Anda di halaman 1dari 21

Sistem Buffer Tubuh

Larutan isotonik,hipotonik dan


hipertonik
Larutan elektrolit dan non elektrolit

Kelompok I

ARI DESWARI ROSI SETIA ASKA


ELVIANIS SANDRA MARISSA
FARIDA SEPTIA ANGRIANI
RIMA DEWITA SISKA PRIMA OLIMVIANI

PROGRAM B INTAKE D3 KHUSUS KERJA SAMA RSUP DR.M.DJAMIL PADANG


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS

•REAKSI BIOKIMIA
BERLANGSUNG DALAM SUATU
LARUTAN DENGAN PH
TERTENTU.
•UMUMNYA TERJADI DALAM
SUASANA MENDEKATI NETRAL
/ PH MENDEKATI 7
•DIPERTAHANKAN OLEH
SITEM BUFFERR
ASAM DAN BASA

Asam adalah setiap zat yang dapat melepaskan


ion H (donor proton)
Basa adalah zat penerima proton
Asam dalam larutannya akan terurai menjadi
proton dan basa konjugasinya
 HK+ H + + K+ (asam kuat)
 HL+ H+ + L+ (asam lemah)
 Basa dalam larutan akan terurai menjadi ion
hidroksida dan asam konjugasinya.
 BOH+ B+ + OH+ (basa kuat)
 LOH+ L+ + OH+ (basa lemah)
SISTEM BUFFER

 Merupakan larutan yang terbentuk dari hasil


pencampuran asam lemah atau basa lemah dengan
garamnya.
 Kapasitas buffer menyatakan kemampuan
maksimum sistem buffer untuk mempertahankan
pH.
 Fungsi sistem buffer merupakan bagian dari
mekanisme homeostastis tubuh untuk menjaga pH
SISTEM BUFFER DARAH
• pH normal darah 7,35 – 7,45
• pH > 7,45 disebut alkalosis dan pH < 7,35 disebut
asidosis
• Buffer yang terdapat dalam darah :
1. Buffer bikarbonat
2. Buffer fosfat
3. Buffer protein dan buffer hemoglobin.
4. Buffer amonium
1. Buffer Bikarbonat dan karbonat

 Bekerja efektif sampai pH 7.4


 Sangat baik pada penambahan asam
 Jumlah paling besar dalam cairan tubuh
 Dihasilkan oleh ginjal
 HCO3- / H2CO3
2. Buffer Fosfat

• Bekerja efektif pada penambahan


asam
• Kosentrasi relatif rendah
• Kurang berperan dalam plasma
• Ekskresi hidrogen dalam tubuli
ginjal
• HPO42- / H2PO4
3. Buffer Protein

• Asam lemah : Asam glutamat, asam


aspartat
• Basa lemah : lysin, arginin, histidin
• Kurang berperan
• Terdapat pada sel-sel, darah dan
plasma
Buffer hemoglobin
 Bentuk hemoglobin yang berperan
membentuk sistem bufer
 a. Oksihemoglobin ( HHbO2)
 b. Deoksihemoglobin (HHb)
 Buffer protein yang paling penting
Buffer Amonium

* Setelah kelebihan asam, amonia (NH₃) dihasilkan


oleh sel tubulus ginjal dan berikatan dengan
hidrogen (H⁺) dalam tubulus ginjal untuk
membentuk amonium (NH₄⁺).
Larutan Isotonik,hipotonik dan hipertonik

 Pembagian cairan infus menurut tonisitas suatu


larutan, berdasarkan pada tekanan osmotik yang
terdapat dalam larutan tersebut, antara lain :
 1. Larutan isotonik. Adalah cairan infus yang
mempunyai tekanan osmotik sama seperti cairan
tubuh normal. Sebagai contoh : normal saline (Na
Cl0,9%), Ringer Laktat (RL).
 2. Larutan hipotonik Larutan dikatakan hipotonik
apabila mempunyai tekanan osmotic lebih rendah
dari cairan tubuh, misalnya : D5%, dan cairan
rumatan
 3. Larutan Hipertonik
Cairan infus yang memiliki tekanan osmotik lebih
tinggi dari plasma darah disebut hipertonik.
Contohnya adalah cairan manitol.
 Berdasarkan besar molekul yang terkandung dalam
suatu larutan, cairan infus dapat dibedakan menjadi
1. Cairan koloid.
Mempunyai ukuran molekul yang besar, sehingga
tidak akan keluar dari membrane kapiler. Contohnya
adalah larutan albumin dan steroid.
2. Cairan kristaloid.
Ukuran molekulnya lebih kecil disbanding cairan
koloid. Cairan ini berfungsi untuk mengisi sejumlah
volume cairan kedalam plasma (volume expander).
Misalnya cairan NaCl 0,9% dan RL.
Crystalloids
[Cl- ]
IV solution Osmolality [glucose] [Na+ ] (mmol/liter
(mOsm/kg) (g/liter) (mmol/liter) )

5% D / W 278 50 0 0

10% D / W 556 100 0 0

50% D / W 2778 500 0 0

0.45% NaCl—1/2 154 - 77 77


Normal

0.9% NaCl--Normal 308 - 154 154

3% NaCl 1026 - 513 513

Lactated Ringer's c 274 - 130 109

LR also contains 4 mmol/liter K+ , 1.5 mmol/liter Ca2+ , and 28 mmol/liter lactate.


 Sedangkan berdasarkan komposisi yang terkandung
dalam suatu cairan infus, dapat dibedakan menjadi :
1. Cairan elektrolit
Cairan ini diberikan untuk memenuhi kebutuhan
akan beberapa elektolit tubuh yang mengalami
kekurangan, misalnya NaCl, RL, Ringer Asetat.
2. Cairan nutrisi
Untuk cairan ini komposisi yang ada dalam larutan
diberikan untuk memberikan dukungan nutrisi (PT
Otsuka Indonesia, 2009
Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

 1. Pengertian Larutan Elektrolit


 Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik.
 Dalam larutan elektrolit molekul-molekulnya terurai
(terdisosiasi) menjadi partikel-partikel bermuatan listrik
positif dan negatif yang disebut ion (ion positif-ion
negatif). Ion positif yang dihasilkan dinamakan kation
dan ion negatif yang dihasilkan dinamakan anion.
Jumlah dari muatan ion positif dan ion negatif akan
sama sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral.
 Ion-ion inilah yang kemudian menghantarkan arus
listrik.
 Jenis Jenis Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit dapat dikelompokkan menjadi
larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah.
 2. Pengertian Larutan Non – Elektrolit
 Larutan non-elektrolit adalah larutan yang tidak
dapat menghantarkan arus listrik. Larutan-larutan
non-elektrolit terdiri atas zat-zat yang terlarut dalam
air namun tidak terurai menjadi ion (tidak
terionisasi). Dalam larutan, zat not-elektrolit tetap
seperti molekul yang tidak bermuatan listrik. Itulah
mengapa larutan ini tidak dapat menghantarkan
arus listrik.

Anda mungkin juga menyukai