Anda di halaman 1dari 14

PSIKONEUROIMUNOLOGI

KEPERAWATAN PALIATIF
KONSEP STRESS DALAM PNI
 Stress didefinisikan sebagai respon fisik dan emosional
terhadap tuntutan yang dialami individu yang
diinterpretasikan sebagai sesuatu yang mengancam
keseimbangan (Emanuelsen & Rosenlicht, 1986).
 Menurut Hans Selye stres terbagi menjadi dua secara
makro yaitu:

1. Stresor fisiologik (Eustress), misalnya saat bayi dilahirkan,


pubertas, kehamilan dan pesalinan dan stresor patologik
(Distress), stres yang terjadi pada kehidupan sehari-hari (real-
life stres) misalnya terpapar sinar ultra violet dalam waktu
lama, infeksi, beberapa sosial stres (kehilangan pekerjaan,
PHK, kehilangan rumah dll).
2. Personal stres (kematian pasangan hidup, perceraian,
kematian anak dll).
 Ada dua elemen utama dari proses respon stres tersebut
yaitu: homeostasis dan sindrom adaptasi umum. Serangan
stresor pada tubuh, yang merespon dengan membuat
penyesuaian (coping) untuk menjaga keseimbangan, melalui
proses homeostasis. Tubuh melawan stresor tersebut dengan
memperkuat perlawanan yang dikenal dengan sindrom
adaptasi umum (General Adaptation Syndrome).
Kegagalan dan gangguan biologis saat terjadi coping
terjadi ketika tubuh tidak dapat lagi menahan kekuatan
stresor, mengakibatkan gejala emosional dan gangguan
fisik. Individu kemudian memobilisasi sumber-sumber coping
untuk mengatasi stress dan mengembalikan keseimbangan.
Idealnya, stress bergabung dengan perilaku koping yang
tepat akan mendorong suatu perubahan positif pada
individu. Ketika stres melebihi kemampuan coping
seseorang, maka potensi untuk menjadi krisis dapat terjadi.
Berdasarkan sumbernya stresor dibagi
menjadi 2 yaitu:
 1. Stressor internal: berasal dari dalam diri
seseorang misalnya demam, kondisi seperti
kehamilan atau menopause, atau suatu keadaan
emosi seperti rasa bersalah.
 2. Stresor eksternal, berasal dari luar diri
seseorang misalnya perubahan dalam suhu
lingkungan, perubahan dalam peran keluarga atau
sosial, tekanan dari pasangan.
Eustress
 Stress merupakan reaksi awal dari penyesuaian diri
tersebut. Sedikit stress membuat manusia menjadi
waspada dan ini dibutuhkan agar kita mampu
memotivasi diri, menyesuaikan diri, dan segera mencari
cara untuk mengatasi stress tersebut. Stress jenis ini
dinamakan eustress, yaitu stress yang membuat
seseorang jadi bertambah kuat dan mampu
menyesuaikan diri secara alamiah. Dengan kata lain
Eustres merupakan stres yang membawa dampak
positif. Dampak positif akan dihasilkan bila stres ada
dalam intensitas tertentu, tidak terlalu sedikit dan juga
tidak terlalu banyak.
Distress
 Distres sendiri bisa berupa penderitaan mental,
bisa pula fisik. Salah satu bentuk distres mental
yang berat adalah sakit jiwa dalam tingkatan
ringan, sedang, atau berat. Distres mental umumnya
diawali kecemasan tanpa sebab. Bila seseorang
gagal menyesuikan diri terhadap stress, artinya ia
tidak mampu menyelesaikan persoalannya, tidak
dapat mencapai harapan-harapannya, menderita,
serta merasa tertekan, maka stressnya itu sudah
membahayakan, atau sudah masuk dalam kategori
distress.
PERAN SISTEM IMUN
Terbagi menjadi dua yaitu :
1. Respon Imun Non spesifik

2. Respon Imun Spesifik


 Sistem imun spesifik memiliki ciri utama sebagai berikut:
 1. 1. Spesifitas, yaitu kemampuan masing-masing limfosit untuk
mengekspresikan reseptor yang dapat membedakan struktur antigen satu
dengan struktur antigen yang lain. Bagian dari antigen yang dapat
dikenali oleh limfosit ini disebut dengan determinan antigen atau epitop.
 2. Diversitas, yaitu kemampuan limfosit untuk membedakan satu antigen
dengan antigen yang lain karena reseptor yang berbeda. Setiap klon
limfosit memiliki struktur reseptor yang berbeda dari klon limfosit lain,
sehingga terdapat diversitas yang sangat besar.
 3. Memory, yaitu kemampuan limfosit untuk mengingat antigen yang pernah
dijumpainya dan memberikan respons yang lebih efektif pada perjumpaan
berikutnya. Setelah terjadi respons primer, akan terbentuk klon limfosit
yang disebut memory cell . Klon limfosit inilah yang dapat mengenali
antigen bersangkutan pada pemaparan berikutnya dan memberikan
respons sekunder yang berlangsung lebih cepat dan intensif dibandingkan
respons primer.
CARA SISTEM SARAF MENGONTROL
SISTEM IMUN
 1. Komunikasi Langsung Komunikasi langsung
adalah komunikasi antar sel yang sangat
berdekatan. Komunikasi ini terjadi dengan
mentransfer sinyal listrik (ion-ion) atau sinyal kimia
melalui hubungan yang sangat erat antara sel satu
dengan lainnya. Gap junction memungkinkan
terjadinya aliran ion-ion (sinyal listrik) dan molekul-
molekul kecil (sinyal kimia), seperti asam amino, ATP,
cAMP dalam sitoplasma kedua sel yang
berhubungan.
 2. Komunikasi Lokal Komunikasi lokal adalah komunikasi
yang terjadi melalui zat kimia yang dilepaskan ke
cairan ekstrasel (interstitial) untuk berkomunikasi
dengan sel lain yang berdekatan (sinyal parakrin) atau
sel itu sendiri (sinyal autokrin).
 3. Komunikasi Jarak Jauh adalah komunikasi antar sel
yang mempunyai jarak cukup jauh. Komunikasi ini
berlangsung melalui sinyal listrik yang dihantarkan sel
saraf dan atau dengan sinyal kimia (hormon atau
neurohormon) yang dituangkan ke pembuluh darah.
Demikian secara umum komunikasi antar sel.
RESPON PSIKOLOGIS TERHADAP
STRESOR
 Stressor menunjukkan suatu kebutuhan yang tidak
terpenuhi dan kebutuhan tersebut dapat
merupakan fisiologis, psikologis, sosial dan
lingkungan Hans Selye dalam Emanuelsen &
Rosenlicht (1986) mengemukakan suatu model stress
yang disebut general adaptation syndrome (GAS).
 GAS terdiri atas 3 tahap yaitu :
Stage of Resistance
Merupakan tahap
Alarm Respon kedua, dimana tubuh
Merupakan tahap beradaptasi terhadap
pertama dan ditandai oleh ketidakseimbangan yang
respon cepat, singkat, disebabkan oleh stressor.
melindungi/memelihara Tubuh bertahan pada tahap
kehidupan dimana ini sampai stressor yang
merupakan aktivitas total membahayakan hilang dan
dari sistem saraf simpatis. tubuh mampu kembali
Tahap ini sering disebut kekeadaan homeostasis. Jika
dengan istilah menyerang semua energi tubuh tubuhnya
atau lari (fight-orflight digunakan untuk coping,
response). maka dapat terjadi tahap
yang ketiga yaitu tahap
kelelahan.

Anda mungkin juga menyukai