Anda di halaman 1dari 19

REFERAT

ACUTE KIDNEY INJURY


Pembimbing
DR. dr.Gunawan Widodo, Sp.PD, FINASIM

Oleh
Meidy Adlina Firliyani
2019.04.20.124
Bab 1
PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Gangguan ginjal akut adalah suatu kondisi klinis yang spesifik dengan manifestasi
yang sangat bervariasi

Angka kematian dari AKI berkisar antara 25 sampai dengan 80 %


tergantung penyebab dan keadaan klinis dari pasien.
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

AKI adalah penurunan mendadak faal ginjal dalam 48 jam yaitu berupa kenaikan
kadar kreatinin serum ≥ 0,3 mg/dl, presentasi kenaikan kreatinin serum ≥ 50% (1,5 x
kenaikan dari nilai dasar), atau pengurangan produksi urin (oliguria yang tercatat ≤ 0,5
ml/kg/jam dalam waktu lebih dari 6 jam.

Kelompok ADQI mengajukan suatu kriteria dengan memperhitungkan berbagai


faktor yang mempengaruhi perjalanan penyakit AKI, yang disebut kriteria RIFLE

Kemudian ada upaya dari kelompok Acute Kidney Injury Network (AKIN)
untuk mempertajam kriteria RIFLE sehingga pasien AKI dapat dikenali
lebih awal.
KRITERIA KLINIS DAN KRITERIA JUMLAH URINE

Tahap Kriteria Klinis Kriteria Jumlah Urine


1 (RIFLE – Peningkatan kreatinin serum ≥ 0,3 < 0,5 ml/kgBB selama > 6 jam
R) mg/dL dalam 48 jam atau
peningkatan kreatinin serum 1,5 – 1,9
kali dari kadar kreatinin referensi
2 (RIFLE – Peningkatan kreatinin serum 2 – 2,9 < 0,5 ml/kgBB selama > 12 jam
I) kali dari kadar kreatinin referensi
3 (RIFLE – Peningkatan kreatinin serum 3 kali < 0,3 mL/kgBB selama > 24 jam atau
F) kadar kreatinin sebelumnya atau anuria selama 12 jam
kreatinin serum ≥ 4 mg/dL dengan
peningkatan akut > 0,5 mg/dL
EPIDEMIOLOGI
Data epidemiologi mengenai AKI Meta-analisis yang dilakukan oleh
sulit ditemukan, antara lain Needham (2005) menunjukkan
dikarenakan Tidak adanya angka kejadian AKI di intensive
Keseragaman mengenai definisi care unit (ICU) adalah 1-5% dari
dan variasi gejala klinik yang seluruh pasien yang dirawat
luas sehingga sulit untuk di rumah sakit dan angka
membuat kematiannya mencapai
review kepusatakaan atau 50-70%
meta analisis.
PATOGENESIS DAN ETIOLOGI

Patogenesis AKI merupakan kejadian yang sangat kompleks dan bervariasi


serta tergantung dari etiologinya.
Berdasarkan penyebabnya, AKI terbagi menjadi 3 klasifikasi yaitu: pre-renal,
intrinsik dan post-renal.
AKI Prerenal

Gangguan ginjal akut pre-renal menggambarkan reaksi ginjal


akibat kekurangan cairan → ↓ perfusi ginjal dan volume efektif
arterial → menstimulasi aktivitas sistem saraf simpatis dan
renin-angiotensin-aldosteron
RAAS → ↑ kadar angiotensin II yang akan menimbulkan
vasokonstriksi arteriol efferent glomerulus ginjal (post-
glomerulus) dan vasodilatasi arteriol afferent glomerulus ginjal

1 (pre-glomerulus) sebagai upaya kontra-regulasi →


pertahankan tekanan
intrakapiler glomerolus agar tetap nomal
Mekanisme autoregulasi diatas dapat terganggu atau tidak dapat
lagi dipertahankan apabila pasien AKI prerenal mengalami
gangguan hipoperfusi ginjal yang berat atau berlangsung
AKI Intrinsik (Renal)

Penyebab utama AKI intrinsik adalah nekrosis tubular akut (TNA).


Penyebab kerusakan ginjal pada TNA dapat
dibagi menjadi dua yaitu:
proses iskemik dan proses nefrotoksik.

2 Respon ginjal terhadap hipoperfusi umumnya berakhir dalam


dua keadaan, yaitu: azotemia prerenal atau gangguan iskemik.
Apabila hipoperfusi bertambah berat atau berkelanjutan,
maka akan terjadi kerusakan pada sel-sel tubulus disertai
Ganguan fungsi ginjal.
Kerusakan yang terjadi ditandai dengan ditemukannya sel-sel
epitel tubulus yang mati (nekrosis) dan apoptosis.
AKI Postrenal

Gangguan ginjal akut post-renal terjadi akibat sumbatan dari


sistem traktus urogenitalis.
Sumbatan dapat terjadi pada tingkat buli-buli dan uretra atau
disebut juga sumbatan tingkat bawah, atau terjadi pada ureter
dan pelvis ginjal yang disebut dengan sumbatan tingkat atas.
Apabila terjadi pada tingkat atas, maka sumbatannya harus

3
bilateral atau terjadi pada hanya 1 buah ginjal yang berfungsi
dimana ginjal satunya sudah tak berfungsi.
DIAGNOSA
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang umumnya dilakukan untuk menegakkan


etiologi AKI. Pemeriksaan yang sampai saat ini masih sering
dilakukan adalah Pemeriksaan penunjang umumnya dilakukan
untuk menegakkan etiologi AKI.
Pemeriksaan yang sampai saat ini masih sering dilakukan adalah :

1. Biokimia Darah
2. Pemeriksaan Urine
Fraksi Ekskresi Natrium
  FENa = x 100

Pasien dengan oliguria, pengukuran FENa dapat membantu untuk


membedakan pre-renal dengan AKI renal yang menyebabkan AKI

FENa > 2%: AKI Renal


FENa < 1%: AKI Pre Renal
FENa kurang dari 1 persen tidak spesifik untuk AKI pre-renal
karena hasil tersebut dapat disebabkan oleh kondisi lainnya,
seperti contrast nephropathy, rhabdomyolisis, acute
glomerulonephritis, dan infeksi saluran kemih.
KOMPLIKASI

1. Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh


2. Asidosis Metabolik
3. Gagal Jantung
4. Azotemia
PENATALAKSANAAN

Ada 2 jenis pengobatan dalam pengelolaan terhadap komplikasi AKI, yaitu:

1. Terapi konservatif (suportif)


2. Terapi pengganti ginjal (TPG)
TERAPI KONSERVATIF
TERAPI KONSERVATIF
KESIMPULAN

Acute Kidney Injury (AKI) merupakan spektrum kerusakan ginjal secara akut,
yaitu proses yang menyebabkan kerusakan ginjal dalam waktu 48 jam dan
didefinisikans ebagai peningkatan kreatinin serum ≥ 0,3 mg/dl atau
peningkatan 50%) atau penurunan produksi urin berdasarkan kriteria AKIN.
Penyebab dari AKI dapat dikelompokkan menjadi pre-renal, renalis, dan post-
renal, dimana untuk membedakannya diperlukan langkah diagnosis yang baik.
KESIMPULAN

Pemeriksaan berulang fungsi ginjal, yaitu kadar ureum, kreatinin, dan laju filtrasi
glomerulus harus dilakukan untuk memastikan tingkat keparahan dan kemungkinan
komplikasi dari AKI. Selain itu, analisis urin dan biomarkers juga dapat dilakukan jika
dibutuhkan diagnosis segera.
Tatalaksana dari AKI dapat berupa terapi konservatif dan juga terapi pengganti ginjal.
Beberapa komplikasi dari AKI ada yang bersifat emergency sehingga dibutuhkan
pengelolaan yang cepat dan tepat, seperti volume overload, hiperkalemia, dan
asidosis metabolik. Tindakan yang dilakukan untuk dapat mendiagnosis AKI secara
dini sangat dibutuhkan, sehingga tatalaksana yang diberikan juga dapat memperbaiki
prognosis pada pasien.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai