Anda di halaman 1dari 17

REFERAT

“INFEKSI INTRAABDOMINAL”

Oleh :
Siti Wahyuni Maharani.R
Pembimbing
dr. Dian Wirdiyana, M.Kes, Sp. An
 Infeksi intra-abdominal merupakan istilah
yang digunakan untuk infeksi dalam
abdomen, yang biasanya dideskripsikan
sebagai peritonitis atau abses
intraabdominal.
 Infeksi pada rongga peritoneum
(intraperitoneal) dapat dibedakan menjadi:2
 1. Infeksi difus, yaitu berupa peritonitis
difusa
 2. Infeksi fokal, yaitu berupa abses
intraperitoneal/intraabdominal.
INFEKSI INTRAABDOMINAL DIKLASIFIKASIKAN :

1. Peritonitis primer
2. Peritonitis sekunder
3. Peritonitis tersier
4. Abses intraperitoneal
 Peritonitis sering menyebabkan mortalitas karena efek
pada banyak sistem organ. Pergeseran cairan dan
endotoksin bisa menyebabkan hipotensi dan syok.
Hilangnya cairan dari vaskulatur pada peritonitis
serupa dengan luka bakar stadium 2 50%. Pada
peritonitis, diperlukan sejumah besar cairan intravena
untuk mengembalikan volume vaskular dan
meningkatkan fungsi kardia.
ETIOLOGI
 Peritonitis bakterial dapat diklasifikasikan
primer atau sekunder, bergantung pada
apakah integritas saluran gastrointestinal
telah terganggu atau tidak.
 Streptococcus pneumoniae

 Escherichia coli

 Peritonitis akibat zat kimia (aseptik) terjadi


sekitar 20% dari seluruh kasus peritonitis
PATOMEKANISME

Fase 1 Fase 2 Fase 3

Fase Fase Fase usaha


pembuanga interaksi pertahanan
n cepat sinergistik tubuh
kontamin
kontamin
antara untuk
dari kavum aerob dan melokalisa
peritoneum anaerob. si infeksi.
ke sirkulasi
sistemik.
DIAGNOSIS

 Diagnosis dimulai dari anamnesis dan


pemeriksaan fisik diagnostik standar dengan
fokus pada tanda-tanda dan gejala inflamasi
sistemik dan masalah abdomen.
 Didapatkan tanda-tanda disfungsi saluran
cerna seperti nyeri abdomen akut, anoreksia,
nausea, muntah, distensi dan obstipasi.
GEJALA KLINIK
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH RUTIN
MELIPUTI :
1. Jumlah Sel. (Jumlah sel darah putih dengan
pemeriksaan hitung jenis merupakan
pemeriksaan penting pada peritonitis.
2. Albumin dan Protein total Gradien albumin
serum dan cairan asites.
3. Pewarnaan gram dan kultrur
4. Pemeriksaan lain.
PENANGANAN
 Kehilangan cairan pada pasien dengan infeksi
intraabdominal terjadi karena asupan yang
kurang akibat mual, muntah dan ileus, serta
tachypnea dan hyperthermia.
 Penanganan peritonitis saat pertama kali
datang tetap “primary survay”
 Airway
 Breathing
 Circulation
 Disability
 exposure
 resusitasi cairan adalah tindakan
mengganti kehilangan cairan tubuh yang
hilang patologis kembali menjadi normal.
1. Pemasangan jalur intravena
2. Menilai kondisi umum pasien
3. Menghitung perkiraan kehilangan cairan
4. Memberi terapi cairan berdasarkan
derajat dehidrasinya
 Pemberian cairan awal (dehidrasi tahap cepat)
dengan kecepatan 20-40 ml/kgBB/jam selama
30-60 menit.
 Selanjutnya diberikan terapi cairan tahap
lambat yaitu 8 jam pertama dan 16 jam
berikutnya.
PROGNOSIS

 prognosis dapat dibagi menjadi tiga,


tergantung lamanya peritonitis:
 (1) kurang dari 24 jam: prognosisnya > 90 %;
(2) 24 – 48 jam: prognosisnya 60 %; dan
 (3) lebih dari 48 jam: prognosisnya 20 %.
KOMPLIKASI

 Syok septik, abses intraabdomen, dan adhesi


merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada
peritonitis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai