Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 1

Titrasi Asam Basa Dan Titrasi Bebas Air

o OKTAVIA MARSELINA URAN 17330001


o CINTIA MARLITA 17330005
o DINA SETYARAHMA 17330006
o NUR WULAN SEPTIYANI 17330009
o FEBI MIRAJ PRIHAT TAQWA 17330013
o DINAR RAHMAWATI 17330016
o ELSYA DWI ROSTIANI 17330017
o KADEK NILA SUKMAWATI 17330024
o KOMANG SUWARNI 17330025
o SEPIYANTI 17330029
Titrasi Asam Basa

Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun
titran. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa
atau sebaliknya. Titran ditambahkan titer tetes demi tetes sampai
mencapaiTitrasi Asam Basa keadaan ekuivalen yang artinya secara
stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi, dalam hal ini biasanya
ditandai dengan berubahnya warna indikator.
Berdasarkan Larutan Baku Titrasi Dibagi Menjadi 2 

Asidimetri : Penetapan kadar


senyawa-senyawa yang bersifat
basa dengan menggunakan larutan
baku asam.
Berdasarkan
Larutan Baku
Titrasi Dibagi
Menjadi 2  Alkalimetri : Penetapan kadar
senyawa-senyawa yang bersifat asam
dengan menggunakan larutan
baku basa.
Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH
selama titrasi dilakukan,kemudian membuat plot
antara pH dengan volume titran untuk memperoleh
kurvatitrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut
Ada DUA cara adalah “titik ekuivalent”.
umum untuk
menentukan titik
ekuivalen pada
titrasi asam basa
yaitu:

Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan


pada titrant sebelum prosestitrasi dilakukan. Indikator
ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi,
pada saat inilah titrasi kita hentikan.
NAMA pH RANGE WARNA TIPE(SIFAT)
Biru timol 1,2-2,8 merah – kuning asam
Kuning metil 2,9-4,0 merah – kuning   basa
Jingga metil 3,1 – 4,4 merah – jingga   basa
Hijau bromkresol 3,8-5,4 kuning – biru asam
Merah metil 4,2-6,3 merah – kuning   basa
Ungu bromkresol 5,2-6,8 kuning – ungu asam
Biru bromtimol 6,2-7,6 kuning – biru asam
Merah fenol 6,8-8,4 kuning – merah asam
Ungu kresol 7,9-9,2 kuning – ungu asam
Fenolftalein 8,3-10,0 t.b. – merah asam
Timolftalein 9,3-10,5 t.b. – biru asam
Kuning alizarin 10,0-12,0 kuning – ungu   basa
Macam Macam Titrasi Asam Basa

1. Asam kuat - Basa kuat


Titrasi asam kuat-basa kuat contohnya titrasi HCl dengan NaOH.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl (aq) + H2O(l)
Ion H+ bereaksi dengan OH- membentuk H2O sehingga hasil akhir
titrasi pada titik ekuvalen PH adalah netral.

2. Asam kuat - Basa lemah


Titrasi ini ini Pada akhir titrasi terbentuk garam yang berasal dari
asam lemah dan basa kuat. Contoh titrasi ini adalah asam asam
klorida sebagai asam kuat dan larutan amonia sebagai basa
lemah.dalam reaksi ini akan terbentuk garam yang bersifat asam.
NH4OH (aq) + HCl (aq) NH4Cl (aq) + H2O
3. Asam lemah - Basa kuat
Titrasi Asam lemah-basa kuat contohnya adalah titrasi CH 3COOH
sebagai asamlemah dengan NaOH sebagai basa kuat sehingga
membentuk garam yang bersifat basa. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
NaOH + CH3COOH  →   CH3COONa + H2O

4. Asam Lemah Basa lemah


Titrasi Asam lemah-basa lemah contohnya adalah titrasi CH3COOH
sebagai asam lemah dengan NH4OH sebagai basa lemah sehingga
membentuk garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah.
Jika Ka > Kb kelarutan bersifat asam, jika Kb > Ka kelarutan
bersifat basa. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CH3COOH + NH4OH → CH3COONH4 + H2O
5.Asam kuat - Garam dari asam lemah
Titrasi Asam kuat-garam dari asam lemah contohnya adalah titrasi
HCl sebagai asam kuat dengan NH4BO2 yang bersifat sebagai
garam dari asam lemah. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut
HCl + NH4BO2→ HBO2+ NH4Cl
Reaksi ion yang terjadi adalah H++ BO2-→ HBO2

6.Basa kuat - Garam dari basa lemah


Titrasi basa lemah dan asam kuat adalah analog dengan titrasi
asam lemah dengan basa kuat, akan tetapi kurva yang terbentuk
adalah cerminan dari kurva titrasi asam lemah dengan basa kuat.
Sebagai contoh disini adalah titrasi NaOH yang bersifat basa kuat
dengan CH3COONH4 yang merupakan garam dari basa lemah,
dimana reaksinya dapat ditulis sebagai:
NaOH + CH3COONH4 → CH3COONa + NH4OH
Reaksi ion yang terjadi OH-+ NH4-→ NH4OH
PEMBAKUAN LARUTAN

1. Larutan baku primer

Zat yang dapat digunakan sebagai zat baku primer harus memenuhi persyaratan berikut:
a. memiliki kemurnian yang tinggi hampir 100%
b. bersifat stabil pada suhu ruang maupun pada suhu pemanasan, tidak higroskopis
c. memiliki berat molekul yang tinggi, untuk menghindari kesalahan dalam penimbangan
d. mudah larut sempurna dalam pelarutnya serta memiliki kelarutan tinggi

contoh senyawa yang dapat digunakan sebagai larutan baku primer adalah Arsen Trioksida
(As2O3), Kalium Hydrogen Phtalat (KHP), Natrium Klorida (NaCl), Natrium Karbonat

2. Larutan baku sekunder


Larutan baku sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan cara
menitrasi dengan larutan baku primer, sifat larutan baku sekunder adalah mudah berubah,
sehingga larutan baku sekunder harus dibakukan terlebih dahulu sebelum digunakan. Beberapa
contoh larutan baku sekunder yaitu: NaOH, AgNO3, KMnO4, Fe(SO4)
TITRASI BEBAS AIR ( TBA)

Sejarah
1. 1912, Folin dan Flandes : titrasi asam dalam pelar benzena,
kloroform, CHCl3 + etanol
2. 1927, Conant dan Hill : meneliti sifat basa dalam H Ac glasial
3. 1940 – 1950 : Titrasi Bebas Air (TBA) dikembangkan dan digunakan

Pengertian TBA
Titrasi bebas air adalah suatu titrasi yang tidak menggunakan air
sebagai pelarut. Tetapi digunakan pelarut organik seperti aklohol, eter
dan pelarut organik lain karena senyawa tersebut tidak dapat larut dalam
air. Disamping itu jug kurang reaktif dalam air seperti garam-garam
amina, dimana garam-garam ini dirombak lebih dahulu menjadi basa
yang bebas larut dalam air.
Ciri-ciri

 Sulit/tidak larut dalam air

 Analit tidak reaktif

 Harus tidak ada H2O dan CO2

 Reaksi netralisasi
2. Pelarut dibagi atas 4 bagian : 2. Pembagian yang lebih sederhana

 Pelarut inert, aprotic


 inert, aprotic, “netral” : - netral : benzene, aseton,
benzene dioksan, CHCl3
 - asam : nitrometan
Amfiprotik : alcohol
- basa : DMF, DMSO, piridin
 Asam, protogenik :
asam asetat P  Pelarut amfiprotik
 Basa, protofilik : n- E - netral
- asam
: alcohol, glikol
: asam asetat, propionate
butilamina
L - basa : n- butilamina,
etilendiamina

A
R 4. Pembagian oleh parker, martin, weise dll
U  Pelarut protogenik :
membuat jembatan H dengan anion
3. Menurut Bronsted
 Inert T terlarut
 Pelarut aprotic :
 Amfiprotik TIDAK membentuk jembatan H dengan
 Asam anion terlarut
 Basa Pelarut amfiprotik : mempunyai sifat asam atau
basa
Pelarut aprotic netral : heksana, benzene, CHCl3,
CCL4
PELARUT
Untuk lebih memahami tentang titrasi bebas air, berikut adalah definisi dari
pelarut yang di gunakan :
1. Pelarut Aprotik
Adalah pelarut yang dapat menurunkan ionisasi asam-asam dan basa-basa.
Termasuk dalam kelompok elarut ini adlaah pelarut-pelarut non polar seperti
benzena, karbon-tetraklorida serta hidrokarbon alifatik.
2. Pelarut profotofilik ( proto : proton, filik : suka)
Adalah pelarut yang dapat menaikan ionisasi asam lemah dengan
mengabungkan proton yang di milikinya. Dengan demikian senyawa yang
bersifat basa seperti n- butil amin, piridin, dimetil formamid, trimetil amina
termasuk dalam kelompok ini. Pelarut ini dapat digunakan dalam analisis
senyawa yang bersifat asam lemah seperti fenol.
3. Pelarut protogenik
Adalah pelarut yang menghasilkan proton. Yang termasuk dalam kelompok ini
adalah asam –asam kuat seperti asam klorida dan asam sulfat. Pelarut
kelompok ini kurang bermanfaat daalm titrasi bebas air.
4. Pelarut amfiprotik
Adalah pelarut yang mempunyai sifat gabungan dari protofilik dan protogenik
sehingga pelarut ini dapat menghasilkan atau menerim proton contohnya air,
alkohol dan asam asetat.
Yang harus diperhatikan
Dalam memilih pelarut
1. sifat asam-basa dari pelarut untuk mentitrasi basa
lemah,maka dipilih pelarut yang lebih bersifat asam
2. tetapan autoprotalisis, sedapat mungkin dipilih
pelarut yang mempunyai Ka yang lebih rendah
3. Tetapan dielektrik (D) , tetapan ini merupakan
besaran yang menununjukkan kesempurnaan diisolasi
atau kesempurnaan suatu reaksi
1. Kelarutan dari
senyawa-senyawa 3. Ketajaman titik
yang akan dianalisis akhir
dalam pelarut

2. Kekuatan relatif 4. Ketidak reaktifan


dari kebasaan pelarut pelarut

Pelarut Untuk Titrasi Bebas Air


Senyawa basa lemah yang dititrasi bebas air

1. Amina alifatis, aromatis,


2. Senyawa heterosiklik mengandung N
3. Alkaloida + garam
4. Garam alkali asam organik dan asam anorganik lemah
5. Golongan oksazolina
6. Senyawa amonium kuartener
Basa lemah dan garamnya

1. Pelarut 3.Pelarut relatif netral untuk turunan basa


- Donatur proton yang asam
- Amfiprotik asam : asam formiat - Asetonitril - benzena
- Aklohol - toluena
- Amfiprotik netral : metanol, etanol,
glikol, eter glikol - Kloroform - klorobenzena
- etilasetat - dioksan
- Aprotik netral : benzen/toluen,
kloroform, dioksan, THF, aseton,
asetonitril, anhidrida asetat

2. Pelarut asam untuk basa dan


4. Pelarut campur untuk basa
garamnya
- HAc + anhidrida asetat
- Hac glasial
- HAc + benzena
- Anhidrida asetat
- Hac + kloroform
- Asam formiat
- Benzena + kloroform
- Asam propionat
- Sulfuril klorida
INDIKATOR

Netrtalisasi adalah reaksi antar ion H+ dari asam dan ion OH-
dan membentuk molekul air.Untuk memenuhi titik akhir titrasi pada
proses metralisasi makan di gunakan indikator.

 Untuk titrasi basa dan garamnya : kristal violet, merah kulnaidin,


p-naftolbenzein, alfazurin-2g, hijau malakit.
 Turunan basa : metil merah, jingga metil, p- naftolbenzein

Anda mungkin juga menyukai