S E S A K N A PA S
Seorang laki-laki usia 50 tahun datang dengan keluhan sesak napas yang
memberat sejak 3 hari SMRS. Sesak napas dirasakan semakin memberat
terutama saat beraktivitas. Pasien juga mengeluhkan nyeri dada di sebelah
kanan terutama saat bernapas, batuk berdahak, nafsu makan menurun dan
sering berkeringat terutama malam hari. Pasien dengan riwayat merokok
indeks brinkman sedang. Pasien pemeriksaan fisik didapatkan suara napas
vesikuler melemah di hemitoraks kanan dan terdapat rhonkhi. Pada
pemeriksaan rontgen toraks didapatkan fibroinfiltrat di lobus atas paru kiri
dan daerah avaskuler di hemitoraks kanan.
KATA SULIT
1. Hemotoraks : efusi pleura yang mengandung darah
2. Fibroinfiltrat : fibrosa yang menembus sela-sela jaringan
3. Indeks brinkman : derajat berat merokok
4. Avaskuler : tidak berpembuluh darah
KALI MAT KUNCI
1. Laki-laki usia 50 tahun, 7. Sering berkeringat terutama
2. Sesak napas memberat sejak 3 malam hari,
hari SMRS, 8. Riwayat merokok dengan IB
3. Sesak napas memberat saat sedang,
beraktivitas, 9. Pemeriksaan fisik didapatkan
4. Nyeri dada sebelah kanan saat vesikuler melemah di hemitoraks
bernapas, kanan dan terdapat rhonkhi, dan
5. Batuk berdahak, 10. Pemeriksaan rontgen toraks
fibroinfiltrat di lobus atas paru
6. Nafsu makan menurun, kiri dan daerah avaskuler di
hemitoraks kanan.
MI N D MAP
P E R TA N YAA N
1. A. Bagaimana mekanisme terjadinya sesak napas?
B. Mengapa sesak napas semakin memberat saat beraktivitas?
2. Bagaimana mekanisme terjadinya suara napas vesikuler melemah
dan terjadinya rhonkhi?
3. Mengapa pasien merasakan nyeri dada sebelah kanan saat
bernapas?
4. Mengapa pasien batuk berdahak?
5. Mengapa nafsu makan pasien menurun?
6. Mengapa pasien sering berkeringat terutama pada malam hari?
7. Jelaskan pemeriksaan rontgen toraks pasien terdapat fibroinfiltrat
di lobus atas paru kiri dan daerah avaskuler di hemitoraks kanan!
P E R TA N YAA N
8. A. Jelaskan alur diagnosis!
B. Bagaimana anamnesis pasien pada skenario?
9. DD 1 (WD) : TB Paru
a) Apa etiologi dari DD 1?
b) Bagaimana epidemiologi dari DD 1?
c) Bagaimana patomekanisme dari DD 1?
d) Apa tanda dan gejala dari DD 1?
e) Bagaimana pemeriksaan fisik dari DD 1?
f) Apa pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan pada DD 1?
g) Bagaimana penatalaksanaan dari DD 1?
h) Bagaimana pencegahan dari DD 1?
i) Bagaimana prognosa dari DD 1?
P E R TA N YAA N
10. DD 2 : Pneumothorax 11. DD 3 : Pneumonia
a) Apa etiologi dari DD 2? a) Apa etiologi dari DD 3?
b) Bagaimana epidemiologi dari DD 2? b) Bagaimana epidemiologi dari DD 3?
c) Bagaimana patomekanisme dari DD c) Bagaimana patomekanisme dari DD
2? 3?
d) Apa tanda dan gejala dari DD 2? d) Apa tanda dan gejala dari DD 3?
e) Bagaimana pemeriksaan fisik dari e) Bagaimana pemeriksaan fisik dari
DD 2? DD 3?
f) Apa pemeriksaan penunjang yang f) Apa pemeriksaan penunjang yang
dibutuhkan pada DD 2? dibutuhkan pada DD 3?
g) Bagaimana penatalaksanaan dari g) Bagaimana penatalaksanaan dari
DD 2? DD 3?
h) Bagaimana pencegahan dari DD 2? h) Bagaimana pencegahan dari DD 3?
i) Bagaimana prognosa dari DD 2? i) Bagaimana prognosa dari DD 3?
M E K A N I S M E S E S A K N A PA S
3. Mekanoreseptor
A. Price Sylvia, M. Wilson Lorraine. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Ed.6. Jakarta: EGC
S UARA VE S I K U LE R ME LE MAH &
T E R D A PAT R H O N K H I
• Rhonkhi adalah bunyi / suara kontinu seperti mengorok pada
tenggorokan atau tabung bronkial, terjadi karena obstruksi parsial.
• Rhonkhi timbul bila terdapat cairan didalam bronkus dan terdapat
kolaps saluran nafas distal dan alveolus.
• Rhonkhi paling sering disebabkan oleh edema paru-paru, gagal
jantung kongestif dan fibrosis paru (salah satu penyebabnya adalah
kebiasaan merokok).
• Keadaan yang terjadi pada rhonkhi dapat menjadi penyebab suara
vesikuler melemah.
GESEKAN KEDUA
PLEURA
INSPIRASI EKSPIRASI
Referensi: Setiati, Siti. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid 1. Jakarta : Interna Publishing. Hal 869
N Y E R I D A D A S E B E LA H K A N A N
S AAT B E R N A PA S
• Pneumonia dan pleuritis
• Pneumothorax
• Emboli paru
• Cedera pada tulang, otot, dan saraf di dada
- Tulang iga kanan yang patah
- Otot dan tendon yang berada di antara tulang rusuk kanan juga bisa
mengalami cedera karena batuk yang terlalu keras atau karena pergerakan
• Gangguan jantung seperti penyakit jantung koroner, serangan
jantung, perikarditis, kardiomiopati hipertrofik, angina, dan diseksi aorta
Referensi: Setiati, Siti. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid 1. Jakarta : Interna Publishing. Hal 869
Pasien Batuk
• Batuk adalah ekspulsi udara dari dalam paru yang tiba-tiba sambil
mengeluarkan suara berisik.
• Batuk merupakan refleks pertahanan yang timbul akibat iritasi
percabangan trakeobronkial.
• Kemampuan untuk batuk merupakan mekanisme yang penting untuk
membersihkan saluran napas bagian bawah. Namun, batuk >3 minggu
harus diselidiki untuk memastikan penyebabnya.
• Rangsangan yang menimbulkan batuk adalah: rangsangan mekanik,
kimia, peradangan, debu, dll
Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC
Pasien Berdahak
• Mukus diangkut menuju faring dengan gerakan pembersihan normal
silia yang melapisi saluran pernapasan.
• Mukus berlebih akan mengakibatkan proses normal pembersihan tidak
efektif lagi, sehingga akhirnya mukus tertimbun
• Pembentukan mukus berlebih disebabkan oleh gangguan fisik,
kimiawi, atau infeksi pada membran mukosa
• Terjadinya penimbunan mukus mengakibatkan membran mukosa akan
terangsang dan mukus dibatukkan keluar sebagai seputum.
Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC
FAK T O R NAF S U MAKAN M E N U R U N
1. Jenis Kelamin 2. Riwayat Merokok
• Koehler, F., Doehner, W., Hoernig, S., Witt, C., Anker, S.D., & John, M. (2006). Anorexia in chronic obstructive pulmonary disease –
Association to cachexia and hormonal derangement. International Journal of Cardiology. (119): pp 83-89
• Potter, P.A & Perry, P. (2005). Fundamental Of Nursing: Study guide and skills performance checklists, 6th ed. Australia: Elseiver-Mosby
• Carrasco, G.P., Miguel, D.J., Rejas, G.J., Martin, C.A., Gobartt, V.E., & Hernandez, B.V. et al (2009). Characteristic of Chronic Obstructive
Pulmonary Disease in Spain from gender perspective. BMC Pulmonary Medicine, (2): pp 1-8
PA S I E N S E R I N G B E R K E R I N G AT
T E R U TA M A M A LA M H A R I
Referensi: Setiati, Siti. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid 1. Jakarta : Interna Publishing. Hal 865
E P I D E M I O L O G I T B PA R U
• Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2013 terdapat 9
juta penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB. Pada tahun 2014 terdapat 9,6 juta
penduduk dunia terinfeksi kuman TB. Jumlah kasus TB paru terbanyak berada
pada wilayah Afrika (37%), wilayah Asia Tenggara (28%), dan wilayah
Mediterania Timur (17%). wilayah Mediterania Timur (17%)
• Hasil Riskesdas 2013, prevalensi TB di Indonesia berdasarkan diagnosis sebesar
0,4% dari jumlah penduduk.
• menurut Global Tuberculosis Control, estimasi insiden semua tipe TB tahun 2013
yang sebesar 183 per 100.000 penduduk mengalami penurunan dibandingkan
tahun 2010 yang sebesar 189 per 100.000 penduduk.
• Di Sulawesi Tenggara tahun 2014 proporsi kasus TB paru yaitu sebanyak 231 per
100.000 penduduk
• Juga dengan rentan usia: 15-50 tahun
Kemenkes RI. 2015. Pofil Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
PAT O M E K A N I S M E TB PA R U
Rubin E, Reisner HM,. 2007. Essentials of Rubin’s Pathology. 5th ed. Philadelphia : Lippincott
Williams & Wilkins.
TA N D A & G E J A LA T B PA R U
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi VI. Jakarta: Interna Publishing.
P E M E R I K S AA N F I S I K
T B PA R U
• Keadaan Umum Pasien
• Perkusi
Konjungtiva mata atau kulit pucat,
demam, bb menurun
1. Perkusi redup karena adanya
• Inspeksi infiltrat pada apeks paru
1. Atrofi dan retraksi otot-otot
interkostal 2. Perkusi hipersonor jika kavitas paru
2. Bila TB mengenai paru: Paru yang
sakit terlihat mengecil dan menarik cukup besar
isi mediatinum lainnya
3. Bila TB mengenai pleura: Paru yang
sakit terlihat agak tertinggal dalam
pernapasan
P E M E R I K S AA N F I S I K
T B PA R U
• Auskultasi
1.Terdengar suara nafas bronkial, 4. Suara amforik jika kavitas
2.Suara nafas tambahan: ronki paru cukup besar, dan
basah, kasar dan nyaring, 5. Suara pekak jika efusi pleura
3.Jika infiltrat diikuti penebalan (TB mengenai pleura)
pleura, suara napasnya menjadi
vesikular melemah,
P E M E R I K S AA N P E N U N J A N G
T B PA R U
• Pemeriksaan Laboratrium
1. Darah
Hasil pemeriksaan: jumlah leukosit meninggi, anemia ringan dengan gambaran
normokrom dan normositer, gama globulin meningkat, kadar natrium menurun (tidak
spesifik nilai pemeriksaannya)
2. Sputum
Hasil pemeriksaan: ditemukan kuman BTA (5.000 kuman dalam 1 mL sputum) bisa
diambil dari bilasan bronkus, jaringan paru, pleura, cairan pleura, dll.
3. Tes Tuberkulin
Dipakai tes mantoux
First strenght: 5 T.U (Tuberculin Unit) (intermediate strength)
Second strenght: 250 T.U
Hasil pemeriksaan: Mantoux positif
Setiati, Siti. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed. VI. Jakarta: Interna Publishing
• Pemeriksaan Radiologis
1. Lesi TB umumnya di daerah apeks paru (segmen apikal lobus atas
atau segmen apikal lobus bawah) dengan gambaran radiologis
bercak-bercak seperti awan dengan batas-batas tidak tegas
(infiltrat)
2. Gambaran TB milier seperti bercak halus yang tersebar di seluruh
lapangan paru
3. Garis fibrotik, kavitas maupun atelektasis
P E N ATA LA K S A N AA N T B PA R U
Tujuan: Medika (antibiotic):
1) Mencegah kematian dengan mengobati 1. isoniazid 5mg/kg (max 300mg)
tb, juga mencegah kemunculan resisten 1x/hari, oral obat ini harus
terhadap obat. dikombinasikan dengan obat lain
2) Menghentikan transmisi dengan 2. Rifampin 10mg/kg (max 600mg)
membuat pasien tidak menularkan. 1x/hari, oral untuk mencegah
penyebaran bakteri
Non-medika: 3. Pyrazinamide 25mg/kg (max 2g),
Berdiam dirumah atau tinggal di RS 2-4 oral harus dikombinasikan
minggu sampai tidak dapat menularkan
4. Ethambutol 15mg/kg, oral
mencegah pertumbuhan bakteri
Sumber: Kasper,dkk.2015.Harrison’s Principle’s of Internal Medicine 19th ed. US:McGraw-Hill US National Library of
Medicine.Pulmonary Tuberculosis
P E N C E G A H A N T B PA R U
• Tinggal di rumah. Jangan pergi kerja atau sekolah atau tidur di kamar
dengan orang lain selama beberapa minggu pertama pengobatan untuk TB
aktif.
• Ventilasi ruangan. Kuman TB menyebar lebih mudah dalam ruangan
tertutup kecil di mana udara tidak bergerak. Jika ventilasi ruangan masih
kurang, buka jendela dan gunakan kipas untuk meniup udara dalam ruangan
ke luar.
• Tutup mulut mengunakan masker. Gunakan masker untuk menutup mulut
kapan saja ini merupakan langkah pencegahan TB secara efektif. Jangan
lupa untuk membuang masker secara teratur.
• Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberikan desinfektan
(air sabun).
• Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan.
Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi 3 jilid 2,2001:balai penerbit FKUI ,Jakarta
P R O G N O S I S T B PA R U
Prognosis dapat menjadi buruk bila dijumpai keterlibatan ekstraparu,
keadaan immunodefisiensi, usia tua, dan riwayat pengobatan TB sebelumnya.
Pada suatu penelitian TB di Malawi, 12 dari 199 orang meninggal, dimana
faktor risiko terjadinya kematian diduga akibat BMI yang rendah, kurangnya
respon terhadap terapi dan keterlambatan diagnosa. Kesembuhan sempurna
biasanya dijumpai pada kasus non-MDR dan nonXDR TB, ketika regimen
pengobatan selesai.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terapi dengan sistem DOTS
memiliki tingkat kekambuhan 0-14 %. Pada negara dengan prevalensi TB
yang rendah, kekambuhan biasanya timbul 12 bulan setelah pengobatan
selesai dan biasanya diakibatkan oleh relaps. Hal ini berbeda pada negara
dengan prevalensi TB yang tinggi, dimana kekambuhan diakibatkan oleh
reinfeksi.
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi VI. Jakarta: Interna Publishing.
DD 2 : PNEUMOTHORAX
ETI O LO G I PN E U M OTH ORAX
• Akibat dari beberapa kelainan toraks dan paru, misalnya emfisema
atau iga yang patah
• Ruptur lesi paru ( emfisema, abses paru, tuberculosis, karsinoma)
• Ventilasi mekanik dengan tekanan tinggi
• Paru-paru pecah, udara keluar dari paru-paru ke ruang pleura
• Pecahnya kista kecil pada permukaan paru-paru
• Emfisema
• Kelainan genetik langka (Sindrom Birt-Hogg-Dube)
Referensi: Setiati, Siti. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid 1. Jakarta : Interna Publishing. Hal 1643-1644
E PI DE M I O LO G I PN E U MOTH O RAX
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi. Jakarta: Interna Publishing.
PAT O M E K A N I S M E P N E U M O T H O R A X
Patofisiologi Pnemothoraks adalah yaitu udara terakumulasi dan memisahkan
pleura viseral dan pleura parietal. Tekanan negatif hilang, yang mempengaruhi daya rekoil
elastis, paru rekoil dan kolaps ke hilus. Pada Pnemothoraks terbuka udara atmosfir
mengalir langsung ke rongga pleura yang mengakibatkan kolaps paru pada area yang
terkena. Pada Pnemothoraks tertutup, udara masuk ke rongga pleura dari dalam paru,
sehingga meningkatkan tekanan pleura dan mencegah ekspansi paru. Pada tensions
Pnemothoraks udara dalam rongga pleura memiliki tekanan lebih tinggi dari udara di paru.
Udara masuk ke rongga pleura melalui ruptur pleura hanya ketika inspirasi. Tekanan udara
ini menyababkan tekanan-tekanan barometik, menyebabkan atelektasis kompresi.
Peningkatan tekanan dapat menggeser jantung dan pembuluh darah beserta menyebabkan
pergeseran mediastinum.
Penatalaksanaan
• Observasi dan pemberian tambahan oksigen
Tindakan ini dilakukan apabila luas pneumotoraks <15% dari hemitoraks. Laju
resorbsinya diperkirakan 1,25% dari sisi pneumotoraks per hari.laju resorbsi
tersebut akan meningkat jika diberikan tambahan oksigen.
• Torakoskopi
Adalah suatu tindakan untuk melihat langsung ke dalam rongga toraks dengan alat bantu
torakoskop.
• Torakotomi
Tindakan pembedahan ini dilakukan jika dengan torakoskopi gagal,tindakan torakotomi
ini efektif untuk reseksi bleb atau bulla.
TA N D A & G E J A LA
PNEUMOTHORAX
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi VI. Jakarta: Interna Publishing.
P E M E R I K S AA N F I S I K P N E U M O T H O R A X
• Ultrasonography
Biasanya digunakan dalam evaluasi orang-orang yang telah berkelanjutan trauma fisik
• Endoskopi
Derajat 1 : pneumotoraks dengan gambaran paru yang mendekati normal (40%)
Derajat 2: pneumotoraks dengan perlengketan disertai hemotoraks (12%)
Derajat 3 : pneumotoraks dengan diameter bulla
Derajat 4 : pneumotoraks dengan banyan bulla yang besar
P E N ATA LA K S A N AA N P N E U M O T H O R A X
Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi 3 jilid 2,2001:balai penerbit FKUI ,Jakarta
PROGNOSI S PNEUMOTORAKS
Prognosis pneumotoraks tergantung pada tingkat dan jenis
pneumotoraks. Sebuah pneumotoraks spontan kecil umumnya akan
hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Sebuah pneumotoraks
sekunder yang terkait dengan penyakit yang mendasarinya, bahkan
ketika kecil, jauh lebih serius dan membawa kematian 15% (kematian)
tingkat. Sebuah pneumotoraks sekunder membutuhkan perawatan
mendesak dan segera. Setelah satu pneumotoraks meningkatkan risiko
mengembangkan kondisi lagi. Tingkat kekambuhan untuk kedua
pneumotoraks primer d a n sekunder adalah sekitar 40%; kambuh paling
banyak terjadi dalam waktu 1,5 sampai dua tahun.
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi. Jakarta: Interna Publishing.
DD 3 : PNEUMONIA
ETIOLOGI PNEUMONIA
• Infeksi melalui droplet : Streptococcus pneumoniae
• Infeksi melalui selang infus : Staphylococcus aureus
• Infeksi pada pemakaian ventilator : P.aeruginosa dan Enterobacter
• Gangguan kekebalan
• Penyakit kronik
• Polusi lingkungan
• Penggunaan antibiotik yang tidak tepat
Referensi: Setiati, Siti. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid 1. Jakarta : Interna Publishing. Hal 1612-1613
EPIDEMIO LOGI PNEUMONIA
• Pada pneumonia kasus yang serius terjadi 15-20%.
• Sekitar 25% dari seluruh infeksi terjadi di ICU dan 90% terjadi pada
saat ventilasi mekanik
• Pneumonia sering dijumpai pada lansia dan penderita PPOK. Selain
itu faktor pendorong pneumonia adalah: kebiasaan merokok, pasca
infeksi virus, Diabetes melitus, kelainan atau kelemahan struktur organ
dada dan penurunan kesadaran.
• Juga dengan rentan usia > 65 tahun
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi. Jakarta: Interna Publishing.
TA N D A & G E J A LA P N E U M O N I A
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi VI. Jakarta: Interna Publishing.
P E M E R I K S AA N F I S I K
PNEUMONIA
• Pursed-lips breathing (mulut
Inspeksi setengah terkatup mencucu)
• Pemeriksaan vokal
Palpasi premitus
• Terdapat
Perkusi Ronchi
• Hipersonor
1. Radiologi
Tanda Khas pada pneumonia adalah berselubung homogen, sillhoutte
sign(+), tampak deviasi.
2. LED meningkat: pada laki-laki normalnya 10 dan perempuan 20.
3. Leukositosis.
P E N ATA LA K S A N AA N P N E U M O N I A
Antibiotik: Non-antibiotic:
Sumber: US National Library of Medicine National Institutes of Health. 2010 Community-acquired pneumonia in elderly patients
PE N C E GAHAN PN E U M O N IA
Pneumonia Komunitas
Di luar negeri dianjurkan pemberian vaksinasi influenza dan
pnuemokokus terhadap orang dengan resiko tinggi misalnya dengan
gangguan imunologis, penyakit berat, termasuk penyakit paru kronik,
hati dan ginjal.
Pneumonia Nosokomial
Pencegahan PN berkaitan erat dengan prinsip umum pencegahan infeksi
dengan cara penggunaan peralatan invasive yang tepat. Perlu dilakukan
terapi agresif terhadap penyakit pasien yang akut atau dasar.
Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi 3 jilid 2,2001:balai penerbit FKUI ,Jakarta
PROGNOSIS PNEUMONIA
Pneumonia Komunitas Pneumonia Nosokomial
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi VI. Jakarta: Interna Publishing.
TANDA DAN GEJALA TB PARU PNEUMOTHORAX PNEUMONIA
Sesak napas + + +
Demam + - +
Batuk berdahak + - +
Nyeri dada + + -
Rhonkhi + + +