Anda di halaman 1dari 14

EDIBLE FILM /

BAHAN PELAPIS
BUAH DAN
SAYUR
Nama Kelompok :
1. Umi Fathonah (173110194)

2. Dona Shintiya (173110053)

3. Pesai Minanturi (173110140)

4. Lia Fatma Sari (173110095)

5. Yeti Purnama Sari (173110206)


PENDAHULUAN
Pangan segar dan pangan yang diolah minimal lebih
mudah mengalami kerusakan karena tidak melalui
pengolahan yang dapat mengawetkan pangan tersebut.
Pada buah buahan segar mudah mengalami kerusakan
akibat adanya oksidasi, pencoklatan laju respirasi sel yang
cepat, mikroba dan kerusakan fisik . Pada proses respirasi
kan menyebabkan buah cepat mengalami pembusukan
karena terjadi perobakan senyawa kimia didalam buah.
Dalam mengatasi permasalahan tersebut, dibutuhkan
penambahan bahan tambahan pangan pelapis atau edible
film untuk mengawetkan dan melindungi produk pangan
tersebut dari kerusakan yang ada. Oleh karena itu, perlu
dipahami mengenai pemanfaatan edible film sebagai bahan
tambahan pangan pelapis. Pelapisan buah-buahan dengan
lilin juga sudah dilakukan sejak tahun 1920-an
PENGERTIAN EDIBLE FILM
Suatu metode pengawetan produk pangan pemberian lapisan tipis
yang terbuat dari bahan yang dapat dimakan pada permukaan
buah dan sayur dengan cara pencelupan, penyemprotan

Menurut BPOM pelapis merupakan bahan tambahan pangan yang


digunakan untuk melapisi permukaan bahan pangan , supaya
terlindungi dan memiliki efek mengkilap,
Diatur berdasarkan peraturan kepala Badan POM No.12 th 2013
tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pelapis
PEMBAHASAN
 Mekanisme kerja edible film sebagai
pengawet produk pangan yaitu:
 Melindungi poduk pangan tersebut dari
kerusakan fisik, kimia,dan biologi
penghalang) terhadap oksigen dan uap air
berlebih yang dapat mengoksidasi produk
pangan,
 sebagai penahan terhadap kehilangan uap air
berlebih dari produk pangan
 dapat melindungi produk pangan dari
kerusakan fisik.
SYARAT EDIBLE FILM

1. Tidak berpengaruh terhadap bau dan rasa


produk
2. Tidak mengandung racun
3. Mudah kering dan tidak lengket
4. Tidak mudah pecah, mengkilap, licin
5. Mudah diperoleh dan harganya murah
Jenis bahan tambahan pangan (BTP) yang diizinkan untuk
digunakan sebagai bahan pelapis pada produk pangan di
indonesia berdasarkan perka BPOM RI nomor 12 tahun 2013
yaitu:
a. Malam(Beeswax) CPPB (Cara Pengolahan Pangan Yang Baik )
b. Lilin candelia(Candelia wax) CPPB
c. Lilin karnuba (Carnuba wax) ADI 0-7 Mg/kg berat badan batas
maksimum 500mg/kg berat badan
d. Syelak (shellac) CPPB
e. Mikrokristalin(microcrystaalline wax ) 0-20 mg/kg berat badan
batas maksimum 10000 mg /kg berat badan
f. Lilin ini berasal dari ekstrak tumbuhan dan protein hewan

Bahan tambahan pangan dengan status CPPB tidak memiliki nilai


accetable daily intake (ADI). ADI merupakan batas maksimum
yang dapat dikonsumsi secara aman setiap harinya . Tidak adanya
ADI menunjukkan bahwa berdasarkan penilitian yang ada
konsumsi BTP dengan konsentrasi tinggi tidak menimbulkan
dampak penyakit pada tikus percobaan
 Lilin adalah ester dari asam lemak berantai
panjang dengan alkohol monohidrat berantai
panjang atau sterol.

 Rumus kimia
 Lilin lebah merupakan salah satu lilin yang
sifat kimianya stabil dengan titik lebur
berkisar 61-69 ºC, berat jenis pada suhu 20
ºC sekitar 0,96 tidak larut dalam air dan
sedikit larut dalam alkohol dingin. (Suhaidi,
2008).
CARA MENGHILANGKAN LILIN
PADA BUAH ATAU SAYURAN :
 Cuci buah atau sayur menggunakan air hangat, lalu
gosok menggunakana alat penggosok untuk buah atau
sayur
 Cuci buah atau sayur menggunakan 10 ml cuka per liter
air, lalu gosok menggunakan alat penggosok untuk
buah atau sayur. Tapi cara ini punya kelemahan, yaitu
akan ada rasa cuka yang tertinggal di buah atau sayur.
 Cuci buah atau sayur menggunakan larutan perasan
lemon dan satu sendok natrium bikarbonat, lalu gosok
menggunakan alat penggosok untuk buah atau sayur.
Tapi cara ini punya kelemahan, yaitu akan ada rasa
natrium bikarbonat dan jeruk yang tertinggal di buah
atau sayur.
 edible film sebagai pelapis bahan pelapis
juga dapat terbuat dari bahan pangan yang
mengandung hidrokoloid (protein,
polisakarida, dan alginat), lipid (asam
lemak ,giserol, dan lilin) atau komposit
(campuran hidrokoloid-lipid)
 Contoh pemanfaatan bahan pangan sebagai
edible film yaitu pati jagung, pati
sukun,pati singkong, pati limbah kulit
singkong ,pati sorgum.
KESIMPULAN
 Pelapisan merupakan salah satu metode
pengawetan produk pangan. Pelapisan
produk pangan dilakukan dengan
menggunakan bahan tambahan pangan (BTP)
yang tergolong sebagai bahan pelapis atau
edible film.
 Pelapisan produk pangan dilakukan untuk
melindungi produk pangan dari kerusakan
fisik, kimia, dan mikrobiologi, terutama
produk pangan segar dan produk pangan
olahan minimal.
DAFTAR PUSTAKA

 [BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan.


2013. Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 12
tahun 2013 tentang Batas Maksimum
Penggunaan Bahan Tambahan Pangan
Pelapis. Jakarta (ID) : BPOM.

Anda mungkin juga menyukai