Anda di halaman 1dari 24

HUBUNGAN FAKTOR KETURUNAN, AKTIVITAS

JARAK DEKAT, DAN AKTIVITAS DI LUAR


RUANGAN DENGAN KEJADIAN MIOPIA PADA
MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2014
Nofia Dian Ardiani S
1418011154

Pbb 1 : dr. Rani Himayani, Sp. M


Pbb 2 : dr. Mukhlis Imanto, M. Kes., Sp. THT-KL
Pembahas : dr. M. Yusran, M.Sc., Sp. M
BAB I Latar Rumusan Tujuan Manfaat
Belakang Masalah Penelitian
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Miopia merupakan Prevalensi miopia pada
masalah kesehatan yang orang dewasa di Amerika
prevalensinya semakin sekitar 20-50%
meningkat pada 50 tahun sedangkan di Asia sekitar
terakhir 85-90% (Yu et al., 2011)

Diperkirakan 1,6 miliar


manusia terkena miopia
dan kemungkinan akan
meningkat hingga2,5
miliar pada tahun 2020
Komariah Lisa A. Jones et al Huang Chang and Wu Reddy at al

• Faktor genetik dapat • Jumlah olahraga dan • Peneliti dari Chinese • Mahasiswa kedokteran
menurunkan sifat aktivitas di luar University of Hong Kong banyak membaca buku,
kelainan refraksi ke ruangan yang rendah mengamati anak yang sehingga mahasiswa
keturunannya, baik akan meningkatkan banyak menghabiskan kedokteran cenderung
secara autosomal kejadian miopia pada waktunya pada terkena miopia. Dari
dominan maupun anak yang memiliki aktivitasaktivitas jarak hasil penelitian pada
autosomal resesif. kedua orang tua miopia dekat (nearwork 195 mahasiswa
• Prevalensi miopia pada activity) seperti belajar, kedokteran di Osmania
anak yang kedua orang membaca, Medical College,
tuanya miopia adalah menggunakan komputer, Hyderabad didapatkan
32,9 %, sedangkan bermain video game, 68% menderita miopia
pada anak dengan dan menonton televisi
hanya salah satu orang akan lebih beresiko
tuanya yang mengalami terkena miopia
miopia adalah sekitar
18,2%, dan kurang dari
8,3% pada anak
dengan orang tua
tanpa miopia
1. Apakah terdapat hubungan antara Tujuan Umum Bagi Peneliti
Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian
faktor keturunan dengan kejadian
miopia pada mahasiswa Fakultas Tujuan Khusus Bagi Mahasiswa
Kedokteran Universitas Lampung Bagi Masyarakat
angkatan 2014.
2. Apakah terdapat hubungan antara
faktor keturunan dengan kejadian
miopia pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung
angkatan 2014.
3. Apakah terdapat hubungan antara
faktor keturunan dengan kejadian
miopia pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung
angkatan 2014.
Anatomi mata

Miopia

BAB II
Kerangka Teori
TINJAUAN
PUSTAKA
Kerangka Konsep

Hipotesis
Lapisan luar
(fibrosa)

Lapisan Lapisan
dalam tengah
(vaskular)

Sintesa Pengiriman Persepsi di


Pembiasan fotokimia sinyal pusat
sensoris penglihatan
MIOPIA

• Pembiasan sinar yang terlalu


Faktor resiko
kuat akibat bola mata yang
terlalu panjang atau korena • Miopia pada orang tua (faktor
yang terlalu cembung keturunan)
• Aktivitas jarak dekat
• Tingkat kecerdasan
• Aktivitas di luar ruangan
• Ras
Etiologi
KLASIFIKASI
Penyebab Derajat Usia Perjalannannya
beratnya

• Miopia • Miopia ringan • Congenital • Miopia


refraktif • Miopia sedang • Youth onset stasioner
• Miopia asksial • Miopia berat myopia • Miopia
• Early adult progresif
onset myopia • Miopia
• Late adult maligna
onset myopia
MANIFESTASI KLINIS TATALAKSANA

Kacamata

Lensa kontak
Pandangan buram ketika
melihat objek yang jauh. Photorefractive keratectomy (PRK)
Sakit kepala
LASIK
Celah kelopak mata sempit.
Punctum remotum (PR) Laser epithelial keratomileus
dekat  astenopia
konvergensi  esotropia
Kerangka Teori Kerangka Konsep
Pembiasan sinar yang terlalu kuat akibat bola
mata yang terlalu panjang atau kornea yang
terlalu cembung. Variabel bebas Variabel terikat
1Faktor keturunan
Cahaya yang masuk ke retina tidak difokuskan tepat di Faktor risiko : 2Aktivitas jarak dekat MIOPIA
retina, melainkan di depan retina. 3Aktivitas di luar ruangan
1Keturunan/genetik
2Aktivitas jarak dekat
MIOPIA 3Aktivitas di luar ruangan
4Kecerdasan
5Ras
Manifestasi klinis :
1Pandangan buram ketika melihat objek yang jauh.
2Sakit kepala
3Celah kelopak mata sempit.
4Punctum remotum (PR) dekat  astenopia
konvergensi  esotropia

Tatalaksana :
1Kacamata lensa cekung
2Lensa kontak
3Bedah refraktif
ophotorefractive keratectomy (PRK)
olaser in situ keratomileusis (LASIK),
olaser epithelial keratomileusis
HIPOTESIS
Ho
• Tidak ada hubungan antara faktor keturunan terhadap kejadian miopia di Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung
• Tidak ada hubungan antara aktivitas jarak dekat terhadap kejadian miopia di
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
• Tidak ada hubungan antara aktivitas di luar ruangan terhadap kejadian miopia di
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
H1
• Terdapat hubungan antara faktor keturunan terhadap kejadian miopia di Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung
• Terdapat hubungan antara aktivitas jarak dekat terhadap kejadian miopia di
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
• Terdapat hubungan antara aktivitas di luar ruangan terhadap kejadian miopia di
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Desain Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

Populasi dan Sampel


BAB III
METODE Variabel Penelitian
PENELITIAN
Prosedur Penelitian

Pengolahan Data

Analisis Data
Desain penelitian
• Menggunakan penelitian analitik cross sectional

Waktu dan lokasi penelitian


• Penelitian dilakukan di RSUD Dr H Abdul Moeloek BandarLampung dan Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung pada bulan September-Desember 2017
Populasi dan sampel
• Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2014.
Sampel diambil dengan menggunakan metode concecutive sampling

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Terdapat kelainan okular atau media
Lampung angkatan 2014 dengan miopia refraksi
spherical equivalent S ≤ -0,50D.
Faktor keturunan, Aktivitas jarak dekat, Aktivitas di luar
Kejadian Miopia ruangan

Variabel Terikat Variabel Bebas

Variabel Definis Alat ukur Hasil ukur Skala


Faktor keturunan Apabila kedua orang tua atau salah Kuesioner 1. Tidak ada Ordinal
satu orangtua memiliki kelainan mata 2. Ayah/ibu saja
miopia maka anaknya memiliki faktor 3. Kedua orang tua
keturunan untuk terkena miopia

Aktivitas jarak dekat Lamanya waktu yang dihabiskan untuk Kuesioner 1. <5 jam Ordinal
membaca, menonton televisi, bermain 2. 5-10 jam
smartphone, menggunakan 3. >10 jam
komputer/laptop, bermain video
game
Aktivitas di luar ruangan Lamanya waktu yang dihabiskan di Kuesioner 1. <5 jam Ordinal
luar ruangan 2. 5-10 jam
3. >10 jam
Miopia Salah satu kelainan refraksi yang Kuesioner 1. Tidak Nominal
menyebabkan penglihatan menjadi 2. Ya
buram saat melihat dalam jarak jauh
PROSEDUR

Responden mengisi Pemeriksaan tajam


Penjelasan maksud penglihatan Pemeriksaan refraksi
lembar informed
dan tujuan consent yang telah responden objektif menggunakan
penelitian disediakan menggunakan snellen autorefraktometer
chart

Kuesioner yang telah Responden diberi


Jawaban yang ada di diisi dikumpulkan Responden mengisi kuesioner untuk diisi
kuesioner dikoreksi kembali pada peneliti kuesioner dengan jujur dan dijelaskan cara
oleh peneliti dan diteliti pengisian kuesioner
kelengkapannya
INSTRUMEN
PENELITIAN
METODE
Alat tulis PENGUMPULAN DATA
Lembar informed consent
Kuesioner
Data primer →
Snellen chart
kuesioner
Autorefraktometer

PENGOLAHAN DATA ANALISIS DATA


Editing Analisis univariat → distribusi
frekuensi
Coding
Analisis bivariat → uji chi square
Data entry Analisis multivariat → analisis
Cleaning regresi logistik
DUMMY TABLE
Variabel n %
Kejadian miopia
Tidak
Ya
Faktor keturunan
Tidak ada
Ayah/ibu saja
Kedua orangtua
Aktivitas jarak dekat
<5 jam
5-10 jam
>10 jam
Aktivitas di luar ruangan
<5 jam
5-10 jam
>10 jam
Total
Kejadian Miopia dengan Faktor Keturunan
Kejadian Miopia P value
Tidak Ya Total
Faktor Tidak ada
Keturunan Ayah/ibu
saja
Kedua
orangtua

Kejadian Miopia dengan Aktivitas Jarak Dekat


Kejadian Miopia P value
Tidak Ya Total
Aktivitas <5 jam
Jarak Dekat 5-10 jam
>10 jam
Kejadian Miopia dengan Aktivitas Jarak Dekat
Kejadian Miopia P value
Tidak Ya Total
Aktivitas <5 jam
Jarak Dekat 5-10 jam
>10 jam

95,0% C.I.for EXP (B)

B S.E. Wald df Sig. Exp (B) Lower Upper


Stap Faktor Keturunan
Aktivitas Jarak Dekat
Aktivitas di Luar
Ruangan
DAFTAR PUSTAKA
Boyd, K. 2013a Nearsightedness : Causes of Myopia. American Academy of Ophthalmology. [Online Jurnal] [diunduh 19
Maret 2017]. Tersedia dari: https://www.aao.org/eye-health/diseases/myopia-nearsightedness-causes.

Boyd, K. 2013b Nearsightedness : What is Myopia. American Academy of Ophthalmology. [Online Jurnal] [diunduh 19 Maret
2017]. Tersedia dari: https://www.aao.org/eye-health/diseases/myopia-nearsightedness.

Dirani M, L Tong, G Gazzard, X Zhang, A Chia, T L Young., et al. 2009. Outdoor activity and myopia in Singapore teenage
children. British Journal of Ophthalmology. 93(8):997–1000.

Huang H M, Dolly Shuo-Teh Chang, Pei-Chang Wu. 2015. The Association between Near Work Activities and Myopia in
Children - A Systematic Review and Meta-Analysis. Plos One. 10(10):1–15.

Ilyas, S. (2010) Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Jones L A, Loraine T Sinnott, Donald O Mutti, Gladys L Mitchell, Melvin L Moeschberger, Karla Zadnik. 2007. Parental History
of Myopia, Sports and Outdoor Activities, and Future Myopia. Investigative Ophthalmology and Visual Science. 48(8):3524–
3532.

Kistianti F. 2008. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Cacat Mata Miopia Pada Mahasiswa.Jurnal UGM.
3:78-84.

Komariah C, Nanda Wahyu A. 2014. Hubungan Status Refraksi , dengan Kebiasaan Membaca , Aktivitas di Depan Komputer
, dan Status Refraksi Orang Tua pada Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 28(2):137–140.

Lv L, Zhenghou Zhang. 2013. Pattern of Myopia Progression in Chinese Medical Students: a Two-Year Follow-up Study.
Graefe’s Archive for Clinical and Experimental Ophthalmology. 251(1):163–168.
Boyd, K. 2013a Nearsightedness : Causes of Myopia. American Academy of Ophthalmology. [Online Jurnal] [diunduh 19
Maret 2017]. Tersedia dari: https://www.aao.org/eye-health/diseases/myopia-nearsightedness-causes.
Boyd, K. 2013b Nearsightedness : What is Myopia. American Academy of Ophthalmology. [Online Jurnal] [diunduh 19 Maret
2017]. Tersedia dari: https://www.aao.org/eye-health/diseases/myopia-nearsightedness.
Dirani M, L Tong, G Gazzard, X Zhang, A Chia, T L Young., et al. 2009. Outdoor activity and myopia in Singapore teenage
children. British Journal of Ophthalmology. 93(8):997–1000.
Huang H M, Dolly Shuo-Teh Chang, Pei-Chang Wu. 2015. The Association between Near Work Activities and Myopia in
Children - A Systematic Review and Meta-Analysis. Plos One. 10(10):1–15.
Ilyas, S. (2010) Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Jones L A, Loraine T Sinnott, Donald O Mutti, Gladys L Mitchell, Melvin L Moeschberger, Karla Zadnik. 2007. Parental History
of Myopia, Sports and Outdoor Activities, and Future Myopia. Investigative Ophthalmology and Visual Science. 48(8):3524–
3532.
Kistianti F. 2008. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Cacat Mata Miopia Pada Mahasiswa.Jurnal UGM.
3:78-84.
Komariah C, Nanda Wahyu A. 2014. Hubungan Status Refraksi , dengan Kebiasaan Membaca , Aktivitas di Depan Komputer
, dan Status Refraksi Orang Tua pada Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 28(2):137–140.
Lv L, Zhenghou Zhang. 2013. Pattern of Myopia Progression in Chinese Medical Students: a Two-Year Follow-up Study.
Graefe’s Archive for Clinical and Experimental Ophthalmology. 251(1):163–168.
McCredie J. 2008. Outdoor time could cut risk of childhood myopia.Australian Doctor. [Online Jurnal] [diakses pada 16 Maret
2017]. Tersedia dari: http://www.australiandoctor.com.au/news/latest-news/outdoor-time-could-cut-risk-of-childhood-
myopia.
Mescher A L. 2011. Histologi Dasar Junqueira. Edisi ke-12. Jakarta: EGC.
Moore K L, Anne M R Agur. 2013. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates.
Moore K L, Arthur F Dalley, Anne M R Agur, Marion E Moore. 2013. Anatomi Berorientasi Klinis. Edisi ke-5. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Ostrow G I, Laura Kirkeby. 2017. Myopia. American Academy of Ophthalmology. [Online Jurnal] [diunduh 15 Maret 2017].
Tersedia dari: http://eyewiki.aao.org/Myopia.
Pambudy I Mahardika, Yunia Irawati. 2014. Kelainan Refraksi. Dalam: Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA, penyunting.
Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke- 4. Jakarta: Media Aesculapius, hlm. 391.
Paulsen F, Jens Waschke. 2012. Sobotta : Atlas Anatomi Manusia. Edisi ke-23. Jakarta: EGC.
Reddy Y, Ravi Babu, Y Gautham Reddy, Y Mounika Reddy. 2015. A Study on Prevalence of Myopia among the Medicos of
Osmania Medical College, Hyderabad. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences. 14(8):2279–861.
Riordan-Eva P, John P Witcher. 2009. Oftalmologi Umum Vaughan & Asbury. Edisi ke-17. Jakarta: EGC.
Rose KA, Ian G Morgan, Wayne Smith, George Burlutsky, Paul Mitchell, Seang-Mei. 2008. Myopia, Lifestyle, and Schooling in
Students of Chinese Ethnicity in Singapore and Sydney. Archives of ophthalmology. 126(4):527–30.
Sherwood L. 2011. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC.
Williams C, L L Miller, G Gazzard, S M Saw. 2008. A Comparison of Measures of Reading and Intelligence as Risk Factors for
the Development of Myopia in a UK Cohort of Children. British Journal of Ophthalmology. 92(8):1117–1121.
Willoughby C E, Diego Ponzin, Stefano Ferrari, Aires Lobo, Klara Landau, Yadollah Omidi. 2010. Anatomy and physiology of
the human eye: Effects of mucopolysaccharidoses disease on structure and function - a review. Clinical and Experimental
Ophthalmology. 38(1):2–11.
Yu L, Zhi-Kui Li, Jin-Rong Gao, Jian-Rong Liu, Chang-Tai Xu. 2011. Epidemiology, Genetics and Treatments for Myopia.
International journal of ophthalmology. 4(6):658–69.
TERIMA KASIH~

Anda mungkin juga menyukai