Anda di halaman 1dari 39

PERILAKU KONSUMEN

“KELUARGA DAN RUMAH TANGGA,


KELOMPOK ACUAN”
OLEH :
KELOMPOK 5
M. IKHWAN (1610222014)
HEGA HEGIA FIRGES (1610222016)
MUHAMMAD DZAKY (1610222018)
PITNIA AYU SAPUTRI (1610222021)
RATIKA ASTI (1610222026)
ZAZILATUR ROHMA (1610223019)
KELUARGA DAN STUDI PERILAKU KONSUMEN

• Keluarga adalah lingkungan mikro, yaitu lingkungan yang paling dekat dengan konsumen.
• Keluarga menjadi daya tarik bagi pemasar, karena keluarga memiiki pengaruh yang besar
kepada konsumen. Anggota keluarga akan saling mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan pembelian produk dan jasa.
• Dua alasan utama mengapa mempelajari keluarga adalah penting dari segi perspektif
perilaku konsumen, yaitu:
• Pertama, berbagai macam produk dan jasa dibeli oleh beberapa orang konsumen yang
mengatasnamakan sebuah keluarga. Beberapa macam produk dibeli oleh sebuah keluarga dan
dipakai secara bersama-sama oleh semua anggota keluarga.
• Kedua, produk dan jasa yang digunakan oleh keluarga sering kali dibeli oleh seseorang
(individu), namun pengambilan keputusan pembelian suatu produk atau jasa tersebut
dipengaruhi oleh anggota keluarga lain atau diputuskan oleh beberapa anggota keluarga atau
diputuskan bersama oleh semua anggota keluarga.
KELUARGA DAN RUMAH TANGGA

• Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
terikat oleh perkawinan, darah (keturunan: anak atau cucu), dan adopsi.
• Rumah tangga adalah istilah yang lebih luas dari keluarga, dan keluarga merupakan
bagian dari rumah tangga.
• Keluarga memiliki arti hubungan antaranggotanya, sedangkan rumah tangga
menggambarkan pengelolaan suatu tempat tinggal oleh sekelompok orang yang
terikat oleh keluarga atau sebuah kelompok orang yang tidak memiliki ikatan
keluarga.
• Sebuah rumah tangga bisa terdiri atas satu orang, sedangkan sebuah keluarga
terdiri atas minimal dua orang.
Rumah tangga dibedakan menjadi dua, yaitu:
• Rumah tangga biasa
Rumah tangga biasa adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami
sebagian atau seluruh banguna fisik/sensus, dan biasanya makan bersama dari satu
dapur. Yang dimaksud dengan makan dari satu dapur adalah megurus kebutuhan
sehari-hari bersama menjadi satu.

• Rumah tangga khusus


Rumah tangga khusus adalah (i) orang-orang yang tinggal di asrama, tangsi, panti
asuhan, lembaga permasyarakatan, atau rumah tahanan yang pengurusan kebutuhan
sehari-harinya dikelola oleh suatu yayasan atau lembaga, dan (ii) kelompok orang yang
mondok dengan makan (indekos) dan berjumlah 10 orang atau lebih. Rumah tangga
khusus tidak dicakup dalam Susenas.
Berdasarkan keterkaitan antara keluarga dan rumah
tangga, maka rumah tangga terdiri atas dua macam, yaitu:

1. Rumah tangga keluarga


Rumah tangga keluarga adalah sebuah rumah tangga yang
anggota-anggotanya terikat oleh hubungan perkawinan, darah
atau adopsi.
Rumah tangga keluarga terdiri atas:
• Rumah tangga suami dan istri
• Rumah tangga suami, istri dan anak-anaknya
• Rumah tangga suami dan istri dan anak-anak tinggal di rumah
tangga yang berbeda (misalnya anak sekolah di luar kota atau
sudah memiliki rumah sendiri)
• Rumah tangga orang tua tunggal (ayah saja atau ibu saja)
• Rumah tangga lainnya (saudara sekandunag, atau anggota
keluarga lainnya tinggal bersama dalam satu rumah)
2. Rumah tangga bukan keluarga
Rumah tangga bukan keluarga adalah sebuah rumah tangga yang anggota-
anggotanya tidak terikat oleh hubungan perkawinan, darah atau adopsi.
Rumah tangga bukan keluarga terdiri atas:
• Rumah tangga yang dihuni oleh seorang pria sendiri
• Rumah tangga yang dihuni oleh seorang wanita sendiri
• Rumah tangga yang dihuni oleh dua orang atau lebih yang tidak memiliki
hubungan keluarga
Jumlah Rumah Tangga
Dari sisi pemasaran, kedua jenis rumah tangga (rumah tangga keluarga dan rumah
tangga buka keluarga) memiliki arti penting, karena mereka bisa digunakan sebagai
dasar untuk menentukan segmentasi pasar. Rumah tangga bukan keluarga diperkirakan
akan meningkat terus karena semakin banyaknya penduduk laki-laki dan wanita yang
menunda perkawinan, akibatnya mereka semakin lama untuk melajang. Mereka yang
belum berkeluarga tentu akan memiliki rumah sendiri, atau bergabung dengan teman-
temannya untuk tinggal di sebuah rumah, sehingga mengelola sebuah rumah tangga
bersama.
Berdasarkan perspektif pemasaran, maka rumah tangga memiliki arti lebih
penting dibandingkan dengan keluarga, karena rumah tangga akan menggambarkan
suatu unit konsumen yang membutuhkan berbagai produk dan jasa, baik rumah tangga
keluarga dan bukan keluarga akan membutuhkan produk furnitur, peralatan rumah
tangga, kendaraan bermotor, alat-alat elektronik, dan sebagainya.
Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah anggota keluarga atau rumah tangga akan menentukan jumlah dan pola
konsumsi suatu barang dan jasa. Rumah tangga dengan jumlah anggota yang lebih
banyak akan membeli dan mengonsumsi beras, daging, sayuran, dan buah-buahan
yang lebih banyak dibandingkan dengan rumah tangga yang memiliki anggota lebih
sedikit. Jumlah anggota keluarga akan menggambarkan potensi permintaan terhadap
suatu produk dari sebuah rumah tangga.

Para pemasar perlu mengetahui bukan saja jumlah rumah tangga, tetapi juga
jumlah anggota rumah tangga, karena jumlah anggota rumah tangga secara
keseluruhan akan menggambarkan jumlah penduduk dan sekaligus perbedaan gaya
hidup dan pola konsumsi dari rumah tangga.
PERANAN ANGGOTA KELUARGA DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
Anggota keluarga saling mempengaruhi dalam keputusan
pembelian dan konsumsi suatu produk. Masing-masing anggota
keluarga memiliki peran dalam pengambilan keputusan. Seorang
anggota keluarga mungkin memiliki lebih dari satu peran.
Beberapa peran anggota keluarga dalam pengambilan keputusan,
yaitu:
• Inisiator (initiator)
• Pemberi pengaruh (influencer)
• Penyaring informasi (gate keepe)
• Pengambil keputusan (decider)
• Pembeli (buyer)
• Pengguna (user)
Peter dan Olson (2010), mengemukakan beberapa pertanyaan yang harus
dipahami agar bisa menyusun strategi pemasaran produk yang dibeli oleh keluarga.
1. Apakah produk dibeli untuk digunakan seorang anggota keluarga atau
digunakan bersama oleh semua anggota keluarga?
2. Apakah produk dibeli oleh dana seorang anggota keluarga atau oleh dana
keluarga?
3. Apakah harga produk sangat mahal sehingga keluarga harus mengorbankan
untuk tidak membeli produk lain?
4. Apakah anggota keluarga cenderung tidak setuju dengan nilai produk tersebut?
Jika ya, apa yang perlu dilakukan untuk mengurangi konflik?
5. Apakah produk cenderung digunakan oleh lebih dari satu anggota keluarga?
Jika ya, apakah perlu memodifikasi produk agar sesuai untuk orang-orang yang
berbeda?
6. Siapa anggota keluarga yang mempengaruhi pembelian, media apa dan pesan
apa yang dipakai untuk membujuk mereka?
7. Apakah ada toko-toko tertentu yang lebih disukai oleh berbagai anggota
keluarga atau berbagai keluarga pada pasar yang akan dituju?
Jawaban – jawaban terhadap pertanyaan tersebut akan berpengaruh terhadap
penyusunan strategi pemasaran suatu produk atau jasa.
PERANAN SUAMI DAN ISTRI DALAM
PEGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA

Suami dan istri merupakan dua figur anggota keluarga yang sangat penting dan
dominan di antara anggota keluarga lain (anak-anaknya).
Beberapa studi mengidentifikasi model pengambilan keputusan produk oleh
sebuah keluarga, yaitu :
1. Istri dominan dalam mengambil keputusan.
2. Suami dominan dalam mengambil keputusan.
3. Keputusan Autonomi. Keputusan yang bisa dilakukan oleh istri atau suami, yang
bisa dilakukan tanpa tergantung dari salah satunya.
4. Keputusan bersama. Keputusan untuk membeli produk atau jasa dilakukan
bersama antara suami dan istri.
SIKLUS HIDUP KELUARGA

Siklus hidup keluarga menggambarkan tahap-tahap yang dijalani oleh sebuah


keluarga dengan semakin meningkatnya usia anggota keluarga . Siklus hidup
keluarga dimulai dengan masa lajang,menikah,memiliki anak, membesarkan anak ,
anak2 pindah , orang tua sendiri tanpa anak hingga pasangan tua. Memahami siklus
hidup keluarga juga membawa implikasi penting bagi starategi pemasaran produk
dan jasa. Setiap tahap keluarga akan menggambarkan kebutuhan yang berbeda,
sehingga keluarga pun akan membutuhkan produk dan jasa yang berbeda.
No Tahap siklus hidup Penjelasan
1 Bujangan Belum kawin, usia dibawah
2 Pengantin baru Menikah dan belum memiliki anak , dibawah 35 tahun
3 Keluarga lengkap 1 Keluarga lengkap , istri dibawah 35 th, dan anak
dibawah 6 tahun
4 Keluarga lengkap Keluarga lengkap , istri diatas 35 th, dan anak dibawah
lambat 6 tahun
5 Keluarga lengkap II Keluarga lengkap, anak yang diatas 6 th dan dibawah 6
dan III th tinggal bersama
6 Keluarga tanpa anak Suami dan istri dibawah 65 th, tanpa anak dirumah
7 Keluarga lanjut Suami dan istri diatas 65 th, tanpa anak dirumah
8 Bujangan II Belum kawin, usia dibawah 65 tahun
9 Bujangan iii Belum kawin, usia diatas 65 tahun
10 Orang tua tunggal Ayah dengan anak2nya atau ibu dengan anak2nya, usia
orang tua di bawah 65 th
11 Keluarga tanpa anak Pasangan yg belum memiliki anak
12 Keluarga lainnya Sekelompok orang yang bersaudara tingggal
bersamanya
• Kelahiran anak akan menyebabkan keluarga memiliki pola belanja dan konsumsi
yang berbeda dibandingkan ketika belum memiliki anak. Pasangan yang memiliki
anak balita akan membeli susu bayi, diaper, semua produk perawatan bayi.
Keluarga pun mungkin akan membutuhkan jasa pengasuh untuk anaknya.
• Tahap siklus keluarga nomor satu sampai nomor tujuh adalah bentuk keluarga
tradisional yang umun dijumpai disemua negara, sedangkan tahap keluarga nomor
delapan sampai sebelas menggambarkan bentuk keluarga yang bukan jumlahnya
mungkin jauh lebih kecil dari keluarga tradisional.
SOSIALISASI ANAK SEBAGAI KONSUMEN
Berdasarkan UU No. 10 thn 1992 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera telah memberikan landasan bahwa keluarga
harus mampu menjalankan delapan fungsi berikut :
1. Fungsi keagamaan
2. Fungsi sosial budaya
3. Fungsi cinta kasih
4. Fungsi melindungi
5. Fungsi sosialisasi dan pendidikan
6. Fungsi reproduksi
7. Fungsi ekonomi
8. Fungsi pembinaan lingkungan
• Sosialisasi adalah proses bagaimana seseorang memperoleh pengetahuan,
keahlian, dan hubungan sosial yang menyebabkan ia mampu berpartisipasi
sebagai anggota masyarakat.
• Sosialisasi anak sebagai konsumen adalah proses dimana seorang anak
memperoleh pengetahuan dan keterampilan, dan sikap yang relevan dengan
fungsinya sebagai konsumen di pasar.
• Atau suatu proses bagaimana seorang anak memperoleh pengetahuan tentang
barang dan jasa serta pengetahuan konsumsi, dan pencarian informasi dan
keterampilan untuk menawar barang dan jasa.
Schiffman dan Kanuk (2010) mengemukakan suatu
model sosialisasi anak sebagai konsumen, yaitu :
Anak Muda

Anggota Keluarga
Teman- teman
Lainnya

Mempengaruhi Nilai-Nilai Dasar dan


Mempengaruhi Sikap dan
Perilaku
Perilaku yang Lebih Ekspresif
• Agama
• Gaya
• Keterampilan Individu
• Fashion
• Cara Berpakaian
• Fand
• Etika, Sopan Santun
• “in/out”
• Motivasi Belajar
• Perilaku Konsumen
• Pekerjaan, Karir
yang Diterima
• Norma Perilaku Konsumen
Model sosialisasi konsumen oleh Mowen dan Minor (1998)

Status Sosial Pelaku Sosialisasi Proses Belajar Hasil


Model
Status Sosial Ekonomi Media Penguatan Konsumen
Jenis Kelamin Anggota Keluarga Tahap yang
Umur Teman Dekat Pengembangan Tersosialisasi
Kelas Sosial Guru Kognitif
agama
KRITERIA KEMISKINAN RUMAH TANGGA
Kemampuan keluarga sebagai konsumen berkaitan dengan
ekonomi rumah tangga

Badan Kependudukan
dan Keluarga
Berencana Nasional
Lembaga pemerintah yang (BKKBN)
menentukan batas
kemiskinan sebuah rumah
tangga atau keluarga
Badan Pusat Statistik
Tahapan dan Indikator Kesejahteraan
Keluarga

Tahapan Keluarga Indikator


Sejahtera
Keluarga pra sejahtera Belum dapat memenuhi salah satu atau lebih
(sangat miskin) indikator berikut:
1. Indikator Ekonomi
a. Makan dua kali atau lebih sehari
b. Memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas
(misalnya di rumah, bekerja/ sekolah dan
bepergian)
c. Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah
2. Indikator Non-Ekonomi
a. Melaksanakan ibadah
b. Bila anak sakit dibawa ke sarana kesehatan
Tahapan Keluarga Indikator
Sejahtera
Keluarga Sejahtera I Belum dapat memenuhi salah satu atau lebih
(miskin) indikator:
1. Indikator Ekonomi
a. Paling kurang sekali seminggu keluarga makan
daging atau ikan atau telor
b. Setahun terakhir seluruh anggota keluarga
memperoleh paling kurang satu stel pakaian
baru
c. Luas lantai rumah paling kurang 8m2 untuk tiap
penghuni
2. Indikator Non-Ekonomi
a. Ibadah teratur
b. Sehat tiga bulan terakhir
c. Punya penghasilan tetap
d. Usia 10-60 tahun dapat baca tulis huruf latin
e. Usia 6-15 tahun bersekolah
f. Anak lebih dari2 orang, mengikuti KB
Tahapan Keluarga Indikator
Sejahtera
Keluarga Sejahtera II Belum dapat memeuhi salah satu atau lebih indikator :
a. Memiliki tabungan keluarga
b. Makan bersama sambil berkomunikasi
c. Mengikuti kegiatan masyarakat
d. Rekreasi bersama (6 bulan sekali_
e. Meningkatkan pengetahuan agama
f. Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan
majalah
g. Menggunakan sarana transportasi
Tahapan Keluarga Indikator
Sejahtera
Keluarga Sejahtera III Sudah dapat memenuhi beberapa indikator:
a. Memiliki tabungan keluarga
b. Makan bersama sambil berkomunikasi
c. Mengikuti kegiatan masyarakat
d. Rekreasi bersama (6 bulan sekali_
e. Meningkatkan pengetahuan agama
f. Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV,
dan majalah
g. Menggunakan sarana transportasi

Belum dapat memenuhi beberapa indikator:


a. Aktif memberikan sumbangan material secara
teratur
b. Aktif sebagai pengurus organisasi
kemasyarakatan
Tahapan Keluarga Indikator
Sejahtera
Keluarga Sejahtera III Sudah dapat memenuhi beberapa indikator:
Plus a. Aktif memberikan sumbangan material
secara teratur
b. Aktif sebagai pengurus organisasi
kemasyarakatan
 BPS memandang kemiskinan dari kemampuan pemenuhan kebutuhan dasar rumah
tangga, sehingga metode ini menggunakan pendekatan pengeluran rumah tangga
untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan.

 Garis kemiskinan makanan (GKM) adalah nilai pengeluaran minuman makanan yang
disertakan 2.100 kalori per hari. Garis kemiskinan non-makanan (GKNM) adalah
kebutuhan minimum perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, dan keutuhan
dasar lainnya.

 World Bank menilai standar garis kemiskinan dilihat dari pendekatan pendapatan per
kapita yaitu 1,25 per hari untuk negara yang memiliki pendapatan per kapita rendah
dan 2 per hari untuk negara yang memiliki pendapat per kapita menengah ke atas
 Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan penilaian terhadap
kesejahteraan, yaitu melalui program pembangunan (United Natives Development
Program-UNDP). UNDP mempublikasikan Indeks Pembangunan Manusia (Human
Development index )(HDI) sebagai indikator pembangunan bangsa. HDI menggunakan
beberapa kriteria yang digunakan untuk mengukur peringkat suatu negara, kriteria
tersebut adalah harapan hidup saat kelahiran, tingkat melek huruf orang dewasa, rata-
rata lama bersekolah, daya beli per kapita, indeks usia harapan hidup, indeks
pendidikan dan indeks daya beli.
Indonesia berada pada peringkat 111 dari 182 negara
dengan HDI sebesar 0,734, sementara HDI tertinggi
adalah 0,955, yaitu negara Norwegia.
Rata-rata HDI dunia adalah 0,735 dan HDI Asia adalah
0,724.
Hal tersebut menandakan bahwa HDI Indonesia sedikit di
bawah HDI rata-rata dunia dan di atas rata-rata HDI Asia.
Di wilayah Asia Tenggara, HDI Indonesia di peringkat
keenam dari tujuh negara.
KELOMPOK ACUAN

Kelompok acuan (reference group) adalah seorang individu atau sekelompok


orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan
digunakan oleh seseorang sebgai dasar untuk perbandingan atau sebuat referensi
dalam membentuk respons afektif, kognitif, dan perilaku.
JENIS-JENIS KELOMPOK ACUAN
• Kelompok Formal Dan Informal
Kelompok formal adalah kelompok yang memiliki struktur organisasi secara
tertulis dan keanggotaan yang terdaftar secara resmi. Kelompok formal biasanya
terdaftar secara hukum di pemerintahan. Kelompok informal adalah kelompok
yang tidak memiliki struktur organisasi secara tertulis dan resmi, sifat keanggotaan
tidak tercatat. Kelompok infirmal biasanya terbentuk karena hubungan sosial.
• Kelompok primer dan sekunder
Kelompok primer adalah kelompok dengan keanggotaan yang terbata,
interaksi antaranggota secara langsung tatap muka, memiliki ikatan emosional
antaranggota. Kelompok sekunder memiliki ikatan yang lebih longgar dari
kelompok primer, antaranggota kelompok mungkin juga terjadi kontak tatap muka
langsung, antaranggota kelompok memiliki pengaruh kecil terhadap anggota
lainnya.
• Kelompok Aspirasi Dan Disosiasi
Kelompok aspirasi adalah kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk
mengikuti norma, nilai maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok
acuannya. Kelompok disosiasi adalah seseorang atau kelompok yang berusaha
untuk menghindari asosiasi dengan kelompok acuan.
TIGA MACAM PENGARUH KELOMPOK ACUAN

• Pengaruh Normatif
Pengaruh normatif adalah pengaruh dari kelompok acuan terhadap seseorang
melalui norma-norma sosial yang harus dipatuhi dan diikuti.
• Pegaruh Ekspresi Nilai
Kelompok acuan akan mempengaruhi seseorang melalui nilai fungsinya sebagai
pembawa ekspresi nilai.
• Pengaruh Informasi
Kelompok acuan akan mempengaruhi pilihan produk atau merk dari seorang
konsumen, karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya sarannya, karena ia
memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik.
BEBERAPA KELOMPOK ACUAN YANG TERKAIT DENGAN
KONSUMEN

• Kelompok Persahabatan (Friendship Groups)


• Kelompok Belanja (Shopping Groups)
• Kelompok Kerja (Work Groups)
• Kelompok atau Masyarakat Maya (Virtual Groups)
• Kelompok Pegiat Konsumen (Consumer Action Groups)
BEBERAPA KELOMPOK ACUAN YANG
DIGUNAKAN DALAM KOMUNIKASI
PEMASARAN

• Selebriti
Kelompok selebriti adalah para artis film, sinetron, penyanyi, musisi,
pelawak, dan orang-orang terkenal yang bergerak dibidang hiburan. Para
selebriti paling sering dipakai untuk mengiklankan berbagai produk dan jasa.
Para selebriti bisa memiliki pengaruh yang kuat terhadap konsumen dalam
pembelian produk dan jasa, serta pemilihan merk. Pengaruh tersebut bisa
terbentuk adanya keinginankonsumen untuk mengasosiasikan dirinya dengan
selebriti. Asosiasi atau identifikasi bisa berdasarkan rasa kagum, keinginan
untuk mengikuti jejak atau gaya hidup selebriti, dan penghargaan.
• Ahli atau pakar
Perusahaan sering menggunakan para ahli untuk mengiklankan produknya yang
relevan. Para ahli dianggap sebagai seorang pakar karena pekerjaannya,
pendidikannya atau pengalamannya.
• Orang Biasa
Dengan menggunakan konsumen biasa, perusahaan berusaha menampilkan
suatu situasi yang alamiah kepada konsumen potensial bahwa seorang seperti
mereka telah menggunakan produk dan merasa puas terhadap produk tersebut.
• Para Eksekutif dan Karyawan
Para eksekutif sering dipaka untuk mempromosikan produk dan jasa yang
dihasilkan perusahaan yang dipimpinnya, perusahaan ingin memberi kesan kepada
konsumen bahwa pemimpin utama perusahaan mendorong konsumen agar lebih
percaya kepada produk dan jasa yang ditawarkan.
• Karakter Dagang atau Juru Bicara
Merupakan simbol yang digunakan oleh perusahaan dalam mengkomunikasikan
produknya di pasaran

• Pengelompokan Lainnya sebagai Kelompok Acuan


Para pemasar sering memasang suatu tanda persetujuan dari sebuah lembaga
pada kemasan produknya atau iklan produknya. Tanda tersebut memberikan
jaminan akan standar dan kualitas produk yang diakhiri oleh lembaga yang
berwenang memberikan jaminan tersebut.
KOMUNIKASI LISAN

Seorang konsumen sering kali meminta pendapat mengenai produk dan jasa kepada
teman, keluarga, atau kelompok acuan lainnya. Seorang konsumen akan meminta
pendapat dari seseorang jika salah satu kondisi berikut dipenuhi:
1. Konsumen tidak memiliki informasi yang cukup untuk mengambil keputusan
2. Produktif akan rumit dan sulit dievaluasi dengan kriteria yang objektif
3. Konsumen tidak memiliki kemampuan untuk mengevaluasi produk atau jasa, walaupun
telah diberikan informasi yang cukup
4. Sumber informasi lain dianggap memiliki kredibilitas rendah
5. Orang yang berpengaruh lebih mudah dihubungi dari pada sumber lainnya, sehingga
konsumen bisa menghemat waktu untuk berkonsultasi dengannya
6. Adanya hubungan sosial yang kuat antara pemberi pengaruh dan konsumen (penerima)
7. Konsumen tersebut membutuhkan persetujuan sosial
MODEL PROSES PENGARUH PRIBADI
Ada tiga teori yang menjelaskan bagaimana seseorang mempengaruhi orang
lain dalam perilaku:
• Teori Menetes
Teori Menetes mengemukakan bahwa konsumen kelas bawah akan meniru
perilaku dari konsumen kelas atas. Pengaruh tersebut akan disampaikan melalui
kelas sosial, terutama dalam cara berpakaian dan gaya hidup.
• Arus Dua Tahap
Toeri ini menyatakan bahwa ide-ide baru biasanya mengalir ke orang yang
berpengaruh, kemudian disampaikan lagi melalui lisan kepada orang-orang yang
lebih pasif dalam mencari informasi
• Interaksi Banyak tahap
Model ini mempengaruhi teori-teori sebelumnya denga mengemukakan bahwa
pemberi pengaruh dan penerima pengaruh dipengaruhi oleh media sosial.
Beberapa faktor yang mendorong terjadinya komunikasi lisan adalah seperti berikut:
1. Kebutuhan dari si pemberi informasi
• Untuk memperoleh perasaan prestise dan serba tahu
• Untuk menghilangkan keraguan tentang pembelian yang telah dilakukannya
• Untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang-orang yang disenanginya
• Untuk memperoleh manfaat yang nyata
2. Kebutuhan dari penerima informasi
• Untuk mencari informasi dari orang yang dipercaya daripada orang yang menjual produk
• Untuk mengurangi kekhawatiran tentang risiko pembelian
• Risiko produk karena harga dan rumitnya produk
• Risiko sosial-kekhawatiran konsumen tentang apa yang dipikirkan orang lain
• Risiko dari kurangnya kriteria objektif untuk mengevaluasi produk

• Untuk mengurangi waktu dalam mencari informasi


KELOMPOK ACUAN STRATEGI
PEMASARAN

Beberapa profesi sering dimanfaatkan oleh produsen sebagai kelompok


acuan untuk memasarkan produk dan jasa. Profesi tersebut adalah:
1) Dokter
2) Guru / Dosen
3) Para eksekutif perusahaan
QUESTION

1. Elviani dewita : seberapa penting peran pemasar dalam


sosialisasi anak sbg konsumen ? (done)
2. Evi lutfiana: apa pengaruh anak sebagai sosialisasi bagi
pemasar ? (done)
3. Delia karni : bagaimana menyusun stretegi pemasar
untuk rumah tangga khusus ? Sosialisasi anak sebagai
konsumen, jika kurang apa pengaruh nya ? (done)

Anda mungkin juga menyukai