Anda di halaman 1dari 15

Trematoda Paru

Paragonimus westermani
Nama Anggota Kelompok :
1. Prita Supriono Putri (P27834118039) 6. M. Sholakhuddin Al-Ayubi (P27834118044)
2. Alissa Qotrunnada (P27834118040) 7. Anindya Hani Isnasari (P273834118045)
3. Prisma Anjarlena (P27834118041) 8. Deva Berliana Subandi (P27834118047)
4. Kristiana Devi Yuliani (P27834118042) 9. May Nurdita Prayitno (P27834118049)
5. Alifiyah Yunanda P. (P27834118043)
01 Hospes dan Nama Penyakitnya
Trematoda 02 Distribusi Geografik
Paru 03 Morfologi dan Daur Hidup
04 Patologi dan Gejala Klinis
05 Diagnosis
06 Pengobatan
07 Epidemiologi
Hospes dan Nama Penyakitnya

Manusia dan binatang yang memakan ketam/udang batu,


seperti kucing, musang, anjing, harimau, serigala, dan
lain-lain merupakan hospes dari cacing ini.

Penyakit akibat parasit ini adalah Paragonimiasis


Distribusi Geografik
Penyebaran geografis cacing ini di daerah Asia
Timur, antara lain China, Jepang, Korea,
Taiwan, serta dapat juga ditemukan di
Indonesia, Filipina, Vietnam, India, Afrika, dan
Amerika.
Spesies-spesies lain dari genus paragonimus
antara lain : Paragonimus africanus (Afrika),
Paragonimus mexicanus (Meksiko dan Amerika
Latin), Paragonimus uterobilateralis (Nigeria),
Paragonimus kellicotti (Jepang).
Morfologi dan Daur Hidup
Morfologi cacing dewasa
• Cacing dewasa hidup dalam kista
• Ciri fisik cacing dewasa:
1. Bentuk lonjong
2. Ukuran : 8-12 x 4-6 mm
3. Warna coklat tua
4. Batil isap mulut hampir sama
dengan batil isap perut
5. Testis berlobus, berdampingan
anatara batil isap perut dan ekor
6. Ovarium di belakang batil isap
perut
Morfologi Telur

• Ciri fisik telur paragominus


westermani:
1. Bentuk lonjong
2. Ukuran 80-118 mikron x 40-60
mikron
3. Operkulum tertekan kedalam
Daur Hidup
Daur Hidup
• Cacing dewasa hidup di paru yang diselaputi oleh jaringan ikat dan berpasangan. Dapat ditemukan pada

organ lainnya.

• Fertilisasi silang dari dua cacing biasanya terjadi (hermaprodit).

• Telurnya sering terjebak dalam jaringan sehingga tidak dapat meninggalkan paru, tetapi bila dapat keluar

kesaluran udara paru akan bergerak ke silia epitelium.

• Sampai di pharynx, tertelan dan mengikuti saluran pencernaan dan keluar melalui feses.

• Larva dalam telur butuh16 hari sampai beberapa minggu sebelum berkembang menjadi miracidium.

• Telur menetas dan miracidium harus menemukan hospes intermedier ke 1 (siput Thieridae)

• Didalam tubuh siput :

miracidium > sporocyst > memproduksi rediae > berkembang menjadi cercariae yang berbentuk

micrococcus.
Daur Hidup
Keluar dari siput, cercariae menjadi aktif dan dapat merambat batuan dan masuk kedalam kepiting
dan Crayfish, dan membentuk cysta dalam viscera atau muskulus hewan tersebut (hospes intermedier
ke 2).

Hospes intermedier ke 2 ini di Taiwan adalah kepiting yang termasuk spesies Eriocheir japonicus.
Dapat juga terjadi infeksi bila krustasea ini langsung memakan siput yang terinfeksi. Cercaria
membentuk metacercaria yang menempel terutama pada filamen insang dari krustasea tersebut.

Bilamana hospes definitif memakan kepiting (terutama bila dimakan mentah/tidak matang), maka
metacercaria tertelan dan menempel pada dinding abdomen. Beberapa hari kemudian masuk kedalam
kolon dan penetrasi ke diafragma dan menuju pleura yang kemudian masuk ke broncheol paru. Cacing
kemudian menjadi dewasa dalam waktu 8-12 minggu. Larva migran mungkin dapat berlokasi dalam
otak, mesenterium, pleura atau kulit.
Patologi dan Gejala Klinis

Kelainan yang disebabkan cacing daun tergantung dari lokalisasi cacing dalam
tubuh hospes; selain itu ada juga pengaruh rangsangan setempat dan zat
toksin di keluarkan oleh cacing. Reaksi sistemik terjadi karena absorbsi zat
toksin, sehingga menghasilkan gejala alergi, demam, sakit kepala dan lain-lain.

Bila cacing hidup dijaringan paru seperti Paragonimus, menimbulkan gejala


batuk, sesak napas dan mungkin terjadi batuk darah (hemoptisis).
Diagnosis
Diagnosis dibuat dengan menemukan telur
dalam sputum atau cairan pleura. Kadang-
kadang telur juga ditemukan dalam tinja.
Reaksi serologi sangat membantu untuk
menegakkan diagnosis.
Pengobatan
Education
Plan

Diagnosis dibuat dengan menemukan telur dalam tinja,


dahag, urin atau dalam jaringan biopsi, dapat pula
dengan reaksi serologi untuk membantu menegakan
diagnosis. Obat yang terbaik untuk mencegah cacing
daun adalah prazikuantel (Biltricide, Distocide).
Epidemiologi

Penyakit ini berhubungan erat dengan


kebiasaan makan ketam yang tidak dimasak
dengan baik. Penyuluhan kesehatan yang
berhubungan dengan cara memask ketam dan
pemakaian jamban yang tidak mencemari air
sungai dan sawah dapat mengurangi transmisi
paragonimiasis
Video
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai