Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN
TUBERCULOSIS PARU

Kelompok 4 :
1. Neny Surya Hidayanti 1814201310013
2. Salsyabila R. Q. S 1814201310017
3. Sufi Inayati 1814201310018
APA ITU TUBERCULOSIS PARU?

Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi


menular yang disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis dan paling
sering bermanifestasi di paru.
Mengapa seseorang bisa terkena TB paru?
1. Kondisi social ekonomi yang menurun
(Biasa terjadi pada Negara-Negara berkembang)
2. Kondisi Lingkungan
(Virus penyebab TB paru berada pada lingkungan yang
tidak terpapar sinar matahari)
3. Belum optimalnya program dan pengetahuan TB paru
selama ini
Bagaimana tanda dan gejala TB paru?
1. Batuk
(Pada tahap selanjutnya, batuk bisa menghasilkan dahak berwarna abu-abu atau kuning yang bisa
bercampur dengan darah)
2. penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan.
3. Kelelahan
4. Demam
5. Berkeringat di malam hari
(salah satu cara tubuh melindungi dari penyakit. Berkeringat di malam hari dapat dimulai dengan
demam dan akhirnya menyebabkan keringat berlimpah diikuti oleh menggigil)
6. Panas dingin
7. Kehilangan nafsu makan
8. Amati urine yang berubah warna (kemerahan) atau urine keruh. Ini merupakan gejala yang muncul pada
tahap selanjutnya
Bagaimana asuhan keperawatan pada klien TB paru?
1. Pengkajian
Identitas pasien yang perlu untuk dikaji meliputi:
Nama dan alamat
Jenis kelamin : TB paru bisa terjadi pada pria dan wanita
Umur: paling sering menyerang orang yang berusia antara 15 –
35 tahun.
Pekerjaan: Tidak didapatkan hubungan
Pengkajian Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
(Dilakukan untuk mendukung keluhan utama, pertanyaan yang bersifat ringkas)
2. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
(Apakah sebelumnya klien pernah menderita TB paru atau penyakit lain yang
memperberat TB Paru)
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
(Secara patologi TB Paru tidak diturunkan, tetapi perawat perlu menanyakan apakah
penyakit ini pernah dialami oleh anggota keluarga lainnya sebagai faktor predisposisi
penularan di dalam rumah)
4. Riwayat Tumbuh Kembang
5. Riwayat Sosial Ekonomi
6. Riwayat Psikologi
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons manusia

terhadap gangguan kesehatan atau proses kehidupan, atau kerentanan

respons dari seorang individu, keluarga, kelompok, atau komunitas

(Herdman, 2015).
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan
TB Paru, yaitu:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan sekresi mukus yang kental,
hemoptisis, kelemahan, upaya batuk buruk, dan edema trakheal/faringeal.
2. Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan menurunnya ekspresi paru sekunder
terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura.
3. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.
4. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan keletihan,
anoreksia, dispnea, peningkatan metabolisme tubuh.
5. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan adanya batuk, sesak nafas, dan nyeri dada.
6. Intoleran aktivitas yang berhubungan dengan keletihan (keadaan fisik yang lemah)
7. Cemas yang berhubungan dengan adanya ancaman kematian yang dibayangkan (ketidakmampuan
untuk bernafas) dan prognosis penyakit yang belum jelas.
8. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi, aturan pengobatan yang berhubungan dengan
kurangnya informasi tentang proses penyakit dan penatalaksanaan perawatan di rumah.
3. Intervensi Keperawatan
NIC
(3160) penghisapan lendir pada jalan nafas
Definisi : membuang sekret dengan memasukkan kateter suksion kedalam mulut, nasofaring atau trakhea pasien
1. Lakukan tindakan cuci tangan.
2. Lakukan tindakan pencegahan umum.
3. Gunakan alat pelindung diri sesuai dengan kebutuhan.
4. Tentukan perlunya suktion mulut atau trakhea.
5. Aukultasi suara nafas sebelum dan setelah tindakan suction.
6. Aspirasi nasopharingeal dengan kanul suction sesuai dengan kebutuhan
7. Berikan sedatif sebagaimana mestinya.
8. Masukan nasopharingeal airway untuk melakukan suction nasotracheal sesuai kebutuhan
9. Instruksikan pada pasien untuk menarik nafas dalam sebelum dilakukan suction nasotracheal dan gunakan oksigen
sesuiai kebutuhan.
Lanjutan...
NIC
3140 manajemen jalan nafas
Definisi: fasilitas kepatenan jalan nafas.
1. Buka jalan nafas dengan teknik chin lift atau jaw thrust sebagai mana mestinya.
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
3. Identifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien untuk memasukkan alat membuka jalan
nafas.
4. Masukkan alat (NPA) atau (OPA) sebagaimana mestinya.
5. Lakukan fisioterapi dada sebagaimana mestinya.
Lanjutan...
NIC
(1100) manajemen nutrisi
Definisi: menyediakan dan meningkatkan intake nurisi yang seimbang.
akvifitas-aktivitas:
1. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi
2. Identifikasi adanya elergi atau intoleransi makanan yang dimiliki pasien.
3. Tentukan apa yang menjadi prefensi makanan bagi pasien.
4. Instruksikan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
5. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi
persyaratan gizi.
6. Berikan pilihan makanan sambil menawarkan bimbingan terhadap pilihan yang lebih
sehat.
Lanjutan...
NIC
(1850) peningkatan tidur
Definisi: memfasilitasi tidur/siklus bangun teratur.
Aktivitas-aktivitas:
1. tentukan pola tidur pasien
2. jelaskan pentingnya tidur yang cukup selama penyakit dan lain-lain
3. monitor pola tidur pasien dan catat kondisi fisik.
4. Sesuaikan lingkungan untuk meningkatkan tidur.
5. Mulai/terapkan langkah-langkah kenyamanan seperti pijat,pemberian posisi dan
sentuhan efektif.
6. Bantu meningkatkan jumlah jam tidur.
7. Diskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai teknik untuk meningkatkan tidur.
Lanjutan... & Dst
NIC
(5820) pengurangan kecemasan
Definisi: mengurangi tekanan, kekuatan, firasat, maupun ketidaknyamanan terkait dengan sumber-
sumber bahaya yang tidak teridentifikasi.
Aktivitas-aktivitas:
1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap prilaku klien.
3. Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi ketakutan
4. Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat.
5. Dengarkan klien
6. Identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat kecemasan.
7. Bantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan.
8. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi.

Anda mungkin juga menyukai