HA ↔ H+ + A-
H+ + B- ↔ HB
Zat – zat yang tidak dapat dititrasi di dalam
media berair, dapat ditentukan secara
titrasi netralisasi di dalam pelarut bukan
air.
Basa:
Dapat berupa molekul netral seperti C6H5NH2, NaOH atau
berupa anion.
HCl → H+ + Cl-
C6H5NH3+ → C6H5NH2
asam Basa
HSO4- ↔ H+ + SO42-
Asam basa
Suatu asam kuat hanya dapat berfungsi sebagai asam hanya jika
ada basa yang dapat menerima proton. Sebaliknya suatu
senyawa dapat bertindak sebagai basa jika ada asam yang
dapat memberi proton.
1. Aprotik (merupakan pelarut inert)
Contoh: benzene, nitrobenzene, kloroform,
klorobenzen.
Pelarut ❖ Tidak dapat menerima dan memberi
proton (netral)
yang ❖ Zat dalam pelarut ini terlarut secara
molekular, jadi tidak terionisasi sebab
dipakai tidak menerima ion H+
❖ Tetapan dielektriknya rendah
untuk ❖ Biasanya tidak digunakan sendiri tetapi
ditambahkan pada pelarut yang dapat
TBA terionisasi untuk mencegah solvolisis
(hidrolisis yang menyebabkan oleh
pelarut bukan air) karena akan
mengurangi ketajaman TA.
2. Protofilik
Contoh: DMF (Dimetil foramida), piridin, n–
Pelarut yang dipakai untuk TBA butilamin, etilendiamin, p – dioksan.
✓ Bersifat basa
✓ Akan bereaksi dengan asam menghasilkan proton
yang tersolvatasi.
✓ Digunakan untuk melarutkan :
a. Asam – asam barbiturat
b. Asam – asam organik lemah
c. Sulfonamida
HA + pelarut → H+ . Solven + A-
basa proton tersolvatasi basa
bersesuaian
HA + H2O → H3O+ +
A-
jika pakai air
Pelarut yang bersifat basa lemah dalam menerima
protonnya akan lebih kecil )afinitas terhadap
proton kecil ) dari basa kuat.
Pada basa lemah kecenderungan membebaskan proton < basa kuat.
Asam kuat seperti asam perklorat akan menunjukkan lebih bersifat
asam daripada asam lemah seperti asam asetat jika dilarutkan
dalam pelarut yang bersifat basa lemah.
Sebaiknya semua asam cenderung menjadi lebih kuat keasamannya
jika dilarutkan dalam pelarut yang bersifat basa kuat karena
afinitas untuk mendapatkan protonnya besar.
Basa kuat mempunyai “leveling effect” untuk asam (menaikan
keasaman).
Basa lemeh mempunyai “Defferentiating Effect”.
Contoh pelarut protofilik:
• Dimetil formamid
• Higroskopik
• Mudah terhidrolisis oleh air
• Basa lemah
• Dimurnikan dengan destilasi vakum
• Titik lebur 61oC
• 2. Piridin
• Dimurnikan dengan jalan prngocokan dengan butir KOH atau NaOH
• Biarkan beberapa hari
• Lapisan piridin dekantasi
• Basa lemah
3. N – butilamin
• Basa kuat
• Mudah mengabsorpsi CO2 dari
udara
• Dapat melarutkan zat – zat yang
lemah sekali
4. Etilendiamin
• Basa kuat
• CO2 makin banyak diabsorpsi
• Mengandung uap air 30%
• Dimurnikan denga butiran KOH
• Diamkan, dekantasi.
Contoh obat basa lemah yang dapat dititrasi dengan cara ini:
• Pirimidon
• Tur. Benzodiazepan
• Papaverin
• Kinin
• Kodein
❖ p – dioksan
▪ Murnikan dengan asbes → saring
▪ Sukar dimurnikan karena mengandung air
▪ Racun, merusak ginjal
3. Pelarut Protogenik
bersifat racun
Jika bersifat asam kuat merupakan “leveling effect” untuk basa.
Jika bersifat asam lemah merupakan : Differenting Effact” untuk
basa.
4. Pelarut Amphiprolitik
✓ Terionisasi lemah
✓ Bersifat asam/basa tergantung suasana
✓ Paling banyak dipakai: asam asetat.
CH3COOH ↔ CH3COO- + H+
Jika suatu asam kuat seperti asam perklorat
dilarutkan dalam asam asetat, maka asam
asetat dapat bertindak sebagai basa yang
menerima proton dari asam perklorat yang
akan membentuk ion Onium
HClO4 ↔ H+ + ClO4-
asam
CH3COO- + H+ ↔ CH3COOH2+
basa ion onium
H2O ↔ H+ + OH-
Asam
H2O + H+ ↔ H3O+
Ion onium dapat segera membebaskan H+ , maka asam perklorat
merupakan asam kuat. Jika suatu basa lemah seperti piridin dilarutkan
dalam asam asetat, asam asetat memberikan leveling effect dan akan
meningkatkan kebasaan piridin, sehingga basa lemah dapat dititrasi
dalam pelarut asam asetat dengan asam perklorat.
reaksi piridin dengan asam perklorat:
❖ Pelarut campuran
Gunakan untuk :
- Melarutkan hasil reaksi selama titrasi
- Mencegah terjadinya solvolosis hasil titrasi sehingga TA
jelas.
- Mempertinggi daya hantar
Contoh:
- CHCl3 + HAc
- Propilenglikol + isopropanol
- Etilenglikol + isopropanol
- CHCl3 + acetonitril
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam TBA:
1. Memilih pelarut yang cocok.
Untuk asam, pelarutnya adalah suatu basa sedangkan untuk
basa pelarutnya adalah asam.
2. Zat – zat yang dititrasi harus larut dalam pelarut yang dipilih
dan hasil titrasi juga harus larut.
3. TA harus dapat dilihat dengan jelas.
4. Pelarut harus mempunyai tetapan dielektrik yang rendah
supaya TA jelas.
COOH COOH
+ HClO4 + KClO4
COOK COOH
- Difenil guanidin
- Trifenilamin
- Hexamin