Anda di halaman 1dari 22

MULTIPLE CROPPING

HESTI (D1B117009)
Kelas : Agroteknologi-B
Multiple Cropping
Multiple cropping atau sistem
tanam ganda merupakan usaha
pertanian mendapatkan hasil
panen lebih dari satu kali jenis
atau beberapa jenis pada
sebidang tanah yang sama
dalam satu tahun. Multiple
cropping merupakan sistem
budidaya tanaman yang dapat
meningkatkan produksi lahan
(Sunu et al., 2006).
Menurut bentuknya
multiple cropping terbagi
menjadi 2 :
Pertanaman berurutan (Sequential
Cropping)
Pertanaman tumpangsari (Intercropping)
Tumpangsari sama dengan istilah
“Intercropping” merupakan salah satu
perwujudan multiple cropping yang dapat
Your Picture Here
didefinisikan sebagai suatu cara
bercocoktanam pada sebidang lahan
dimana dua atau lebih spesies tanaman di
tanam dan tumbuh bersama dalam jarak dan
larikan yang teratur. Penataan tanaman
jagung dalam sistem tumpangsari dengan
tanaman lainnya perlu dilakukan agar
kompetisi
Panen Rambutan antar
Panen Tomat tanamanPanen cabai
dalam
memanfaatkan unsur hara, menggunakan
Tumpang .

radiasi matahari dan ruang tumbuh tidak


sari berakibat buruk terhadap hasil. Dalam
banyak hal didapatkan adanya pengaruh
positif terhadap hasil dibandingkan dengan
Jenis Multiple Cropping

Tumpang sari (Intercropping)


Tumpang gilir ( Multiple Cropping )
Tanaman bersisipan ( Relay Cropping )
Tanaman campuran ( Mixed Cropping )
Tanaman bergiliran ( Sequential Planting)
Tanaman Polikultur Terbagi Menjadi 5
Bagian :

a. Tumpang sari (Intercropping),  adalah penanaman


lebih dari satu tanaman pada waktu yang
bersamaan atau selama periode tanam pada satu
tempat yang sama.
b. Tumpang gilir ( Multiple Cropping ), dilakukan secara
beruntun sepanjang tahun dengan
mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk
mendapat keuntungan maksimum.
c. Tanaman bersisipan ( Relay Cropping ), merupakan
pola tanam dengan menyisipkan satu atau
beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok
(dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu
yang berbeda).
d. Tanaman Campuran ( Mixed Cropping), merupakan
penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh
tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua
tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan
terhadap ancaman hama dan penyakit.

e. Tanaman bergiliran ( Sequential Planting),


merupakan penanaman dua jenis tanaman atau lebih
yang dilakukan secara bergiliran. Setelah tanaman
yang satu panen kemudian baru ditanam tanaman
berikutnya pada sebidang lahan yang sama.
Keuntungan Multiple Cropping
Sisa komoditi tanaman yang
Kondisi lahan yang diusahakan dapat dimanfaatkan
selalu tertutup sebagai pupuk hijau contohnya
tanaman, sangat jagung muda, padi gogo, kedelai,
membantu mencegah kacang tanah
terjadinya erosi
Hasil panen secara
beruntun dapat
Dapat mencegah memperlancar
serangan hama dan penggunaan modal dan
penyakit yang meluas meningkatkan
produktivitas lahan
Macam-Macam Jenis Pola Tanam
a.  Pola Tanam Monokultur

Pertanian monokultur adalah pertanian dengan menanam


tanaman sejenis. Misalnya sawah ditanami padi saja, jagung
saja, atau kedelai saja. Tujuan menanam secara monokultur
adalah meningkatkan hasil pertanian. Kelebihan sistem ini yaitu
teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman yang
ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Sedangkan
kelemahan sistem ini adalah tanaman relative mudah
terserang hama maupun penyakit.
b.   Pola Tanam Polikultur

Pola tanam Polikultur ialah pola pertanian dengan


banyak jenis tanaman  pada satu bidang lahan yang
terusun dan terencana dengan menerapkan aspek
lingkungan yang lebih baik (Dhania Maya, 2007).
Keuntungan sistem Tanam Polikultur

1. Mengurangi serangan Organisme Pengganggu Tanaman


(OPT), karena tanaman yang satu dapat mengurangi
serangan OPT lainnya, selain itu siklus hidup hama atau
penyakit dapat terputus.
2. Menambah kesuburan tanah. Misalnya dengan menanam
tanaman yang mempunyai perakaran berbeda, misalnya
tanaman berakar dangkal ditanam berdampingan dengan
tanaman berakar dalam, maka tanah disekitarnya akan lebih
gembur.
3. Memperoleh hasil panen yang beragam. Penanaman lebih
dari satu jenis tanaman akan menghasilkan panen yang
beragam. Ini menguntungkan karena bila harga salah satu
komoditas rendah, dapat ditutup oleh harga komoditas
lainnya.
Kelebihan Multiple
cropping

1. Meningkatkan produksi tanaman, frekuensi panen


dan pendapatan atau dengan kata lain peningkatan
produksi secara keseluruhan.
2. Meningkatkan produktifitas lahan.
3. Mengurangi resiko kegagalan panen suatu jenis
tanaman.
4. Mempertahankan stabilitas biologis.
5. Menyerap tenaga kerja sehingga distribusi tenaga
kerja lebih merata sepanjang tahun.
6. Efisien dalam penggunaan energi atau cahaya
matahari.
Interaksi Pada Sistem
Pertanaman

1. Interaksi non kompetisi adalah interaksi antar


tanaman yang tidak menyebabkan pengaruh
spesifik antar kedua tanaman bila berada pada
suatu lahan yang sama. 
2. Kompetisi adalah interakksi antar individu yang
muncul akibat kesamaan kebutuhan akan
sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga
membatasi kemampuan bertahan (survival),
pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing.
3. Interaksi komplementer yaitu apabila masing-
masing tanaman justru akan tumbuh dan
berproduksi lebih baik dibanding tanaman
monokultur (Wibomo, 2009).
4. Interaksi alelopati adalah interaksi yang dapat
menyembabkan keracunan pada tanaman yang
SEJARAH MULTIPLE CROPPING
Pengelolaan tanaman dalam pola Multiple Cropping ini telah
lama dipraktekkan petani di daerah tropis sejak ratusan tahun
silam. Semula untuk mencukupi kebutuhan keluarga, namun
akhir-akhir ini untuk mencukupi kebutuhan pasar. Perkembangan
pertanian telah membawa keberuntungan bagi peningkatan hasil
pangan atau produk pertanian. Hal ini didukung dengan
perkembangan ilmu pegetahuan manusia tentang
pembudidayaan tanaman sehingga mencapai hasil yang
memuaskan. Teknologi dalam bidang pertanianpun sudah
diciptakan, tujuan utamanya adalah untuk mempercepat proses
produksi dan menghemat tenaga manusia yang digunakan.
Peranan Multiple Cropping Dalam
Meningkatkan
Produktifitas Lahan

a. Intensifikasi adalah usaha meningkatkan hasil


produksi dengan cara meningkatkan kemampuan
atau memaksimalkan produktifitas faktor-faktor
produksi yang telah ada
b. Ekstensifikasi adalah usaha meningkatkan hasil
produksi dengan cara menambah atau memperluas
faktor-faktor produksi yang digunakan
c. Diversifikasi adalah usaha untuk meningkatkan
produksi dengan cara menambah jenis atau
keanekaragaman hasil produksi (Indriyanti, 2006).
Pengaruh Intraspesifik dan
Interspesifik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan


tanaman jagung kontrol dan juga tanaman kacang
hijau kontrol lebih bagus dibandingkan dengan
perlakuan dengan banyak tanaman dalam satu
polybag karena adanya pengaruh kompetisi
intraspesifik antar sesama tanaman jagung dan
sesama tanaman kacang hijau. Pertumbuhan
tanaman jagung lebih baik dibandingkan dengan
kacang hijau jika ditanam secara bersama dalam
satu polybag karena adanya persaingan
interspesifik antara tanaman jagung dan kacang
hijau (Kusumawati, 2018).
Pengaruh Alelopati Terhadap
Pertumbuhan Tanaman

Senyawa alelopati dapat menghambat penyerapan hara yaitu


dengan menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh
tumbuhan. Beberapa alelopati menghambat pembelahan sel-
sel akar tumbuhan. Senyawa alelopati dapat menghambat
aktivitas enzim.
Komplementer dan Suplementer
• Komplementer, terjadi bila satu tanaman
penyusun/lebih memberikan kondisi lingkungan
yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman
penyusun yang lainnya. Contoh: tanaman legum
dengan tanaman nonlegum, tanaman legum
menyuplai sendiri kebutuhan N-nya (80 %)
sehingga tidak berkompetisi dengan tanaman
penyusun lainnya
• Suplementer, terjadi bila antar tanaman
penyusun memberikan kondisi lingkungan
pertumbuhan yang mampu mendukung
pertumbuhan dan hasil, sehingga terjadi
peningkatan hasil semua tanaman penyusunnya.
5. Interaksi allelopati, terjadi bilamana satu atau
lebih tanaman penyusun mengeluarkan senyawa
organik yang bersifat meracun bagi tanaman
Interaksi Kompetisi Meliputi:

1. Sinar Matahari Kualitas sinar matahari yang diperlukan untuk


fotosintesis pada panjang gelombang 0,4-0,7, panjang
gelombang yang lebih besar untuk proses evapotranspirasi,
pertukaran panas sensible dan fotomorfogenesis. Kualitas
sinar yang lebih panjang daripada visible light akan terjadi
pada sistem pertanaman ganda terutama bagi tanaman yang
kanopinya lebih pendek akan mengalami fotomorfogenesis
2. Intensitas sinar di bawah kanopi sama dengan di atas kanopi.
Pada sistem pertanaman ganda yang kanopinya lebih tinggi
akan menyekap sinar dari pertanaman lebih rendah.
Pertumbuhan tidak selalu berbanding lurus dengan hasil
karena adanya mekanisme adaptasi. Tidak hanya hasilnya
tetapi termasuk fotomorfogenesisnya sendiri. Untuk proses
fisiologi dan biokimia juga terjadi adaptasi.
Beberapa Contoh Pengaruh Komplementer

a. Pada sistem pertanaman legum dan nonlegum,


adanya pasokan unsur nitrogen dari tanaman legum
yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman nonlegum
sehingga kebutuhan nitrogen dapat dikurangi.
b. Adanya mikroflora rhizosfer seperti mikoriza pada
salah satu tanaman penyusun mengakibatkan
mobilisasi ketersediaan unsur hara fosfat lebih besar
bagi kedua atau lebih tanaman penyusun komunitas
c. Adanya dukungan fisik suatu tanaman penyusun bagi
tanaman penyusun lainnya yang merambat,
misalnya jagung dan kacang koro, jagung dan
kacang panjang, jagung dan kacang nasi (Timor
Timur)
d. Tanaman yang lebih tingi dapat berfungsi sebagai
penahan angin ataupun penaung bagi tanaman
penyusun lain yang lebih rendah, khususnya di daerah
pesisir
e. evaluasi kompetisi dan keunggulan lahan sistem
pertanaman yang akan dievaluasi mempunyai
populasi yang proporsinya kebanyakan dinilai pada
Replacement Series (penggantian sebagian populasi
tanaman utama), penggantiannya sebanyak 50 %
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai