BRONCHITIS
LABORATORIUM PATOLOGI
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN
PROTOKOL SEKSI
Keadaan luar bangkai
• Cerebellum : Tidak ada Perubahan Patologi • Metatarsal : Tidak ada Perubahan Patologi
KESIMPULAN PERUBAHAN
b
c
d
c
a
b
b
d
c
Penularan dapat terjadi melalui inhalasi atau kontak langsung dengan ayam sakit serta secara tidak
langsung melalui pakan, air minum, alat-alat kandang, alat transportasi dan pekerja yang tercemar
virus ini. Transmisi secara vertical melalui embrio belum pernah dilaporkan , tetapi virus dapat
berada di cangkang terlur dikarenakan kontak langsung dengan oviduct dan saluran pencernaan.
Gejala Klinis
• Terdapat eksudat serous, catarrhal, atau caseous pada Trakea, rongga hidung, dan sinus,
• Air Sac dapat terlihat berbusa dan keruh pada fase akut dan berubah menjadi eksudat kuning
caseous,
• Pneumonia,
• Ginjal bengkak dan pucat disertai tubulus dan ureter biasanya ditemui adanya asam urat,
• Cairan kuning telur dapat ditemukan pada rongga perut pada ayam produksi,
• Lesi permanen pada oviduct anak ayam yang menyebabkan penurunan produksi pada saat ayam
dewasa,
• Terdapat urolithiasis dengan gambaran pembengkakan dan warna pucat pada ginjal.
Differential Diagnosa
o Dapat dikelirukan dengan Newcastle Disease karena sama sama menyerang pernafasan, tetapi pada
ND biasanya menimbulkan gejala syaraf dan kematian yang tinggi dibandingkan IB
o Dapat dikelirukan dengan Infectious Laryngotracheitis karena sama sama menyerang pernafasan,
tetapi pada ILT biasanya menimbulkan gejala klinis dan patologi anatomi yang lebih parah
dibandingkan IB, serta angka penularannya lebih rendah dibandingkan dengan IB.
o Dapat dikelirukan dengan Egg Drop Syndrome karena sama sama menyerang saluran reproduksi,
tetapi pada EDS tidak menimbulkan gejala kerusakan pada kulaitas internal telur.
Pengendalian dan Pencegahan
Pengendalian dengan cara memisahkan dengan hewan sakit, menseleksi kembali DOC diikuti
pembersihan dan desinfeksi kandang, serta dilakukan pengobatan supportif, sedangkan
pencegahan dapat dilakukan dengan cara vaksinasi dan sanitasi peternakan.
DAFTAR PUSTAKA
Dharmayanti1, N.L.P.I dan R. Indrian. 2017. Identification and Characterization of Infectious Bronchitis Virus
(IBV) in Indonesia (Identifikasi dan Karakterisasi Virus Infectious Bronchitis (IBV) di Indonesia). Jurnal Biologi
Indonesia 13(1): 53-59.
Direktorat kesehatan hewan. 2014. Manual Penyakit Unggas. Kementrian Pertanian Direktorat Jendral
Peternakan dan Kesehatan Hewan, Jakarta.
Faslah, R. 2011. Studi Seroprevalensi Infectious Bronchitis Pada Ayam Kampung Di Kecamatan Cipunegara,
Kabupaten Subang. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Ignjatovic, J dan S. Sapats. 2000. Avian infectious bronchitis virus. Rev. sci. tech. Off. int. Epiz. 9(2): 493-508.
Retno, F. Diyanti, L. Lestariningsih. 2015. Penyakit Penyakit Penting pada Ayam. PT Medion, Bandung.
Saif, Y. M. A. M. Fadly, J. R. Glisson, L. R. McDougald, L. K. Nolan, D. E. Swayne. 2008. Diseases of Poultry
12th Edition. Blackwell Publishing Professional, Iowa, USA.
Tabbu, C.R. 2002. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya Vol. 2. Kanisius. Yogyakarta.
TERIMA KASIH