Ontologi Filsafat Ilmu
Ontologi Filsafat Ilmu
PENGEMBANGAN ILMU
KELOMPOK 1
1. Ade Tri Utami Kesumah Putri
2. Xiao Qin
3. Khairani Ade G
4. Burhanudin R
5. Meida Fatma S
6. Nurjannah
7. Falla Nour Rohmah
Landasan Ontologis Ilmu
Menurut Rukiyati dan Zuchdi (2016: 32),
landasan ontologis merupakan landasan filsafat
yang menunjuk pada keberadaan atau substansi
sesuatu.
Pengetahuan ilmiah pada hakikatnya
dilandasi oleh suatu pemikiran filsafati mengenai
manusia sebagai subjek dan objek ilmu,
pandangan tentang alam semesta, tempat manusia
hidup bersama, dan pandangan tentang Tuhan
sebagai pencipta manusia dan alam semesta
tersebut.
Landasan ontologis bertitik tolak dari cabang
filsafat yang bernama Ontologi.
Pengertian Ontologi
• Menurut istilah, ontologi berasal dari bahasa
Yunani yaitu Ontos yang berarti “yang ada”
dan logos berarti ilmu pengetahuan atau
ajaran.
• Menurut Surajiyo (2005: 118) , ontologi
adalah ilmu pengetahuan atau ajaran
tentang yang berada.
• Menurut Suriasumantri (2006: 133), ontologi
membahas tentang apa yang ingin kita
ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau
dengan kata lain suatu pengkajian
mengenai teori tantang “ada”.
Pertanyaan Ontologis
2013 : 28).
Aliran-Aliran Ontologis
a Monoisme
b Dualisme
c Pluralisme
(Surajiyo 2005)
a. Monoisme
Aliran yang menyatakan bahwa hanya satu
kenyataan fundamental. Kenyataan tersebut
dapat berupa jiwa, materi, tuhan, atau substansi
lainnya yang tidak dapat diketahui.
b. Dualisme
Aliran yang menganggap adanya dua substansi
yang masing-masing berdiri sendiri.
c. Pluralisme
Aliran yang tidak mengakui adanya
satu substansi atau dua substansi
melainkan banyak substansi.
(Surajiyo 2005)
2 Keberadaan dipandang dari segi sifat (kualitas)
a. Spiritualisme
Aliran spiritualisme juga disebut idealisme.
Semua yang ada di dalam dunia hanyalah
penjelmaan atau bayangan saja, tidak dapat
ditangkap dengan indra, tetapi dapat
dipikirkan.
b. Materialisme
Pandangan yang menyatakan bahwa
tidak ada sesuatu yang nyata kecuali
materi. Materi adalah sesuatu yang
kelihatan, dapat diraba, berbentuk,
dan menempati ruang.
(Surajiyo 2005)
Keberadaan dipandang dari segi proses, kejadian,
3 atau perubahan.
a. Mekanisme
Menyatakan bahwa semua gejala
dapat dijelaskan berdasarkan
asas-asas mekanik (mesin).
b. Teleologi (serba-tujuan)
Berpendirian bahwa yang berlaku
dalam kejadian alam bukanlah
kaidah sebab akibat, akan tetapi
sejak semula memang ada sesuatu
kemauan atau kekuatan yang
mengarahkan alam ke suatu tujuan.
c. Vitalisme
Memandang bahwa kehidupan tidak dapat
sepenuhnya dijelaskan secara fisika-kimiawi,
karena hakikatnya berbeda dengan yang
tidak hidup.
d. Organisisme
Menurut organisisme, hidup adalah suatu
struktur yang dinamis, suatu kebetulan yang
memiliki bagian yang heterogen, akan tetapi
yang utama adalah adanya sistem yang
teratur.
(Surajiyo 2005)
Ontologi dalam Penelitian kualitatif