Anda di halaman 1dari 72

General Anestesi Pada Pasien

Luka Bakar Grade Luas 60%


Disusun oleh:
Nabila Davega
G1A218028

Pembimbing:
Dr. Sulistyowati, Sp.An
PENDAHULUAN

Luka bakar menyebabkan


hilangnya integritas kulit dan
juga menimbulkan efek sistemik
yang sangat kompleks

Morbiditas dan derajat Selain beratnya luka bakar,


cacat yang relative tinggi umur dan keadaan
dibandingkan dengan kesehatan penderita
sebelumnya merupakan
cedera oleh sebab lain. faktor yang sangat
mempengaruhi prognosis
BAB II
Laporan Kasus
IDENTITAS PASIEN
● Nama : Tn. B
● Jenis kelamin : Laki-Laki
● Tanggal masuk : 03-10-19
● Usia : 33 tahun
● Status perkawinan : Menikah

Suku bangsa : Indonesia


● Alamat : Lorong 20 RT 007/006 no.5
Kota Jambi
● Agama : Islam
● Pekerjaan : Buruh
● Pendidikan : SMA
Anamnesis

Keluhan Utama:
Pasien datang dengan keluhan Nyeri luka bakar
sejak ± 5 jam SMRS .
Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien datang ke IGD RSUD Raden Mattaher dengan rujukan dari
puskesmas Merlung dengan keluhan nyeri disebabkan tersiram
minyak panas aspal yang terjadi sejak ± 5 jam SMRS.
 Pasien merupakan seorang buruh aspal disebuah perusahaan,
kejadian berawal saat pasien sedang bekerja mengaspal jalan lalu
terkena siraman minyak panas yang akan digunakan untuk mengaspal
jalan, minyak aspal panas terlihat mengenai seluruh tubuh pasien,
pasien sempat berteriak lalu hilang kesadaran.
Riwayat Penyakit Sekarang

Terdapat kesan luka bakar pada seluruh bagian kepala, wajah hingga
leher, seluruh lengan kanan dan kiri bagian depan dan belakang, seluruh
lapang punggung dan serta seluruh bagian kaki kanan bagian depan,
Nyeri (+) Riwayat muntah (-) Riwayat batuk (-).
Riwayat Penyakit

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat hipertensi: disangkal Riwayat hipertensi: disangkal

Riwayat Asma : disangkal Riwayat Asma : disangkal

Riwayat DM : disangkal Riwayat DM : disangkal

Riwayat Batuk Lama: disangkal


Riwayat Operasi : disangkal
Riwayat Alergi Obat: disangkal
Riwayat Penyakit Lain: disangkal
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

• Sakit berat • Normocephal, luka bakar 4.5%, bula (+) mencapai dermis
Kepala kulit, mallampati sulit dinilai

Kesadaran

• Compos Mentis • Konjungtiva : Anemis (+/+)


• GCS : E4M6V5 = 15 Mata • Skelera : Ikterik (-/-)
• Pupil : Bulat (+/+), isokor, refleks cahaya (+/+)

Tanda Vital

• Tekanan darah: 140/80 mmHg


• JVP 5+1 cmH2O, pembesaran kelenjar getah bening (-)
• HR : 107 kali/menit
Leher pembesaran kelenjar tiroid (-). Pergerakan mobile, luka
• Pernapasan : 24 kali/menit, reguler bakar 4.5% kemerahan, bulla (+) mencapai dermis
• Suhu : 36,2 oC
• SpO2 : 98 %
• Berat badan : 70 Kg
• Tinggi badan : 170 Cm
Pemeriksaan Fisik: Thorax

INSPEKSI
•Simetris, retraksi dinding dada (-/-), luka bakar 3%, kemerahan, bulla (+) mencapai dermis.

PALPASI
• Sulit dilakukan pasien kurang kooperatif untuk fremitus taktil.

PERKUSI
• Sulit dilakukan

AUSKULTASI
• Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-), COR BJ I/II Reguler
Pemeriksaan Fisik: Abdomen Pemeriksaan Fisik : Ekstremitas

INSPEKSI
•Datar, simetris. Posterior luka bakar 9% Superior

• Akral sulit dinilai, edema (-/-), luka


bakar 18% bulla (+) mencapai
PALPASI
dermis
• Supel, Nyeri tekan (-)

Inferior

PERKUSI • Akral hangat (+/+), edema (-/-),CRT


• Timpani <2 detik, luka bakar 12% bulla (+)
mencapai dermis

AUSKULTASI
• Bising usus (+) normal
Status Lokalis

Kepala dan leher : 4.5 %


Trunkus anterior : 3%
Trunkus posterior : 18 %
Esktremitas atas kanan : 9 %
Ekstremitas atas kiri : 9%
Ekstremitas bawah kanan : 12%
Ekstremitas bawah kiri : 0 %
Genitalia :0%+
Total : 60 %
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium (11-10-2019)

Parameter Hasil Satuan Normal Kesan:


Leukositosis,
WBC 13.93 103/mm3 4 - 10 Anemia ringan,
Trombositosis.
RBC 3.65 103/mm3 4,5 – 6,2

HGB 10,1 g/dl 11-15


MCV 88 Fl 80-100
MCH 27,3 Pg 27-34
MCHC 310 g/l 320-360

HCT 31.1 % 35.0 – 50.0


PLT 425 103/mm3 100-300
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Elektrolit (05-10-2019)

Jenis Hasil Normal Kesan:


Hipokalsemia
Pemeriksaan
Natrium (Na) 140.80 (135-148 mmol/L)

Kalium (K) 3.92 (3,5-5,3 mmol/L)

Chlorida (Cl) 105.89 (98-110mmol/L)

Calcium (Ca) 1,16 (1,19-1,23 mmol/L)


Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Kimia Darah (11-10-2019)


Jenis Pemeriksaan Hasil Normal

Bilirubin total - <1,0 mg/dl


Bilirubin Direk - < 0,2 mg/dl
Bilirubin Indirek -
Protein total 3,9 6,4-8,4 g/dl
Albumin 2,4 3,5-5,0 g/dl
Globulin 1,5 3,0-3,6 g/dl
Ureum 47 15-39 mg/dl
Kreatinin 0,5 0,6-1,1 mg/dl
Asam Urat - 2,6-6,0 mg/dl
Kolesterol - <200 mg/dl
Pemeriksaan Penunjang

Kesan

Identitas sesuai, penunjuk kanan,


posisi anteroposterior, insipirasi
cukup.
COR dalam batas normal.
Skoliosis thorak (+).
Paru corakan brokovaskular
normal.
PRA ANESTESI

Penentuan Status Fisik ASA: 1 / 2 / 3 / 4 / 5 / E


Mallampati: Sulit dinilai
Rencana Tindakan: Pro Debridemant

Persiapan Pra Anestesi:

• IVFD terpasangan melalui CVC


• Siapkan Informed Consent dan SIO
• Puasa 6 jam sebelum operasi
Anestesi Umum Posisi: Terlentang Terapi cairan Jadwal
Pemberian
Cairan
Premedikasi Infus: RL Maintenance
Ondansetron 4 mg = 4 ml/KgBB/jam Jam I
Ranitidin 50 mg Operasi mulai: = 280 ml/jam = ½ PP + SO + M
Dexametason 10 mg 10.45 WIB Pengganti puasa = 1750 ml
Operasi selesai: = puasa x M
Medikasi 12.45 WIB = 2100 ml
Analgetik: Fentanyl 160 mcg Stress operasi
Induksi : Propofol 160 mg Durasi operasi: = 6 ml/KgBB/jam
Relaksan: Atracurium 40 mg 120 menit = 420 ml/jam
Atorvastatin 0,2mg EBV : 70 x 50 
Pemeliharaan anestesi: O2 + Puasa: 6 jam 3500 cc
N2O + sevofluran 2% EBL : 20% x 3500 cc
 700 cc
Persiapan Alat
STATICS

Scope : Stetoskop dan Laringoskop dewasa


Tube : ETT Non Kinking no 7
Airway : Goodle No 3
Tape : Plaster Panjang dan pendek 2 buah
Intorducer : Mandrain
Connector : Penyambung Pipa
Suction : Suction No 12
Intubasi : Insersi ETT no.7
Maintenance : Sevoflurans + N2O : O2
Monitoring
SpO Keterangan
Jam TD Nadi RR
2
 Pasien masuk ke kamar operasi, dan dipindahkan ke meja operasi
120/8 100  Pemasangan alat monitoring, tekanan darah, saturasi, nadi, oksigen 2L
10.45 80 18
0 %  Diberikan cairan Nacl dan obat premedikasi (ondansentron 4 mg, dan
dexamethason 5 mg)
 Pasien dipersiapkan untuk induksi
 Pasien di berikan analgesik fentanil 100 mcg, induksi dengan propofol
120/8 100 140 mg, cek refleks bulu mata. Kemudian pasien dipasangkan sungkup
10 : 30 77 18
0 % dan mulai di bagging, lalu diberikan relaksan yaitu atracurium 30 mg.

 Setelah di bagging selama 5 menit pasien di intubasi dengan ETT no. 7.


 Dilakukan auskultasi di kedua lapang paru untuk mengetahui apakah ETT
terpasang dengan benar.
110/7 100  ETT di hubungkan dengan ventilator.
10 : 45 68 16
5 %  ETT difiksasi dengan plester.
 Diberikan maintenance yaitu sevoflurans 2% dan N2O 2L

 Pasien telah dipasangkan kateter urine


110/7 100  Urine bag dikosongkan
11:00 66 17
0 %  Pasien diposisikan terlentang
 Operasi dimulai
Monitoring
SpO Keterangan
Jam TD Nadi RR
2
 Kondisi terkontrol
121/8 100  Diberikan cairan Nacl kolf ke II
11:15 68 18
5 %

 Debridemant telah selesai dilakukan


130/8 100  Operasi Selesai
12.15 70 18
0 %

 Pasien dibiarkan tidak sadar dibawah pengaruh obat


120/8 100
12:30 70 18
0 %

 Pasien dibawa ke ruang ICU segera


120/7 100
12.45 72 18
5 %
KEADAAN INTRA
ANESTESI
- Letak penderita : Terlentang
- Airway : Single lumen ETT ukuran 7
• Lama anestesi : 2 jam
- Lama operasi : 2 jam

Total asupan cairan : Total keluaran cairan


- Pedarahan : 50 cc
- Kristaloid : 1500 cc
- Diuresis : 100 cc
- Koloid :- - Cairan lain :-

- Darah :- - Perubahan teknik anestesi selama operasi : -

- Komponen darah :-

21
Laporan Anestesi

Kasa: 160 buah


TV: 450ml RR: 20x/menit PEEP: 3
Slayer: 45 buah I:E 1:2,0

Instrumen: 1 buah

Scoring Alderate: Bisturi: 2 buah


Instruksi Post Operasi:
Dalam Pengaruh Obat
• Observasi Tanda vital
• Tidur tanpa bantal selama 24 jam
• Morfin 0,7cc/jam
• Dexmedetomidine 4,3cc/jam
• CVC Nacl 0,9% 10cc/jam, asering 350cc/jam
• Terapi lainnya sesuai instruksi dr. M. Prita SpBP
13-10- 2019 S : Nyeri pada luka bakar (+) sesak (+)
O : GCS: 15 TD : 70/50 N : 111 x/menit RR: 32 x/menit T : 36.6oC Spo2 96%
Skala nyeri: 4-5
A : Combutio Grade IIb luas 60%
P: IVFD -fultrolit 21 cc/jam
-Aminofusin 21cc/jam
-Nacl 0.9%CVP 10cc/jam
Omeprazol 1x40mg
Paracetamol 3x1gr IV
Asam Traneksamat 4x1gr
Tramadol 2x100mg
Furosemid 2x40mg
Drip Kalbamin 2 vial dalam 50 cc Nacl 0,9% -> 4,3cc/jam, drip morphin
O2 Binasal Canul 3liter
Kateter urin (+)

23
14-10- 2019 S : Nyeri pada luka bakar (+) sesak (+)
O : GCS: 15 TD : 118/60 N : 73 x/menit RR: 26 x/menit T : 36.7oC Spo2 98%
Skala nyeri: 4-5
A : Combutio Grade IIb luas 60%
P: IVFD -fultrolit 21 cc/jam
-Aminofusin 21cc/jam
-Nacl CVP 10cc/jam
Omeprazol 1x40mg
Paracetamol 3x1gr IV
Asam Traneksamat 4x1gr
Tramadol 2x100mg
Furosemid 2x40mg
Drip Kalbamin 2 vial dalam 50 cc Nacl 0,9% -> 4,3cc/jam, drip morphin
O2 Binasal Canul 3liter
Kateter urin (+)
Diet TKTP 2400kk 90 gram protein
R/ debridement dengan GA anestesi ke-3 tanggal 15-10-19, Konsul dr.Panal SpAn saran cek ulang
elektrolit, persiapan PRC 2 kantong dan pastikan CVC lancar
Elektrolit (14-10-19) Na: 136,96 K: 3.80 Cl: 98.52 Ca: 1.05
Advice-> Korelasi Caglukonas 2 ampul dalam Nacl 50 cc habis dalam 30 menit.

24
15-10- 2019 S : Nyeri pada luka bakar (+) sesak berkurang.
O : GCS: 15 TD : 108/60 N : 105 x/menit RR: 16 x/menit T : 36.7oC Spo2 99%
Skala nyeri: 4-5 Albumin: 1.5g/dl Na: 136.94 K: 3.80 Cl: 98.52 Ca: 1.05
A : Combutio Grade IIb luas 60%
P: IVFD -fultrolit 21 cc/jam
-Aminofusin 21cc/jam
-Nacl 0.9%CVP 10cc/jam
Omeprazol 1x40mg
Paracetamol 3x1gr IV
Asam Traneksamat 4x1gr
Ampisilin 4x1gr
Tramadol 2x100mg
Furosemid 2x40mg
Drip Kalbamin 2 vial dalam 50 cc Nacl 0,9% -> 4,3cc/jam
Morphin Stop
O2 Binasal Canul 3liter
Kateter urin (+)
Post debridement: TD: 162/82 N: 102 x/I RR: 22X/I Spo2: 100%, Koreksi albumin hasil 1,8
Koreksi albumin 5% 21cc/jam, Tranfusi prc 250cc

25
16-10- 2019 S : Nyeri pada luka bakar (+) sesak (+) demam (+)
O : GCS: 15 TD : 105/70 N : 100 x/menit RR: 26 x/menit T : 40.9oC Spo2 100%
Skala nyeri: 4-5 Albumin: 1.6g/dl
A : Combutio Grade IIb luas 60%
P: IVFD -fultrolit 21 cc/jam
-Aminofusin 21cc/jam
-Nacl 0.9cc CVP 10cc/jam
Omeprazol 1x40mg
Paracetamol infus 4x500mg
Tramadol 2x100mg
Ampisilin 4x1gr
Furosemid 2x40mg
Asam traneksamat stop
Drip Kalbamin 2 vial dalam 50 cc Nacl 0,9% -> 4,3cc/jam
Jika VAS >7 -> Morphin
O2 Binasal Canul 3liter
Kateter urin (+)
Diet TKTP 2400kk

26
17-10- 2019 S : Nyeri pada luka bakar (+) sesak (+) demam (+)
O : GCS: 15 TD : 116/50 N : 125 x/menit RR: 37 x/menit T : 38oC Spo2 100%
VAS 8-9
A : Combutio Grade IIb luas 60%
P: IVFD -fultrolit 21 cc/jam
-Aminofusin 21cc/jam
-Nacl CVP 10cc/jam
Omeprazol 1x40mg
Paracetamol 3x1gr IV
Ampisilin 4x1gr
Tramadol 2x100mg
Furosemid 2x40mg
Tranfusi Albumin 25% 100ml selama 24 jam
Drip Kalbamin 2 vial dalam 50 cc Nacl 0,9% -> 4,3cc/jam + drip morphin
O2 NRM 15liter
Kateter urin (+)
R/ Ro. Thorax
Debridement dengan GA anestessi ke-4 pada tanggal 18-10-19 konsul dr. Deddy SpAn -> Koreksi
Albumin >2.0, Furosemid stop, persiapan PRC 250cc, puasa 6 jam preop, o2 ganti ke nasal canul

27
17-10- 2019 S : Nyeri pada luka bakar (+) sesak (-)
O : GCS: 15 TD : 108/56 N : 80 x/menit RR: 20 x/menit T : 37oC Spo2 99%
VAS 8-9
Albumin 1.6 WBC: 6.8 HGB:6.8 PLT: 144
A : Combutio Grade IIb luas 60%
P: IVFD -fultrolit 21 cc/jam
-Aminofusin 21cc/jam
-Nacl CVP 10cc/jam
Omeprazol 1x40mg
Paracetamol 3x1gr IV
Ampisilin 4x1gr
Tramadol 2x100mg
Furosemid 2x40mg
Drip Kalbamin 2 vial dalam 50 cc Nacl 0,9% -> 4,3cc/jam + drip morphin 1mg/jam
O2 NRM 15liter
Kateter urin (+)
Post op (12.30): GCS 15 TD 110/70mmhg N: 98x/I RR: 18x/I Spo2: 100%
Intruksi Post Op: Tranfusi prc 500cc, Maintanance Albumin 5% 500ml, dexmedetamidin 0,4mg/kg,
Morfin 10mg/kg/jam, pasang EKG 12 lead.
Terapi: PRC 250cc dalam 4 jam, Kabimidin 0,4mcg/kg/jam, Albumin 5% 500cc/ 24jam

28
ANATOMI DAN FISIOLOGI
KULIT
PENGERTIAN

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar


tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh.
FUNGSI
• Kulit melindungi tubuh terhadap luka
• Kulit, melalui persarafan sensorik, juga bertindak sebagai alat indera
• Kulit juga berperan dalam mengatur keseimbangan air
• Kulit mempertahankan temperatur tubuh
• Ekskresi
LAPISANKULIT
EPIDERMIS

lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler.


Terdiri dari epitel berlapis gepeng
bertanduk, mengandung sel melanosit,
Langerhans dan merkel. Tebal epidermis
berbeda-beda pada berbagai tempat di
tubuh, paling tebal pada telapak tangan
dan kaki.
DERMIS

Dermis merupakan bagian yang


paling penting di kulit yang sering
dianggap sebagai “True Skin”. Terdiri
atas jaringan ikat yang menyokong
epidermis dan menghubungkannya
dengan jaringan subkutis. Tebalnya
bervariasi, yang paling tebal pada
telapak kaki sekitar 3mm.
HIPODERMIS

Lapisan ini terdapat jaringan ikat


yang menghubungkan kulit secara
longgar dengan jaringan di
bawahnya. Jumlah dan ukurannya
berbeda-beda menurut daerah di
tubuh dan keadaan nutrisi individu.
Berfungsi menunjang suplai darah ke
dermis untuk regenerasi.
LUKA BAKAR
DEFINISI API
AIR PANAS

RADIASI
Luka bakar : kerusakanatau
kehilangan jaringan akibat kontak
dengan sumber panas LISTRIK
BAHAN
KIMIA
SUNBURN
ETIOLOGI

Benda Zat
Flame Panas kimia

Radiasi scalds
Uap
Panas

Gas Aliran
Sunburn
Panas Listrik
Derajat
Luka B a k a r
KLASIFIKASI
DERAJATI
- Merusak epidermis sehingga masih menyisakan
banyak jaringan untuk melakukan regenerasi
- Sembuh dalam 5-7 hari dan dapat sembuh secara
sempurna.
- Luka tampak sebagai eritema dan timbul dengan
keluhan nyeri dan atau hipersensitivitas lokal.

- Contoh luka bakar derajat I adalahsunburn.


KLASIFIKASI
DERAJATII
- Lesi mengenai epidermis dan kedalaman dermis

- Luka dapat sembuh dalam 2-3 minggu

- Gambaran berupa gelembung atau bula yang berisi cairan


eksudat dari pembuluh darah karena perubahan permeabilitas
dindingnya, disertai rasa nyeri

- Jika luka bakar tidak ditangani dengan baik, timbul edema dan
penurunan aliran darah di jaringan, sehingga cedera
berkembang menjadi full-thickness burn atau luka bakar derajat
III.
KLASIFIKASI
DERAJATIII

- Mengenai seluruh lapisan kulit, dari subkutis hingga


mungkin organ atau jaringan yang lebih dalam.

- Tidak tersisa jaringan epitel yang dapat menjadi dasar


regenerasi sel spontan, sehingga untuk menumbuhkan
kembali jaringan kulit harus dilakukan cangkokkulit.

- Gejala yang menyertai justru tanpa nyeri maupun bula,


karena pada dasarnya seluruh jaringan kulit yang
memiliki persarafan sudah tidak intak.
Berdasarkan
Keparahan Luka Bakar Kriteria luka bakar sedang :
 Luka bakar derajat II 10-25% pada orang dewasa.
K l a s i f ik a s i  Luka bakar derajat II 10-20% pada anak-anak.
 Luka bakar derajat III <10%.

Kriteria luka bakar ringan :


 Luka bakar derajat II < 15%. Kriteria luka bakar berat :
 Luka bakar derajat II < 10% pada  Luka bakar derajat II 25% atau lebih pada orang dewasa.
anak-anak.  Luka bakar derajat II 20% atau lebih pada anak-anak.

 Luka bakar derajat III< 2%.  Luka bakar derajat III 10% atau lebih.
 Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki, dan
genitalia/perineum.

 Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma lain.


Berat dan Luas
Luka Bakar
Berat luka bakar bergantung pada dalam, luas, dan letak luka. Luas luka
bakar dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh.

Estimasi luas luka bakar menggunakan luas


permukaan palmar pasien. Luas telapak tangan
individu mewakili 1% luas permukaan tubuh. Luas
luka bakar hanya dihitung pada pasien dengan
derajat luka II atau III.

Rumus 9 atau rule of nine untuk orangdewasa


Pembagian zona kerusakan jaringan

Daerah yang langsung mengalami kerusakan (koagulasi protein) akibat


Zona koagulasi, zona pengaruh cedera termis, jaringan ini mengalami nekrosis beberapa saat
nekrosis
setelah kontak.

Daerah yang langsung berada di luar/di sekitar zona koagulasi, terjadi kerusakan
endotel pembuluh darah disertai kerusakan trombosit dan leukosit, sehingga terjadi
Zonastatis
gangguam perfusi (no flow phenomena), diikuti perubahan permeabilitas kapilar dan
respon inflamasi lokal. Proses ini berlangsung selama 12-24 jam pasca cedera dan
mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan.

Zonahiperemi Daerah di luar zona statis, ikut mengalami reaksi berupa


vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi selular.
INDIKASI RAWATINAP PASIENLUKABAKAR

Menurut American Burn Association, diindikasikan untuk dirawat inap bila:


1. Luka bakar derajat III > 5%
2. Luka bakar derajat II > 10%
3. Luka bakar derajat II atau III yang melibatkan area kritis (wajah, tangan, kaki, genitalia,
perineum, kulit di atas sendi utama)  risiko signifikan untuk masalah kosmetik dan
kecacatan fungsi

4. Luka bakar sirkumferensial di thoraks atau ekstremitas


5. Luka bakar signifikan akibat bahan kimia, listrik, petir, adanya trauma mayor lainnya,
atau adanya kondisi medik signifikan yang telah ada sebelumnya

6. Adanya trauma inhalasi


PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah


1

• Urinalisis
2

• Pemeriksaan keseimbangan elektrolit


3

• Analisis gas darah


4

• Radiologi – jika ada indikasi ARDS


5

• Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis SIRSdan MODS


6
PENATALAKSANAANLUKABAKAR

Bantuan Pertama untuk Luka Bakar Derajat Pertama

Jika kulit tidak rusak,siram Luka bakar dapat sangat Setelah membilas atau
air dingin di atas areayang menyakitkan, merendam luka, tutup luka
terbakar atau rendam tenteramkan hati korban dengan perban yang steril,
dengan air dingin (bukan dan jaga agar tetap tidak mudah lengket atau
air es). Lakukan beberapa tenang kain bersih.
menit.

Pemberian analgesik
Luka bakar ringan mungkin diperlukan untuk
Lindungi luka bakar
pada umumnya mengurangi sakit, mereka
dari gesekan dan
sembuh tanpa juga bisa membantu
tekanan
perawatan lebih lanjut mengurangi peradangan dan
pembengkakan
Bantuan Pertama untuk Luka Bakar Derajat Dua & Tiga

Jangan lepas atau tanggalkan pakaian Jika nafasnya berhenti atau Jika korban bernafas, tutup luka
yang terbakar; (kecuali jika lepas airway korban terhalang, bakar dengan suatu perban yang
dengan mudah), pastikan bahwa buka airway dan jika perlu steril, lembab, dingin atau kain
korban tidak kontak dengan bahan atau mulai resusitasi bersih. Jangan menggunakan suatu
material yang terbakar selimut atau handuk; suatu seprai
yang mudah terbakar. Jangan
gunakan obat salep dan hindari
terjadinya lepuh
Lakukan tindakan untuk mencegah syok.
Letakkan korban pada tempat yang datar, angkat kaki Angkat area yang terbakar
setinggi 12 inci, dan tutup korban dengan suatu dan lindungi dari tekanan atau Jika jari tangan atau jari kaki telah
mantel atau selimut. Jangan tempatkan korban pada terbakar, pisahkan dengan
gesekan.
posisi syok bila dicurigai ada kepala, leher, pembalut luka yang tidak mudah
punggung, atau kaki yang luka atau jika posisi lengket steril, kering
tersebut membuat korban tidak nyaman

Lanjutkan dengan memonitor tanda


vital korban (nafas, denyut nadi,
tekanan darah)
HAL YANGTIDAK BOLEH
DILAKUKAN!!

Jangan oleskan obat salep, Jangan biarkan luka bakar

mentega, es, pengobatan, terkontaminasi. Hindari bernafas atau

pakaian berbahan kapas halus, batuk di area yang terbakar Jangan lakukan
perban yang mudah lengket, kompres beku dan

kain sari, meminyaki percikan, Jangan lakukan apapun pada kulit jangan rendam suatu

atau menggunakan bahan yang mati atau melepuh luka bakar serius

rumah tangga apapun untuk dengan air dingin. Hal


Jangan letakkan bantal di bawah ini dapat menyebabkan
memperbaiki luka bakar. Hal
kepala korban jika ada suatu luka syok
ini dapat bertentangan dengan
bakar pada airway. Hal ini dapat
penyembuhan yang sesuai
menutup airway
DUA PULUH EMPATJAM PERTAMA(HARI 1)

Survei primer :
A = Airway

adakah trauma inhalasi: anamnesa, suara serak (stridor)→observasi selama 24 jam bila perlu pasang ETatau lakukan
trakheostomi

B=Breathing

Gangguan nafas karena eschar yang melingkar dada, trauma thorax dll→lakukan escharotomi atau penanganan
trauma thorax yang lain

C= Circulation

Dilakukan resusitasi cairan. Bila penderita syok maka diatasi dulu syoknya dengan infus RLdiguyur sampai nadi teraba
atau tekanan darah >90mmHg. Baru kemudian lakukan resusitasi cairan. Cairan yang dibutuhkan dalam penanganan
syok tidak dihitung. Resusitasi cairan yang sering digunakan adalah cara Baxter.
REHIDRASICAIRAN

Rumus Baxter : 4cc x kgBB x %luka bakar


- Setengah dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam
pertama dan sisanya diberikan selama 16 jam berikutnya)
- Pasang kateter untuk memonitor produksi urin.
- Cairan yang diberikan biasanya RL karena terjadi defisit
Diharapkan produksi urin ½ - 1cc/KgBB/jam
ion Na.
- Pasang CVP pada luka bakar >/=40% dan pada
penderita yang mengalami kesulitan untuk
Cara Evans : mengukur tekanan darah.
1. %luka bakar x kgBB menjadi NaCl per 24 jam
2. %luka bakar x kgBB menjadi ml plasma per 24 jam
3. Sebagai pengganti cairan yang hilang akibat penguapan,
diberikan 2000cc glukosa 5% per 24jam.
Survei Sekunder:
 Penilaian luas luka bakar dan derajat kedalamannya. Biasanya dihitung sebelum resusitasi cairan definitive
 Pasang NGT.Untuk dekompresi penderita yang mengalami ileus paralitik dan untuk memasukkanmakanan
 Cuci luka dengan NaCl dan savlon, keringkan, olesi dengan salep (Dermazin) kemudian rawat luka secara
tertutup

 Pemeriksaan laboratorium darah dan Analisa Gas Darah tiap 24 jam


 Pemberian analgetika dan antibiotika
Terapi Luka Bakar Kimia

• Silvadene digunakan untuk luka bakar pada kulit dan bergunadalam


pencegahan infeksi pada luka bakar derajat 2 dan3.
Antibiotik • Dioleskan pada kulit 1 atau 2xsehari.
• Eritromicin salep (bacitracin) digunakan untuk mencegah infeksi pada luka
bakar yang terdapat di bagianmata

• Morfin dan asetaminofen diberikan untuk penatalaksanaan nyeri dan


Analgetik mungkin dapat bertindak sebagai sedatif yang penting bagi pasienyang
mengalami cedera pada daerah mata

Anti Inflamasi Non • Advil, Motrin, Ansaid, Naprosyn, dan anaprox adalah obat antiinflamasi
Steroid yang digunakan untuk menghilangkan nyeri ringan sampaisedang
Terapi Luka Bakar Elektrik

Terapi Cairan Osmosis diuretik

Ringer lactat sebagai


pengganti volume cairan
tubuh. Manitol adalah diuretik
osmosis digunakan untuk
Pemberiannya melalui jalur mengembalikan dan
intra vena dan harus mempertahankan urin
dihentikan apabila terdapat output
tanda-tanda edema pulmo
Eskarektomi

Tindakan
Bedah
Skin Grafting Debridement
Nutrisi
Kebutuhan nutrisi pada pasien luka bakar antara lain:
• Minuman :
• Segera setelah peristalsis menjadi normal.
• Sebanyak 25 ml/kgBB/hari
• Sampai diuresis minimal mencapai 30 ml/jam atau 1 ml/kgBB/jam
• Makanan (melalui oral):
• Segera setelah dapat minum tanpa kesulitan.
• Sedapat mungkin 2500-3000 kalori/hari
• Sedapat mungkin mengandung 100-150 gr.protein/ hari
• Vitamin A, B, dan D
• Vitamin C500 mg
• Fe sulfat 500mg
PROGNOSIS
• Prognosis dan penanganan luka bakar terutama tergantung pada
dalam dan luasnya permukaan luka bakar, dan penanganan sejak awal
hingga penyembuhan. Selain itu faktor letak daerah yang terbakar,
usia dan keadaan kesehatan penderita juga turut menentukan
kecepatan penyembuhan.
• Penyulit juga mempengaruhi progonosis pasien. Penyulit yang timbul
pada luka bakar antara lain gagal ginjal akut, edema paru, SIRS, infeksi
dan sepsis, serta parut hipertrofik dan kontraktur.
KOMPLIKASI
• syok, gangguan keseimbangan cairan dan
Fase awal, fase akut, elektrolit
fase syok
• SIRS: trauma, luka bakar, reaksi autoimun, sirosis,
Fase setelah syok pankreatitis, dll.
berakhir, fase sub akut • MODS ( Multi-system Organ DisfunctionSyndrome)

• Hipertrofi Jaringan Parut


Faselanjut • Kontraktur
Analisa Kasus

Kasus Teori
1. Lesi melibatkan epidermis dan
mencapai kedalaman dermis
Pasien Tn.B usia 33 tahun dengan diagnosa
namun masih terdapat epitel vital
combutsio grade IIb luas 60% . yang bisa menjadi dasar regenerasi
dan epitelisasi. Disebut dengan
derajat Iib
2. Berdasarkan rule of nine maka
dapat ditentukan luas dari luka
bakar dengan persentasi
peregionya. Yaitu 60%
Analisa Kasus

Kasus Teori

• ABCDE.
• Kateterisasi urine.
1. Pemasangan CVC • Akses pembuluh darah.
• Pengambilan sampel darah untuk
2. Intubasi
• laboratorium terkait (Hb, Ht, platelet
3. Pemasangan Kateter urin dsb).
• Nilai tanda vital (nadi, tekanan darah,
4. Monitoring Tanda vital capilarry refill) sebagai panduan
• resusitasi cairan.
5. Pengambilan sample darah
Analisa Kasus

Terapi Cairan pada pasien ini Teori

1. RL 16.800 ml 24 jam pertama 1. Parkland formula cairan RL


2. Nacl 1500 ml 4ml/kgBB/1% luas luka bakar
Sselama 24 jam pertama
2. 24 jam berikutnya koloid
sebesar 20-60% dari kalkulasi
volume plasma.
Analisa Kasus

Albumin 5 %500 ml
RL 16.800 ml NaCl 1500 ml

 Diberikan Cairan Kristaloid sesuai dengan  Cairan koloid


rumus baxter  Volume effect lebih baik
 tidak mengandung molekul besar  Tinggal lebih lama di intravaskular
 Waktu paruh intravaskular 10-30 menit
 Ekspansi cairan dari ruang intravaskular
ke interstisial 30-60 menit sesudah infus
 Keluar dalam 24-48 jam sebagai
urin
Berdasarkan The American Society of Anesthesiologists
(ASA), keadaan pasien Tn. A tergolong ke ASA II, Pasien
dengan kelainan sistemik ringan sampai sedang baik karena
penyakit bedah maupun penyakit lain. (Combustio)
Premedikasi

Pada pasien diberikan premedikasi


Pemberian: 1-2 jam sebelum tindakan anestesi
15 menit sebelum tindakan
Tujuan: mengurangi kecemasan, ketakutan,
anestesi
memperlancar anestesi, mengurangi seksresi
ludah, mengurangi isi cairan lambung, mual,
muntah
Obat premedikasi: Ondansetron 4
mg, Dexamethasone 10 mg Antagonis H2 reseptor blocker

Antiemetik  bekerja pada Chemoreseptor Trigger


Zone di area postrema otak dan pada aferen vagal
saluran cerna. Mempercepat pengosongan
lambung
MEDIKASI

Disamping berperan sebagai analgetik obat ini juga berperan menurunkan nadi karena
Fentanil 100 mcg
hiperstimulasi vagal sehingga menyebabkan bradikardi.

Propof sebagai induksi maupun mempertahankan anestesi. Propofol dapat menyebabkan turunnya
tekanan darah yang cukup berarti karena menurunnya resitensi arteri perifer dan venodilatasi.
Propofol 140 mg Propofol menurunkan tekanan arteri sistemik kira-kira 80% tetapi efek ini disebabkan karena
vasodilatasi perifer daripada penurunan curah jantung. Tekanan sistemik kembali normal dengan
intubasi trakea.

Merupakan obat pelumpuh otot nondepolarisasi berikatan dengan reseptor


Atracurium 30 mg nikotinik-kolinergik, tetapi tidak menyebabkan depolarisasi, hanya menghalangi
asetilkolin menempatinya, sehingga asetilkolin tidak dapat bekerja.
Setelah induksi anestesi berhasil dilakukan intubasi endotracheal
untuk menjaga patensi jalan napas, mempermudah ventilasi positif
dan oksigenasi, serta mencegah aspirasi dan regurgitasi.
Sebelum selesai pembedahan dilakukan pemberian analgetik, injeksi ketorolac diindikasikan untuk
penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri akut sedang sampai berat setelah prosedur
pembedahan.

Pada pukul 12.45 WIB, pembedahan selesai dilakukan, dengan pemantauan akhir; TD 130/80
mmHg, Nadi 70x/menit, dan SpO2 100%. Pembedahan dilakukan selama 2 jam dengan perdarahan ±
50 cc. Pasien kemudian dibawa langsung keruang ICU.
Kesimpulan

Pasien Tn. B 33 th mengalami luka bakar grade Iib luas 60%

Luka bakar grade IIb adalah luka/kerusakan kulit mencapai dermis yang ditandai
dengan adanya bulla yang terjadi karena kontak dengan sumber panas

Akibat yang ditimbulkan adalah kerusakan kulit, infeksi, kehilangan cairan, elektrolit,
protein, gagal ginjal, gagal nafas dll

Penanganan luka bakar dengan melakukan penanganan kasus emergency seperti


resusitasi A,B,C. IV line, CVP, Oksigen, Lab, Kutur. Resusitasi cairan -> Baxter.
Monitoring urin dan CVP, Cuci luka dan beri silver sulfadiazine.
Kesimpulan
Pemeriksaan pra anestesi memegang peranan
penting pada setiap operasi yang melibatkan
anestesi.

Dalam kasus ini selama operasi berlangsung,


tidak ada hambatan yang berarti baik dari segi
anestesi maupun dari tindakan operasinya.

Secara umum pelaksanaan operasi dan


penanganan anestesi berlangsung dengan baik
meskipun ada hal-hal yang perlu mendapat
perhatian.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai