Anda di halaman 1dari 30

HEPATITIS A Vina Virgiati

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn A
Usia : 20 tahun
No Rekam Medik : 809361
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Sarmaja, nyalindung
Status : Belum Menikah
Tanggal masuk RS : 23 Februari 2020 Pukul 18.25 di IGD
Tanggal masuk Rawat inap : 24 Februari 2020 pukul 09.00
KELUHAN UTAMA
Mata kuning
ANAMNESIS
Pasien datang ke IGD RSUD sumedang dengan keluhan mata
kuning. Keluhan mata kuning disertai demam sejak 5 hari
SMRS. Keluhan demam dirasakan timbul mendadak dan tidak
terlalu tinggi. Pasien mengeluhkan mual dan muntah yang
dirasakan pasien sepanjang hari sehingga badan terasa
lemas dan nafsu makan menurun. Keluhan juga disertai nyeri
perut pada bagian kanan atas. Nyeri dirasakan terus menerus
sepanjang hari, tidak menjalar dan tidak hilang timbul.
Keluhan disertai BAB berwarna pucat dan BAK seperti teh
pekat.
ANAMNESIS
Keluhan baru pertama kali dirasakan oleh pasien. Riwayat
transfusi darah, penggunaan obat-obatan lewat jarum suntik,
penyakit kuning, hati sebelumnya disangkal. Riwayat
keluarga mengalami keluhan serupa tidak ada.

Pasien merupakan seorang mahasiswa. Pasien mengatakan


sering nongkrong bersama teman-temanya di tempat makan.
Pasein juga sering jajan sembarang di pinggir jalan yang
dirasakan kebersihannya kurang dan terkadang pasien lupa
untuk mencuci tangan sebelum makan.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital : TD : 110/80 , Nadi : 82x/menit RR: 20 x/menit, S:
37.8o C
BB : 60 Kg
TB : 170 cm
BMI : 20,7 ( Normal )

PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Conjungtiva Anemis -/-, Sklera Ikterik +/+
Leher : JVP tidak meningkat, KGB tidak teraba membesar
Jantung : BJ murni S1=S2, regular, murmur (-), gallop (-)
Paru : B/P simetris, VBS +/+ kanan=kiri, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : Datar, defans muscular (-), BU (+) normal
Hepar teraba 3 jari di bawah ac
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2”.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
23-02-2020 Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 13,4 14-17,5
Leukosit 7.400 4.500-10.000
Trombosit 242.000 150.000-450.000
Hematokrit 40,46 40-52
24-02-2020 Hasil Nilai Normal
Bilirubin Total 15,48 <1
Bilirubin direk 11,22 0-0,25
Bilirubin indirek 4,26 0-0,25
DIAGNOSIS
Hepatitis Virus Akut
PENATALAKSANAAN
Di rawat inap
Infus RL 500cc/24 jam
Curcuma 3x1 tab
Metilprednisolon 2x8 mg po
Urdafalk 2x250 mg po
FOLLOW UP
Tanggal Perjalanan penyakit Penatalaksanaan
24/02/20 S: pasien masih terlihat kuning, nyeri Infus RL 500cc/24 jam
perut (+) mual (+) muntah (+) Curcuma 3x1 tab
demam (-) Metilprednisolon 2x8 mg
O: Ku : CM po
TD: 110/80 N: 82x R: 20x S: 36,5 Urdafalk 2x250 mg po
Mata SI +/+ Periksa bilirubin total,
Abdomen : Nyeri tekan (+) direk dan IgM anti HAV
hepatomegaly (+)
A: Hepatitis virus akut
FOLLOW UP
Tanggal Perjalanan Penyakit Penatalaksanaan
25-02-20 S: pasien masih terlihat kuning, nyeri BLPL
perut masih ada namun sudah berkurang, Kontrol ke poli 3-3-20
mual (-) muntah (-) demam (-). Badan Ambil hasil IgM anti HAV
sudah mulai segar.
O: Ku : CM Obat pulang
TD: 120/80 N: 82x R: 20x S: 36,5 Curcuma 3x1 tab
Mata SI +/+ Metilprednisolon 2x8mg
Abdomen : Nyeri tekan (+) berkurang Urdafalk 2x250 mg
Cetirizin 1x10 mg
hepatomegaly (+)
A: Hepatitis virus akut
FOLLOW UP
Tanggal Perjalanan penyakit Penatalaksanaan
03-03-20 di S: Pasien sudah tidak lemas, nafsu Bed rest
poli makan mulai membaik, mual (-) Jaga kebersihan
muntah (-) demam (-) Jangan jajan sembarangan
O: Ku : CM Curcuma 3x1 tab.
TD: 120/80 N: 84x R: 20x S: Tidak perlu kontrol lagi.
36,5
Mata SI +/+ berkurang
Abdomen : Nyeri tekan (-)
hepatomegaly (-)
A: Hepatitis A
PEMBAHASAN
DEFINISI
Hepatitis A adalah penyakit akut yang ditandai demam, nyeri
abdomen, peningkatan aminotransferase, dan ikterus yang
disebabkan oleh hepatitis A virus (HAV). Infeksi HAV sering
asimptomatik pada anak, namun dapat menjadi berat pada
dewasa. Hepatitis kronis biasanya tidak terjadi. Diagnosis
ditegakkan atas dasar pemeriksaan klinis dan laboratorium.
Penatalaksanaan umum dengan perawatan suportif dan terapi
komplikasi.
ETIOLOGI DAN FAKTOR
RESIKO
HAV adalah enterovirus dari genus Hepatovirus dan famili
Picornaviridae, berbentuk kubik simetris, berukuran 27 nm, dengan
ribonucleic acid (RNA) linier beruntai ganda. Antigennya dapat
ditemukan pada serum, feses, dan hati penderita selama fase akut
infeksi. HAV terdiri dari banyak genotip, namun hanya ada 1
serotip. Protein virion 1 dan 3 adalah tempat utama bagi
pengenalan antibodi neutralisasi. HAV dapat dineutralisasi baik oleh
imunoglobulin G (IgG) maupun imunoglobulin M (IgM) anti-HAV.
Tidak ada reaksi silang dengan virus penyebab hepatitis akut
lainnya.
Manusia merupakan reservoar tunggalnya. HAV ditularkan
terutama secara fekal-oral, baik melalui kontak orang ke orang
maupun melalui konsumsi makanan/air yang terkontaminasi, serta
mungkin melalui darah dan sekresi tubuh. Penularan selama
aktivitas seksual mungkin akibat kontak fekal-oral. Penularan
melalui darah jarang terjadi, meskipun pada awal infeksi terjadi
viremia yang dapat menetap selama beberapa minggu setelah
timbulnya gejala.
GEJALA KLINIS
Hepatitis A akut biasanya onsetnya mendadak dengan gejala non-
spesifik, seperti malaise, kelelahan, anoreksia, muntah, rasa tidak
nyaman di perut, dan diare. Manifestasi khasnya adalah
peningkatan transaminase dan ikterus dengan urin gelap dan
terkadang feses berwarna seperti tanah liat. Banyak penderita
yang asimptomatik atau hanya gastroenteritis ringan.
Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu:
1. Fase inkubasi
Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala
atau ikterus. Masa inkubasinya selama 2-6 minggu (rerata 4
minggu), dapat lebih pendek bila dosis total inokulum virusnya
lebih tinggi. HAV bereplikasi dalam hati dan diekskresikan melalui
empedu dengan shedding pada feses dalam kadar tinggi sejak 2-3
minggu sebelum sampai 1 minggu sesudah onset klinis.
2. Fase Prodromal/Pra-ikterik
Pada fase prodromal, penderita mungkin mengalami gejala seperti flu
ringan, berupa anoreksia, mual, muntah, rasa lelah, malaise, demam
ringan, mialgia, dan nyeri kepala ringan. Nyeri perut biasanya ringan
dan menetap di kuadran kanan atas atau epigastrium, kadang
diperberat dengan aktivitas akan tetapi jarang menimbulkan kolesistitis.
3. Fase Ikterik
Pada fase ini, muncul urin berwarna gelap (bilirubinuria), kadang-kadang
diikuti segera dengan feses berwarna pucat. Ikterus terjadi pada 70-85%
penderita hepatitis A akut dewasa, kurang sering pada anak, dan jarang
pada bayi. Nyeri abdomen terjadi pada 40% penderita
4. Fase penyembuhan
Diawali dengan menghilangnya icterus dan keluhan lain, tetapi
hepatomegaly dan abnormalitas fungsi hati tetap ada. Muncul
perasaan sudah lebih sehat dan kembalinya nafsu makan. Keadaan
akut biasanya akan membaik dalam 2-3 minggu. Pada hepatitis A
perbaikan klinis dan laboratorium lengkap terjadi dalam 9 minggu.
Pada 5-10% kasus perjalan klinisnya mungkin lebih sulit ditangani,
hanya <1% yang menjadi fulminant.
PATOGENESIS
HAV bersifat hepatotropik, bereplikasi di hati, menghasilkan
viremia, dan diekskresikan dalam empedu dengan shedding dalam
feses orang yang terinfeksi. Feses dapat mengandung sampai 109
virion infeksius per gram dan menjadi sumber infeksi utama.
Puncak ekskresi feses dan infektivitasnya adalah 2 minggu sebelum
timbulnya ikterus, gejala, atau peningkatan enzim hati. Kadar virus
dalam feses menurun setelah ikterus muncul dan sebagian besar
menjadi non-infeksius 1 minggu kemudian. Shedding berulang
dapat terjadi pada penderita yang relaps.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Limfositosis dan hemolisis ringan sering dijumpai. Pure red cell
aplasia dan pansitopenia jarang terjadi. Prothrombine time (PT)
biasanya tetap dalam atau mendekati batas normal. Bila meningkat
signifikan maka perlu lebih diwaspadai dan dipantau lebih ketat.
Peningkatan PT dengan ensefalopati merupakan petanda FHF.
Kadar transaminase biasanya meningkat, dapat melebihi 10.000
mIU/mL, dan kembali normal sesudah 5-20 minggu. Kadar SGPT
umumnya lebih tinggi dari kadar SGOT.7 Pada penderita yang
asimptomatik, kadar SGPT dan SGOT dapat meningkat juga di atas
1.000 mIU/ mL, meskipun bisa normal.4 Peningkatan alkali
fosfatase menyertai penyakit akut dan dapat berlanjut hingga fase
kolestasis mengikuti peningkatan transaminase
Penegakan diagnosis hepatitis A akut didukung dengan
pemeriksaan serologi IgM anti-HAV. Hasilnya yang akan positif saat
timbul gejala, biasanya menyertai kenaikan awal kadar SGPT.
Pemeriksaan ini sensitif dan spesifik, serta akan tetap positif
selama 3-6 bulan pascainfeksi primer dan selama 12 bulan pada
25% penderita.
Pada penderita hepatitis A relaps, IgM akan menetap selama
berlangsungnya penyakit. Hasil positif palsu jarang terjadi. IgG anti-
HAV muncul segera setelah IgM dan umumnya menetap selama
bertahun-tahun. Adanya IgG anti-HAV tanpa disertai IgM lebih
menunjukkan adanya infeksi masa lalu atau vaksinasi dibandingkan
infeksi akut. IgG akan memberikan kekebalan protektif.
Pemeriksaan RNA HAV baru digunakan untuk penelitian
Pemeriksaan USG biasanya tidak diindikasikan pada hepatitis A,
namun mungkin perlu untuk menyingkirkan adanya obstruksi
saluran empedu dan penyakit hati kronis. Pemeriksaan USG sangat
penting pada penderita FHF.7 Biopsi hati sedikit sekali perannya
pada hepatitis A akut, mungkin bermanfaat pada hepatitis A relaps
atau jika diagnosis pasti sulit ditegakkan
PENATALAKSANAAN
Pada kasus tanpa komplikasi akut, umumnya cukup dengan
perawatan suportif, berupa tirah baring, diet, dan terapi
simptomatik. Penderita sebaiknya tidak bekerja selama fase akut
(hingga 10 hari dari sejak timbulnya ikterus), dianjurkan
mengonsumsi diet tinggi kalori, menghindari alkohol dan obat-obat
hepatotoksik, seperti anti-kejang dan antituberkulosis.
Perawatan di rumah sakit diperlukan bila terdapat mual dan
muntah disertai dehidrasi yang memerlukan pemberian cairan
intravena. Penderita dengan tanda/gejala gagal hati akut juga perlu
dirawat di rumah sakit. Parasetamol diberikan secara hati-hati
untuk mengurangi rasa nyeri dan/ atau demam, dengan dosis
maksimum 3-4 g/hari pada orang dewasa. Mual dan muntah dapat
diobati dengan anti-emetik. Terapi lainnya sesuai dengan
komplikasi spesifik yang timbul.
PENCEGAHAN
Pencegahan jangka pendek adalah dengan mengontrol sumber
penularan. Selain itu, perlu edukasi mengenai cara penularan dan
pencegahannya (misalnya, mencuci tangan, sumber makanan yang
aman) terhadap penderita dan kontaknya.
Pencegahan jangka panjang mencakup vaksinasi untuk
meningkatkan herd immunity dan mengurangi risiko wabah pada
kelompok risiko tinggi. Vaksin hepatitis A memiliki efikasi yang
tinggi. Vaksinasi diindikasikan bagi individu yang akan bepergian ke
wilayah hiperendemis yang masih memiliki waktu minimal 2
minggu sebelum keberangkatan.
KOMPLIKASI
Penderita usia lanjut cenderung mengalami disfungsi hati yang
lebih berat, sering dengan ikterus dan koagulopati, dengan insidens
komplikasi, seperti prolonged cholestasis, pankreatitis, dan asites
yang lebih tinggi.
 Prolonged cholestasis dapat terjadi pada infeksi akut, frekuensinya
meningkat dengan usia, ditandai oleh suatu periode ikterus yang
berkepanjangan (>3 bulan), dan sembuh tanpa intervensi.
Umumnya bermanifestasi sebagai pruritus, demam, diare,
kehilangan berat badan, dengan kadar bilirubin serum >10 mg/ dL.
Kortikosteroid dan asam ursodeoksikolat dapat memperpendek
masa kolestasis, walaupun menurut beberapa peneliti
kortikosteroid dapat mempredisposisi relaps
Hepatitis fulminan merupakan komplikasi yang jarang, paling
sering pada usia lanjut atau penderita penyakit hati kronik
(terutama hepatitis C). Gagal hati fulminan atau fulminant hepatic
failure (FHF) yang dapat berakibat kematian atau memerlukan
transplantasi hati terjadi pada kurang dari 1% kasus.

Anda mungkin juga menyukai