• Keluarga adalah lingkungan mikro, yaitu lingkungan yang paling dekat dengan konsumen.
• Keluarga menjadi daya tarik bagi pemasar, karena keluarga memiiki pengaruh yang besar
kepada konsumen. Anggota keluarga akan saling mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan pembelian produk dan jasa.
• Dua alasan utama mengapa mempelajari keluarga adalah penting dari segi perspektif
perilaku konsumen, yaitu:
• Pertama, berbagai macam produk dan jasa dibeli oleh beberapa orang konsumen yang
mengatasnamakan sebuah keluarga. Beberapa macam produk dibeli oleh sebuah keluarga dan
dipakai secara bersama-sama oleh semua anggota keluarga.
• Kedua, produk dan jasa yang digunakan oleh keluarga sering kali dibeli oleh seseorang
(individu), namun pengambilan keputusan pembelian suatu produk atau jasa tersebut
dipengaruhi oleh anggota keluarga lain atau diputuskan oleh beberapa anggota keluarga atau
diputuskan bersama oleh semua anggota keluarga.
KELUARGA DAN RUMAH TANGGA
• Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
terikat oleh perkawinan, darah (keturunan: anak atau cucu), dan adopsi.
• Rumah tangga adalah istilah yang lebih luas dari keluarga, dan keluarga merupakan
bagian dari rumah tangga.
• Keluarga memiliki arti hubungan antaranggotanya, sedangkan rumah tangga
menggambarkan pengelolaan suatu tempat tinggal oleh sekelompok orang yang
terikat oleh keluarga atau sebuah kelompok orang yang tidak memiliki ikatan
keluarga.
• Sebuah rumah tangga bisa terdiri atas satu orang, sedangkan sebuah keluarga
terdiri atas minimal dua orang.
Rumah tangga dibedakan menjadi dua, yaitu:
• Rumah tangga biasa
Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami
sebagian atau seluruh banguna fisik/sensus, dan biasanya makan bersama dari satu
dapur. Yang dimaksud dengan makan dari satu dapur adalah megurus kebutuhan
sehari-hari bersama menjadi satu.
Para pemasar perlu mengetahui bukan saja jumlah rumah tangga, tetapi juga
jumlah anggota rumah tangga, karena jumlah anggota rumah tangga secara
keseluruhan akan menggambarkan jumlah penduduk dan sekaligus perbedaan gaya
hidup dan pola konsumsi dari rumah tangga.
PERANAN ANGGOTA KELUARGA DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
Anggota keluarga saling mempengaruhi dalam keputusan
pembelian dan konsumsi suatu produk. Masing-masing anggota
keluarga memiliki peran dalam pengambilan keputusan. Seorang
anggota keluarga mungkin memiliki lebih dari satu peran.
Beberapa peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan,
yaitu:
• Inisiator (initiator)
• Pemberi pengaruh (influencer)
• Penyaring informasi (gate keepe)
• Pengambil keputusan (decider)
• Pembeli (buyer)
• Pengguna (user)
Peter dan Olson (2010), mengemukakan beberapa pertanyaan yang harus
dipahami agar bisa menyusun strategi pemasaran produk yang dibeli oleh keluarga.
1. Apakah produk dibeli untuk digunakan seorang anggota keluarga atau
digunakan bersama oleh semua anggota keluarga?
2. Apakah produk dibeli oleh dana seorang anggota keluarga atau oleh dana
keluarga?
3. Apakah harga produk sangat mahal sehingga keluarga harus mengorbankan
untuk tidak membeli produk lain?
4. Apakah anggota keluarga cenderung tidak setuju dengan nilai produk tersebut?
Jika ya, apa yang perlu dilakukan untuk mengurangi konflik?
5. Apakah produk cenderung digunakan oleh lebih dari satu anggota keluarga?
Jika ya, apakah perlu memodifikasi produk agar sesuai untuk orang-orang yang
berbeda?
6. Siapa anggota keluarga yang mempengaruhi pembelian, media apa dan pesan
apa yang dipakai untuk membujuk mereka?
7. Apakah ada toko-toko tertentu yang lebih disukai oleh berbagai anggota
keluarga atau berbagai keluarga pada pasar yang akan dituju?
Jawaban – jawaban terhadap pertanyaan tersebut akan berpengaruh terhadap
penyusunan strategi pemasaran suatu produk atau jasa.
PERANAN SUAMI DAN ISTRI DALAM
PEGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA
Suami dan istri merupakan dua figur anggota keluarga yang sangat penting dan
dominan di antara anggota keluarga lain (anak-anaknya).
Beberapa studi mengidentifikasi model pengambilan keputusan produk oleh
sebuah keluarga, yaitu :
1. Istri dominan dalam mengambil keputusan.
2. Suami dominan dalam mengambil keputusan.
3. Keputusan Autonomi. Keputusan yang bisa dilakukan oleh istri atau suami, yang
bisa dilakukan tanpa tergantung dari salah satunya.
4. Keputusan bersama. Keputusan untuk membeli produk atau jasa dilakukan
bersama antara suami dan istri.
SIKLUS HIDUP KELUARGA
Anggota Keluarga
Teman- teman
Lainnya
Badan Kependudukan
dan Keluarga
Berencana Nasional
Lembaga pemerintah yang (BKKBN)
menentukan batas
kemiskinan sebuah rumah
tangga atau keluarga
Badan Pusat Statistik
Tahapan dan Indikator Kesejahteraan
Keluarga
Garis kemiskinan makanan (GKM) adalah nilai pengeluaran minuman makanan yang
disertakan 2.100 kalori per hari. Garis kemiskinan non-makanan (GKNM) adalah
kebutuhan minimum perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, dan keutuhan
dasar lainnya.
World Bank menilai standar garis kemiskinan dilihat dari pendekatan pendapatan per
kapita yaitu 1,25 per hari untuk negara yang memiliki pendapatan per kapita rendah
dan 2 per hari untuk negara yang memiliki pendapat per kapita menengah ke atas
Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan penilaian terhadap
kesejahteraan, yaitu melalui program pembangunan (United Natives Development
Program-UNDP). UNDP mempublikasikan Indeks Pembangunan Manusia (Human
Development index )(HDI) sebagai indikator pembangunan bangsa. HDI menggunakan
beberapa kriteria yang digunakan untuk mengukur peringkat suatu negara, kriteria
tersebut adalah harapan hidup saat kelahiran, tingkat melek huruf orang dewasa, rata-
rata lama bersekolah, daya beli per kapita, indeks usia harapan hidup, indeks
pendidikan dan indeks daya beli.
Indonesia berada pada peringkat 111 dari 182 negara
dengan HDI sebesar 0,734, sementara HDI tertinggi
adalah 0,955, yaitu negara Norwegia.
Rata-rata HDI dunia adalah 0,735 dan HDI Asia adalah
0,724.
Hal tersebut menandakan bahwa HDI Indonesia sedikit di
bawah HDI rata-rata dunia dan di atas rata-rata HDI Asia.
Di wilayah Asia Tenggara, HDI Indonesia di peringkat
keenam dari tujuh negara.
KELOMPOK ACUAN
• Pengaruh Normatif
Pengaruh normatif adalah pengaruh dari kelompok acuan terhadap seseorang
melalui norma-norma sosial yang harus dipatuhi dan diikuti.
• Pegaruh Ekspresi Nilai
Kelompok acuan akan mempengaruhi seseorang melalui nilai fungsinya sebagai
pembawa ekspresi nilai.
• Pengaruh Informasi
Kelompok acuan akan mempengaruhi pilihan produk atau merk dari seorang
konsumen, karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya sarannya, karena ia
memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik.
BEBERAPA KELOMPOK ACUAN YANG TERKAIT DENGAN
KONSUMEN
• Selebriti
Kelompok selebriti adalah para artis film, sinetron, penyanyi, musisi,
pelawak, dan orang-orang terkenal yang bergerak dibidang hiburan. Para
selebriti paling sering dipakai untuk mengiklankan berbagai produk dan jasa.
Para selebriti bisa memiliki pengaruh yang kuat terhadap konsumen dalam
pembelian produk dan jasa, serta pemilihan merk. Pengaruh tersebut bisa
terbentuk adanya keinginankonsumen untuk mengasosiasikan dirinya dengan
selebriti. Asosiasi atau identifikasi bisa berdasarkan rasa kagum, keinginan
untuk mengikuti jejak atau gaya hidup selebriti, dan penghargaan.
• Ahli atau pakar
Perusahaan sering menggunakan para ahli untuk mengiklankan produknya yang
relevan. Para ahli dianggap sebagai seorang pakar karena pekerjaannya,
pendidikannya atau pengalamannya.
• Orang Biasa
Dengan menggunakan konsumen biasa, perusahaan berusaha menampilkan
suatu situasi yang alamiah kepada konsumen potensial bahwa seorang seperti
mereka telah menggunakan produk dan merasa puas terhadap produk tersebut.
• Para Eksekutif dan Karyawan
Para eksekutif sering dipaka untuk mempromosikan produk dan jasa yang
dihasilkan perusahaan yang dipimpinnya, perusahaan ingin memberi kesan kepada
konsumen bahwa pemimpin utama perusahaan mendorong konsumen agar lebih
percaya kepada produk dan jasa yang ditawarkan.
• Karakter Dagang atau Juru Bicara
Merupakan simbol yang digunakan oleh perusahaan dalam mengkomunikasikan
produknya di pasaran
Seorang konsumen sering kali meminta pendapat mengenai produk dan jasa kepada
teman, keluarga, atau kelompok acuan lainnya. Seorang konsumen akan meminta
pendapat dari seseorang jika salah satu kondisi berikut dipenuhi:
1. Konsumen tidak memiliki informasi yang cukup untuk mengambil keputusan
2. Produktif akan rumit dan sulit dievaluasi dengan kriteria yang objektif
3. Konsumen tidak memiliki kemampuan untuk mengevaluasi produk atau jasa, walaupun
telah diberikan informasi yang cukup
4. Sumber informasi lain dianggap memiliki kredibilitas rendah
5. Orang yang berpengaruh lebih mudah dihubungi dari pada sumber lainnya, sehingga
konsumen bisa menghemat waktu untuk berkonsultasi dengannya
6. Adanya hubungan sosial yang kuat antara pemberi pengaruh dan konsumen (penerima)
7. Konsumen tersebut membutuhkan persetujuan sosial
MODEL PROSES PENGARUH PRIBADI
Ada tiga teori yang menjelaskan bagaimana seseorang mempengaruhi orang
lain dalam perilaku:
• Teori Menetes
Teori Menetes mengemukakan bahwa konsumen kelas bawah akan meniru
perilaku dari konsumen kelas atas. Pengaruh tersebut akan disampaikan melalui
kelas sosial, terutama dalam cara berpakaian dan gaya hidup.
• Arus Dua Tahap
Toeri ini menyatakan bahwa ide-ide baru biasanya mengalir ke orang yang
berpengaruh, kemudian disampaikan lagi melalui lisan kepada orang-orang yang
lebih pasif dalam mencari informasi
• Interaksi Banyak tahap
Model ini mempengaruhi teori-teori sebelumnya denga mengemukakan bahwa
pemberi pengaruh dan penerima pengaruh dipengaruhi oleh media sosial.
Beberapa faktor yang mendorong terjadinya komunikasi lisan adalah seperti berikut:
1. Kebutuhan dari si pemberi informasi
• Untuk memperoleh perasaan prestise dan serba tahu
• Untuk menghilangkan keraguan tentang pembelian yang telah dilakukannya
• Untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang-orang yang disenanginya
• Untuk memperoleh manfaat yang nyata
2. Kebutuhan dari penerima informasi
• Untuk mencari informasi dari orang yang dipercaya daripada orang yang menjual produk
• Untuk mengurangi kekhawatiran tentang risiko pembelian
• Risiko produk karena harga dan rumitnya produk
• Risiko sosial-kekhawatiran konsumen tentang apa yang dipikirkan orang lain
• Risiko dari kurangnya kriteria objektif untuk mengevaluasi produk