Anda di halaman 1dari 5

Hasil dan Pembahasan

• Uji Aktivitas Berdasarkan Hasil Fraksinasi


Sampel

Batang Daun

Perkolasi (Etanol 95%)

1. Air
2. Etil Asetat
3. Petroleum Eter
4. Butanol
Lanjutan…
Fraksi Etil Asetat

Batang Daun
DPPH: 93,6% DPPH: 94,6%
ABTS: 94,8% ABTS: 92,8%

Uji KLT Uji KLT


8 Fraksi (XJB1-XJB8) 6 Fraksi (XYB1-XYB6)
Paling aktif Paling aktif

XJB7 & XJB8 XJB5 & XJB6

DPPH ABTS DPPH ABTS


XJB7: 91,7% XJB7: 88,9% XJB7: 91,6% XJB7: 74,2%
XJB8: 93,3% XJB8: 90,9% XJB8: 89,1% XJB8: 67,5%
Lanjutan…
• Pemisahan dan Pemurnian
Berdasarkan hasil isolasi dari fraksi aktif baik batang ataupun
daun dihasilkan 12 jenis senyawa dari uji menggunakan NMR dan MS,
yaitu ethyl caffeat; esculetin; dihydrocaffeic acid; 3,4-O-dicaffeoyl-
quinic acid; 3,4-dihydroxyphenylethane; p-hydroxyphenylpropionic
methyl ester; methyl dihydrocaffeate; caffeic acid; kaempferol-3-O-β-
D-glucoside; 3,4-dihydroxylbenzoic acid; 3-O-caffeoyl-quinic acid; dan
3,4-dihydroxybenzaldehyde.
Perbedaan Metode DPPH dan ABTS
Metode DPPH maupun ABTS memiliki keunggulan dan kekurangannya
masing-masing. Metode DPPH memiliki keunggulan yaitu metode analisisnya
yang bersifat sederhana, cepat, mudah dan sensitif terhadap sampel dengan
konsentrasi yang kecil namun pengujian menggunakan DPPH terbatasi
karena DPPH hanya dapat dilarutkan dalam pelarut organik sehingga agak
sulit untuk menganalisis senyawa yang bersifat hidrofilik (Karadag, 2009).
Metode ABTS jika dibandingkan dengan DPPH memiliki keunggulan yaitu
memberikan absorbansi spesifik pada panjang gelombang visible dan waktu
reaksi yang lebih cepat. Selain itu, ABTS dapat dilarutkan dalam pelarut
organik maupun air sehingga bisa medeteksi senyawa yang bersifat lipofilik
maupun hidrofilik namun pengujian menggunakan ABTS tidak
menggambarkan sistem pertahanan tubuh terhadap radikal bebas sehingga
ABTS hanya dapat dijadikan sebagai metode pembanding karena tidak
mewakili sistem biologis tubuh (Karadag, 2009).

Anda mungkin juga menyukai