyembunyikan langsung.
cacatnya sanad.Secara Periwayat menggugurkan
istilah, mudallas yaitu b.Tadlis at-
Taswiyah syekh yang da`if di antara
menyembunyikan cacat dua orang syekh siqah yang
dalam sanad dan saling bertemu.
menampakkan cara
periwayatan yang baik. Periwayat menerima
hadis dari syekh kemudian
c.Tadlis Syuyukh memberi nama syekh
tersebut dengan nama
julukan atau nama bangsa
yang tidak dikenal supaya
tidak dikenal.
CONTOH HADIS TADLIS ISNAD :

‫روى النعمان بن راشد عن الزهزي عن عروة عن عائشة ان رسول هللا صلى هللا‬
‫عليه وسلم لم يضرب امرأة قط وال خادما اال يجاهد فى سبيل هللا‬
Diriwayatkan oleh nu’man ibn rasyid, dari zuhri dari urwah dari aisyah, bahwasannya
rasulullah SAW bersabda tidak pernah sekali-kali memukul seorang perempuan dan juga
tidak seorang pelayan, melainkan jika ia berjihad dijalan Allah.

Keterangan:

jika diuraikan secara sederhana, maka sanadnya adalah:


a. Al-Nu’man
b. al-Zuhri
c. Urwah
d. Aisyah

Dengan kajian sederhana dari susunan sanad tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa zuhri mendengar riwayat diatas dari urwah, karena memang biasa zuhri
meriwayatkan darinya. Padahal anggapan itu salah, sebab imam hatim berkata, “zuhri tidak
pernah mendengar hadits diatas dari urwah….” hal ini dapat disimpulkan bahwa antara zuhri
dan urwah ada seorang yang tidak disebutkan oleh zuhri. Oleh karena itu hadits diatas
disebut mudallas, tetapi karena samarnya terjadi pada sandaran sanad hadits maka disebut
mudallas isnad.
CONTOH HADIS TADLIS SYUYUKH :

‫روا ابو داود عن ابن جريج اخبرني بعض بنى ابو رافعي عن اكرمة عن ابن عباس قال طلق‬
‫ام ركانة ونكح امرأة من مزينة‬-‫ ابو ركانة واخواته‬-‫ابو يزيد‬

Diriwayatkan oleh abu daud dari ibn juraij memberitakan kepadaku sebagian
bani abu rafi’ dari ikrimah dari ibnu abbas berkata: abu yazid mentalak ( abu
rukanah dan saudar-saudaranya) atau rukanah dan menikahi seorang wanita dari
kabilah muzinah.

Ibnu juraij nama aslinya adalah abdul malik bin abdul aziz bin juraij, ia tsiqoh
tapi disifati tadlis sekalipun ia meriwayatkan hadits ini dengan ungkapan tegas
tetapi ia menyembunyikan nama syaikhnya yaitu bani abu rafi’.
Contoh :

Ibnu Abi Hatim berkata : saya mendengar ayahku (kemudian dia


menyebutkan hadist yang diriwayatkan oleh Ishaq bin Rahawaih dari
Baqiyyah : Abu Wahb al-Asadiy telah menceritakan kepadaku, dari Nafi’ dari
Ibnu ‘Umar, hadist : “Janganlah kalian memuji keislaman seseorang sehingga
kalian mengetahui akidahnya”.

Ayahku berkata (yaitu : Abu Hatim) : hadist ini memiliki sesuatu yang
sedikit orang yang memahaminya. Hadist ini diriwayatkan oleh ‘Ubaidullah
bin ‘Amr –seorang tsiqat– dari Ishaq bin Abi Farwah –seorang yang dha’if–
dari Nafi’ –seorang tsiqat– dari Ibnu ‘Umar dari Nabi shallallohu ‘alaihi wa
sallam. ‘Ubaid bin ‘Amr memiliki kunyah : Abu Wahb, dia dari suku Asad.
Kemudian Baqiyyah menyebutkannya dengan kunyahnya dan
menyandarkannya kepada bani Asad, supaya tidak dipahami sebagai dirinya.
Sehingga ketika Ishaq bin Abi Farwah ditinggalkan maka tidak diarahkan
kepadanya.

Anda mungkin juga menyukai