Pendekatan Klinis pada

Penderita Dispepsia Fungsional

-Dicky Kurniawan (102015090)

-Kelompok A5
Skenario 1

 Seorang perempuan 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri ulu

hati sejak 3 hari yang lalu.
Identifikasi Istilah

 -
Rumusan Masalah

 Seorang perempuan berusia 25

tahun dengan keluhan nyeri ulu
hati sejak 3 hari yang lalu.
Analisis Masalah
Anamnesis, Pemeriksaan
Fisik dan Penunjang

Prognosis dan
WD dan DD
pencegahan

RM
Etiologi dan
Tatalaksana
Epidemiologi

Komplikasi Manifestasi Klinis

Anamnesis
• Keadaan umum
• TTV : Normal
• KU : nyeri ulu hati
• RPS : nyeri dirasakan sejak 3 hari yang lalu
• RPD : Sebenarnya keluhan ini sudah ada sejak 1 tahun yang lalu
dengan remisi dan membaik dengan minum obat. Namun keluhan
ini muncul kembali pada saat terlambat makan. Kembung (+)
Berat badan menurun disangkal.
Pemeriksaan fisik

 Pada pemeriksaan fisik, didapatkan hasil bahwa terdapat nyeri tekan regio
epigastrium
 Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan laboratorium : Normal

 Pemeriksaan EGD : (-)
 Pemeriksaan radiologi : (-)
Hipotesis

Berdasarkan hasil anamnesis dan

pemeriksaan fisik, serta
pemeriksaan penunjang, perempuan
tersebut menderita dyspepsia
fungsional
 Diagnosis Kerja

 Dispepsia fungsional
Anatomi Mulut
Anatomi Esofagus
Histologi Esofagus
Anatomi Gaster
Histologi Gaster
 Etiologi Dispepsia Fungsional

 Idiopatik
 Hipotesis:
 Penurunan relaksasi reseptif dan akomodasi
 Perubahan koordinasi axis CNS, sistem saraf enteric, dan sistem saraf otonom
 Perubahan rangsangan saraf pusat (N. Vagus)
 Penurunan motilitas pada lambung
 Penurunan aktivitas sel pemacu Cajal
 Hipersensitivitas terhadap distensi visceral
 Stress dan emosi
 Gangguan hormonal
Epidemiologi
 Penyakit ada di seluruh dunia
 Multifaktorial: usia, gender, etnis, infeksi, makanan, merokok, alcohol,
penggunaan NSAID, factor social ekonomi, factor psikologik, dan kualitas
hidup pasien.*
 Prevalensi tergantung dari sudut pandang
 sudut pandang upper abdominal pain : 7-42%**
 Sudut pandang upper abdominal symptom: 23-45%**

* Bestene JA. Visceral sensitivity and functional dyspepsia: or much more than this?. Rev Col Gastroenterol. 2012; 25(3).
** Kumar A, Patel J, Sawant P. Epidemiology of functional dyspepsia. Supplement to JAPI. 2012 Mar; 60: 9-12.
Patogenesis dan Patofisiologi
Relaksasi reseptif dan akomodasi
Axis CNS, saraf
otonom, dan saraf
enterik
Perubahan rangsangan
saraf Vagus (X)
Perubahan Motilitas pada Lambung
Gangguan Sel Interstisial Cajal
Gangguan Hormon : Motilin
Manifestasi Klinis

 Mual, muntah, sendawa, kembung, cepat kenyang, tidak dapat menghabiskan

pori makan normal seperti biasanya, nyeri di ulu hati, heartburn, dan
sebagainya
 Berdasarkan ROME III kriteria diagnosis untuk dyspepsia fungsional:
 Rasa cepat kenyang
 Rasa kembung
 Nyeri epigastrium
 Rasa panas atau terbakar pada epigastrium, dan
 Tidak ditemukan kelainan struktural (termasuk EGD)
Diagnosis deferensial: Dispepsia
Organik
 Gastritis kronik
 Ulkus peptic
 Karsinoma gaster
Dispepsia Organik: Gastritis Kronik
Dispepsia
Organik: Ulkus
Peptik
Dispepsia Organik:
Karsinoma
Lambung
Diagnosis
diferensial:
Pankreatitis Kronik
Diagnosis Diferensial: GERD
Evaluation and
Management of
Dyspepsia
Terapi

 Terapi empiric untuk dyspepsia

 Penekan asam lambung : PPI, H2RA,
antasida (PDS)
 Prokinetik: Domperidon,
Metoclopamide, Cisapride,
Tegaserod 6 mg 2x1, (EPS)
 Sitoprotektor: Sukralfat
 Agen antidepresan: Imiramine,
desipramine, amitriptilin
Cara Mencegah

 Makan teratur
 Hindari makanan pencetus
 Hindari stress
Komplikasi

 Infeksi sekunder oleh bakteri ataupun jamur candida

 Terjadi likenifikasi dan hiperpigmentasi pada infeksi kronik
 Terapi yang salah khususnya topical (steroid) dapat menyebabkan eksaserbasi
penyakit. Hal ini biasa dilakukan oleh pasien yang mengobati sendiri dan
mengatakan bahwa gejalanya membaik dengan penggunaan kortikosteroid
(hidrokortison, deksametason, betametason topical).
Kesimpulan

Berdasarkan hasil anamnesis, PF, dan pemeriksaan penunjang, perempuan

tersebut menderita penyakit dyspepsia fungsional