Anda di halaman 1dari 33

FASE BIOFARMASETIKA

FASE BIOFARMASETIKA
3 Proses Suatu Formula Obat Sebelum
Masuk Ke Dalam Darah
1. Liberasi: pelepasan atau pembebasan
partikel-partikel halus dari bentuk obat.
2. Disolusi perubahan zat aktif dari bentuk
obat/partikel halus menjadi dispersi
molekuler yang dapat diserap.
3. Abscrpsi: penyerapan molekul-molekul
zat aktif melalui membran biologis.
RATE LIMITING STEP DALAM
BIOAVAILABILITAS OBAT
Rate Limiting Step ditentukan oleh proses
yang kecepatannya paling rendah di
antara proses liberasi, disolusi, dan
absorpsi
Hal ini menentukan cepat / lambatnya
efek obat yang masuk dalam badan.
Misalnya
1. Disintegrasi sebagai RLS
Tablet yang tersusun atas bahan pengikat
Tragacanth (20x lebih kuat daya ikatnya
dibanditig dengan gom Arab)>>> "disinteg-
asi" memiliki kecepatan paing ambat,
sehingga dipetakan:
Rate Limiting Step factor: disintegrasi
(prosesnya lama)
Determining factor: bahan pengikat
(Tragacanth)
2. Disolusi sebagai RLS
a. Bahan-bahan dg sifat sukar larut »
kecepatan pelarutan rendah, kelarutan
antara 100-1000 bagian pelarut. Misal
eronal dan asetosal
b. Bahan-bahari sangat sukar larut dengan
kelarutan antara 1.000-10.000 bagian
pelarut Misal Theobromin dan
Griseovulvin.
 Untuk membuat suatu bahan yang
tadinya sukar larut menjadi mudah larut
buat micronized
Contoh: Griseovulvin tidak larut dalam
air (Gastro Intestinal) > bentuk
micronized menjadi mudah larut
Untuk nemperkirakan Rate Limiting Step,
digunakan parameter-parameter
1. Liberasi
Parameternya adalah waktu hancur. Liberasi
terganturg pada jenis bahan pengikat
2. Dissolusi
Parameternya adalah kelarutan (solubilitas)
3. Absorpsi
Parameternya adalah koefisisen-partisi dan
permeabilitas Absorpsi juga tergantung
polar atau tidaknya senyawa obat.
Istilah dalam Bioavailabilitas
Efisiensi absorpsi: jumlah obat yang
diabsorpsi dibandingkan dengan dosis
yang digunakan
Bioavailability: kecepatan dan jumlah
relatif obat yang masuk dalam darah
Bioavailabilitas: jumlah obat yang masuk
(diabsorpsi) ke sirkulasi umum dikurangi
dençan rasio ekstraksi obat karena
metabolisme (jumlah obat yang
menimbulkar, efek)
Contoh: Propanolol ( 90 % diabsorpsi)
 Berarti 70 % dimetabolisme oleh hati ,
20 % masuk darah ada yang terikat
protein dan ada yang bebas
Bioavailabilitas zat aktif dalam darah
Efisiensi absorpsi
Unaltered zat
aktif utuh
Larut
Obat dengan dalam
Hati
takaran (DO) tempt Bioavailabilitas
absorpsi
absorpsi

badan

metabolisme
Aplikasi rumus ini tetap memperhatikan
efisensi absopsinya.
Parameter bioavailabilitas lah yang
menunjukkan jumlah obat yang bisa
menimbulkan efek, bukan parameter absorpsi
Keterangan
Koefisięn ekstraksi menunjukkan
kecenderungan obai untuk dirusak, lalu
dieliminasi dari tubuh
Obat iebih mudah dieliminasi dari tuouh,
jika diubah dulu menjadi bentuk yang
lebił polar melalui fase biotransformasi
(metabolisme)
ABSORPSI
Proses absorpsi terjadi-melalui
Kulit= belakang telinga, ketiak
. Mukosa mulut (bucal)
Tractus gastro intestinal
 Paru-paru
Plasenta
 Kornea
Suatu fenomena transfer zat melalui
sel/membran biologi sering kali berupa
transfer zat di fase air melewati atau
menembus membran sel menuju fase air
berikutnya, yang berbeda kandungan dan
derajat keasaman (pH) mediumnya
Fisiologi Membran Biologi .
Diagram membran sel (Dowson & Danielli,
1952):
Lapisan rangkap (bilayer) dari molekul
lipida yang diselubungi oleh lapisan protein.
Pada jarak-jarak tertentu terdapat pori
berukuran =+4A
Ketebalan dinding 70-100 A.
Kapiler darah berhadapan dengan cairan
serebrospinal tanpa pori-pori
MEMBRAN DAN MEKAN SME
PELALUAN TRANS MEMBRAN
1. Convective
Suatu mekanisme pasif berkenaan dengan
pelaluan zat melalui pori-pori membran
yang disebabkan gradient tekanan
hidrostatik/osmotik.
Untuk semua substansi ukuran kecil (BM
< 150), larut di dalam air melalui kanal
kanal membran ukuran 4-7 Å.
Dalam hal absorpsi, disebut absorpsi
konvektif
2. Difusi Pasif
Zat aktif dapat melarut dalam konstituen
membran. Pelaluan ini terjadi menurut
suatu gradient/perbedaan (konsentrasi)
atau elektrokimia potensial kimia tanpa
menggunakan energi/kekuatan, sampai di
suatu keadaan kesetimbangan di kedua
sisi membran.
Gaya pendorong (ariving force) untuk
perpindahan solute dari kompartemen
dalam ialah gradien konsentrasi, yaitu
perbedaan konsentrasi di kedua sisi
membran
Difusi pasif ditekankan pada proses difusi
zat melalui membran lipoid, lalu nıasuk
lagi ke fase cairan berair
3. Transport Aktif
Carier adalah suatu konstituen membran,
enzim, atau setidak-tidaknya substansi
protein, mampu membentuk kompleks
dengan zat aktif di permukaan membran
dan lalu memindahkannya dan dilepaskan
di sisi lain, selanjutnya carrier kembali ke
tempat semula.
Transpor aktif dengan carrier ini
memerlukan energi yang diperoleh dari
hidrolisa ATP (Adenosin Tri Phosphate) di
bawah pengaruh ATPase (ATP à ADP +
energi)
Dalam hal ini setiap substansi yang
menghalangi atau mencegah reaksi
pembebasan energi ini akan berlawanan
dengan transpor aktif.
Misalnya ion Cl, terjadi inhibisi non
kompetitif.
Transpor aktif dalam membran dapat
terjadi dengan melawan gradient
konsentrasi
Contoh zat dan kejadian:

a. Absorpsi glukosa
b. Reabsorpsi tubuler untuk glukosa oSa..
c. Ekskresi uriner untuk pernisin
4. Difusi Dipermudah
Difusi dengan pertolongan carrier, akan
tetapi tidak mamerlukan energi luar dan
berjalan sesuai dengan gradient
konsenträsi.
Contoh penetrasi glukosa ke dalam butir-
butir darah merah.
Proses berlangsung tanpa bantuan ATP
5. Pinositosis
Suatu proses yang memungkinkan
pelaluan molekul-molekul besar lewat
membran, dikarenakan kemampuan
membran membalut mereka dengan
membentuk sejenis ve sicle/vesicule
(badan dibalut) yang menembus membran
6. Transpor Pasangan lon
Transpor senyawa-senyawa yang
terionisasi sangat kuat di pH fisiologi.
 Contoh: senyawa ammonium kuarterner
asam sulfonat.
Pembentukan kompleks netral (pasangan
ion) dengan substansi endogen seperti
mucine memungkinkan difusi pasif
gabungan tersebut dalam melewati
membran.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai