Lapsus Anestesi
Lapsus Anestesi
Oleh
Adji Nabila Chintia Dewi
Baddian Boelgis
Pembimbing
dr. Bernard Taufan Soehaemy, Sp.An
LABORATORIUM ILMU ANASTESI
RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU
BANGKALAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM
MALANG
Latar Belakang
Rumusan Masalah
1.Bagi Penulis
Laporan kasus ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai general
Manfaat
anestesi dengan teknik intubasi pada pasien dengan kasus struma.
2.Bagi Pembaca
Laporan kasus ini dapat menjadi salah satu tambahan mengenai rujukan yang
bisa diaplikasikan pada pasien yang akan dilakukan general anestesi dengan
teknik intubasi pada pasien dengan kasus struma.
IDENTITAS
ANAMNESA
Keluhan utama : Benjolan di leher
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien masuk RSUD Syamrabu Bangkalan dirawat di Ruang
Bedah pada tanggal 5 September 2019 dengan keluhan benjolan di
- B1 (Breath) : batuk (-), pilek (-), sesak (-), dan
leher kanan sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit. Benjolan
demam (-)
dirasakan semakin lama semakin membesar. Benjolan tersebut
- B2 (Cardiovascular) : ACS (-), hipertensi disangkal
tidak berpindah tempat, dan ikut bergerak saat pasien menelan.
- B3 (Brain) : Stroke (-), sakit kepala (-), lemah
Benjolan tidak disertai nyeri. Demam disangkal. Pasien datang
tungkai (-)
untuk persiapan operasi.
- B4 (Bowel) : Gastritis (-), Hepatitis (-),
kolesistitis (-)
- B5 (Bladder) : ISK (-), Batu ginjal (-)
- B6 (Bone) : Fraktur (-), Oedem (-)
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Psikososial
Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), palpebra edema (-/-)
Benjolan
Thorax
• Perkusi :timpani
PENUNJANG Hematologi
Kimia Klinik
KU : cukup
TD : 110/80 mmHg SNNT dextra Pemeriksaan DL
Benjolan di leher
27/8/2019 HR : 80 x/mnt PSA ASA kelas 1, Foto thorax
kanan
RR : 20 x/mnt GA dengan intubasi IVFD RL 20 tpm
T : 36,4 oC
KU : cukup
IVFD RL 20 tpm
TD : 110/70 mmHg SNNT dextra
Benjolan di leher Puasa 6 jam pre operasi
5/9/2019 HR : 82 x/mnt PSA ASA kelas 1,
kanan Premed ok:
RR : 20 x/mnt GA dengan intubasi
- Ranitidin 1x150 mg tab
T : 36,6 oC
Midazolam dapat menimbulkan efek ansiolitik, sedatif dan amnesia. yang berfungsi untuk mencegah
kecemasan mencegah trauma psikologis yang dialami oleh pasien selama operasi, dan efek sedatif dapat
menurunkan dosis obat anestetik dan memperlama durasi kerja obat anestesi yang sedasi.
Fentanil
Obat analgetik opioid turunan dari fenil piperidin
Fentanil yang diinjeksi secara IV memiliki onset 5-10 menit dan durasi selama 30-60 menit.
• Fentanil dikontraindikasikan pada pasien obstruksi saluran cerna (ileus paralitik),
hiepersensivitas, penggunaan monoamine oxidase inhibitor (MAOI), asma bronkial, dan depresi
respirasi.
Fentanil
dosis 1,5-2 mg/kgBB. Pasien ini memiliki berat badan 70 kg sehingga
dibutuhkan 105-140 mg yang diinjeksi secara IV
Analgetik
Morfin
Dosis untuk analgesik 2,5-15 mg IV, 2,5-20 mg IM, 10-30 mg per oral,
dan 10-20 mg rektal setiap 4 jam. Dosis induksi intravena adalah 1 mg/kg.
Onset < 1 menit dengan durasi 2-7 jam.
Pelumpuh Otot
Pelumpuh otot yang digunakan berupa atrakurium yang
merupakan pelumpuh otot non depolarisasi berikatan dengan
reseptor nikotinik-kolinergik, tetapi tidak menyebabkan
depolarisasi. Hanya menghalangi asetil-kolin menempatinya,
sehingga asetilkolin tak dapat bekerja
Atrakurium
Dosis awal atrakurium 0,5-0,6 mg/kg dengan berat badan 70 kg
sehingga dibutuhkan 35-42 mg secara intravena
Dosis rumatan 0,1 mg/kg.
Dosis sedasi tercapai
Maintenance anestesi dengan menggunakan anestesi
inhalasi berupa Sevofluran merupakan halogenasi eter.
Induksi dan pulih dari anestesi lebih cepat dibandingkan
Dilakukan pemasangan endotracheal
dengan isofluran.
tube nomer 7
Managemen airway breathing pasien Baunya tidak menyengat dan tidak merangsang jalan napas,
dikontrol oleh ventilator
sehingga digemari untuk induksi anestesia inhalasi
disamping halotan. Efek terhadap kardiovaskuler cukup
stabil, jarang menyebabkan aritmia. Setelah pemberian
dihentikan, sevofluran cepat dikeluarkan oleh tubuh.
• Metamizol sodium
• Ondansetron nyeri.
3.Induksi yang digunakan pada operasi struma nodusa non toksik (SNNT)
ini yaitu propofol yang dimasukkan lewat jalur intravena sesuai dengan
kebutuhan serta berdasarkan sifat farmakologinya dapat berupa
kombinasi ataupun tunggal sesuai dengan trias anestesi. Dan diberikan
atracurium sebagai pelumpuh ototnya.
Saran Berdasarkan laporan kasus ini maka penulis
memberikan saran untuk pengembangan lebih lanjut
dari mengenai penelitian yang dapat dilakukan,
yakni: