Anda di halaman 1dari 60

Diet pada

Penyakit Saluran Cerna


Atas

Kasyani, S.Gz, MPH

Mata Kuliah Diet Penyakit Infeksi


Program Studi Ilmu Gizi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi
TA. 2018/2019
Pendahuluan
Saluran cerna 
f/ mencerna makanan,
mengabsorpsi zat gizi &
mengekskresi sisa pencernaan.

Terdiri dari 
Mulut, kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar & anus.
Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/
Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Saluran Cerna

Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/


Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/
Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Digestion & Absorption
Stomach Mechanicall digestion

Duodenum Enzimatic digestion

High permeability and ABSORPTION:


Jejunum Water, CHO, fat, protein,
liposolubles vitamins, P, Mg, Ca
Ileum ABSORPTION : Water, CHO, biliary salts, vitamin B12

Protects small bowel from infection


Ileo caecal
Controlls small bowel emptying

ABSORPTION : Water and Na absorption,


Colon K and bicarbonate secretion
• Digestive disorders are among the most
common problems in health care.
• Dietary habits and specific food types can play
an important role in the onset, treatment, and
prevention of many GI disorders.
• Nutrition therapy is integral in the prevention
and treatment of malnutrition and deficiencies
that can develop from a GI tract disorder.
• Diet and lifestyle modifications can improve a
patient’s quality of life by alleviating GI
symptoms and decreasing the number of
health care visits and costs associated with GI
disease.

Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/


Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Gangguan Pencernaan
Gangguan pencernaan 
Proses menelan, pengosongan
lambung, absorpsi zat gizi &
proses BAB (defekasi)

Dikarenakan 
Infeksi/peradangan, gangguan
motilitas,
perdarahan/hematemesis-melena,
kondisi saluran cerna pasca bedah,
Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/
Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Penyakit Saluran Cerna
• Stenosis esofagus  penyempitan
• Gastritis akut/kronik
• Hematemesis-melena  muntah darah – tinja
kehitaman
• Ulkus peptikum  kerusakan mukosa –submukosa –
lapisan otot GIT.
• Gastroesophageal Reflux Disesase (GERD) sindrom
dumping
• Divertikulosis – kantong2 pada colon
• Inflammatori Bowel Disease (IBD)  kolitis ulceratif,
crohn disease
• Hemoroid – wasir  pembengkakan – pembuluh darah
yg membesar
• Diare
• Konstipasi Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/
Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Manifestasi pada pasien:
• Disfagia – sulit menelan
• Dispepsia – rasa tdk nyaman/nyeri
pd SCA
• Diare
• Konstipasi
• Hematemesis
• Melena
• Hematokesia – BAB berdarah
(menetes)
Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/
Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Diet Penyakit Saluran
Cerna Atas

Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/


Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Disfagia

Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/


Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Gambaran umum
Disfagia  sulit menelan

kelainan sistem saraf menelan,


pasca stroke, dan adanya
massa/tumor.

Perlu penangangan khusus pada:


• Cara pemberian makanan
• Bentuk makanan
Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/
Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Tujuan Diet Disfagia

• Menurunkan risiko aspirasi akibat


masuknya makanan ke dalam
saluran pernapasan.

• Mencegah dan mengoreksi


defesiensi zat gizi & cairan.

Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/


Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Syarat Diet Disfagia
• Cukup E, P, dan zat gizi lain
• Mudah cerna, porsi kecil, dan pemberian
sering
• Cukup cairan
• Bentuk makanan  kemampuan menelan
Bertahap – Cair penuh/kental  Saring  Lunak.

• Tidak diberikan makanan cair jernih 


sering menyebabkan tersedak/aspirasi
• Cara pemberian  oral/pipa (selang)/sonde.
Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/
Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Pemberian Diet
• Pipa  Makanan cair penuh (MCP)

• Per Oral  Makanan cair kental


(MCK), makanan saring (MS),
atau makanan lunak (ML)

Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/


Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Pasca Hematemesis-
Melena
Hematemesis-melena:
Keadaan muntah dan BAB berupa
darah akibat luka pada saluran
cerna.

Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/


Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Penyebab
Penyebab:
Kelainan esofagus (misalnya varises, esofagitis,
keganasan, dll), kelainan lambung dan duodenum,
penyakit darah (seperti leukimia, disseminated
intravascular coagulation (DIC), purpura
trombositopenia, dll), penyakit sistemik lain seperti
uremik, dan pemakaian obat-obatan ulserogenik
(golongan salisilat, kortikosteroid, alkohol, dsb).

Penyebab perdarahan saluran cerna atas yang banyak


dijumpai di Indonesia adalah pecahnya varises esofagus
dengan rata-rata 45-50 % seluruh perdarahan saluran
cerna atas.
Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/
Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/
Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Tujuan Diet
• Memberikan makanan secukupnya

Istirahat saluran cerna,
mengurangi risiko perdarahan
ulang, dan mencegah aspirasi.

• Mengusahakan keadaan gizi sebaik


mungkin
Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/
Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Syarat Diet
• Tidak merangsang saluran cerna
• Tidak meninggalkan sisa
• Fase akut  makanan parenteral 24-
48 jam untuk
mengistirahatkan lambung.
• Diet diberikan jika perdarahan pada
lambung/duodenum sudah tidak ada.

Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/


Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Jenis Diet dan Indikasi
Pemberian
• Bentuk  Makanan Cair Jernih
(MCJ), tiap 2-3 jam
pascaperdarahan.
• Diberikan 1-2 hari saja.

Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/


Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Penyakit Lambung
Terdiri dari:
• Gastritis akut atau kronis
• Ulkus peptikum
• Pasca-operasi lambung yg sering
diikuti Dumping Syndrome
• Kanker lambung

Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/


Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Gangguan gastrointestinal sering
dihubungkan dengan:
Emosi atau psikoneurosis dan/atau makan
terlalu cepat karena kurang dikunyah
serta terlalu banyak merokok.
Umumnya berupa sindroma dispepsia

Kumpulan gejala yang terdiri dari mual,
muntah, nyeri epigastrum, kembung,
nafsu makan berkurang, dan rasa cepat
kenyang.
Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/
Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Tujuan Diet

• Memberikan makanan & cairan


secukupnya,
• Tidak memberatkan kerja lambung,
• Mencegah & menetralkan sekresi
asam lambung yang berlebihan

Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/


Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Syarat Diet Penyakit
Lambung
• Mudah cerna, porsi kecil, sering diberikan.
• E, P cukup, sesuai kemampuan pasien untuk
menerimanya.
• Lemak rendah, 10-15% TE yg ditingkatkan secara
bertahap sampai sesuai.
• Rendah serat – terutama serat tidak larut air.
• Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
• Tidak merangsang pencernaan.
• Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi; umumnya
tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak.
• Makan secara perlahan di lingkungan yg tenang.
• Fase akut  makanan parenteral 24-48 jam  istirahat
lambung.

Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/


Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Jenis Diet Lambung

• Diet Lambung I
• Diet Lambung II
• Diet Lambung III

Diet Penyakit Saluran Cerna Atas/


Ilmu Gizi/ STIKBA Jambi
Kebutuhan Gizi

• Perhatikan  jumlah energi ; komposisi


protein, lemak, KH
• Kebutuhan energi
Metode : beberapa rumus perhitungan
energi (H.Benedict dll).
BEE x aktifitas x stres
- Stres ringan : 1
- Stres sedang : 1,2 – 1,3
- Stres berat : 1,4 – 1,5
ORAL/ENTERAL NUTRITION
(KOMERSIAL)

• Polimerik : mengandung protein utuh


untuk penderita dg GI track normal/
hampir normal
• Pra digesti (formula khusus dalam bentuk
susu elemental/oligomerik) 
mengandung AA/ peptida dan lemak MCT
yang langsung diserap usus  ada
gangguan fungsi GI track
• Diet enteral khusus : ginjal, DM , tinggi
protein

GANGGUAN ESOFAGUS
• Refluks gastroesofagus, obstruksi esofagus
dan disfungsi motorik

• Pengurangan tekanan springter esofagus


bagian bawah (LES = Lower Esophageal
Sphincter)  refluks gastroesofagus
(GERD= gastroesophageal reflux disease)

• Faktor lain  gangguan pengosongan S.


cerna & peristalsis esofagus  refluks isi
lambung ke esofagus  esofagitis dan
nyeri ulu hati
GASTRO ESOPHAGEAL
REFLUX DISEASE (GERD)
• Sejak tahun 1980
 GERD dahulu
“reflux
esophagitis”,
“hiatal hernia”,
“Heartburn”
• Sebagian makanan
yang yang
mengandung asam
dan enzim 
esophagus 
iritasi, inflamasi,
GERD
• pelindung lambung
dari asam lambung
 “stomach lining”
• Esophagus tidak
ada pelindung 
kerusakan dari
asam lambung dan
enzim pencernaan
• Gejala GERD 
“heartburn”, hiatal
hernia
HIATAL HERNIA
• Hiatal hernia terjadi ketika sebagian
lambung  diaphragm
Tujuan Diet GERD
• Mencegah iritasi dan inflamasi
mucosa esophageal pada fase akut
• Mencegah “esophageal reflux”
• Menurunkan “acidity” dari asam
lambung
• Menurunkan BB bila kegemukan 
penurunan tekanan abdominal
(hiatal hernia)
MAKANAN YANG
MEMPENGARUHI TEKANAN LES

• protein dalam diit  meningkatkan LES


• Lemak dalam diit  menurunkan LES
• Coklat mengandung cafeine 
menurunkan LES
• Alkohol dan karminativa (peppermint,
garlic, bawang merah)  menurunkan
LES
• Rokok (nikotin)  menurunkan LES
• Kopi  menurunkan LES dan
merangsang sekresi asam lambung
2. Menurunkan Iritasi pada
Esofagus
• Menghindari : citrus juice, tomat,
kopi, makanan berbumbu tajam,
merica, makanan pedas, minuman
yang mengandung karbonat
• Menghindari makanan 
menyebabkan “heartburn” 
misalnya : “pastry” , cakes
3. Memperbaiki “CLEARING
ESOPHAGUS”

• Jangan berbaring/tidur  > 2 jam


setelah makan
• Meninggikan kepala  pada waktu
tidur
4. Menurunkan frekuensi dan
volume reflux
• Makanan porsi kecil dan sering
• Menurunkan berat badan jika
overweight
• Cukup serat untuk menghindari
konstipasi (meningkatkan tekanan
intraabdominal)
• Menghisap sedikit2 minuman
5. HAL-HAL LAIN
• Menghidari mengunyah permen
karet
• Menghindari rokok
• Memonitor pengaruh antacid pada
status zat besi  suplemen bila
perlu
• Monitor pengaruh penghindaran
citrus, tomat dll thd status asam
askorbat  suplemen bila perlu
SINDROMA DISPEPSIA
• Kumpulan gejala  nyeri epigastrium,
mual, muntah, perut kembung, cepat
kenyang, anoreksia, flatulens.

• Faktor sekunder gangguan sistemik 


aterosklerosis, hipertensi, penyakit hati,
ginjal

• Faktor lain  makan terlalu banyak, terlalu


cepat, stres, rokok, exercise setelah makan,
obat2an  iritasi lambung. dll
PRINSIP PEMBERIAN
MAKAN
• Prinsip  pemberian nutrisi
oral/entaral  bila keadaan akut
(muntah2 hebat)  nutrisi
paranteral
• Kembung dan banyak gas abdomen
 dihindari makan/minum yang
meningkatkan gas dan flatulensi
abdomen, misal cocacola, fanta,
sawi, kol, nangka.
Jenis
• Dispepsia refluks dan esofagitis
• Dispepsia ulcus  kurangi makanan/
minuman yang merangsang sekresi
asam lambung (kopi, the, susu dll) ;
perbanyak serat
• Dispepsia fungsional  gejala ada,
pemeriksaan penunjang tidak ada
kelainan (USG, CT scan abdomen,
Endoskopi)
SYARAT DIIT
DISPEPSIA FUNGSIONAL
• Menghindari makanan/minuman yang
menyebabkan/memperberat gejala
• Mengatur jarak jam makan dan porsi
makan sering tetapi interval pendek
• Dianjurkan makan perlahan-lahan,
dikunyah halus, tidak minum saat makan
• Menghindari makanan/minuman yang
menstimulir sekresi asam lambung
• Tinggi serat tapi tidak menimbulkan gas
• Kurangi makanan yang terlalu berlemak
PENGARUH BAHAN MAKANAN THD
FUNGSI TRAKTUS GASTROINTESTINAL

• Cabe/sambal
zat aktif sambal : alkaloid capsaicin
 dosis rendah protektor, dosis
tinggi perusak mukosa lambung
• Alkohol
Dapat merusak lambung
• Kopi
Meningkatkan sekresi cairan
lambung
lanjutan
• Serat
serat dalam buah dan sayuran
bermanfaat  diit tinggi serat
mencegah kanker kolorektal dan
angka kekambuhan tukak peptik

• Rokok
Memperlambat proses penyembuhan
tukak peptik
GASTRITIS
• Peradangan pada lambung
• Tipe  akut atau kronik
• Penyebab  bakteri/ infeksi virus,
“autoimun disorders”, “bile reflux” ; iritasi
dari obat, alkohol, sekresi asam lambung
berlebihan (stres), Muntah kronis
• Gejala : cegukan, nyeri ulu hati, nafsu
makan menurun, mual, muntah, BAB
coklat, muntah darah.
GASTRITIS AKUT
• Mengistirahatkan lambung dan
pemulihan (24 – 48 jam)
• Perdarahan  intravena
• Membaik diberikan oral  makanan
cair  ditingkatkan sesuai toleransi
pasien
• Gastritis akut ringan  makanan
lunak per oral (bubur, campuran
susu, krim sereal dan puding dll)
GASTRITIS KRONIS
• Memenuhi kecukupan gizi  kalori
dan zat gizi lain
• Bentuk makanan lunak  bertahap
• Makan teratur
• Menghindari makanan yang
membuat rasa tak nyaman
• Prinsip penatalaksanaan gizi 
peptic ulcer
PENDIDIKAN PASIEN

• Pada gastritis kronik  perlu


penilaian status folat dan Vitamin
B12. Pada atropi lambung dan
intestinal  berhubungan dengan
penyerapan folat dan Vit. B12
• Menghindari makanan yang dapat
meningkatkan asam lambung 
alkohol, cafeine, lada hitam, cola.
TUKAK/ULKUS PEPTIKUM
• Sekresi asam berlebihan atau kerusakan
pembatas mukosa saluran cerna 
terbentuknya tukak.

• Ulcer pada lambung  gastric ulcer ; pada


duodenum  duodenal ulcer ; kedua tipe 
peptic ulcer.

• Faktor utama  Helicobater pylori  basilus


pada epitel lambung.

• Faktor lain  merokok, penggunaan teratur


obat2an antiinflasi nonsteroid (mis. Aspirin) ;
stres emosional ; genetik.
FAKTOR PREDIPOSISI
• Merokok berlebihan, mengkonsumsi
obat aspirin berlebihan, kebiasaan
minum kopi dan cola.
• Keturunan
• Stres psikis  kurang istirahat,
tidur, penyakit .
TUJUAN DIIT
• Menurunkan sekresi asam lambung
• Merubah kebiasaan  faktor
prediposisi
• Mengkoreksi anemia  jika ada
• Mencegah komplikasi lebih lanjut 
perforasi
• Memenuhi kecukupan vitamin C 
mempercepat pemulihan
PENGATURAN MAKAN
• Dulu  pantangan makanan/minuman
untuk mencegah perburukan atau tidak
menimbulkan keluhan. Misalnya : asam
(cuka), pedas, kopi, alkohol, cola, bir.

• Sekarang  moderat  makanan lunak/


biasa, menghindari makanan/minuman
yang tidak dapat ditoleransi. Tinggi serat
untuk mencegah kekambuhan tukak.

• Tidak ada bukti makanan saring 


memulihkan ulcer / menurunkan sekresi
asam lambung
PRINSIP GIZI PEPTIC
ULCER
• Makan teratur  porsi kecil dan
sering
• Tinggi protein dan Vit. C 
pemulihan
• Menghindari kopi, teh, cola, coklat
dan kafeine dalam minuman serta
alkohol
• Hindari rokok
• Hindari penggunaan obat  yang
merusak “stomach lining”.
• Hindari penggunaan lada yang
DEMAM TYPHOID

 Penyakit infeksi akut pada saluran pencernaan


yang disebabkan salmonella typhii

 Gejala : demam, gangguan kesadaran, diare,


perdarahan dinding usus, dll
TERAPI DIIT

 Seperti diit infeksi akut


 Tinggi energi
 Tinggi protein
 Cairan banyak
 Rendah serat, bentuk lunak atau saring 
inflamasi usus
KASUS
• Seorang bapak umur 42 tahun; TB 160 cm;
BB 70 kg, dirawat di RS dengan keluhan
panas, nyeri ulu hati, kembung, muntah dan
nyeri dada. Kebiasaan merokok dan minum
kopi. Hasil pemeriksaan suhu 39,2 0C; nadi 92
x/menit; Hb 11,4 g%; Albumin normal.;
pengobatan dengan antacid; Diagnosa GERD
KASUS
• Seorang Mahasiswa wanita umur 22 tahun; TB 150
cm; BB 52 kg, dirawat di RS dengan keluhan panas,
pusing, nyeri ulu hati dan BAB berdarah. Hasil
pemeriksaan suhu 38,2 C; nadi 92 x/menit; Hb 11,4g
%; lekosit 7,7 ribu/mm3; pengobatan dengan antacid;
parasetamol dan pasien bed rest. Diagnosa Ulkus
peptikum.

Anda mungkin juga menyukai