Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun
titran. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa
atau sebaliknya. Titran ditambahkan titer tetes demi tetes sampai
mencapaiTitrasi Asam Basa keadaan ekuivalen yang artinya secara
stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi, dalam hal ini biasanya
ditandai dengan berubahnya warna indikator.
Berdasarkan Larutan Baku Titrasi Dibagi Menjadi 2
Zat yang dapat digunakan sebagai zat baku primer harus memenuhi persyaratan berikut:
a. memiliki kemurnian yang tinggi hampir 100%
b. bersifat stabil pada suhu ruang maupun pada suhu pemanasan, tidak higroskopis
c. memiliki berat molekul yang tinggi, untuk menghindari kesalahan dalam penimbangan
d. mudah larut sempurna dalam pelarutnya serta memiliki kelarutan tinggi
contoh senyawa yang dapat digunakan sebagai larutan baku primer adalah Arsen Trioksida
(As2O3), Kalium Hydrogen Phtalat (KHP), Natrium Klorida (NaCl), Natrium Karbonat
Sejarah
1. 1912, Folin dan Flandes : titrasi asam dalam pelar benzena,
kloroform, CHCl3 + etanol
2. 1927, Conant dan Hill : meneliti sifat basa dalam H Ac glasial
3. 1940 – 1950 : Titrasi Bebas Air (TBA) dikembangkan dan digunakan
Pengertian TBA
Titrasi bebas air adalah suatu titrasi yang tidak menggunakan air
sebagai pelarut. Tetapi digunakan pelarut organik seperti aklohol, eter
dan pelarut organik lain karena senyawa tersebut tidak dapat larut dalam
air. Disamping itu jug kurang reaktif dalam air seperti garam-garam
amina, dimana garam-garam ini dirombak lebih dahulu menjadi basa
yang bebas larut dalam air.
Ciri-ciri
Reaksi netralisasi
2. Pelarut dibagi atas 4 bagian : 2. Pembagian yang lebih sederhana
A
R 4. Pembagian oleh parker, martin, weise dll
U Pelarut protogenik :
membuat jembatan H dengan anion
3. Menurut Bronsted
Inert T terlarut
Pelarut aprotic :
Amfiprotik TIDAK membentuk jembatan H dengan
Asam anion terlarut
Basa Pelarut amfiprotik : mempunyai sifat asam atau
basa
Pelarut aprotic netral : heksana, benzene, CHCl3,
CCL4
PELARUT
Untuk lebih memahami tentang titrasi bebas air, berikut adalah definisi dari
pelarut yang di gunakan :
1. Pelarut Aprotik
Adalah pelarut yang dapat menurunkan ionisasi asam-asam dan basa-basa.
Termasuk dalam kelompok elarut ini adlaah pelarut-pelarut non polar seperti
benzena, karbon-tetraklorida serta hidrokarbon alifatik.
2. Pelarut profotofilik ( proto : proton, filik : suka)
Adalah pelarut yang dapat menaikan ionisasi asam lemah dengan
mengabungkan proton yang di milikinya. Dengan demikian senyawa yang
bersifat basa seperti n- butil amin, piridin, dimetil formamid, trimetil amina
termasuk dalam kelompok ini. Pelarut ini dapat digunakan dalam analisis
senyawa yang bersifat asam lemah seperti fenol.
3. Pelarut protogenik
Adalah pelarut yang menghasilkan proton. Yang termasuk dalam kelompok ini
adalah asam –asam kuat seperti asam klorida dan asam sulfat. Pelarut
kelompok ini kurang bermanfaat daalm titrasi bebas air.
4. Pelarut amfiprotik
Adalah pelarut yang mempunyai sifat gabungan dari protofilik dan protogenik
sehingga pelarut ini dapat menghasilkan atau menerim proton contohnya air,
alkohol dan asam asetat.
Yang harus diperhatikan
Dalam memilih pelarut
1. sifat asam-basa dari pelarut untuk mentitrasi basa
lemah,maka dipilih pelarut yang lebih bersifat asam
2. tetapan autoprotalisis, sedapat mungkin dipilih
pelarut yang mempunyai Ka yang lebih rendah
3. Tetapan dielektrik (D) , tetapan ini merupakan
besaran yang menununjukkan kesempurnaan diisolasi
atau kesempurnaan suatu reaksi
1. Kelarutan dari
senyawa-senyawa 3. Ketajaman titik
yang akan dianalisis akhir
dalam pelarut
Netrtalisasi adalah reaksi antar ion H+ dari asam dan ion OH-
dan membentuk molekul air.Untuk memenuhi titik akhir titrasi pada
proses metralisasi makan di gunakan indikator.