Anda di halaman 1dari 14

FALSAFAH ILMU,BERFIKIR

LOGIS,KEPERAWATAN SEBAGAI
ILMU,ASPEK ONOTOLOGY,
EPISTOMOLOGY,
DAN METODOLOGI

KELOMPOK IV
ANGGOTA :
 Lisnawatie
 Lolita Amelia
 Malisa
 Muhammad Aldy Irfani
 Muntiara Sri Mampung
 Nataliana Doq
 Niko Wibowo
 Novin Anggraini
 Rahmah Pebrianti
SEJARAH PERKEMBANGAN
FILSAFAT ILMU
A. PERKEMBANGAN AWAL PEMIKIRAN FILSAFAT ILMU

Periode Filsafat Yunani merupakan periode yang sangat penting


dalam sejarah peradaban manusia karena pada waktu ini terjadi perubahan
pola fikir manusia dari mitosentris menjadi logosentris. Pola fikir mitosentris
adalah pola fikir masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk
menjelaskan fenomena alam seperti gempa bumi dan pelangi. Perubahan pola
fikir itu terlihat sederhana tetapi implikasinya tidak sesederhana yang
dibayangkan kerena selama ini alam ditakuti dan dijauhi kemudian di dekati
bahkan dieksploitasi. Manusia yang dulunya pasif dalam menghadapi
fenomena alam menjadi lebih proaktif dan kreatif sehingga alam dijadikan
obyek penelitian dan pengkajian. Dari proses inilah kemudian ilmu
berkembang dari rahim Filsafat, yang akhirnya kita nikmati dalam bentuk
teknologi. Karena itu periode perkembangan Filsafat Yunani merupakan entri
poin untuk memasuki peradaban baru umat manusia.
2. Perkembangan Pemikiran Abad Pertengahan Filsafat Ilmu

Perkembangan pemikiran abad pertengahan Filsafat ilmu itu dapat


juga disebut dengan perkembangan Filsafat ilmu di zaman Islam. Sebelum
di uaraikan sejarah dan perkembangan ilmu dalam Islam, ada baiknya
diuraikan sedikit tentang pandangan Islam terhadap ilmu. Hal ini penting
untuk diketahui karena menjadi landasan bagi pengembangan ilmu di
sepanjang sejarah kehidupan umat Islam.
Sejak awal kelahirannya, Islam sudah memberikan penghargaan yang
begitu besar kepada ilmu. Sebagaimana sudah diketahui, bahwa
Muhhammad saw ketika diutus oleh Allah sebagai Rasul, hidup dalam
masyarakat yang terbelakang dimana paganism tumbuh menjadi sebuah
identitas yang melekat pada masyarakat Arab pada masa itu.
3. Perkembangan Masa Renaissance Filsafat Ilmu

Renaisans merupakan era sejarah yang penuh dengan kemajuan


dan perubahan yang mengandung arti bagi perkembangan ilmu. Zaman ini
juga merupakan penyempurnaan kesenian, keahlian, dan ilmu pengetahuan
yang diwujudkan dalam diri jenius serba bisa, Leonaro da Vinci. Penemuan
mesin percetakan dan ditemukannya benua baru oleh Colombus
memberikan dorongan lebih keras untuk meraih kemajuan ilmu. Kelahiran
kembali sastra di Inggris, Perancis dan Spanyol diwakili Shakespeare,
Spencer, Rabelais, dan Ronsard. Adanya penemuan ahli perbintangan
seperti Copernicus dan Galileo menjadi dasar bagi munculnya astronomi
modern yang merupakan titik balik dalam pemikiran ilmu dan Filsafat.
B. CARA KERJA FILSAFAT ILMU
          Salah satu cara kerja filsafat yang gunanya dapat
dipertanggungjawabkan ialah cara kerja yang bertitik pangkal pada
pengalaman manusia, yang mencari dan bertanya tentang segala sesuatu.
Berkat adanya institusi yang merupakan sumber pengalaman itu, manusia
mengadakan reduksi kearah sumber itu. Reduksi itu bersifat abstrak. Dan
berkat perjalanan reduktif itu, dalam suatu deduksi berikutnya susunan
sebenarnya dari kenyataan yang dialami itu dapat diungkapkan secara
tersurat dan dapat dipahami.

1. Dalam Masa Yunani Purba


         
Para filsuf prasokrates ingin menemukan apa yang kiranya
merupakan asas (arkhe, principium, principle) dari semua gejala yang
diamati dan dialami manusia. Gejala-gejala itu merupakan titik pangkal
upaya mereka. Dari sana mereka mau menuju asas yang tak kelihatan,
yang selalu dianggap sebagai sesuatu yang objektif .          
Metode Sokrates disebut maieutike (kebidanan), yaitu upaya agar
dalam dialog apa yang terkandung dalam diri manusia bisa dilahirkn,
diucapkan ,dan disadari,.
2. Dalam Lingkungan Yahudi, Kristiani, dan Islam Sampai Masa
Skolastik

Sudah dalam dunia kebudayaan Yunani purba dan sekitarnya ada


suatu lingkungan tersendiri yang didasarkan pada iman kepada Allah Yang
Maha Esa. Itulah lingkungan Yahudi, dan di kemudian hari disusul
lingkungan Kristiani dan Islam Ketiganya berciri monoteisme.
          Dalam pertemuan antar filsuf Yunani dan ketiga lingkungan agama
itu, orang yang menganut iman kokoh dan meyakininya sedalam-dalamnya
sebagai satu-satunya pegangan hidup mereka, dihadapkan pada suatu
dunia lain yang pengetahuan serta hidup moralnya tidak berpangkal pada
iman namun tidak bisa ditolaknya begitu saja.          
3.Selama Masa Modern

            Sehubungan dengan cara kerja filsafat seluruh masa modern di


dunia barat ditandai oleh dua ciri utama. Yang pertama ialah bahwa filsafat
semakin berdiri sendiri, dalam arti bahwa kebanyakan filsuf entah beriman,
entah tidak beriman tidak memperdulikan adanya teologi berdasarkan
iman. Ciri yang kedua pembelokan ke arah subjek pengetahuan yang telah
dirintis Descartes.
            Abad ke 20 ada dua aliran ”menyimpang” dari perhatian itu, yakni
neopositivisme dan strukturalisme. Di sini kita hanya akan menyinggung
beberapa anggapan selama masa modern filsafat Barat, dengan
pengandaian bahwa tokoh-tokohnya sudah dikenal. Dan dibedakan
menjadi lima tahap perkembangan.
C.Ciri Ciri Berfikir Dalam Filsafat Ilmu

- Radikal artinya berfikir sampai keakar akarnya. Radikal berasal dari


bahasa yunani, yaitu radix yang berarti akar. Maksud dari berfikir sampai ke
akar akarnya adalah sampai pada hakikat, esensi atau sampai pada
substansi
- Konseptual. Konsptual yang dimaksud disini merupakan hasil generalisasi
dan abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses
individual.yang difikirkan.
- Koheren dan Konsiste, artinya berpikir sesuai kaidah-kaidah berpikir yang
tidak mengandung kontradiksi atau dapat pula diartikan dengan berfikir
secara runtut
- Sistemik yaitu saling berhubungan antara unsur-unsur yang menyusu
suatu bagan konsseptual.
- Komprehensif, yaitu menyeluruh. Berfikir scara komprehensif merupakan
berfikir filsafat yang berusaha untuk menjelaskan alam semesta/segala
sesuatu secara keseluruhan
- Bebas. makna bebas disini bahwa filsafat merupakan pemikiran yang
bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural, atau religius. 
D.Filsafat Sebagai Penilaian

Kita selalu melakukan proses penilaian kepada siswa entah itu disebut
asesmen atau evaluasi, tetapi yang jelas itu sangat berpengaruh pada
proses belajar-mengajar dan penilaian kita. Keyakinan yang kita anuti
mengenai penilaian adalah bahwasanya penilaian itu memberikan gradasi
kepada siswa dengan simbol-simbol yang memiliki makna tertentu, yang
Sebagai pendidik, kita selalu melakukan proses penilaian kepada siswa
entah itu disebut asesmen atau evaluasi, tetapi yang jelas itu sangat
berpengaruh pada proses belajar-mengajar dan penilaian kita. Keyakinan
yang kita anuti mengenai penilaian adalah bahwasanya penilaian itu
memberikan gradasi kepada siswa dengan simbol-simbol yang memiliki
makna tertentu, yang disepakati dan besifat permanen (jika berada di
ijazah). Bagaimanapun, simbol-simbol itu, entah huruf ataupun angka,
sangat berpengaruh pada siswa baik secara positif (membangkitkan
motivasi) maupun secara negatif (menghancurkan motivasi).
E.Filsafat Sebagai Ilmu Metode Ilmiah

Metode merupakan prosedur atau cara seseorang dalam melakukan


suatu kegiatan untuk mempermudah memecahkan masalah secara teratur,
sistematis, dan terkontrol. Ilmiah adalah sesuatu keilmuan untuk
mendapatkan pengetahuan secara alami berdasarkan bukti fisis.
Jadi, bila kita menjabarkan lebih luas dari metode ilmiah adalah suatu
proses atau cara keilmuan dalam melakukan proses ilmiah (science project)
untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
Cara untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran pada metode
ilmiah haruslah diatur oleh pertimbangan-pertimbangan yang logis
(McCleary, 1998). Ilmu pengetahuan seringkali berhubungan dengan fakta,
maka cara mendapatkannya, jawaban-jawaban dari semua pertanyaan yang
ada pun harus secara sistematis berdasarkan fakta-fakta yang ada.
F.Sarana Berfikir Dan Komunikasi Ilmiah

Kegiatan berfikir kita lakukan dalam keseharian dan kegiatan ilmiah.


Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkan masalah. Berfikir
ilmiah merupakan berfikir dengan langkah – langkah metode ilmiah seperti
perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian literatur, menjugi
hipotesis, menarik kesimpulan. Kesemua langkah – langkah berfikir dengan
metode ilmiah tersebut harus didukung dengan alat / sarana yang baik
sehingga diharapkan hasil dari berfikir ilmiah yang kita lakukan mendapatkan
hasil yang baik. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat membantu
kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh.

Pengertian Sarana Berfikir Ilmiah menurut para ahli :


- Menurut Salam (1997:139): Berfikir ilmiah adalah proses atau aktivitas
manusia untuk menemukan/mendapatkan ilmu. Berfikir ilmiah adalah proses
berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
- Menurut Jujun S.Suriasumantri. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk
memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal
yang menggabungkan induksi dan deduksi
KESIMPULAN
Falsafah ilmu berfikir logis keperawatan sebagai ilmu
aspek onotology,epistemology,dan metodology terdiri
atas Perkembangan Awal Pemikiran Filsafat Ilmu,cara
kerja filsafat ilmu,ciri ciri berfikir dalam filsafat,filsafat
sebagai penilain,filsafat sebagai mrtode ilmiah,dan sarana
berfikir dan komunikasi ilmiah.
ATAS PERHATIANNYA KAMI
UCAPKAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai