TREMATODA PARU
PARAGONIMUS WESTERMANI
Taksonomi Paragonimus westermani
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Ordo : Plagiorchiida
Famili : Troglotrematidae
Genus : Paragonimus
Spesies : Paragonimus westermani
Paragonimus westermani Trematoda paru-paru
Dapat menyebabkan penyakit Paragonimiasis.
Biasanya ditemukan di manusia, harimau, kucing.
Morfologi Telur
Berukuran ± 90x40 mikron
Operkulum besar dan mendatar, berisi morula.
Matang dlm air dlm wkt 16 hari.
Morfologi Cacing Dewasa
Ukuran 8-12 x 4-6 mm
Seperti biji kopi
Biasanya berpasangan
Warna coklat tua
Memiliki batil isap kepala dan batil isap perut
Testis berlobus tidak teratur
Ovarium bercabang terletak di anterior testis
Uterus bersebelahan dengan ovarium berisi banyak
telur
Kelenjar vitelaria dari anterior sampai posterior.
Habitat
Cacing dewasa panjangnya 1,2 cm hidup dalam
kista di paru-paru, dapat juga alat-alat lain.
Dalam satu kista biasanya terdapat dua ekor
cacing dewasa.
Hospes
Hospes definitif manusia dan hewan pemakan
ketam seperti kucing, anjing, dan harimau.
Hospes perantara pertama siput.
Hospes perantara kedua ketam air tawar atau
udang batu.
Hospes Perantara
Hospes perantara I : keong air dari jenis
Melania sp.,
Semisulcospira, dan
Thiara sp.
Cambarus virilis
Hospes Perantara
Daur Hidup
Telur keluar dari hospes definitif bersama feses
Mirasidium akan masuk ke dalam tubuh siput sebagai hospesa perantara pertama dan
tumbuh menjadi sporokista redia serkaria
Masuk ke tubuh ketam atau udang batu sebagai hospes perantara kedua, dan
berkembang menjadi metaserkaria yang efektif
Telur Paragonimus
Mirasidium yang dilepaskan telur Paragonimus
Paragonimus muda yang keluar dari metaserkaria
Cara infeksi
Makan ketam/udang mentah atau kurang masak
yang mengandung metaserkaria.
Eksistasi terjadi di usus halus menembus dinding
usus masuk rongga abdomen cacing muda
menembus diafragma menjadi cacing dewasa di
paru-paru dalam 8-12 minggu.
Patologi dan Gejala Klinis
Penyakit akibat infeksi cacing ini dinamakan Paragonimiasis.
Cacing muda tidak menimbulkan gejala klinis
Cacing dewasa membentuk kista di paru-paru. Di dalam kista cacing terdapat
dalam bentuk diploid (berpasangan) maupun triploid.
Infeksi cacing ini dapat memberikan gejala di paru-paru dan ektopik infeksi.
Gejala paru-paru :
Berupa kerusakan jaringan
Tampak juga infiltrasi sel jaringan
Reaksi jaringan membentuk kapsul fibrotik (kista), di dalamnya terdapat cacing dan juga
telur, jika kista ini berada di brokus maka oleh suatu hal dapat pecah. Gejala mula-mula
batuk kering, kemudian batuk darah
Ektopik infeksi :
Di otak → gejala cerebral (epilepsi)
Di usus → abses dengan gejala diare
Di jaringan otot → ulcerrosa
Di hati, dinding usus, pulmo, otot, testis, otak, peritoneum, pleura terdapat bentuk kista
Epidemiologi
Penyebaran geografis cacing ini di daerah Asia
Timur, antara lain China, Jepang, Korea, Taiwan,
serta dapat juga ditemukan di Indonesia, Filipina,
Vietnam, India, Afrika, dan Amerika.
Diagnosis
Pengobatan :
Obat Praziquantel, dengan dosis 25mg/kg/hari secara
oral, tiga dosis per hari selama 2 hari.
Obat alternatifnya adalah Triclabendazole dengan dosis
10 mg/kg/hari, satu atau dua dosis per hari.
Pertanyaan
Diah: metode diagnosis
Valdi : kapan penggunaan prazikuantel dan obat
lainnya
Sanah: apakah manusia dapat tertular melalui
udara
Dini: apakah hanya spesies itu yang mengifeksi
paru? Apakah dapat menginfeksi saat bentuk telur
atau mirasidium?