UNIV.LAMPUNG
25;0 c 50;0
a+b
d+e
0
70;0 -----
kemampuan intelektual sering disebut kemampuan
berpikir yang
dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu
menunjukkan
fungsinya dengan baik. Pertumbuhan syaraf akan
diikuti fungsinya dengan baik.
Perkembangan selanjutnya tentang perkembangan
intelek
ditunjukkan pada perilakunya yaitu tindakan memilih
dan/atau
menolak .Tindakan ini berarti terdapat proses
empertimbangkan
yang dikenal dengan proses analisis, evaluasi, sampai
dengan
menarik kesimpulan dan keputusan dan tahapan-
tahapannya akan dibahas secara khusus.
Kematangan syaraf dan otak setiap individu
dipengaruhi faktor-faktor lain yang menjadikan intelek
individu berbeda satu dengan yang lain.
Emosi atau rasa dan
perasaan salah satu
potensi yang dimiliki
manusia. Emosi adalah
bumbu kehidupan,
manusia tanpa emosi
hidupnya gersang. Emosi
merupakan gejala
perasaan yang disertai
pengetahuan ,
perubahan fisik, dan
perilaku.
Pembelajaran
asosiatif/pengukuhan
Imitasi dan identifikasi
Peran aturan sosial
Mencari arti hidup dan identitas
ego
17
Minat dari lahir
Marah
Senyum reflektif, sosial (1 bln)
Marah, heran, sedih 3 bln
Takut 5 bln
Malu 6 bln
Menangis tangis dasar, marah, sakit
18
Pengaruh keluarga otoriter,
otoratif, permisif, budaya, kelas
sosial, relasi saudara sekandung,
ibu bekerja, ortu bercerai, jender,
ortu depresi
Relasi teman sebaya permainan
Televisi malu, pasif,
meremehkan, empati, agresif
19
Bayi lahir dalam keadaan lemah tak
berdaya, ia tidak akan mampu hidup
tanpa bantuan orang lain, terutama
ibunya. Begitu pula setiap orang akan
selalu membutuhkan orang lain. Setiap
orang memerlukan lingkungan dan
senantiasa memerlukan manusia lain ,
manusia tidak dapat hidup sendirian. Bayi
mulai mengenal ibu dan dalam
pertumbuhan dan perkembangannya
semakin luas yang dikenal. Akhirnya
manusia mengenal hidup bersama,
kehidupan bermasyarakat/ sosial.
Akhirnya manusia mengetahui bahwa
manusia memerlukan, membantu dan
dibantu, memberi dan diberi.
bayi lahir
sudah melakukan komunikasi dengan dunia lain.
“Menangis” di
saat kelahiran , mempunyai makna bahwa di samping
menunjukkan tanda kehidupan, juga merupakan cara bagi
bayi
berkomunikasi dengan dunia sekitar. Pengertian bahasa
sebagai
alat komunikasi dapat diartikan sebagai tanda, gerak, dan
suara
untuk menyampaikan isis pikiran kepada orang lain.
Bicara adalah bahasa suara, bahasa lisan. Anak menangis
atau
mungkin menjerit jika tidak senang atau sakit, dan
mengoceh
apabila mereka sedang senang.Ocehan itu semakin lama
semakin
jelas, dan bayi mampu menirukan bunyi-bunyian yang ia
dengar.
Maka saat itu ibu dapat mengucapkan kata-kata
endek/sederhana yang mudah ditirukan. Anak usia 6 – 9;0
dapat berkata ”maem;
pendidik. Bakat merupakan kemampuan tertentu atau
khusus yang
dimiliki seorang individu yang hanya kena rangsangan
atau sedikit
latihan kemampuan itu dapat berkembang dengan baik.
Menurut
Sumadi Suryabrata (1984) sependapat dengan Guilford
bakat adalah menCakup tiga dimensi (1) dimensi
perseptual, (2) dimensi sikomotor, (3) intelektual.
Ketiga dimensi tersebut menggambarkan bahwa bakat
meCcakup kemampuan dalam penginderaan, ketepatan
dan kecepatan menangkap makna, kecepatan dan
ketepatan bertindak serta kemampuan berpikir
intelgen. Atas dasar bakat tersebut individu akan
mampu menunjukkan kelebihan dalam bertindak dan
menguasai serta memecahkan masalah dibandingkan
dengan orang lain. Bakat khusus merupakan salah satu
kemampuan pada bidang tertentu. (seni, olah raga, dan
sebagainya)
bayi belum mempersoalkan tentang nilai, moral
karena masa bayi belum dikenal hirarkhi nilai dan suara
hati.
Perilakunya belum dibimbing norma-norma moral.
Anak belum
mengetahui manfaat suatu ketentuan atau peraturan
dan belum
memiliki dorongan untuk mengerti peraturan-
peraturan kehidupan.
Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan
osikisnya, anak mulai
dikenalkan terhadap nilai-nilai, ditunjukkan hal-hal
yang diboleh-
kan dan/atau tidak dibolehkan. Piaget menyatakan
awalnya
pengenalan nilai itu masih “dipaksakan” dan belum
mengetahui
maknanya. Tetapi dengan perkembangan inteleknya,
berangsur-
angsur anak mulai mengikuti berbagai ketentuan
yang berlaku.
The Social Cognitive Theory
Emphasizes a distinction between
moral competence and moral
performance
Moral competence the ability to
produce moral behaviors
Moral performance performing
those behaviors in specific
situations
24
The Psychoanalytic Theory
Child-Rearing Technique
Empathy Reacting to another’s
feelings with an emotional response
that is similar to the other’s response
Altruism Unselfish interest in helping
another person. Forgiveness is an
aspect of altruism that occur when the
injured person releases the injurer from
possible behavioral retaliation
25
Babies who are trained to sleep through a cry-it-out method
are taught that their needs are not important. They learn
that no one is listening to them. According to researchers at
Harvard University Medical School’s Department of
Psychology, children and adults who were forced to cry-it-
out as infants are more likely to suffer from emotional
issues, such as post-traumatic stress disorder, than children
and adults who were not forced to cry-it-out as babies.
It stands to reason that children who carry emotional
baggage from having been trained to sleep as an infant
would have more behavior problems than children who
have been nurtured to sleep. Likewise, the parent/child
relationship will suffer when a family practices sleep
training. It is possible that the mother will feel detached
from her child and vice versa.
Sleep training interferes with a breastfeeding relationship
and, as evidenced by early humans, is not a natural
parenting method. Babies who are trained to sleep away
from their parents are more vulnerable to SIDS and are
likely to suffer from post-traumatic stress disorder.
Breastfeeding offers protection against allergies and
respiratory infections, and perhaps obesity. Breastfeeding
improves vision and oral development; breastfed babies
have fewer ear infections; breast milk is better for the
cardiovascular system and kidneys; and babies' intestinal
immunity is enhanced by human milk. Juvenile diabetes is
less common among breastfed than bottle-fed babies.
Breastfeeding enhances a baby's cognitive development,
partially because it allows the baby more control in
feeding--the ability to control one's own actions appears to
be essential in human development. The composition of
breast milk, too, appears to support optimal brain
development. Indeed, recent studies have found that
children fed mother's milk as babies have higher IQs, on
average, than those fed formula.
And, of course, a baby's emotional need for love and
reassurance is just as strong as her physical need for milk.
Whereas most formula-fed babies are soon taught to hold
their own bottles, the breastfed baby is always held by her
mother for feedings. A breastfed baby enjoys not only the
comfort of the warm breast, but caressing, rocking, and
eye contact before, during, and after feedings. With all her
senses, she drinks in her mother's love.
we had believed that the best way to produce a strong and independent person
was to “cut the apron strings early” ---let the child “cry it out” in the darkness of his
own room. Especially with boys, the thought was to avoid bestowing too much
affection lest they become “effeminate” and overly dependent adults. We reasoned
linearly that “Independence early promotes independence later on”. While the
phrase might have a nice ring to it, it is wholly wrong.
It has now been scientifically demonstrated through experiments in verification of
attachment theory that the way to produce a strong and independent person is to
satisfy all of the childhood developmental needs with as much generosity as is
practical. This creates a deep sense of security, a willingness to take risks, and an
enthusiasm for exploring the world with joyful self-assurance. Similarly, a positive
sexually intimate breast-feeding relationship between a baby and its mother will
foster, in mature adulthood, a confidence that will likely be carried through in all his
sexual relationships. Thus, sexually intimate breast-feeding not only virtually
eliminates the possibility of lingering incestuous feelings, it affirmatively promotes
an healthy sexual development.
“Meeting intimacy and dependency needs early results in a happy, secure and
independent adulthood later on.” And specifically, Westermarck’s Principle gives us
assurance that any sexually passionate feelings by the baby towards the mother as
derived from sensuous breast-feeding will be “out of his system” early on in
childhood. They will never return. It is also predicted that the other affectionately
intimate feelings will show great resilience and will likely continue throughout the
entire lifespan of the relationship. Even as the child matures into adulthood, there
will always be an unspoken gratitude towards the mother who had successfully
fulfilled so many of the child’s deeply natural needs. Evolutionary Psychology
describes breast-feeding as a sexually passionate and fully satisfying communion
with the newborn, providing a joyfully warm welcome into its new world of
experience.
• Superego
– Moral branch of personality
– Consist of 2 main component
• Ego Ideal
– The component of superego that involves
ideal standards approved by parents
• Conscience
– The component of superego that involves
behaviors disapproved of by parents
29
Love Withdrawal
A discipline technique in which a parents
removes attention or love from a child
Power Assertion
A discipline technique in which parents
attempts to gain control over a child or a
child’s resources
Induction
Parents uses reason and explanation of
the consequences for others of a child
action
30
Gangguan perkembangan masa anak
adalah berbagai jenis masalah
perkembangan yang potensial terjadi
pada masa, yaitu usia anak 0-12 tahun.
Pada dasarnya, tiap-tiap tahap
perkembangan memiliki potensi
gangguan perkembangan berbeda-
beda, tergantung pada tugas
perkembangan yang diemban masing-
masing usia.
31
THEODORE ROOSEVELT
PRESIDEN AMERIKA
KE-28
JENDERAL
PERAIH NOBEL
PENJELAJAH ALAM
PENULIS BUKU
MENEMUKAN SUNGAI
THOMAS ALFA EDISON
mesin telegraf, bengkel ilmiah yang
besar dan yang pertama di dunia,
Gramofon, lampu listrik, proyektor
untuk film-film kecil, lampu-lampu
listrik di jalan-jalan dan rumah-
rumah , mendirikan perusahaan
General Electric, mendeteksi pesawat
terbang, menghancurkan periskop
dengan senjata mesin, mendeteksi
kapal selam, menghentikan torpedo
dengan jaring, menaikkan kekuatan
torpedo, kapal kamuflase, 1.093 paten
ALBERT EINSTEIN
Special Theory of Relativity, Relativity,
General Theory of Relativity,
Investigations on Theory of Brownian
Movement, and The Evolution of Physics,
About Zionism, Why War?, My
Philosophy, Out of My Later Years
honorary doctorate degrees in science,
medicine and philosophy from many
European and American universities.
Fellowships or Memberships of all the
leading scientific academies throughout
the world. Copley Medal of the Royal
Society of London in 1925, and the
Franklin Medal of the Franklin Institute
in 1935.
TOM CRUISE
Endless Love (1981) Top Gun
(1986); The Color of Money
(1986), Rain Man (1988) and
Born on the Fourth of July
(1989). 15 million dollars a
picture in such blockbuster
hits as
Interview with the Vampire: T
he Vampire Chronicles
(1994), Mission: Impossible
(1996) and Jerry Maguire
(1996) - Academy Award
Nomination for best actor
KERUSAKAN AUTISME
ORTOPEDIK
KERUSAKAN KESULITAN
KESEHATAN BELAJAR
LAINNYA KHUSUS
TUNA GRAHITA--
MENTAL KESULITAN
RETARDASI GANDA
TUNA RUNGU
KERUSAKAN
TUNA NETRA-TUNA BAHASA
RUNGU
MENDIAGNOSIS
KESULITAN
PENGETAHUAN DAN
KETRAMPILAN YANG
MENETAP
BERDASAR PADA POLA
RESPON PESERTA DIDIK
YANG DIOBSERVASI
DIBANDINGKAN
DENGAN POLA RESPON
IDEAL UNTUK
MENENTUKAN AREA
YANG
BERKEKURANGAN
Carilah Teman Sebanyak -
banyaknya
gangguan intelegensi, fisik, sensori, emosi,
atau perilaku, gangguan belajar, mempunyai
bakat khusus, dengan masalah kesehatan
mental (depresi, bunuh diri), kesehatan medis
(autism, asperger, disleksia, disgrafia, asma),
kesulitan proses informasi, gangguan bahasa,
kerusakan sensori, dan hidup dilingkungan
sulit.
Suyanto (2005) :
berisiko kurang gizi, ibunya AIDS,
Cacat buta, keterbelakangan mental (dengan
sindroma Down, Turner, Klinefelter
berbakat dan cerdas
kesulitan perilaku hiperaktivitas, autism,
agresif, pemalu/minder, mencuri, cengeng,
tergantung, dan fobia.
Deshler :
kekurangan kemampuan akademik dasar
(membaca/matematika),
kelemahan dan kekuatan dibidang sosial,
dan hiperaktivitas)
Mercer (1983) :
Gangguan persepsi motorik gangguan penglihatan
(diskriminasi penglihatan) dan motorik (gerakan yang
terkoordinir) disleksia
Gangguan psikolinguistik ketidakmampuan menerima,
menghubungkan, dan mengekspresikan bahasa tidak
memahami isi bacaan
Multisensori kurangnya sinergi antara stimulasi gerakan
dan rabaan dengan penglihatan kurang penguasaan
menulis,menggambar, sering menabrak teman
Perkembangan kesiapan melakukan tugas menulis harus
didukung dengan kematangan motorik halus anak
materi yang dipakai cerdas atau berbakat bosan dan
tidak termotivasi belajar jika materi tidak menarik
Durand & Barlow (2003) dan Nolen-Hoeksema
(2004) :
Genetik kelainan kromosom autisme
Biologis hiperaktivitas kerusakan otak
minimal; gangguan menentang aturan
ketidakseimbangan serotonin
Komplikasi sebelum dan saat kelahiran
kurang oksigen saat lahir disleksia
Lingkunganterpapar radiasi cacat
mental
usia bayi gangguan pada perkembangan
berbahasa, pertumbuhan , demam tinggi yang
berisiko memunculkan gangguan lainnya.
usia sekolah aktivitas anak mencapai
puncaknya kemungkinan terjadinya kelelahan
atau kecelakaan yang dapat menimbulkan
gangguan perkembangan motorik.
Gangguan perkembangan lain yang banyak
muncul pada masa anak gangguan bicara,
gangguan berbahasa, keterlambatan mental,
autism, lambat belajar, gangguan pemusatan
perhatian (attention deficit disorder)
44
masa anak merupakan dasar pembentukan
fisik dan kepribadian pada masa berikutnya
masa anak merupakan "masa emas"
mempersiapkan seorang individu menghadapi
tuntutan zaman sesuai potensinya.
Jika terjadi gangguan perkembangan, apa pun
bentuknya, deteksi yang dilakukan sedini
mungkin merupakan kunci penting keberhasilan
program intervensi yang dilakukan. Semakin dini
gangguan perkembangan terdeteksi, semakin
tinggi pula kemungkinan tercapainya tujuan
intervensi atau koreksi atas gangguan yang
terjadi.
45
Kenali pola dan irama perkembangan anak Secara
universal anak memiliki pola (urutan) perkembangan
yang sama.
Meskipun memiliki pola sama, anak bisa memiliki irama
(kecepatan) perkembangan berbeda dari anak lain
Anak mungkin mulai berbicara pada usia 14 bulan,
tetapi dia belum bisa berjalan tanpa bantuan;
Sementara anak lain dengan usia yang sama sudah
mampu berjalan sendiri, tapi tidak mengucapkan kata-
kata.
Pemenuhan tugas perkembangan merupakan patokan
umum yang seharusnya dicapai dalam rentang usia
tertentu stimulasi pada anak memang perlu terus-
menerus dilakukan,tapi jangan sampai memaksa anak
melakukan apa yang diharapkan orangtua lebih
penting mengenali apakah anak ybs. memenuhi pola
yang normal meskipun kecepatannya bisa berbeda
dengan anak lain.
46
Mengapa hrs sgr ditangani?
Bila tidak ditangani dengan baik dan benar akan
menimbulkan berbagaibentuk gangguan
emosional (psikiatrik) yang
akan berdampak buruk bagiperkembangan
kualitas hidupnya di kemudian hari
47
a. Mudah menangkap pelajaran, petunjuk, atau
instruksi yang diberikan, tetapi cenderung malas
melakukan aktivitas belajar, mudah bosan,
meremehkan, bahkan penolakan.
b. Memiliki pengetahuan yang luas, tetapi cenderung
kurang mampu melakukan tugas-tugas akademik
secara akurat dan memuaskan.
c. Dikenal sebagai siswa yang cukup pandai, tetapi
mengalami kesulitan dalam satu atau lebih bidang
akademik dan tidak mampu memanfaatkan
kepandaiannya tersebut untuk mencapai prestasi
akademik tinggi.
d. Memiliki kesenjangan yang cukup signifikan antara
skor tes kemampuan verbal dan performennya.
48
e. Memiliki daya tangkap yang bagus, tetapi
cenderung hiperaktif dan kurang mampu
menyeuaikan diri.
f. Memiliki daya imaginatif yang tinggi, tetapi
cenderung emosional.
g. Mampu mengambil keputusan dengan cepat, tetapi
cenderung kurang disertai pertimbangan yang
matang, terburu-buru, semaunya.
h. Lebih cepat dalam belajar dan mengerjakan suatu
persoalan, tetapi cenderung malas dan memiliki
toleransi yang rendah terhadap frustrasi.
i. Lebih percaya diri, tetapi cenderung meremehkan
dan menolak tugas-tugas yang diberikan dengan
berbagai alasan.
49
Anak yang sulit mengendari sepeda,
mengancingkan baju atau menggunakan gunting,
merupakan salah satu ciri dari gangguan
perkembangan koordinasi motorik (development
coordination disorder/DCD).
50
Manifestasinya berupa perkembangan motorik anak
sejak bayi hingga usia tertentu terlambat, misalnya
duduk, tengkurap, merangkak, berlari. Kemampuan
olahraga anak juga kurang. Anak lebih sulit mengatur
keseimbangan setelah melakukan gerakan dan
keseimbangan saat berdiri.
Anak DCD biasanya juga mengalami gangguan lain,
seperti gangguan konsentrasi atau masalah
keterlambatan bicara pada anak.
52
MACAM GANGGUAN PERKEMBANGAN BERBAHASA
1 GANGGUAN ARTIKULASI BERBICARA :
- PENGGUNAAN SUARA SESUAI DENGAN USIA
MENTALNYA
- TINGKAT KEMAMPUAN BAHASANYA NORMAL
- BERATNYA GANGGUAN ARTIKULASI DILUAR BATAS
VARIASI NORMAL - BAGI USIA MENTAL ANAK
- INTELEGENSIA NORMAL
- KEMAMPUAN BERBAHASA EKSPRESIF DAN RESEPTIF
NORMAL
53
2 GANGGUAN BERBICARA EKSPRESIF
KEMAMPUAN ANAK DALAM MENGEKSPRESIKAN BAHASA DENGAN
BERBICARA , DIBAWAH RATA2 ANAK DALAM USIA MENTALNYA TETAPI
PENGERTIAN BAHASA DALAM BATAS NORMAL
BISA DISERTAI DENGAN GANGGUAN ARTIKULASI
GEJALANYA :
54
3 GANGGUAN BERBAHASA RESEPTIF
• PENGERTIAN BAHASA NYA DIBAWAH KEMAMPUAN
RATA2 ANAK SESUAI UMUR MENTALNYA
• TIDAK DIDAPATKAN ADANYA GANGGUAN
PERKEMBANGAN PERVASIF
• BIASANYA DISERTAI GANGGUAN BERBAHASA
EKSPRESIF
• GANGGUAN INI BIASANYA DISERTAI DENGAN
GANGGUAN EMOSIONAL DAN PERILAKU.
• ( PADA USIA 18 BULAN, MAMPU MENGIDENTIFIKASI
BEBERAPA OBYEK & PADA USIA 2 TAHUN BISA
MENGIKUTI INSTRUKSI2 SEDERHANA)
55
• DIMULAI SEJAK AWAL PERKEMBANGAN
• TIDAK DISEBABKAN RETARDASI MENTAL,
KELAINAN NEUROLOGIS, GANGGUAN VISUAL,
MAUPUN PENDENGARAN.
• BIASANYA BERSAMAAN DENGAN SINDROMA KLINIS
YANG LAIN, SEPERTI GANGGUAN PEMUSATAN
PERHATIAN, GANGGUAN TINGKAH LAKU ATAU
GANGGUAN PERKEMBANGAN YANG LAIN.
• ETIOLOGI SECARA PASTI TIDAK DIKETAHUI,
DIDUGA FAKTOR BIOLOGIS YANG BERINTERAKSI
DENGAN KESEMPATAN BELAJAR & KUALITAS
PENGAJARAN
56
• BIASANYA DIDAHULUI OLEH RIWAYAT GANGGUAN PERKEMBANGAN BERBICARA
ATAU BERBAHASA.
• PADA AWALNYA DIDAHULUI KESULITAN MENGUCAPKAN ABJAD, MEMBERI IRAMA
DARI KATA YANG DIUCAPKAN, KEMUDIAN TERJADI KESALAHAN MEMBACA ,
DIANTARANYA :
A. ADA KATA2 YANG DIHILANGKAN
B. KECEPATAN MEMBACA YANG LAMBAT
C. SALAH MEMULAI, RAGU2, TIDAK TEPAT MENYUSUN KALIMAT
D. SUSUNAN KATA2 YANG TERBALIK
E. KETIDAK MAMPUAN MENYEBUT KEMBALI ISI BACAAN
F. KETIDAK MAMPUAN MENARIK KESIMPULAN MATERI BACAAN
G. KETIDAK MAMPUAN DALAM MENJAWAB PERTANYAAAN PERIHAL BACAAN ,
MENGGUNAKAN PENGETAHUAN UMUM DARI PADA HASIL BACAANNYA.
57
• KEKURANGANNYA ADALAH PENGUASAAN
PADA KEMAMPUAN DASAR BERHITUNG YAITU :
TAMBAH, KURANG, BAGI & KALI
58
KESULITAN MENULIS TANGAN, MENGEJA,
MENGORGANISIR IDE
59
• MUNCUL SEBELUM USIA 3 TAHUN
• TIDAK JELAS ADANYA PERKEMBANGAN YANG
NORMAL SEBELUMNYA
• HENDAYA KUALITATIF DALAM INTERAKSI SOSIAL
YANG BERBENTUK : APRESIASI YG TDK ADEKUAT
TERHADAP ISYARAT SOSIO EMOSIONAL
• KURANGNYA PENGGUNAAN KETRAMPILAN
BERBAHASA
• HENDAYA DALAM PERMAINAN IMAGINATIF
• POLA PERILAKU , MINAT DAN KEGIATAN
TERBATAS BERULANG DAN STEREO TIPIK
• KELEKATAN YANG KHAS TERHADAP BARANG
YANG ANEH, KHUSUSNYA BENDA YANG TIDAK
LUNAK
60
Ginanjar (2001): autisme adalah gangguan
perkembangan yang kompleks yang disebabkan
oleh adanya kerusakan pada otak, sehingga
mengakibatkan gangguan pada perkembangan
komunikasi, perilaku, kemampuan sosialisasi,
sensoris, dan belajar.
Widyawati (1997): gangguan autistik atau autisme
juga sering disebut autisme infantil salah satu
dari kelompok gangguan perkembangan pervasif
yang paling dikenal dan mempunyai ciri khas:
Adanya gangguan yang menetap pada interaksi
sosial, komunikasi yang menyimpang,dan pola
tingkah laku yang terbatas serta stereotip. Fungsi
yang abnormal ini biasanya telah muncul sebelum
usia 3 tahun. Lebih dari dua per tiga mempunyai
fungsi di bawah rata-rata.
61
Interaksi sosial pada anak autisme dibagi dalam 3
kelompok, yaitu:
Menyendiri (aloof): banyak terlihat pada anak-
anak yang menarik diri, acuh tak acuh, dan akan
kesal bila diadakan pendekatan sosial serta
menunjukkan perilaku serta perhatian yang
terbatas (tidak hangat).
Pasif: dapat menerima pendekatan sosial dan
bermain dengan anak lain jika pola permainannya
disesuaikan dengan dirinya.
Aktif tapi aneh: secara spontan akan mendekati
anak lain, namun interaksi ini sering kali tidak
sesuai dan sering hanya sepihak.
62
Hambatan sosial pada anak autisme akan berubah
sesuai dengan perkembangan usia. Biasanya,
dengan bertambahnya usia maka hambatan tampak
semakin berkurang.
Sejak tahun pertama, anak autisme mungkin telah
menunjukkan adanya gangguan pada interaksi
sosial yang timbal balik, seperti menolak untuk
disayang/dipeluk, tidak menyambut ajakan ketika
akan diangkat dengan mengangkat kedua
lengannya, kurang dapat meniru pembicaraan atau
gerakan badan, gagal menunjukkan suatu objek
kepada orang lain, serta adanya gerakan
pandangan mata yang abnormal.
Sebagian anak autisme tampak acuh tak acuh atau
tidak bereaksi terhadap pendekatan orangtuanya,
sebagian lainnya malahan merasa cemas bila
berpisah dan melekat pada orangtuanya.
63
Anak autisme gagal dalam mengembangkan
permainan bersama teman-temannya, mereka
lebih suka bermain sendiri. Keinginan untuk
menyendiri yang sering tampak pada masa kanak
akan makin menghilang dengan bertambahnya
usia.
Walaupun mereka berminat untuk mengadakan
hubungan dengan teman, sering kali terdapat
hambatan karena ketidakmampuan mereka untuk
memahami aturan-aturan yang berlaku dalam
interaksi sosial.
64
Hambatan kualitatif dalam komunikasi
verbal/non-verbal dan dalam bermain
Keterlambatan dan abnormalitas dalam berbahasa
serta berbicara merupakan keluhan yang sering
diajukan para orangtua, sekitar 50% mengalami hal
ini:
Bergumam yang biasanya muncul sebelum dapat
mengucapkan kata-kata, mungkin tidak tampak
pada anak autisme.
Sering mereka tidak memahami ucapan yang
ditujukan pada mereka.
65
Biasanya mereka tidak menunjukkan atau
memakai gerakan tubuh untuk menyampaikan
keinginannya, tetapi dengan mengambil tangan
orangtuanya untuk mengambil objek yang
dimaksud.
Mereka mengalami kesukaran dalam memahami
arti kata-kata serta kesukaran dalam
menggunakan bahasa dalam konteks yang sesuai
dan benar.
Bahwa satu kata mempunyai banyak arti mungkin
sulit untuk dapat dimengerti oleh mereka. Anak
autisme sering mengulang kata-kata yang baru
saja mereka dengar atau yang pernah mereka
dengar sebelumnya tanpa maksud untuk
berkomunikasi.
66
Bila bertanya sering menggunakan kata ganti
orang dengan terbalik, seperti "saya" menjadi
"kamu" dan menyebut diri sendiri sebagai "kamu".
Mereka sering berbicara pada diri sendiri dan
mengulang potongan kata atau lagu dari iklan
televisi dan mengucapkannya di muka orang lain
dalam suasana yang tidak sesuai.
Penggunaan kata-kata yang aneh atau dalam arti
kiasan, seperti seorang anak berkata "sembilan"
setiap kali ia melihat kereta api.
Anak-anak ini juga mengalami kesukaran dalam
berkomunikasi walaupun mereka dapat berbicara
dengan baik, karena tidak tahu kapan giliran
mereka berbicara, memilih topik pembicaraan,
atau melihat kepada lawan bicaranya.
67
Mereka akan terus mengulang-ulang pertanyaan
biarpun mereka telah mengetahui jawabannya atau
memperpanjang pembicaraan tentang topik yang
mereka sukai tanpa mempedulikan lawan bicaranya.
Bicaranya sering dikatakan monoton, kaku, dan
menjemukan. Mereka juga sukar mengatur volume
suaranya, tIdak tahu kapan mesti merendahkan volume
suaranya, misal di restoran atau sedang membicarakan
hal-hal yang bersifat pribadi.
Kesukaran dalam mengekspresikan perasaan atau
emosinya melalui nada suara.
Komunikasi non-verbal juga mengalami gangguan.
Mereka sering tidak menggunakan gerakan tubuh dalam
berkomunikasi untuk mengekspresikan perasaannya
atau untuk merabarasakan perasaan orang lain,
misalnya menggelengkan kepala, melambaikan tangan,
mengangkat alis, dan lain sebagainya.
68
Aktivitas dan minat yang terbatas
Abnormalitas dalam bermain terlihat pada anak
autisme, seperti stereotip, diulang-ulang, dan tidak
kreatif.
Beberapa anak tidak menggunakan mainannya dengan
sesuai, juga kemampuannya untuk menggantikan suatu
benda dengan benda lain yang sejenis sering tidak
sesuai.
Anak autisme menolak adanya perubahan lingkungan
dan rutinitas baru. Contohnya seorang anak autisme
akan mengalami kesukaran bila jalan yang biasa ia
tempuh ke sekolah diubah atau piring yang biasa ia
pakai untuk makan diganti.
Mainan baru mungkin akan ditolak berminggu-minggu
sampai kemudian baru bisa ia terima.
Mereka kadang juga memaksakan rutinitas pada orang
lain, contohnya seorang anak laki-laki akan menangis
bila waktu naik tangga sang ibu tidak menggunakan
kaki kanannya terlebih dahulu.
69
Mereka juga sering memaksa orangtua untuk
mengulang suatu kata atau potongan kata.
Dalam hal minat: terbatas, sering aneh, dan diulang-
ulang. Misalnya, mereka sering membuang waktu
berjam-jam hanya untuk memainkan saklar lampu,
memutar-mutar botol, atau mengingat-ingat rute
kereta api.
Mereka mungkin sulit dipisahkan dari suatu benda yang
tidak lazim dan menolak meninggalkan rumah tanpa
benda tersebut. Misalnya, seorang anak laki-laki yang
selalu membawa penghisap debu ke mana pun ia pergi.
Stereotip tampak pada hampir semua anak autisme,
termasuk melompat turun naik, memainkan jari-jari
tangannya di depan mata, menggoyang-goyang
tubuhnya, atau menyeringai.
Mereka juga menyukai objek yang berputar, seperti
mengamati putaran kipas angin atau mesin cuci.
70
Gangguan kognitif
Hampir 75-80% anak autisme mengalami retardasi mental dengan
derajat rata-rata sedang. Menarik untuk diketahui bahwa
beberapa anak autisme menunjukkan kemampuan memecahkan
masalah yang luar biasa, seperti mempunyai daya ingat yang
sangat baik dan kemampuan membaca yang di atas batas
penampilan intelektualnya.
Sebanyak 50% dari idiot savants, yakni orang dengan retardasi
mental yang menunjukkan kemampuan luar biasa, seperti
menghitung kalender, memainkan satu lagu hanya dari sekali
mendengar, mengingat nomor-nomor telepon yang ia baca dari
buku telepon, adalah seorang penyandang autisme.
Gangguan perilaku motorik
Kebanyakan anak autisme menunjukkan adanya stereotip, seperti
bertepuk-tepuk tangan dan menggoyang-goyangkan tubuh.
Hiperaktif biasa terjadi terutama pada anak prasekolah. Namun,
sebaliknya, dapat terjadi hipoaktif. Beberapa anak juga
menunjukkan gangguan pemusatan perhatian dan impulsivitas.
Juga didapatkan adanya koordinasi motorik yang terganggu,
tiptoe walking, clumsiness, kesulitan belajar mengikat tali
sepatu, menyikat gigi, memotong makanan, dan mengancingkan
baju.
71
Respons abnormal terhadap perangsangan indera
Beberapa anak menunjukkan hipersensitivitas terhadap suara
(hiperakusis) dan menutup telinganya bila mendengar suara yang
keras seperti suara petasan, gonggongan anjing, atau sirine polisi.
Anak yang lain mungkin justru lebih tertarik dengan suara jam
tangan atau remasan kertas. Sinar yang terang, termasuk sinar
lampu sorot di ruang praktik dokter gigi, mungkin membuatnya
tegang walaupun pada beberapa anak malah menyukai sinar.
Mereka mungkin sangat sensitif terhadap sentuhan, memakai baju
yang terbuat dari serat yang kasar, seperti wol, atau baju dengan
label yang masih menempel, atau berganti baju dari lengan
pendek menjadi lengan panjang. Semua itu dapat membuat
mereka tempertantrums.
Di lain pihak, ada juga anak yang tidak peka terhadap rasa sakit
dan tidak menangis saat mengalami luka yang parah. Anak
mungkin tertarik pada rangsangan indera tertentu seperti objek
yang berputar.
Gangguan tidur dan makan
Gangguan tidur berupa terbaliknya pola tidur, terbangun tengah
malam. Gangguan makan berupa keengganan terhadap makanan
tertentu karena tidak menyukai tekstur atau baunya, menuntut
hanya makan jenis makanan yang terbatas, menolak mencoba
makanan baru, dapat sangat menyulitkan para orangtua.
72
Gangguan afek dan mood
Beberapa anak menunjukkan perubahan mood yang tiba-tiba,
mungkin menangis atau tertawa tanpa alasan yang jelas. Sering
tampak tertawa sendiri, dan beberapa anak tampaknya mudah
menjadi emosional. Rasa takut yang sangat kadang-kadang muncul
terhadap objek yang sebetulnya tidak menakutkan. Cemas
perpisahan yang berat, juga depresi berat mungkin ditemukan
pada anak autisme.
Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan agresivitas
melawan orang lain
Ada kemungkinan mereka menggigit tangan atau jari sendiri
sampai berdarah, membentur-benturkan kepala, mencubit,
menarik rambut sendiri, atau memukul diri sendiri.
Tempertantrums, ledakan agresivitas tanpa pemicu, dan kurang
perasaan terhadap bahaya, dapat terjadi pada anak autisme.
Gangguan kejang
Terdapat kejang epilepsi pada sekitar 10--25% anak autisme. Ada
korelasi yang tinggi antara serangan kejang dengan beratnya
retardasi mental dan derajat disfungsi susunan syaraf pusat.
Kondisi fisik yang khas
Dilaporkan bahwa anak autisme usia 2-7 tahun, tubuhnya lebih
dibanding anak seusianya dan saudaranya.
73
Diagnosis Banding
Gangguan autisme musti dibedakan dengan:
Retardasi mental: ketrampilan sosial dan komunikasi
verbal atau non-verbal pada anak retardasi mental
sesuai dengan usia mental mereka. Tes inteligensi
biasanya menunjukkan suatu penurunan yang
menyeluruh dari berbagai tes. Berbeda dengan anak
autisme yang hasil tesnya tidak menunjukkan hasil yang
rata-rata sama. Kebanyakan anak dengan taraf
retardasi yang berat dan usia mental yang sangat
rendah menunjukkan tanda-tanda autisme yang khas,
seperti gangguan dalam interaksi sosial, stereotip, dan
buruknya kemampuan berkomunikasi.
Skizofrenia: kebanyakan anak dengan skizofrenia
secara umum tampak normal pada saat bayi sampai
usia 2-3 tahun, dan baru kemudian muncul halusinasi,
gejala yang tidak terdapat pada autisme. Biasanya anak
dengan skizofrenia tidak retardasi mental, sedangkan
pada autisme sekitar 75-80% adalah retardasi mental.
74
memerlukan penangan yang spesifik, yakni:
Anak:
Ajari keterampilan berkomunikasi (non-verbal).
Tingkatkan ketrampilan sosial (dengan peragaan).
Medis
Konsultasi endokrinologi: untuk mengatasi agresivitas
seksual. Konnsultasi neurologi: untuk menyingkirkan
adanya kejang lobus temporalis dan sindrom
hipotalamik.
Lingkungan
Lingkungan harus aman, teratur, dan responsif.
Sekolah:
Periksa prestasi akademik yang diharapkan. Catat
reaksi dari teman-teman. Coba kurangi tuntutan dan
perubahan. Konsultasi dengan para ahli.
75
PILIHAN PROGRAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS
Mercer (1983), yaitu:
sekolah khusus hambatan belajar berat.
sekolah khusus umum dan sekolah khusus
berasrama.
kelas khusus/spesial hambatan tingkat sedang
hingga berat kelas paro-waktu dan sepanjang
waktu.
kelas umum hambatan belajar ringan (a)
peralatan dan materi khusus, (b) peralatan, materi,
dan konsultasi khusus, (c) tutoring, (d) layanan
khusus, (e) ruang dengan guru khusus, dan (f)
pusat pendidikan diagnosa kelas pembauran atau
inklusi, misalnya anak dengan kursi roda, autis,
disleksia, atau mengalami gangguan
perhatian/hiperaktif yang belajar di kelas umum
penanganan pada
anak berkebutuhan khusus
• Mercer (1983), Durand & Barlow (2003), Nolen-
Hoeksema (2004), dan Special Education
Services (2006:
• memberikan guru khusus pada anak sesuai
kebutuhannya terapis okupasi untuk anak
dengan gangguan sensori motorik, atau guru
piano untuk anak berbakat musik
• memasukkan anak pada kelompok yang
dibentuk untuk meningkatkan pengalaman
diluar pembelajaran kelas kelompok
akselerasi/mentoring/pengayaan
penanganan pada
anak berkebutuhan khusus
• pelatihan pengaturan pernapasan gagap
dilatih untuk menarik napas dan
mengeluarkan dengan perlahan jika
mengalami gangguan
• pengawasan diri buku harian untuk
meningkatkan emosi positif pada anak
dengan asma
• pelatihan relaksasi mengurangi tics
(gerakan tidak beraturan yang tidak dapat
dikendalikan) pada anak penderita sindrom
Tourettes atau cerebral palsy
penanganan pada
anak berkebutuhan khusus
• rantai perilaku (behavioral chaining) pelatihan perawatan diri
dasar.
• pemberian penguatan positif untuk setiap perilaku yang
diinginkan, misalnya memberi hadiah mainan, makanan, atau
pujian dan senyuman setiap anak yang hiperaktif mau duduk
selama 30 menit atau jika anak dapat menyelesaikan tugas
berhitung atau membaca
• terapi kognitif-keperilakuan, yaitu merubah cara pandang atau
melihat perspektif orang lain, misalnya mengajak anak agresif
untuk melihat pikiran orang lain yang tidak menyukai
perbuatannya
• bicara sendiri, yaitu melakukan pembicaraan positif kepada
dirinya sendiri, misalnya melatih anak yang cengeng bicara ”aku
senang, aku aman” pada dirinya sdr
penanganan pada
anak berkebutuhan khusus
• senam otak koordinasi sensori motorik kikuk atau disgrafia
• teknik Lovaas memilih sebuah perilaku yang akan diajarkan
pada anak autis, dan terapis membantu anak melakukan aktivitas
tersebut dengan memberi contoh, kemudian menyuruh anak
untuk melakukannya sendiri, dan jika berhasil maka anak diberi
hadiah misalnya boleh memainkan mainan yang sangat dia sukai
• terapi bermain main boneka untuk menggali perasaan negatif
anak yang depresi; mengenal huruf dengan menulis dan
menggambar di kotak pasir atau bola besar disleksia
• terapi seni menggambar kecemasan, menari
meningkatkan ketrampilan sensori motorik anak
• time out agresif memukul teman/ tiba-tiba marah duduk di
kursi dan tidak boleh melakukan apa pun sampai waktu tertentu
atau sampai emosi reda
Mari kita buat jembatan
untuk menyatukan langkah
kita dengan anak-anak itu
…