DOSEN PENGAMPU:
Dr. Erwin, M.Ag
Kata nikah berasal dari bahasa Arab: nakaha-yankihu-nikahan, artinya bergaul atau
bercampur, dalam bahasa Indonesia berarti perkawinan. Menurut syara’ nikah ialah
akad (perjanjian) yang menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan perempuan
yang tidak ada hubungan mahram, sehingga terjadi hak dan kewajiban antara
keduanya.
Jadi, nikah itu menghalalkan hubungan antara laki-laki dan wanita bukan muhrim.
2. Dasar Hukum Pernikahan
WAJIB, nikah itu wajib dilaksanakan bagi mereka yang telah mampu menikah dan jika
2
tidak menikah ia akan terjatuh ke dalam perzinaan.
MUBAH, berlaku bagi orang yang tidak terdesak oleh hal-hal yang mengharuskan atau
3
mengharamkan nikah.
MAKRUH, berlaku bagi orang yang tidak mampu untuk menikah, yakni tidak mampu baik
4
biaya maupun mental.
HARAM, nikah itu haram hukumnya bagi orang yang berkeinginan nikah dengan niat
5
menyakiti atau berbuat aniaya.
4. Nilai Dasar Dalam Memilih Pasangan
a. Memilih Istri
Istri yang baik tidak lain dari wanita yang memelihara aturan-aturan agama dan memegang teguh
norma-norma kesopanan, disamping memperhatikan hak suami dan pendidikan anak-anaknya.
Soal-soal inilah yang harus menjadi perhatian dan titik pandangan.
Maka yang perlu dan harus diutamakan lebih dulu ialah terpenuhinya syarat-syarat keagamaan,
Karena agama itulah yang akan menjadi pembimbing akal dan hati nurani. Setelah itu barulah
menyususl segala syarat yang diinginkan oleh manusia, sesuai dengan tabi’at dan hasrat hatinya.
b. Memilih Suami
Menjadi kewajiban bagi wali memilihkan calon suami buat puterinya, hingga tidak dikawinkannya
kecuali dengan laki-laki yang beragama, bersifat mulia, berakhlak dan berbudi baik. Jika mereka
sampai berumah-tangga nanti, maka ia akan menggauli istrinya dengan baik, dan sampai mereka
berpisah, maka akan diceraikannya dengan baik-baik pula.
Dengan memilih laki-laki yang soleh maka ia akan senantiasa membimbing kita untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT.
Selain itu, pilihlah seorang laki-laki yang taat dan santun kepada kedua orang tua. Karena hal ini bisa
menunjukkan bagaimana nantinya kepribadian seorang laki-laki setelah berumah tangga. Apabila
laki-laki taat dan santun kepada kedua orang tua nya khususnya Ibunya maka dapat di pastikan
bahwa laki-laki tersebut akan menghormati dan menyayangi istrinya seperti ibunya sendiri.