Anda di halaman 1dari 45

Laporan Kasus

ERITRODERMA

Disusun oleh : Pembimbing :


Dhimas Reyhan Putra S, dr. Nyoman Yudha Santosa,
S.Ked Sp.KK
FAB 118 109

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
2019
Kemerahan / Bersifat
Eritroderma Eritema Generalisata

0.9-70 per Usia rata-


Pria : Wanita
100.000 rata > 40
2:1
populasi tahun
Identitas Pasien

 Nama : Ny. H
 Umur : 54 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Alamat : Desa Tewang Rangkang
 Status perkawinan : Menikah
 Tanggal MRS : 29 Agustus 2019

3
Anamnesis (Autoanamnesis)

•Kulit mengelupas
Keluhan
Utama hampir diseluruh
tubuh

4
4
Anamnesis
 kulit mengelupas diseluruh badan sejak kurang lebih
3 bulan SMRS. Awalnya kulit mengelupas disertai
kemerahan dibagian kulit kepala kepala timbul
secara mendadak, kemudian menjalar kebagian
telinga, dan wajah dan badan. Pada 2 bulan SMRS
keluhan muncul keluhan yang sama, kulit
mengelupas dan kemerahan dibagian kedua tangan
dan kaki.
Pasien juga mengeluhkan kuit gatal dan nyeri. Gatal
dirasakan diseluruh badan. Gatal hilang timbul. Nyeri
dirasakan saat pasien bergerak. Pasien juga mengeluhkan
demam sejak kurang lebih 7 hari SMRS, demam hilang
timbul. Demam tidak terlalu tinggi.
o Riwayat penyakit dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti sekarang
ini atau keluhan kulit lainnya.

o Riwayat pengobatan :
Pasien sempat menggunakan Salep Ketoconazole yang dibeli
sendiri sejak 1 bulan SMRS digunakan 1 kali sehari, keluhan
tidak berkurang

7
 Riwayat keluarga :
Di keluarga tidak ada yang memiliki keluhan yang sama
seperti ini atau keluhan kulit lainnya.

Riwayat Alergi :
Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat dan makanan.

8
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Composmentis
 Tanda Vital :
TD : 130/80
Nadi : 80 x/m
RR : 20 x/m
Suhu : 36,80C

9
Status generalis

Kepala

• Rambut : Alopesia (-), distribusi merata

• Mata : Konjungtiva anemis (-)/(-), sklera ikterik (-)/(-)

• Hidung : Deviasi septum (-), secret (-/-)

• Telinga : Normotia, sekret (-)

• Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), caries dentis (-)

Leher
 Pembesaran KGB(-),pembesaran tiroid (-)
10
Thorak
• Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris
• Palpasi : Vokal fremitus normal
• Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
• Auskultasi : Vesikuler, wheezing (-), ronkhi(-), Bunyi jantung I dan II murni
regular, murmur (-), gallop(-)
Abdomen
• Inspeksi : Datar
• Auskultasi : BU (+)
• Perkusi : Timpani pada 4 kuadran
• Palpasi : Supel,turgor baik, hepatomegali(-), splenomegali(-)

11
Ekstremitas bawah : Edema (+/+), atrofi(-), akral
hangat, CRT <2 detik, varises (-)

12
Status dermatologikus

Distribusi Generalisata

Efluroesensi Eritema, hiperpigmentasi dengan


skuama tebal.
Diagnosis
Diagnosis Banding :
1. Eritroderma
kerja/pasti :
2. Psoriasis Eritroderma

16
Penatalaksanaan

 IVFD Ringer Lactate 20 tpm


 MP 2x125 mg IV
 Ranitidin 2x50 mg IV
 PO: Cetirizine 0-0-1
Topikal :
 Desoximetason 2 dd ue
 Vaseline album 2 dd ue
17
PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : ad bonam

Quo ad sanationam : ad bonam


ERITRODERMA
Definisi

Eritroderma ialah kelainan kulit yang ditandai dengan


adanya eritema universal (90%-100%), biasanya
disertai dengan skuama.
EPIDEMIOLOGI

 Seperti telah disebutkan jumlah pasien eritroderma


dibagian kulit makin bertambah. Penyebab utama ialah
psoriasis yang meluas. Hal tersebut seiring dengan
meningkatnya insidens psoriasis
ETIOLOGI
GOLONGAN I:
Eritroderma akibat alergi obat biasanya
secara sistemik

GOLONGAN II:
Eritroderma akibat perluasan penyakit
kulit

GOLONGAN III:
Eritroderma akibat penyakit sistemik
termasuk keganasan
PATOFISIOLOGI

 Patofisiologi eritroderma masih belum jelas.


 Akibat suatu agent, membuat tubuh bereaksi
berupa pelebaran pembuluh darah kapiler
yang universal. Kemungkinan berbagai sitokin
berperan.
PATOFISIOLOGI
GOLONGAN I
Eritroderma akibat alergi obat
biasanya secara sistemik
 Onset timbulnya penyakit bervariasi segera s/d 2 mgg

 Gambaran klinis:
◦ Eritema universal
◦ Akut: tidak terdapat skuama
Stadium penyembuhan: timbul skuama.
GOLONGAN II
Eritroderma akibat
perluasan penyakit kulit
Disebabkan
oleh
penyakitnya
sendiri
Pengobatan
Psoriasis yang terlalu
Yang kuat
sering (co: topikal
terjadi ter dengan
Penyakit
Leiner konsentrasi
terlalu tinggi)
Penyakit Leiner
 Sinonim: Eritroderma Deskuamativum
 Etiologi:
◦ Idiopatik.
◦ Umumnya disebabkan oleh dermatitis seboroik yang meluas
karena pada pasien hampir selalu terdapat kelainan yang
khas untuk dermatitis seboroik.
 Usia penderita: antara 4 s/d 20 minggu.
 Keadaan umum: baik, biasanya tanpa keluhan.
 Kelainan kulit: eritema universal disertai skuama yang kasar.
Penyakit Leiner
GOLONGAN III
Eritroderma akibat penyakit
sistemik termasuk keganasan

 Termasuk
di dalam golongan ini
Sindrom Sezary
Sindrom Sezary
 Penyakit ini termasuk limfoma, ada yang berpendapat merupakan
stadium dini mikosis fungoides.
 Penyebab:
◦ belum diketahui
◦ diduga berhubungan dengan infeksi virus HTLV-V dan dimasukkan
ke dalam CTCL (Cutaneus T-Cell Lymphoma).
 Yang diserang: orang dewasa
 Ditandai dengan:
◦ eritema berwarna merah
membara yang universal
disertai skuama dan rasa
sangat gatal
◦ infiltrat pada kulit
◦ edema
Sindrom Sezary
• Pada 1/3 s/d 1/2 dari pasien didapati:
splenomegali, limfadenopati superficial, alopesia,
hiperpigmentasi, hiperkeratosis palmaris dan
plantaris, kuku-kuku yang distrofik.
Pemeriksaan laboratorium:
oleukositosis (rata-rata 20.000/mm).
oTerdapat limfosit atipik  disebut sel Sezary.
Sel ini besarnya 10-20 mikro,mempunyai sifat
yang khas diantaranya intinya homogen, lobular,
dan tak teratur. terdapat dalam darah, KGB, dan
kulit.
Pemeriksaan laboratorium:
 Biopsi
PENGOBATAN
GOLONGAN I
 Obat tersangka sebagai kausanya segera dihentikan.
 Kortikosteroid: Prednison 4x10 mg

Penyembuhan terjadi cepat, umumnya dalam beberapa hari-


beberapa minggu.
GOLONGAN II
 Kortikosteroid:
◦ Dosis mula: Prednisone 4x10 mg – 4x15 mg sehari
◦ Penyakit Leiner: Prednison 3x1-2 mg sehari.
◦ Jika eritroderma terjadi akibat pengobatan dengan ter pada
psoriasis obat tersebut harus dihentikan.
◦ Eritroderma karena psoriasis  Etretinat 1mg/kgBB

◦ Lama penyembuhan golongan II bervariasi beberapa minggu s/d


beberapa bulan tidak secepat golongan I
◦ Pada pengobatan dengan kortikosteroid jangka lama (>1 bulan) 
lebih baik digunakan metilprednisolon daripada prednison dengan
dosis ekuivalen  efeknya lebih sedikit
◦ Lama penyembuhan golongan II bervariasi
beberapa minggu s/d beberapa bulan tidak
secepat golongan I
◦ Pada pengobatan dengan kortikosteroid jangka
lama (>1 bulan)  lebih baik digunakan
metilprednisolon daripada prednison dengan dosis
ekuivalen  efeknya lebih sedikit
GOLONGAN III
 Sindrom Sezary:
Kortikosteroid:
 Prednisone 30 mg/hari, atau
 Metilprednisolon dengan dosis
ekuivalen (24 mg/hari)
Sitostatik: biasanya digunakan
klorambusil dengan dosis 2-6 mg
sehari
 Eritroderma kronis: ditambah diet tinggi
protein
 Emolien: untuk melembabkan kulit, akibat
vasodilatasi oleh eritema, misalnya dengan
salep lanolin 10% atau krim urea 10%
PROGNOSIS
 Golongan I
 Baik, penyembuhan cepat
 Etiologi tidak diketahui
 Pengobatan kortikosteroid hanya mengurangi gejala
 pasien bisa jadi ketergantungan kortikosteroid
 Sindrom Sezary
 Buruk. Pasien meninggal biasanya disebabkan
infeksi atau penyakit berkembang jadi mikosis
fungoides.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai