Anda di halaman 1dari 15

Fariana Dwi Maharani (15330020)

Tri Ayu Permana Sari (15330048)


Satrio Ari Hutomo
Sylvia Risda Afdiani (15330111)
Mellyanah
• Interaksi obat adalah peristiwa dimana aksi
suatu obat di ubah atau dipengaruhi oleh obat
lain yang di berikan bersamaan. Interaksi obat
terjadi jika suatu obat mengubah efek obat
lainnya. Kerja obat yang diubah dapat menjadi
lebih atau kurang

• Interaksi yang terjadi diluar tubuh ( sebelum


obat di berikan) antara obat yang tidak bisa di
campur disebut inkompatibel atau intraksi
farmasetis. Pencampuran obat demikian
menyebabkan terjadinya interaksi langsung
secara fisika atau kimiawi.
▫ Prinsip
• interaksi obat diluar tubuh manusia adalah
interaksi langsung secara fisik dan atau kimiawi,
yang mungkin terlihat sebagai pembentukan
endapan, perubahan warna, dll, atau mungkin
juga tidak terlihat dari hasil interaksi yang terjadi

▫ Mekanisme Kerja Interaksi Obat


• Interaksi yang terjadi karena adanya perubahan
atau reaksi kimia dan fisika antara 2 obat atau
lebih yang dapat dikenal/dilihat yang
berlangsung diluar tubuh dan mengakibatkan
aktivitas farmakologik obat tersebut
hilang/berubah.
• Pada interaksi obat melibatkan dua jenis obat
yaitu
▫ Obat Presipitan yakni obat yang mempengaruhi
atau mengubah aksi efek obat lain
▫ Obat Objek merupakan obat yang hasil atau
efeknya dipengaruhi atau diubah oleh obat lain
▫ Etiologi
 Obat dengan pelarut iv yang tidak cocok
 Dua obat bercampur dalam satu jalur
 Obat satu dimasukkan setelah obat lain tetapi
dalam satu jalur
 Obat dan ajuvan
 Obat dan bahan tempat obat (PVC)
Macam macam inkompatibilitas
Inkompatibilitas terapeutik.
Inkompatibilitas golongan ini mempunyai arti
bahwa bila obat yang satu dicampur/
dikombinasikan dengan obat yang lain akan
mengalami perubahan-perubahan sedemikian
rupa hingga sifat kerjanya dalam tubuh (in vivo)
berlainan daripada yang diharapkan.
• Inkompatibilitas fisika
Reaksi pada saat separasi atau presipitasi
sehingga terjadi perubahan hubungan ionisasi
dan nonionisasi dan kelarutan obat
 Peran pH dan bufer obat
 Perubahan dapat berupa :
- Sinergisme
- Antagonisme
- Efek baru (toksisitas)
• Inkompatibilitas kimia.
Yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada
waktu pencampuran obat yang disebabkan oleh
berlangsungnya reaksi kimia/interaksi. Termasuk di
sini adalah :
▫ Reaksi-reaksi di mana terjadi senyawa baru yang
mengendap.
▫ Reaksi antara obat yang bereaksi asam dan basa.
▫ Reaksi yang terjadi karena proses
oksidasi/reduksi maupun hidrolisa.
▫ Perubahan-perubahan warna.
▫ Terbentuknya gas dll.
• Akibat: jumah agen aktif menurun dan atau menjadi
Contoh interaksi obat diluar tubuh
No. Obat Obat Object(B) Mekanisme kerja Efek Solusi
Precipitant(A)

1. Fenitoin Asam valproat Menggeser ikatan Kadar fenitoin Obat tidak


protein plasma meningkat, sehingga diberikan
toksik bersamaan

2. Penicilin Larutan RL Terbentuknya senyawa Penicillin tidak aktif obat tidak


(Ringer Laktat) kompleks dan endapan (endapan) dicampur
bersamaan

3. Karbenisilin Gentamisin menghambat kerja Gentamisin tidak aktif, Tidak dicampur


gentamisin kabenisilin rusak secara bersamaan

4. Tetrasiklin Antasida Terbentuk kelat yang absobsi tetrasiklin Obat tidak


tidak dapat diabsorbsi menurun diberikan
bersamaan

5. Pantoprazol Manitol Terjadinya interaksi Akan terjadi perubahan Obat tidak


antara pantoprazol PH diberikan
dengan larutan manitol bersamaan
jika diberikan secara
bersamaan
6. Rifampisin Isoniazid (INH) Digerus bersamaan, INH mengalami Pemberian obatnya
menurunkan aktifitas INH penurunan aktifitas dipisah, tidak
karena sifat rifampisin digerus bersama.
yang higroskopis.

7. Amfoterisin Larutan garam Membentuk senyawa Amfoterisin akan Amfoterisin tidak


fisiologis/ larutan kompleks sehingga terjadi mengendap dalam dicampur bersamaan
Ringer proses pengendapan larutan garam dengan cairan infus
fisiologis/larutan Ringer
8. Fenitoin Larutan dextrose Terjadinya interaksi Fenitoin akan Fenitoin tidak
5% antara fenitoin dengan mengendap dalam dicampur bersamaan
larutan dextrose 5 % jika larutan dextrose 5% dengan cairan infus
diberikan secara
bersamaan
9. Diazepam Cairan Infus Terjadinya interaksi Diazepam akan Diazepam diberikan
antara diazepam dengan mengendap dalam cairan secara terpisah
cairan infus jika diberikan infus dengan cairan infus
secara bersamaan

10. Aspirin Natrium Dalam udara terdapat Aspirin Terhidrolisis Pemakaian wadah
bikarbonat H2O kemungkinan ampul yang
terjadinya hidrolisis berwarna gelap
11. Oksitetra Diphenhidramin Terjadinya interaksi Oksitetrasiklin-HCl akan Oksitetrasiklin-HCl
antara oksitetrasiklin-HCl mengendap dalam tidak dicampur
siklin- HCl
dengan diphenhidramin larutan diphenhidramin bersama cairan
jika diberikan secara diphenhidramin
bersamaan
12. Phenitoin-Na Infus Terjadinya interaksi Phenitoin-Na akan Phenitoin-Na tidak
antara phenitoin-Na mengendap dalam dicampur bersama
dengan infus jika larutan infus cairan infus
diberikan secara
bersamaan
13. Oksitertrasiklin- HCl MgS04 Terjadi interaksi antara Terbentuk ikatan Oksitertrasiklin-
oksitetrasiklin-HCl komplek tak larut HCl tidak di campur
dengan MgSO4 Oksitetrasiklin-Ca bersama MgSO4

14. Amiodaron Thiopental Terjadinya interaksi Miodaron akan obat tidak dicampur
antara amiodaron dengan bersamaan
mengendap dalam
larutan tiopental jika
diberikan secara larutan tiopental
bersamaan
15. Pseudoefedrin Vitamin B Saat penggerusan sehingga menyebabkan Bahan obat yang
pseudoefedrin mengikat bersifat higroskopis
kompleks campuran vitamin B1
air dari udara (pseudoefedrin) di
dan B2 menjadi tak tambahkan terakhir
16. Heparin Hidrokortison Terjadinya interaksi Heparin tidak aktif obat tidak dicampur
antara Heparin dengan bersamaan
Hidrokortison jika
diberikan secara
bersamaan
17. Ceftazidime Aminoglikosida Terjadinya interaksi Inaktivasi pada obat tidak dicampur
antara ceftazidime dengan ceftazidime bersamaan
aminoglikosida jika
diberikan secara
bersamaan
18. Ceftazidime Vankomisin Terjadi interaksi antara Terbentuk endapan pada obat tidak dicampur
ceftazidime dengan larutan ceftazidime bersamaan
vankomisin

19. Penicillin G Vitamin C Terjadinya interaksi Inaktivasi pada obat tidak dicampur
antara Penicillin G bersamaan
Penicillin G
dengan larutan injeksi
Vitamin C jika diberikan
secara bersamaan
20. Oksitertrasiklin- Ca-glukonat Terjadi interaksi antara Terbentuk ikatan Oksitertrasiklin-
HCl Oksitertrasiklin- HCl komplek tak larut HCl tidak di campur
Oksitetrasiklin-Ca bersama Ca-
dengan Ca-glukonat
glukonat
Tindakan untuk menghindari interaksi farmasetik
• Jangan memberikan suntikan campuran obat kecuali kalau yakin betul
bahwa tidak ada interaksi antar masing-masing obat
• Dianjurkan sedapat mungkin juga menghindari pemberian obat bersama-
sama lewat infus
• Selalu memperhatikan petunjuk pemberian obat dari pembuatnya
(manufacturer leaflet), untuk melihat peringatan-peringatan pada
pencampuran dan cara pemberian obat
• Sebelum memakai larutan untuk pemberian infus, intravenosa atau yang
lain, diperhatikan bahwa perubahan warna, kekeruhan, dari larutan
• Siapkan larutan hanya kalau diperlukan saja
• Botol infus harus selalu diberi label tentang jenis larutannya, obat-
obatan yang sudah dimasukan, termasuk dosis dan waktunya.
• Mengetahui sifat masing-masing obat sehingga dapat memilih obat yang
tidak berinteraksi saat proses pembuatan atau pencampuran obat.
• Pemilihan wadah pun harus diperhatikan sehingga tidak terjadi interaksi
yang tidak diinginkan.
Kesimpulan

▫ Interaksi obat terjadi jika suatu obat mengubah efek obat lainnya.
Kerja obat yang diubah dapat menjadi lebih atau kurang Aktif.
▫ Mekanisme interaksi obat dapat melalui beberapa cara, yakni interaksi
secara farmasetik (inkompatibilitas); interaksi secara farmakokinetik
dan interaksi secara farmakodinamik.
▫ Interaksi langsung secara fisik dan atau kimiawi dapat terjadi di luar
tubuh manusia, yang mungkin terlihat sebagai pembentukan endapan,
perubahan warna, dll, atau mungkin juga tidak terlihat dari hasil
interaksi yang terjadi
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai