KELOMPOK 3
Fasilitator : dr. Austin Bertilova Carmelita, M. Imun
K
Nama Anggota:
E 1. Renaldi Dupmar Sarilolo
L 2. Rindayudwi Yulianty
O 3. Made Wahyu Antonugraha
M 4. Sherly Marselina
P 5. Deny Dwi Asriantomi
O 6. Anjelia Razzmi
K 7. Muhammad Fikri Fauzi
8. Agnes Tiffani Purba
3 9. Beatrice
10. Nabila Aulia Inayah Busri
11. Ikrimah
Skenario Pemicu 4
BATUK BERDARAH
Seorang pasien laki-laki berusia 60 tahun datang ke IGD RS dengan
keluhan batuk berdarah. Darah yang keluar bercampur dahak. Sejak dua bulan
terakhir sebelum masuk rumah sakit pasien menderita batuk. Sebelumnya batuk
kering kemudian batuk kadang-kadang ada lendir, warna kuning. Riwayat batuk
darah ada, dua kali, 3 hari sebelum masuk rumah sakit, warna merah segar, tidak
bercampur makanan. Demam ada, tidak terus menerus, turun dengan minum
Paracetamol, riwayat menggigil dan berkeringat malam ada. Ketika tidur beliau
sering terbangun dan berkeringat. Nafsu makan menurun 1 bulan terakhir, berat
badan menurun lebih kurang 6 kg. Mual dan muntah tidak ada. Apabila menjelang
pagi hari, batuk bertambah disertai sesak napas dan nyeri dada sebelah kanan.
Buang air besar biasa, buang air kecil lancar, warna kuning. Diketahui istrinya baru
saja meninggal dunia 6 bulan yang lalu karena sakit paru-paru.
Kata Sulit :
• Sputum
Sputum adalah lendir dan materi lainnya yang dibawa dari paru-
paru, bronkus, dan trakea yang mungkin dibatukkan dan
dimuntahkan atau ditelan
Sumber : repository.unimus.ac.id
Kata Kunci
1 Identitas Pasien : 5 Keluhan Penyerta :
Dd : bronchitis, PPOK,
Paru blastomikosis, pneumonia, ca
• Anatomi paru, bronkietasis
• Histologi
• fisiologi
Pemeriksaan fisik&penunjang
Dx : TB paru
Hipotesis
Sumber : Eroschenko, V P, Atlas Histologi di Fiore, edisi 11. EGC, Jakarta, 2010
1. c. FISIOLOGI PARU
Fisiologi Paru
• Saluran Pernapasan
Sumber : dr. Donna Novina Kahanjak, M.Biomed, Bahan Ajar PPT Mekanika Pernapasan. FK UPR,
Palangka Raya, 2018
http://repository.unair.ac.id/30078/3/3.%20BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf, diakses
30 Oktober 2019
Mekanisme Bernapas
• Inspirasi
Ketika udara masuk ke paru-paru, otot antar tulang rusuk berkontraksi dan terangkat sehingga volume
rongga dada bertambah besar, sedangkan tekanan rongga dada menjadi lebih kecil dari tekanan luar.
Sehingga udara mengalir dari luar ke dalam paru-paru.
• Ekspirasi
Ketika udara keluar dari paru-paru, otot antar tulang rusuk akan kembali ke posisi semula (relaksasi),
sehingga volume rongga dada akan mengecil sedangkan tekanannya membesar. Tekanan ini mendesak
dinding paru-paru, sehingga rongga paru-paru membesar sehingga udara dalam rongga paru-paru terdorong
keluar.
Aksi dari otot respirasi:
(A) Inhalasi: diafragma berkontraksi,
otot interkostal eksternal menarik
tulang rusuk ke atas, paru-paru
mengembang;
(B) (B) Ekshalasi: diafragma
relaksasi, tulang rusuk turun ke
bawah dan otot interkostal
eksternal relaksasi, paru-paru
menyusut.
Refleks perlindungan pada sistem respirasi
1. Refleks protektif, misalnya : bersin dan batuk → mengeluarkan bahan iritan dari saluran napas
3. Nyeri → merangsang pusat pernapasan (misalnya “terengah – engah” ketika merasa nyeri)
PEMERIKSAAN FISIK
KULIT : dalam batas normal JANTUNG :
LEHER : pembesaran KGB (-) • Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
• Palpasi : iktus kordis tidak teraba
KEPALA : Konjungtiva pucat (+)
• Perkusi : pekak, batas jantung dalam batas
PARU : normal ( batas jantung kanan dilinea parasternalis
• Inspeksi : Normochest, simestris kanan dan kiri, retraksi (-), dextra, batas jantung kiri dilinea midclavicularis
abdominothoracal, igamelebar (-), sela iga menyempit (-) ICS V, batas jantung atas ICS II)
• Palpasi : Fremitus raba : dalam batas normal, simetris kanan • Auskultasi : bunyi jantung I/II murni reguler, bunyi
tambahan tidak ada
kiri, nyeri tekan (-)
Abdomen : -
• Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru kiri Ekstremitas : -
• Auskultasi : bronkhovesikuler, ronkhi basah halus (+/+)
daerah apeks, wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto thoraks AP :
- Bercak bercak pada lapangan atas kedua paru
- Cor : cardio thoracil index dalam batas normal
- kedua sinus dan diaphragma baik
- tulang-tulang intak
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
DARAH RUTIN
NEUT 75,5% 52,0-75,0 %
INR 1,17 -
http://eprints.undip.ac.id/44615/3/2.pdf
CARA PENULARAN TB PARU
• Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
• Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan
dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
• Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu
yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari
langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam
keadaan yang gelap dan lembab.
• Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari
parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien
tersebut.
• Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi
percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
Sumber :
https://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/InfoDatin-
2016-TB.pdf
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/EPIDEMIOLOGI_TUBERCULOSIS
Patogenesis TB PARU
Sumber :
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/retno.ast
i/material/patodiagklas.pdf
PATOFISIOLOGI TB PARU
Sumber :
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/retno.asti/material/patodiagkla
FAKTOR RESIKO TB PARU
2. Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat, misalnya pada
limfadenitis tuberkulosa akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari kelenjar
getah bening, pada meningitis tuberkulosa akan terlihat gejala meningitis, sementara pada
pleuritis tuberkulosa terdapat gejala sesak napas & kadang nyeri dada pada sisi yang rongga
pleuranya terdapat cairan.
3. Gejala sistemik meliputi demam dari rendah sampai tinggi, dan disertai dengan gejala
sistemik yang lain seperti malaise, anoreksia, keringat malam, dan berat badan menurun yang
merupakan ciri khas TB selain batuk berkepanjangan.
Sumber :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2005
http://digilib.unila.ac.id/20733/12/BAB%20II.pdf
PEMERIKSAAN FISIK & PENUNJANG TB PARU
Pemeriksaan Fisik
Radiologi
● Tuberkuloma (lesi)
● Lesi berupa bercak-bercak seperti awan dan batas – batas yang tidak tegas.
● Pada kavitas bayangannya dapat berupa cincin yang mula2 berdinding tipis
densitas tinggi
● Pleuritis, efusi pleura/empiema, pneumo-toraks.
● Gama globulin me↑ ● 1 – 10 BTA per lapang pandang (++) atau (2+)
● Natrium darah me↓ ● >10 BTA per lapamg pandang (+++) (3+)
Uji Tuberkulin (kemerahan yg tdd infiltrat limfosit – persenyawaan antibodi seluler dan
antigen tuberkulin. Dipengaruhi antibodi humoral, makin besar pengaruh antibodi humoral –
makin kexil indurasi)
DIAGNOSIS TB PARU
Anamnesis :
BB me↓ 2 bukan berturut-
turut tanpa sebab
Demam tanpa sebab jelas
(2 minggu)
Batuk kronik ≥ 3 minggu,
daraha (+), seask nafas,
nyeri dada dengan atau
tanpa wheezing
Riwayat kontak dengan
pasien TB paru dewasa
Sumber :
• Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku ajar ilmupenyakit dalam jilid I. VI. Jakarta:
InternaPublishing.
• Kementrian Kesehatan RI. InfoDATIN : Tuberkulosis. Jakarta; 2015.
Depkes, Permenkes RI, No. 67/MenKes/Per/2016, TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS. (Jakarta :
Depkes RI. 2017).
KOMPLIKASI TB PARU Sumber : http://eprints.undip.ac.id/44615/3/2.pdf
Sumber : https://www.persi.or.id/images/regulasi/kepmenkes/kmk3642009.pdf
Pengobatan TB dilakukan dengan prinsip - prinsip sebagai berikut:
● OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi). Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan.
● Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan
lanjutan.
● Tahap awal (intensif)
Pada tahap awal (intensif) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi
secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. Bila pengobatan
tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan.
● Tahap Lanjutan
Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam
jangka waktu yang lebih lama Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman
persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan
Paduan OAT yang digunakan di Indonesia
● WHO dan IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Disease)
● 2HRZE/4HR
● 2HRZE/6HE
- Kategori 2 :
● 2HRZES/HRZE/5H3R3E3
● 2HRZES/HRZE/5HRE
- Kategori 3 :
● 2HRZ/4H3R3
● 2HRZ/4HR
● 2HRZ/6HE
● Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional
Penanggulangan TB di Indonesia:
- Kategori 1 : 2HRZE/4HR3.
- Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5HR3E3.
Disamping kedua kategori ini, disediakan paduan OAT Sisipan :
HRZE
● Paduan OAT kategori-1 dan kategori-2 disediakan dalam bentuk
Kategori -2 Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya:
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat
TUJUANINTERVENSIGIZI PADAPASIENTB
Sumber :
• PPT Gizi dr. Ni Nyoman Sri Yuliani, Sp. GK nutrisi pada infeksi saluran respiratorius
• Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2005 dan
http://digilib.unila.ac.id/20733/12/BAB%20II.pdf
PENCEGAHAN TB PARU
PROGNOSIS TB PARU
R/ Isoniazid tab 75 mg No CLXVIII
S 1 dd tab III a.c
4. Resep
R/ Etambutol tab 275 mg No CLXVIII
S 1 dd tab III a.c
PRO : Laki-laki
BB : 50 kg
Usia : 60 tahun
5. TABEL DIAGNOSIS BANDING
Sumber :
-Marissa Eliana Wati. Blastomycosis. Academia. edu. Di akses 30 oktober 2019
-https://abstrak.uns.ac.id/wisuda/upload/M3513039_bab2.pdf diakses pada tanggal 27 oktober 2019,
pukul 18.49.
-http://eprints.undip.ac.id/44629/3/FIDA_AMALINA_22010110120027_BAB2KTI.pdf diakses pada
tanggal 27 okteber 2019 pukul 20.00
-http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/414/3/LUH%20PUTU%20ROSITA%20DEWI%20P07120015114-23-
34%20%281%29.pdf diakses pada tanggal 27 oktober 2019, Pukul 21.00
-http://eprints.ums.ac.id/55872/3/BAB%20I.pdf diakses pada tanggal 27 okteber, Pukul 22.38
-Chris, Tanto dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Edisi IV. Jakarta: Penerbitan Media Aesculapius FKUI.
-Chris, Tanto dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Edisi IV. Jakarta: Penerbitan Media Aesculapius FKUI.
-Simoes EAF, Cherian T, Chow J, Salles SAS, Laxminarayan R, John TJ. Acute respiratory infection in
children. Chapter 25. Disease Control Priorities in Developing Countries.p.483-499.
Nama Definisi Etiologi Tanda & Gejala Patofisiologi
Bronkitis inflamasi jalan pernafasan o Bronkitis akut • Sesak nafas / • Asap Jalan Napas
dengan penyempitan atau • Infeksi virus: influenza Dispnea Hipersekresi Lendir dan
hambatan jalan nafas di virus, parainfluenza virus, • Nafas berbunyi inflamasikelenjar
tandai peningkatan produksi respiratory syncytialvirus • Batuk dan sputum mensekresi lendir sel
sputum (RSV), adenovirus, • Nyeri dada globet fungsi sillia
mukoid,menyebabkan coronavirus, rhinovirus • Nafas cuping hidung banyak lendir bronchioles
ketidak cocokan • Infeksi bakteri: Bordatella • Sakit kepala menyempit & tersumbat
ventilasi- perfusi dan pertussis, Bordatella • Sedikit demam
menyebabkan sianosis parapertussis,Haemophilus • Lelah • Alveoli berdekatan dengan
influenzae, Streptococcus • Pipi tampak bronchioles rusak dan
pneumoniae, atau bakteri kemerahan membentuk fibrosisfungsi
atipik (Mycoplasma makrofag alveolar partikel
pneumoniae, Chlamydia asing
pneumonia, Legionella)
• Jamur dan Noninfeksi • Penyempitan bronchial
o Bronkitis kronik perubahan fibrotik Di
• Asma dalam jalan napas
• Infeksi kronik saluran
napas bagian atas • perubahan paru yang
• Infeksi irreversibleemphysema
• Penyakit paru & bronchiectasis
• Penekanan pada saluran
napas.
• Benda asing
• Psikis
Nama Definisi Etiologi Tanda & Gejala Patofisiologi
Penyakit PPOK (Penyakit infeksi bakteri atau virus • memburuknya Perubahan pada
Paru Paru Obstruktif atau oleh polusi lingkungan pernapasan, saluran nafas, dapat
Obstuktif Kronik) adalah • peningkatan jumlah juga ditemukan
Kronis penyakit yang sputum dan perubahan pada
(PPOK) disebabkan oleh peningkatan purulen jaringan parenkim
adanya dahak paru dan pembuluh
keterbatasan • gelisah darah paru. Sebagian
aliran udara yang • Kebingungan besar kasus PPOK
terus menerus • Takikardia disebabkan karena
yang diikuti • Diaforesis paparan zat
respon inflamasi • Sianosis berbahaya, paling
pada • Hipotensi sering disebabkan
saluran napas • pernapasan tidak oleh asap rokok.
dan paru-paru teratur
akibat adanya • Miosis dan
partikel asing • Ketidaksadaran
atau gas beracun
Nama Definisi Etiologi Tanda & Gejala Patofisiologi
blastomycosis Penyakit Gilchrist Penyebab penyakit ini adalah • Batuk(yang blastomyces dermatitis
atau blastomikosis jamur blastomyces dermatitis. mengahsilkan adalah jamur di morfik termal
adalah penyakit Spora dari jamur ini di duga lendir kecoklatan yang tumbuh sebagai mold
menular yang berasal dari rumah berang- atau berdarah) dalam biakan,menghasilkan
terutama berang. Spora masuk ketubuh • Tubuh bagian atas hifa hyalin bersepta dan
menyerang paru- manusia melalu sistem terasa nyeri bercabang seperti konidia ,
paru disebabkan pernafasan karena terhirup. • Panas dingin Ketika konidia terhirup oleh
oleh infeksi dari Sering terjadi di daerah • Demam manusia maka akan terjadi
jamur Blastomyces Tenggara Amerika Serikat dan • Berkeringat perubahan bentuk dari
Dermatitidis. Afrika. Penyakit ini biasa • Kelelahan miselium menjadi khamir dan
menyerang pria berusia 20-40 • Masalah sistem imun manusia tidak
tahun. pernapasan sempat menghasilkan respon
• BB Menurun imun terhadap perubahan
• Kaku dan nyeri tersebut.
sendi Sehingga blastomyces
• Tulang lesi (luka) dermatitis menyebabkan
• Lesi kulit, awalnya blastomikosis, infeksi kronis
kecil, benjolan dengan lesi granulomatosa
mengangkat atau dan supuratif yang dimulai di
lecet yang paru, menyebar melalui sistem
kemudian tumbuh limfa dan aliran darah, dan
menjadi bisul penyebaran bisa terjadi ke
dengan permukaan organ apa saja , tetapi lebih
berkerak. banyak ke kulit dan tulang.
Nama Definisi Etiologi Tanda & Gejala Patofisiologi
Kanker Kanker paru adalah Etiologi tersering *Ketidaknyamanan atau nyeri pada dada Trauma oleh arus udara
Paru kondisi ketika sel-sel dari kanker paru *Batuk yang tidak hilang atau semakin ( Tar Rokok, polusi
jaringan di paru-paru adalah paparan memburuk dari waktu ke waktu industry,polusi udara)
tumbuh dengan luar terhadap asap *Masalah pernapasan • Bahan karsinogenik
biasa cepat, rokok. Paparan *Mengi mengendap
menyebabkan tumor asbestos *Darah dalam dahak (lendir batuk dari • Perubahan epitel silia
terbentuk. Menurut berkaitan dengan paru-paru) dan mukosa/ulserasi
WHO, kanker paru-paru kanker paru, *Suara serak Bronchus
adalah penyebab paling mesotelioma *Masalah dalam menelan • Deskuamasi Produksi
umum kematian akibat pleura, dan *Kehilangan selera makan Mukus Meningkat
kanker. Kanker paru- fibrosis paru. *Kehilangan berat badan tanpa alasan • Cell cadangan
paru menyebabkan yang diketahui (reserve cell) basal
ketidak mampuan tubuh *Merasa sangat lelah mukosa bronchus
dalam berfungsi, *Peradangan atau sumbatan di paru- • Bersihan jalan nafas
menyebabkan kualitas paru tidak efektif Hyperplasi,
hidup yang buruk. *Pembengkakan atau pembesaran metaplasi.
kelenjar getah bening dalam dada di
daerah paru-paru.
Nama Definisi Etiologi Tanda & Gejala Patofisiologi
Sumber :
• Wilson, Price. 2004. Patofisiologi: Konsep-konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, 4th ed. Jakarta: EGC.
• Dinarello , C.A and Gelfand , J.A. 2005. Fever and Hyperthermia. In: Kasper,
D.L et al. Harrison’s Principle of Internal Medicine. 16th ed. Singapore: The
McGraw Hill Company.
Pasien TB berkeringat pada malam hari
Mengapa keringat berlebih ini lebih mencolok terjadi
Inhalan M. tuberculosis
di malam hari?
Makrofag ● Hingga kini mekanisme terjadinya belum
1. PENINGKATAN KATABOLISME
2. SEBAB LAIN
• Aerophagia dan nafas cepat • Demam
• Kesulitan makan krn dispneukronik • Peningkatan beban jantung
• Anemia • Hipermetabolisme
• Hipoksia seluler • Hipomotilitas lambung
• Anoreksia
• Malabsorpsi
• Depresi
Peningkatan katabolisme pada
Malnutrisi - TB
• Terjadi sebelum penyakit terdiagnosis
• Kecepatan metabolisme atau resting
energy expenditure meningkat (20-30%)
• Kebutuhan energi meningkat >< asupan
berkurang krn anoreksia.
• Mediator inflamasi(TNF-α)
menghambat utilisasi AA dan sintesis
protein, proteolitik meningkat dan
aktivitas lipolitik meningkat.
• leptin↓
• supresi imunitas seluler
• ↑ morbiditas dan mortalitas
Anemia-TB
• 32-94% terjadi anemia pada pasien TB
• Penyebab:
defisiensi gizi, malabsorpsi, gangguan utilisasi besi, supresieriptropoiesis
akibat mediator inflamasi.
• Gangguan utilisasi besi mekanisme pertahanan tubuh krn besisbg
faktor pertumbuhan bakteri M.tb
DEFISIENSIMIKRONUTRIEN PADATB
Berperan dlm jalur
• Defisiensi vitamin A, C, E, B dan asamfolat metabolisme, fungsi
• Def. mineral : Zinc, Tembaga, Selenium dan seluler dan sistem
Besi imunitas
● Pleuritis
Pleuritis Tuberkulosis terjadi akibat Infeksi Mycobacterium
Tuberculosis (MTB) pada pleura. Pleuritis Tuberkulosis merupakan
salah satu manifestasi tersering ekstraparu. Pleuritis TB muncul
dengan manifestasi efusi pleura, yaitu akumulasi cairan yang
berlebihan diruang pleura.
● Adanya manifestasi dari Infeksi virus, bakteri, ataupun
mikroorganisme lainnya.
● Adanya massa.
KESIMPULAN
Hipotesis diterima, Berdasarkan hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik & pemeriksaan
penunjang, laki-laki ( 60 th ) didiagnosis
menderita TB Paru karena terdapat gejala
menonjol seperti batuk berdarah, berkeringat di
mlam hari, berat badan menurun dan hasil foto
thorax terdapat bercak putih lapangan atas
kedua paru. Ditambah riwayat keluarga yaitu istri
pasien, yang meninggal karena penyakit paru.
THANKS