Anda di halaman 1dari 61

PEMICU 1

KELOMPOK 3
Fasilitator : dr. Austin Bertilova Carmelita, M. Imun

K
Nama Anggota:
E 1. Renaldi Dupmar Sarilolo
L 2. Rindayudwi Yulianty
O 3. Made Wahyu Antonugraha
M 4. Sherly Marselina
P 5. Deny Dwi Asriantomi
O 6. Anjelia Razzmi
K 7. Muhammad Fikri Fauzi
8. Agnes Tiffani Purba

3 9. Beatrice
10. Nabila Aulia Inayah Busri
11. Ikrimah
Skenario Pemicu 4
BATUK BERDARAH
Seorang pasien laki-laki berusia 60 tahun datang ke IGD RS dengan
keluhan batuk berdarah. Darah yang keluar bercampur dahak. Sejak dua bulan
terakhir sebelum masuk rumah sakit pasien menderita batuk. Sebelumnya batuk
kering kemudian batuk kadang-kadang ada lendir, warna kuning. Riwayat batuk
darah ada, dua kali, 3 hari sebelum masuk rumah sakit, warna merah segar, tidak
bercampur makanan. Demam ada, tidak terus menerus, turun dengan minum
Paracetamol, riwayat menggigil dan berkeringat malam ada. Ketika tidur beliau
sering terbangun dan berkeringat. Nafsu makan menurun 1 bulan terakhir, berat
badan menurun lebih kurang 6 kg. Mual dan muntah tidak ada. Apabila menjelang
pagi hari, batuk bertambah disertai sesak napas dan nyeri dada sebelah kanan.
Buang air besar biasa, buang air kecil lancar, warna kuning. Diketahui istrinya baru
saja meninggal dunia 6 bulan yang lalu karena sakit paru-paru.
Kata Sulit :
• Sputum
Sputum adalah lendir dan materi lainnya yang dibawa dari paru-
paru, bronkus, dan trakea yang mungkin dibatukkan dan
dimuntahkan atau ditelan

Sumber : repository.unimus.ac.id
Kata Kunci
1 Identitas Pasien : 5 Keluhan Penyerta :

 Laki-laki 60 th  Batuk (2 bulan terakhir), sebelumnya batuk


kering, kemudian batuk kadang berlendir,
Keluhan Utama : riwayat batuk darah ( 2x/3 hari sebelum
2 masuk RS)
 Batuk berdarah ,  Demam, menggigil, nafsu makan dan BB
bercampur dahak Menurun, berkeringat dimalam hari, dan
ketika tidur sering terbangun
Onset :
3
 Sejak 3 hari yang lalu

6 Keluhan yang memperberat :


Riwayat penyakit
4  Pada pagi hari batuk bertambah disertai
keluarga:
sesak nafas & nyeri dada sebelah kanan
 Istri meninggal karena
penyakit paru-paru 6 bulan 7  Minum paracetamol demam menurun
yang lalu  Muntah dan mual (-), BAB dan BAK normal
IDENTIFIKASI MASALAH
Laki-laki 60 th mengeluh batuk berdarah (darah keluar
bercampur dahak, warna merah segar, tidak bercampur makanan)
sejak 3 hari yang lalu. Disertai demam, menggigil. Ketika tidur
pasien sering terbangun dan berkeringat. Nafsu makan dan BB
menurun, apabila pagi hari batuk bertambah disertai sesak nafas
dan nyeri dada sebelah kanan. Istri pasien meninggal karena
penyakit paru-paru.
Laki-laki 60 tahun Analisis Masalah

Keluhan Riwayat Riwayat Riwayat


Keluhan utama
penyerta penyakit penyakit Obat
sekarang keluarga

Dd : bronchitis, PPOK,
Paru blastomikosis, pneumonia, ca
• Anatomi paru, bronkietasis
• Histologi
• fisiologi
Pemeriksaan fisik&penunjang

Dx : TB paru
Hipotesis

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik & pemeriksaan


penunjang, laki-laki ( 60 tahun ) diduga menderita TB Paru
Pertanyaan Terjaring
1. Pulmo
a. Anatomi
b. Histologi
c. Fisiologi
2. Interpretasi data Tambahan
3. TB Paru
• Definisi dan klasifikasi • tanda & gejala
• Etiologi • pemeriksaan fisik dan penunjang
• cara penularan • Diagnosis
• Epidemiologi • komplikasi
• Patogenesis • tata laksana
• Patofisiologi • Gizi
• faktor resiko • pencegahan
• Prognosis
4. Resep pada pemicu
5. Tabel diagnosis banding
6. Jelaskan mekanisme terjadinya btuk berdarah dan berkeringat dimalam hari!
7. Mengapa berat badan pada pasien bisa menurun ?
8. Mengapa pasien menderita nyeri dada sebelah kanan?
1. a. ANATOMI PARU

Anatomi Paru (Pulmones)


• Paru kanan (Pulmo dexter)
mempunyai tiga lobus yang
dipisahkan oleh Fissura obliqua dan
Fissura horizontalis.
• Paru kiri (Pulmo sinister)
mempunyai dua lobus yang
dipisahkan oleh Fissura obliqua.
• Apeks paru (Apex pulmonis) adalah
bagian kranial paru
• Dasar paru yang luas (Basis
pulmonis) adalah bagian kaudal
paru
• Rongga pleura (Cavitas pleurales)
dilapisi oleh Pleura parietalis.
Pleura parietalis dibagi menjadi
Pars mediastinalis, Pars costalis,
dan Pars diaphragmatica.
• Pleura visceralis melapisi
permukaan luar paru.

Sumber : Paulsen F, waschke J. 2010. Sobotta Atlas Anatomi Manusia


Jilid 3 edisi 23. Jakarta : EGC
1. b. HISTOLOGI PARU Histologi Paru
• Tulang rawan di trakea dan paru adalah
tulang rawan hialin.
• Dinding bronkus intrapulmonal
diidentifikasi oleh adanya lempeng tulang
rawan hialin.
• Dinding bronkus intrapulmonal terdiri dari
lamina propria yang tipis, lapisan tipis otot
polos, submukosa dengan kelenjar
bronkialis, lempeng tulang rawan hialin, dan
adventisia.
• Bronkiolus, lumen dilapisi oleh epitel
bertingkat semu silindris bersilia dengan
adakalanya ditemukan sel goblet.
• Bronkiolus terminalis memperlihatkan
lipatan mukosa dan dilapisi oleh epitel
silindris bersilia tanpa sel goblet.
• Bronkiolus Respiratorius dengan kantung-
kantung alveoli berhubungan langsung
dengan duktus alveolaris dan alveoli.
• Kelompok alveoli yang mengelilingi dan
bermuara ke dalam duktus alveolaris disebut
sakus alveolaris
• Vena pulmonalis dan arteri pulmonalis juga
bercabang sewaktu menyertai bronkus dan
bronkiolus ke dalam paru.
• Serosa atau pleura viscerale mengeliilngi
paru. Serosa terdiri dari lapisan tipis
jaringan ikat pleura dan epitel selapis
gepeng mesotelium pleura.

Sumber : Eroschenko, V P, Atlas Histologi di Fiore, edisi 11. EGC, Jakarta, 2010
1. c. FISIOLOGI PARU
Fisiologi Paru
• Saluran Pernapasan

Sumber : dr. Donna Novina Kahanjak, M.Biomed, Bahan Ajar PPT Mekanika Pernapasan. FK UPR,
Palangka Raya, 2018
http://repository.unair.ac.id/30078/3/3.%20BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf, diakses
30 Oktober 2019
Mekanisme Bernapas
• Inspirasi
Ketika udara masuk ke paru-paru, otot antar tulang rusuk berkontraksi dan terangkat sehingga volume
rongga dada bertambah besar, sedangkan tekanan rongga dada menjadi lebih kecil dari tekanan luar.
Sehingga udara mengalir dari luar ke dalam paru-paru.
• Ekspirasi
Ketika udara keluar dari paru-paru, otot antar tulang rusuk akan kembali ke posisi semula (relaksasi),
sehingga volume rongga dada akan mengecil sedangkan tekanannya membesar. Tekanan ini mendesak
dinding paru-paru, sehingga rongga paru-paru membesar sehingga udara dalam rongga paru-paru terdorong
keluar.
Aksi dari otot respirasi:
(A) Inhalasi: diafragma berkontraksi,
otot interkostal eksternal menarik
tulang rusuk ke atas, paru-paru
mengembang;
(B) (B) Ekshalasi: diafragma
relaksasi, tulang rusuk turun ke
bawah dan otot interkostal
eksternal relaksasi, paru-paru
menyusut.
Refleks perlindungan pada sistem respirasi

1. Refleks protektif, misalnya : bersin dan batuk → mengeluarkan bahan iritan dari saluran napas

2. Inhalasi bahan tertentu yang berbahaya → memicu penghentian ventilasi

3. Nyeri → merangsang pusat pernapasan (misalnya “terengah – engah” ketika merasa nyeri)

4. Emosi (tertawa, menangis,dst) → koneksi sistem limbik dan pusat pernapasan

5. Menelan → saluran napas menutup untuk mencegah makanan masuk ke paru


Batuk
Stimulus bahan iritan di trakea dan bronkus ekstra paru

Reseptor Reseptor iritan

Jaras aferen Aferen Nervus trigeminus

Pusat integrasi Medula oblongata

Jaras eferen Eferen nervus interkostal dan nervus frenikus

Efektor Kontraksi otot – otot pernapasan meningkatkan tekanan


intraparu sehingga glotis mendadak membuka, menyebabkan
udara keluar secara eksplosif
Respon
Batuk
2. INTERPRETASI DATA TAMBAHAN
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : composmentis, GCS : 15
Berat badan : 50 kg
Tinggi badan : 165 cm
TTV :
- TD : 140/90 mmHg - N : 88 x/ menit
- RR : 36 x / menit - T : 37,9ºC

PEMERIKSAAN FISIK
KULIT : dalam batas normal JANTUNG :
LEHER : pembesaran KGB (-) • Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
• Palpasi : iktus kordis tidak teraba
KEPALA : Konjungtiva pucat (+)
• Perkusi : pekak, batas jantung dalam batas
PARU : normal ( batas jantung kanan dilinea parasternalis
• Inspeksi : Normochest, simestris kanan dan kiri, retraksi (-), dextra, batas jantung kiri dilinea midclavicularis
abdominothoracal, igamelebar (-), sela iga menyempit (-) ICS V, batas jantung atas ICS II)
• Palpasi : Fremitus raba : dalam batas normal, simetris kanan • Auskultasi : bunyi jantung I/II murni reguler, bunyi
tambahan tidak ada
kiri, nyeri tekan (-)
Abdomen : -
• Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru kiri Ekstremitas : -
• Auskultasi : bronkhovesikuler, ronkhi basah halus (+/+)
daerah apeks, wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto thoraks AP :
- Bercak bercak pada lapangan atas kedua paru
- Cor : cardio thoracil index dalam batas normal
- kedua sinus dan diaphragma baik
- tulang-tulang intak
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

WBC 11 x 103/uL 4-10x103/uL

RBC 4,9 x 106/uL 4-6x106/uL

HGB 10 g/dL 12-16 g/dL

HCT 36,4 % 37-48 %

PLT 318 x 103/uL 150-400x103/uL

DARAH RUTIN
NEUT 75,5% 52,0-75,0 %

LYMPH 13,2 % 20,0-40,0 %

MONO 8,6 % 2,00-8,00 %

EOS 2,6 % 1,00-3,00 %

BASO 0,1 % 0,00-0,10%


Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

GDS 139 mg/dL <140 mg/dL

Ureum 19 mg/dL 10-50 mg/dL

KIMIA DARAH Kreatinin 0,90 mg/dL <1,1 mg/dL

SGOT 24 U/L <38 U/L

SGPT 23 U/L <41 U/L

Albumin 3,1 gr/dL 3,5-5,0 gr/dL

Asam Urat 5,1 gr/dL 3,4-7,0 mg/dL

PT 12,2 detik 10-14 detik

INR 1,17 -

HEMATOLOGI APTT 26,3 detik 22,0-30,0 detik

HbsAg (ICT) Non Reactive Non Reactive

Anti HVC (ICT) Non Reactive Non Reactive

DHF IgG/IgM (ICT) Negatif Negatif

IgM Salmonella (TF Negatif Negatif


Semikuantitatif)
3. TB PARU
DEFINISI & KLASIFIKASI TB PARU
Infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini menyebar melalui inhalasi
droplet nuclei. Kemudian, masuk ke saluran nafas dan bersarang di jaringan paru hingga membentuk
afek primer. Afek primer dapat timbul dimana saja dalam paru berbeda dengan sara reaktivasi.
Dari afek primer ini diikuti dengan terjadinya inflamasi pada kelenjar getah bening menuju hilus
(limfangitis local) disertai pembesaran KGB di hilus. Kompleks primer adalah afek primer disertai
dengan limfangitis regional. Kompleks primer dapat menjadi :
1. Sembuh, tidak ada cacat
2. Sembuh dengan sedikit bekas
3. Menyebar :
• Perkontinuatum (sekitarnya)
• Bronkogen ( penyebaran ke bagian paru lain ataupun sebelahnya)
• Hematogen dan limfogen (dapat menyebar hingga tulang, ginjal, genitalia, tuberkolosis milier,
meningitis)

Sumber : Paramita Wardhani, Dyah.2014. Kapita Selekta Kedokteran.


Jakarta : Media Aesculapius
Klasifikasi
berdasarkan organ tubuh yang berdasarkan tipe pasien ditentukan
terkena : berdasarkan riwayat pengobatan
1. Tuberkulosis paru sebelumnya. Ada beberapa tipe pasien yaitu:
2. Tuberkulosis ekstra paru 1. Kasus baru

2. Kasus kambuh (relaps)

3. Kasus setelah putus berobat (default )


Berdasarkan hasil dahak
4. Kasus setelah gagal (failure)
mikroskopis :
5. Kasus lain
1. BTA (+)
2. BTA (-) TB pada HIV AIDS
ETIOLOGI TB PARU
• Bakteri Mycobakterium tuberkulosis. Bakteri
berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga
dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA)

• Sumber penularan : penderita tuberkulosis BTA


positif pada waktu batuk atau bersin. Penderita
menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet
(percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman
dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama
beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet
tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan.

http://eprints.undip.ac.id/44615/3/2.pdf
CARA PENULARAN TB PARU
• Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
• Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan
dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
• Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu
yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari
langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam
keadaan yang gelap dan lembab.
• Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari
parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien
tersebut.
• Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi
percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

Sumber :Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.


Edisi 2, cetakan pertama. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2007
Epidemiologi TB PARU
8,7 juta kasus TB paru di dunia, 5,1 juta kasus di Asia, 2,2 juta di Afrika. WHO tahun 2013 (DEPKES, 2016)  8,6
juta kasus TB pada tahun 2012, 1,1 juta (13%) pasien TB dengan HIV (+). TB paru tertinggi adalah Jawa Barat
(0,7%), Papua (0,6%), DKI Jakarta (0,6%), Gorontalo (0,5%), Banten (0,4%), Papua Barat (0,4%).
DETERMINAN :
1. Jenis kelamin & Usia
a. Tidak ada perbedaan laki – laki dan perempuan sampai pada umur pubertas
b. Sering pada bayi & anak <2 tahun  Imunitas seluler spesifik , fungsi makrofag, dan mekanisme pertahanan
parunya belum dapat berkembang sempurna
c. Dewasa  Penyakit paru primer sebelumnya pada terapi yang tidak adekuat
d. Prevalensi terus meningkat sampai umur 60 tahun
e. Wanita  sesudah bersalin, prevalensinya 40-50 tahun dan kemudian berkurang
2. Faktor gizi
- Kelaparan/gizi buruk mengurangi daya tahan terhadap penyakit
3. Perilaku
a. Merokok dan minum alcohol
b. Menggunakan sarana makan-minum yang sama
4. Lingkungan
Kondisi lingkungan kerja yang buruk akan menurunkan daya tahan tubuh dan memudahkan terjadinya infeksi.

Sumber :
https://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/InfoDatin-
2016-TB.pdf
http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/EPIDEMIOLOGI_TUBERCULOSIS
Patogenesis TB PARU

Sumber :
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/retno.ast
i/material/patodiagklas.pdf
PATOFISIOLOGI TB PARU

Sumber :
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/retno.asti/material/patodiagkla
FAKTOR RESIKO TB PARU

● Umur ● Suhu dan pencahayaan


● Jenis kelamin ● Kebiasaan merokok
● DM ● Konsentrasi / jumlah kuman yang terhirup
● HIV ● Lamanya waktu sejak terinfeksi
● Tingkat pendidikan ● Usia seseorang terinfeksi
● Kepadatan ● Imunitas tubuh (HIV AIDS dan malnutrisi)
● Keadaan ventilasi ● Infeksi HIV.
● Kelembapan Sumber :
• Kementrian Kesehatan RI. InfoDATIN : Tuberkulosis. Jakarta; 2015
• Depkes, Permenkes RI, No. 67/MenKes/Per/2016, TENTANG PENANGGULANGAN
TUBERKULOSIS. (Jakarta : Depkes RI. 2017).
TANDA & GEJALA TB PARU
1. Gejala respiratorik meliputi batuk lebih dari 3 minggu, batuk disertai darah, sesak napas,
dan nyeri dada. Semua gejala ini sangat bervariasi, dimulai tidak ada gejala sampai gejala
cukup berat tergantung luasnya perlukaan pada paru

2. Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat, misalnya pada
limfadenitis tuberkulosa akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari kelenjar
getah bening, pada meningitis tuberkulosa akan terlihat gejala meningitis, sementara pada
pleuritis tuberkulosa terdapat gejala sesak napas & kadang nyeri dada pada sisi yang rongga
pleuranya terdapat cairan.

3. Gejala sistemik meliputi demam dari rendah sampai tinggi, dan disertai dengan gejala
sistemik yang lain seperti malaise, anoreksia, keringat malam, dan berat badan menurun yang
merupakan ciri khas TB selain batuk berkepanjangan.

Sumber :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2005
http://digilib.unila.ac.id/20733/12/BAB%20II.pdf
PEMERIKSAAN FISIK & PENUNJANG TB PARU
Pemeriksaan Fisik

● Pembesaran kelenjar limfe leher, aksila, inguinal


● Pembengkakan progresif atau deformitas tulang, sendi, lutut,
falang.
● Uji tuberkulin. Biasanya positif pada anak dengan TB paru,
tetapi bisa negatif pada anak dengan TB milier atau yang juga
menderita HIV/AIDS, gizi buruk atau baru menderita campak
● Pengukuran berat badan menurut umur atau lebih baik
pengukuran berat menurut panjang/tinggi badan
Pemeriksaan Penunjang Depkes, Permenkes RI, No. 67/MenKes/Per/2016, TENTANG
PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS. (Jakarta : Depkes
RI. 2017).

Radiologi
● Tuberkuloma (lesi)

● Lokasi lesi TB umumnya di daerah apeks paru

● Lesi berupa bercak-bercak seperti awan dan batas – batas yang tidak tegas.

● Pada kavitas bayangannya dapat berupa cincin yang mula2 berdinding tipis 

skelerotik yang menebal


● Bila fibrosis  bayangan bergaris-garis

● Pada kalsifikasi  bayangan tampak sebagai bercak-cercak padat dengan

densitas tinggi
● Pleuritis, efusi pleura/empiema, pneumo-toraks.

● Tahap lanjut : infiltrat, gari-garis fibrotik, kalsifikasim kavitas


(nosklerotik/sklerotik) maupun atelektasis dan emfisema
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Sputum (ditemukan BTA)
Darah ● (-) : tidak ditemukan BTA dalam 100 lapangan

● Leukosit me↑ pandang


● Limfosit normal ● 1-9 BTA per 100 lapang pandang, kuman adap yg

● Laju Endap Darah me↑ ditemukan


● Anemia ringan ● 10-99 BTA per 100 lapang pandang, (+) atau (1+)

● Gama globulin me↑ ● 1 – 10 BTA per lapang pandang (++) atau (2+)

● Natrium darah me↓ ● >10 BTA per lapamg pandang (+++) (3+)

Uji Tuberkulin (kemerahan yg tdd infiltrat limfosit – persenyawaan antibodi seluler dan
antigen tuberkulin. Dipengaruhi antibodi humoral, makin besar pengaruh antibodi humoral –
makin kexil indurasi)
DIAGNOSIS TB PARU

Anamnesis :
BB me↓ 2 bukan berturut-
turut tanpa sebab
Demam tanpa sebab jelas
(2 minggu)
Batuk kronik ≥ 3 minggu,
daraha (+), seask nafas,
nyeri dada dengan atau
tanpa wheezing
Riwayat kontak dengan
pasien TB paru dewasa

Sumber :
• Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. 2014. Buku ajar ilmupenyakit dalam jilid I. VI. Jakarta:
InternaPublishing.
• Kementrian Kesehatan RI. InfoDATIN : Tuberkulosis. Jakarta; 2015.
Depkes, Permenkes RI, No. 67/MenKes/Per/2016, TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS. (Jakarta :
Depkes RI. 2017).
KOMPLIKASI TB PARU Sumber : http://eprints.undip.ac.id/44615/3/2.pdf

Tb paru apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan komplikasi.


Komplikasi - komplikasi yang terjadi pada penderita Tb paru dibedakan menjadi dua,
yaitu :
1. Komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, empiema,laryngitis, usus.
2. Komplikasi pada stadium lanjut :
Komplikasi - komplikasi yang sering terjadi pada penderita stadium lanjut adalah :
a. Hemoptisis masif (pendarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena sumbatan jalan nafas atau syok hipovolemik
b. Kolaps lobus akibat sumbatan duktus
c. Bronkietaksis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan
ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru
d. Pnemotoraks spontan, yaitu kolaps spontan karena bula/blep yang pecah
e. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, sendi, ginjal, dan sebagainya.
TATA LAKSANA TB PARU

Sumber : https://www.persi.or.id/images/regulasi/kepmenkes/kmk3642009.pdf
Pengobatan TB dilakukan dengan prinsip - prinsip sebagai berikut:
● OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam

jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi). Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan.
● Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan

langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas


Menelan Obat (PMO).
● Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan.
● Tahap awal (intensif)
Pada tahap awal (intensif) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi
secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. Bila pengobatan
tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menular
menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar pasien TB
BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan.
● Tahap Lanjutan
Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam
jangka waktu yang lebih lama Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman
persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan
 Paduan OAT yang digunakan di Indonesia
● WHO dan IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Disease)

merekomendasikan paduan OAT standar, yaitu :


- Kategori 1 :
● 2HRZE/4H3R3

● 2HRZE/4HR

● 2HRZE/6HE

- Kategori 2 :
● 2HRZES/HRZE/5H3R3E3

● 2HRZES/HRZE/5HRE

- Kategori 3 :
● 2HRZ/4H3R3

● 2HRZ/4HR

● 2HRZ/6HE
● Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional
Penanggulangan TB di Indonesia:
- Kategori 1 : 2HRZE/4HR3.
- Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5HR3E3.
Disamping kedua kategori ini, disediakan paduan OAT Sisipan :
HRZE
● Paduan OAT kategori-1 dan kategori-2 disediakan dalam bentuk

paket berupa obat Kombinasi Dosis Tetap (OAT-KDT), Tablet OAT


KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet.
Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini
dikemas dalam satu paket untuk satu pasien.
Paduan OAT
 Kategori-1 Paduan OAT ini diberikan untuk :
• Pasien baru TB paru BTA positif.
• Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif
• Pasien TB ekstra paru Dosis yang digunakan untuk paduan OAT KDT Kategori 1:
2(HRZE)/4(HR)3

 Kategori -2 Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya:
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat

Dosis yang digunakan untuk paduan OAT KDT


Kategori 2: 2(HRZE)S/(HRZE)/ 5(HR)3E3
GIZI PADA TB PARU

TUJUANINTERVENSIGIZI PADAPASIENTB

• Mempertahankan atau mencegah BBturun


• memenuhi kebutuhan gizi selama episode sesak dan selama pengobatan TB
• mempertahankan massa otot tubuh dan mencegah malnutrisi lebih lanjut
• Suplementasi mikronutrien akibat defisiensi zat gizi mikro
• Mengatasi neuritis krn INH
• Menstimulasi nafsu makan
• Mencegah dehidrasi
• Mencegah inflamasi, infeksi dan komplikasinya
MEDICALNUTRITION THERAPY– TB
Kebutuhan energi, makro-
mikronutrien
• Rekomendasi WHO-TB paru Kebutuhan energi 35-40 kkal/kgbb
• Karbohidrat 45-65% ideal /hari
• Protein 15-30% Protein 1,2-1,5g /kgbb/hari utk
mencegah wasting.
• Lemak 25-35%
Defisiensi vitamin A,C,E,D,Fe, Zn, dan Se
kembali normal setelah 2 bulan pengobatanTB.
Vitamin B6 mengatasi efek sampingINH

Sumber :
• PPT Gizi dr. Ni Nyoman Sri Yuliani, Sp. GK nutrisi pada infeksi saluran respiratorius
• Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2005 dan
http://digilib.unila.ac.id/20733/12/BAB%20II.pdf
PENCEGAHAN TB PARU
PROGNOSIS TB PARU
R/ Isoniazid tab 75 mg No CLXVIII
S 1 dd tab III a.c

R/ Rifamfisin tab 150 mg No CLXVIII


S 1 dd tab III a.c

R/ Pirazinamid tab 400 mg No CLXVIII


S 1 dd tab III a.c

4. Resep
R/ Etambutol tab 275 mg No CLXVIII
S 1 dd tab III a.c

R/ Paracetamol 500 mg tab No X


S 3 dd tab I p.c. p.r.n ( febris)

PRO : Laki-laki
BB : 50 kg
Usia : 60 tahun
5. TABEL DIAGNOSIS BANDING

Sumber :
-Marissa Eliana Wati. Blastomycosis. Academia. edu. Di akses 30 oktober 2019
-https://abstrak.uns.ac.id/wisuda/upload/M3513039_bab2.pdf diakses pada tanggal 27 oktober 2019,
pukul 18.49.
-http://eprints.undip.ac.id/44629/3/FIDA_AMALINA_22010110120027_BAB2KTI.pdf diakses pada
tanggal 27 okteber 2019 pukul 20.00
-http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/414/3/LUH%20PUTU%20ROSITA%20DEWI%20P07120015114-23-
34%20%281%29.pdf diakses pada tanggal 27 oktober 2019, Pukul 21.00
-http://eprints.ums.ac.id/55872/3/BAB%20I.pdf diakses pada tanggal 27 okteber, Pukul 22.38
-Chris, Tanto dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Edisi IV. Jakarta: Penerbitan Media Aesculapius FKUI.
-Chris, Tanto dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Edisi IV. Jakarta: Penerbitan Media Aesculapius FKUI.
-Simoes EAF, Cherian T, Chow J, Salles SAS, Laxminarayan R, John TJ. Acute respiratory infection in
children. Chapter 25. Disease Control Priorities in Developing Countries.p.483-499.
Nama Definisi Etiologi Tanda & Gejala Patofisiologi
Bronkitis inflamasi jalan pernafasan o Bronkitis akut • Sesak nafas / • Asap  Jalan Napas 
dengan penyempitan atau • Infeksi virus: influenza Dispnea Hipersekresi Lendir dan
hambatan jalan nafas di virus, parainfluenza virus, • Nafas berbunyi inflamasikelenjar
tandai peningkatan produksi respiratory syncytialvirus • Batuk dan sputum mensekresi lendir  sel
sputum (RSV), adenovirus, • Nyeri dada globet  fungsi sillia 
mukoid,menyebabkan coronavirus, rhinovirus • Nafas cuping hidung banyak lendir bronchioles
ketidak cocokan • Infeksi bakteri: Bordatella • Sakit kepala menyempit & tersumbat
ventilasi- perfusi dan pertussis, Bordatella • Sedikit demam
menyebabkan sianosis parapertussis,Haemophilus • Lelah • Alveoli  berdekatan dengan
influenzae, Streptococcus • Pipi tampak bronchioles  rusak dan
pneumoniae, atau bakteri kemerahan membentuk fibrosisfungsi
atipik (Mycoplasma makrofag alveolar partikel
pneumoniae, Chlamydia asing
pneumonia, Legionella)
• Jamur dan Noninfeksi • Penyempitan bronchial
o Bronkitis kronik perubahan fibrotik Di
• Asma dalam jalan napas
• Infeksi kronik saluran
napas bagian atas • perubahan paru yang
• Infeksi irreversibleemphysema
• Penyakit paru & bronchiectasis
• Penekanan pada saluran
napas.
• Benda asing
• Psikis
Nama Definisi Etiologi Tanda & Gejala Patofisiologi

Penyakit PPOK (Penyakit infeksi bakteri atau virus • memburuknya Perubahan pada
Paru Paru Obstruktif atau oleh polusi lingkungan pernapasan, saluran nafas, dapat
Obstuktif Kronik) adalah • peningkatan jumlah juga ditemukan
Kronis penyakit yang sputum dan perubahan pada
(PPOK) disebabkan oleh peningkatan purulen jaringan parenkim
adanya dahak paru dan pembuluh
keterbatasan • gelisah darah paru. Sebagian
aliran udara yang • Kebingungan besar kasus PPOK
terus menerus • Takikardia disebabkan karena
yang diikuti • Diaforesis paparan zat
respon inflamasi • Sianosis berbahaya, paling
pada • Hipotensi sering disebabkan
saluran napas • pernapasan tidak oleh asap rokok.
dan paru-paru teratur
akibat adanya • Miosis dan
partikel asing • Ketidaksadaran
atau gas beracun
Nama Definisi Etiologi Tanda & Gejala Patofisiologi

blastomycosis Penyakit Gilchrist Penyebab penyakit ini adalah • Batuk(yang blastomyces dermatitis
atau blastomikosis jamur blastomyces dermatitis. mengahsilkan adalah jamur di morfik termal
adalah penyakit Spora dari jamur ini di duga lendir kecoklatan yang tumbuh sebagai mold
menular yang berasal dari rumah berang- atau berdarah) dalam biakan,menghasilkan
terutama berang. Spora masuk ketubuh • Tubuh bagian atas hifa hyalin bersepta dan
menyerang paru- manusia melalu sistem terasa nyeri bercabang seperti konidia ,
paru disebabkan pernafasan karena terhirup. • Panas dingin Ketika konidia terhirup oleh
oleh infeksi dari Sering terjadi di daerah • Demam manusia maka akan terjadi
jamur Blastomyces Tenggara Amerika Serikat dan • Berkeringat perubahan bentuk dari
Dermatitidis. Afrika. Penyakit ini biasa • Kelelahan miselium menjadi khamir dan
menyerang pria berusia 20-40 • Masalah sistem imun manusia tidak
tahun. pernapasan sempat menghasilkan respon
• BB Menurun imun terhadap perubahan
• Kaku dan nyeri tersebut.
sendi Sehingga blastomyces
• Tulang lesi (luka) dermatitis menyebabkan
• Lesi kulit, awalnya blastomikosis, infeksi kronis
kecil, benjolan dengan lesi granulomatosa
mengangkat atau dan supuratif yang dimulai di
lecet yang paru, menyebar melalui sistem
kemudian tumbuh limfa dan aliran darah, dan
menjadi bisul penyebaran bisa terjadi ke
dengan permukaan organ apa saja , tetapi lebih
berkerak. banyak ke kulit dan tulang.
Nama Definisi Etiologi Tanda & Gejala Patofisiologi

Pneumonia peradangan akut • Bakteri • demam • Pneumonia partikel kecil


pada parenkim Pneumonia bakterial dibagi • menggigil pada saluran napas bagian
paru, bronkiolus menjadi: • berkeringat bawah
respiratorius dan 1. Typical organisme • batuk (baik non kerusakan paru-paru
alveoli, pneumonia berasal dari produktif atau produktif Infeksi dapat Di sebarkan
menimbulkan gram atau menghasilkan melalui udara ketika agen
konsolidasi positif sputum berlendir masih aktif dan kemudian
jaringan paru - Streptococcus • Napas Cuping Hidung masuk ke jaringan tempat
sehingga dapat pneumonia • Kulit Yang Lembab partikel tersebut
mengganggu - Staphylococcus aureus • Mual atau muntah
pertukaran oksigen - Enterococcus (E. • sakit dada karena • Infeksi saluran
dan karbon faecalis, E faecium) pleuritis dan sesak pernapasanbakteri
dioksida di paru- pneumonia berasal dari • lebih suka berbaring ke paru-paru
paru. gram negatif pada sisi yang sakit
- Pseudomonas dengan lutut tertekuk • Patogen batuk 
aeruginosa karena nyeri dada. sistem kekebalan tubuh
- Klebsiella pneumonia terlalu banyak
- Haemophilus influenza mikroorganisme yang
2. Atipikal organisme lolos dari sistem
- Mycoplasma sp. kekebalan tubuh
- Chlamedia sp. aktivasi imun dan
- Legionella sp infiltrasi sel dalam
• Virus sistem kekebalan tubuh
- virus influenza
• Fungi
- Jamur oportunistik
Nama Definisi Etiologi Tanda & Gejala Patofisiologi

Kanker Kanker paru adalah Etiologi tersering *Ketidaknyamanan atau nyeri pada dada Trauma oleh arus udara
Paru kondisi ketika sel-sel dari kanker paru *Batuk yang tidak hilang atau semakin ( Tar Rokok, polusi
jaringan di paru-paru adalah paparan memburuk dari waktu ke waktu industry,polusi udara)
tumbuh dengan luar terhadap asap *Masalah pernapasan • Bahan karsinogenik
biasa cepat, rokok. Paparan *Mengi mengendap
menyebabkan tumor asbestos *Darah dalam dahak (lendir batuk dari • Perubahan epitel silia
terbentuk. Menurut berkaitan dengan paru-paru) dan mukosa/ulserasi
WHO, kanker paru-paru kanker paru, *Suara serak Bronchus
adalah penyebab paling mesotelioma *Masalah dalam menelan • Deskuamasi Produksi
umum kematian akibat pleura, dan *Kehilangan selera makan Mukus Meningkat
kanker. Kanker paru- fibrosis paru. *Kehilangan berat badan tanpa alasan • Cell cadangan
paru menyebabkan yang diketahui (reserve cell) basal
ketidak mampuan tubuh *Merasa sangat lelah mukosa bronchus
dalam berfungsi, *Peradangan atau sumbatan di paru- • Bersihan jalan nafas
menyebabkan kualitas paru tidak efektif Hyperplasi,
hidup yang buruk. *Pembengkakan atau pembesaran metaplasi.
kelenjar getah bening dalam dada di
daerah paru-paru.
Nama Definisi Etiologi Tanda & Gejala Patofisiologi

Bronkiektasis kelainan kronik Belum di • Batuk Adanya inflamasi dan infeksi


yang ditandai ketahui, erdahak kronis atau rekuren yang
dengan dilatasi kasus kasus • Hemoptisis menyebabkan kerusakan
bronkus secara bronkiektasi • Lemas, progresif kartilago, sehingga
spermanen, s dapat penurunan terjadi pelebaran bronkus
disertai proses timbul BB, mialgia yang permanen. Selanjutnya,
inflamasi pada secara • Dispneu, keadaan ini menyebabkan
dinding bronkus kongenital mengi drainase pulmonal menjadi
dan parenkim maupun • Demam, nyeri tidak efektif. Adanya infeksi
paru sekitarnya. didapat. dada pleuritic sekunder pada segmen
• Kor pulmonal bronkial yang terkena
• Tidak memudahkan terjadinya
ada/riwayat overgrowth bakteri
merokok opurtunistik dan supurasi.
• Riwayat Seluruh keadaan ini
keluhan yang bermanifestasi sebagai batuk
kronik produktif dengan sputum
berwarna kehijauan.
6. TERJADINYA BATUK BERDARAH DAN BERKERINGAT
DIMALAM HARI
Batuk berdarah pada penderita TB
● Hemoptisis  hipervaskularisasi bronkus yang merupakan
percabangan dari arteri bronkialis.
● Pada penderita TB terjadi rusaknya susunan parenkim paru dan
pembuluh darah paru  pecahnya Aneurisma Rasmussen 
menyebabkan batuk darah masif pada penderita TB paru
ataupun pada bekas penderita TB.

Sumber :
• Wilson, Price. 2004. Patofisiologi: Konsep-konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, 4th ed. Jakarta: EGC.
• Dinarello , C.A and Gelfand , J.A. 2005. Fever and Hyperthermia. In: Kasper,
D.L et al. Harrison’s Principle of Internal Medicine. 16th ed. Singapore: The
McGraw Hill Company.
Pasien TB berkeringat pada malam hari
Mengapa keringat berlebih ini lebih mencolok terjadi
Inhalan M. tuberculosis
di malam hari?
Makrofag ● Hingga kini mekanisme terjadinya belum

TNF-alfa (Tumor Necrosis


diketahui secara pasti.
Factor-alfa) ● Namun, hal ini kemungkinan berkaitan dengan
↑ set point termoregulator di irama sirkardian tubuh.
hipotalamus
● Dalam keadaan normal (tidak sedang sakit
Vasokontriksi  ↑suhu tubuh dan
tdp respon menggigil
sekalipun), suhu tubuh umumnya akan paling
rendah saat dini hari (36.1˚C) dan paling tinggi
Ketika set point tercapai saat petang.
.
Vasodilatasi  hilangnya panas ke ● Karenanya, peningkatan suhu tubuh ketika
lingkungan  berkeringat
petang dan malam hari tentu akan lebih
7. MENGAPA BERAT BADAN PADA PASIEN
MENURUN
MALNUTRITION IN TUBERCULOSIS

1. PENINGKATAN KATABOLISME
2. SEBAB LAIN
• Aerophagia dan nafas cepat • Demam
• Kesulitan makan krn dispneukronik • Peningkatan beban jantung
• Anemia • Hipermetabolisme
• Hipoksia seluler • Hipomotilitas lambung
• Anoreksia
• Malabsorpsi
• Depresi
Peningkatan katabolisme pada
Malnutrisi - TB
• Terjadi sebelum penyakit terdiagnosis
• Kecepatan metabolisme atau resting
energy expenditure meningkat (20-30%)
• Kebutuhan energi meningkat >< asupan
berkurang krn anoreksia.
• Mediator inflamasi(TNF-α)
menghambat utilisasi AA dan sintesis
protein, proteolitik meningkat dan
aktivitas lipolitik meningkat.
• leptin↓
• supresi imunitas seluler
• ↑ morbiditas dan mortalitas
Anemia-TB
• 32-94% terjadi anemia pada pasien TB
• Penyebab:
defisiensi gizi, malabsorpsi, gangguan utilisasi besi, supresieriptropoiesis
akibat mediator inflamasi.
• Gangguan utilisasi besi mekanisme pertahanan tubuh krn besisbg
faktor pertumbuhan bakteri M.tb

Anoreksia dan mual


hambatan pusat lapar di SSPoleh responfase akut.
Respon fase akut ditimbulkan oleh endotoksin M. Tuberculosis dan sitokin
proinflamasi.
Efek samping terapi OAT,tu Rifampisin
Sumber : PPT Gizi dr. Ni Nyoman Sri Yuliani, Sp.
GK nutrisi pada infeksi saluran respiratorius

DEFISIENSIMIKRONUTRIEN PADATB
Berperan dlm jalur
• Defisiensi vitamin A, C, E, B dan asamfolat metabolisme, fungsi
• Def. mineral : Zinc, Tembaga, Selenium dan seluler dan sistem
Besi imunitas

Pembentukan radikal bebas Suplementasi dpt


oksidatif stress. mengurangi tingkat stress
*Oksidatif stress berperan dlm oksidatif dan memperbaiki
patogenesis TB = fibrosis & outcome terapi
disfungsi paru
8. Mengapa Pasien Menderita nyeri dada sebelah
kanan

● Pleuritis
Pleuritis Tuberkulosis terjadi akibat Infeksi Mycobacterium
Tuberculosis (MTB) pada pleura. Pleuritis Tuberkulosis merupakan
salah satu manifestasi tersering ekstraparu. Pleuritis TB muncul
dengan manifestasi efusi pleura, yaitu akumulasi cairan yang
berlebihan diruang pleura.
● Adanya manifestasi dari Infeksi virus, bakteri, ataupun
mikroorganisme lainnya.
● Adanya massa.
KESIMPULAN
Hipotesis diterima, Berdasarkan hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik & pemeriksaan
penunjang, laki-laki ( 60 th ) didiagnosis
menderita TB Paru karena terdapat gejala
menonjol seperti batuk berdarah, berkeringat di
mlam hari, berat badan menurun dan hasil foto
thorax terdapat bercak putih lapangan atas
kedua paru. Ditambah riwayat keluarga yaitu istri
pasien, yang meninggal karena penyakit paru.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai