Anda di halaman 1dari 13

Zakat atas Hasil Tambang dan Rikaz

Pengantar
Pada dasarnya Zakat dikenakan atas
harta yang dimiliki muslim dan produktif
serta tidak merupakan harta yang
digunakan oleh Muslim untuk
kehidupanya.
Salah satu bentuk harta yang dikenakan
Zakat adalah atas hasil tambang dan rikaz
(harta temuan).
Tambang adalah emas dan perak yang digali dari bumi yang
ada sejak semula baik benda padat maupun benda cair,
seperti emas, perak dan minyak dengan syarat cukup satu
nisab, dan tidak di syaratkan sampai Haul.
Ibnu Qudamah menyebutkan dalam al-Muqhni suatu defenisi
yang tepat untuk ma’din, yaitu suatu pemberian bumi yang
terbentuk dari benda lain tetapi berharga. Contohnya: emas,
perak, timah, besi, intan, batu permata, akik, dan batu bara.
Demikian pula barang tambang cair seperti ter, minyak bumi
balerang, dan lain-lain yang sejenisnya.
Allah berfirman:
﴾٢٦٧﴿ ‫– البقرة‬ ‫ض‬ ِ ‫س ْبتُ ْم َو ِم َّمآ أَ ْخ َر ْجنَا لَ ُكم ِّم َن األَ ْر‬ َ ‫ت َما َك‬ ِ ‫ين آ َمنُو ْا أَ ْنفِقُو ْا ِمن طَيِّبَا‬
َ ‫يأ َ ُّي َها الَّ ِذ‬
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di
jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan
sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk
kamu.” (Qs al-Baqarah ayat 267)
َّ ‫ أَ َخ َذ ِم َن ْال َم َعا ِد ِن ْالقَبَلِيَّ ِة ال‬، ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ‫ص َدقَة‬ َ ِ ‫أن َرسُو َل هَّللا‬ّ ُ‫ض َي هللاُ َع ْنه‬ ِ ‫ارث َر‬ ِ ‫ َع ْن بِالَل بِ ْن ال َح‬
)‫(أبو داود‬
Dari Bilal bin Al-Harist ra: sesungguhnya Rasulallah saw telah
mengambil zakat dari barang tambang (HR Abu Dawud)
Zakat Hasil Tambang (Ma'din) dikeluarkan
untuk setiap barang hasil dari penambangan
yang dilakukan.
Hasil tambang tidak disyaratkan haul, zakatnya
wajib dibayar ketika barang itu telah digali.
 Hal ini mengingat bahwa haul disyaratkan
untuk menjamin perkembangan harta, sedang
dalam hal ini perkembangan tersebut telah
terjadi sekaligus, seperti dalam zakat tanaman.
Contd...
Barang tambang yang digali sekaligus harus
memenuhi nisab begitu juga yang digali secara terus-
menerus , tidak terputus karena diterbengkalaikan.
Semua hasil tambang yang digali secara terus-
menerus harus digabung untuk memenuhi nisab.
Jika penggalian itu terputus karena suatu hal yang
timbul dengan tiba-tiba, seperti reparasi peralatan
atau berhentinya tenaga kerja, maka semua itu tidak
memengaruhi keharusan menggabungkan semua
hasil galian.
Contd...
Bila galian itu terputus karena beralih profesi, karena
pertambangan sudah tidak mengandung barang tambang
yang cukup atau sebab lain, maka hal ini memengaruhi
penggabungan yang satu dengan yang lain. Dalam hal ini
harus diperhatikan nisab ketika dimulai kembali
penggalian baru.
Termasuk dalam barang tambang semua hasil yang digali
dari daratan atau pun dari dasar laut, sementara yang
dikeluarkan dari laut itu sendiri, seperti mutiara, ambar
dan marjan, harus dizakati seperti zakat komoditas
dagang.
Contd...
Mengenai besar zakat yang harus dikeluarkan, maka
para ulama fikih berbeda pendapat. Abu Hanifah dan
kawan-kawannya berpendapat harus dikeluarkan
zakatnya 20%. Namujn Imam dna ulama yang lain,
jumhurnya adalah 2.5 %.
Adapun nishab untuk:
a.Emas 85 gram emas
b.Perak, 594 gram perak murni
c.Adapun untuk barang tambang selain emas dan perak,
di qiyaskan kepada nishab emas.
No. Jenis Tambang Nisab Kadar Zakat Waktu Penyerahan Keterangan
senilai 85 gram emas
1 Tambang emas 2,5% Ketika Memperoleh
murni
2 Tambang perak Senilai 595 gram perak 2,5% Ketika Memperoleh
Menurut mazhab
Hanafi, Maliki,
dan Syafi’I, wajib
dizakati apabila
Tambang selain emas
diperdagangkan
dan perak, seperti
3 Senilai nisab emas 2,5% Ketika memperoleh (dikatagorikan
platina, besi, timah,
zakat
tembaga, dsb.
perdagangan).
Menurut mazhab
Hanafi, kadar
zakatnya 20 %
Menurut mazhab
Hanafi, Maliki,
dan Syafi’I, wajib
Tambang batu-batuan,
dizakati apabila
4 seperti batu bara, Senilai nisab emas 2,5 % Ketika memperoleh
diperdagangkan
marmer, dsb.
(dikatagorikan
RIKAZ -definisi
 Secara syar’i, rikaz berarti harta zaman jahiliyah berasal dari non-
muslim yang terpendam yang diambil dengan tidak disengaja tanpa
bersusah diri untuk menggali, baik yang terpendam berupa emas, perak
atau harta lainnya.
 Zakat barang temuan tidak ada persyaratn tentang baik haul (lama
penyimpanan) maupun nisab (jumlah minimal untuk terkena kewajiban
zakat), sementara kadar zakatnya adalah sebesar seperlima atau 20%
dari jumlah harta yang ditemukan.
 Jadi setiap mendapatkan harta temuan berapapun besarnya, wajib
dikeluarkan zakatnya sebesar seperlima dari besar total harta tersebut.
Hadits yang mendasari kewajiban mengeluarkan zakat ini adalah:
 Dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: " .. dan pada
rikaz (diwajibkan zakatnya) satu perlima. "
Harta yang ditemukan dalam bumi dapat dibagi menjadi menjadi tiga:
1. Harta yang memiliki tanda-tanda kaum kafir (non muslim) dan harta
tersebut terbukti berasal masa jahiliyah (sebelum Islam) disebut rikaz.
2. Harta yang tidak memiliki tanda-tanda yang kembali ke masa
jahiliyah, maka dapat dibagi dua:
 Jika ditemukan di tanah bertuan atau jalan bertuan disebut luqothoh
(barang temuan).
Jika ditemukan di tanah tidak bertuan atau jalan tidak bertuan
disebut kanzun (harta terpendam).
3. Harta yang berasal dari dalam bumi disebut ma’dan (barang
tambang).
Macam-macam harta di atas memiliki hukum masing-masing.
Demikian jumhur (mayoritas) ulama membedakan antara rikaz dan ma’dan, berbeda
dengan ulama Hanafiyah. Sebagaimana dalam hadits dibedakan antara rikaz dan
ma’dan,
ُ‫از ْال ُخ ُمس‬
ِ ‫ َوفِى الرِّ َك‬، ‫َو ْال َم ْع ِد ُن ُجبَا ٌر‬
“Barang tambang (ma’dan) adalah harta yang terbuang-buang dan harta karun (rikaz)
dizakati sebesar 1/5 (20%).”[2]
Dalil wajibnya zakat rikaz dan ma’dan. Firman Allah Ta’ala,
ِ ْ‫ت َما َك َس ْبتُ ْم َو ِم َّما أَ ْخ َرجْ نَا لَ ُك ْم ِم َن اأْل َر‬
‫ض‬ ِ ‫ين آَ َمنُوا أَ ْنفِقُوا ِم ْن طَيِّبَا‬
َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk
kamu” (QS. Al Baqarah: 267).
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ُ‫از ْال ُخ ُمس‬
ِ ‫ َوفِى الرِّ َك‬، ‫َو ْال َم ْع ِد ُن ُجبَا ٌر‬
“Barang tambang (ma’dan) adalah harta yang terbuang-buang dan harta karun (rikaz)
dizakati sebesar 1/5 (20%).”
Ketentuan Rikaz
Harta yang tidak memiliki tanda-tanda yang kembali
ke masa jahiliyah, maka dapat dibagi dua:
1.Jika ditemukan di tanah bertuan atau jalan bertuan
disebut luqothoh (barang temuan). eperti ini diperintahkan untuk
mengumumkannya sebagaimana barang temuan (luqothoh). Jika datang
pemiliknya, maka itu jadi miliknya. Jika tidak, maka menjadi milik orang
yang menemukan dengan kewajiban mengeluarkan zakat sebesar 20 %.
2.Jika ditemukan di tanah tidak bertuan atau jalan tidak bertuan
disebut kanzun (harta terpendam). ). Ditemukan di tanah tak bertuan maka
harta tersebut ini menjadi milik orang yang menemukan. Nantinya ia akan
mengeluarkan zakat sebesar 20% dan sisa 80% jadi miliknya

Anda mungkin juga menyukai