Anda di halaman 1dari 27

SEMILOKA

PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN

SAMARINDA, 8 NOVEMBER 2007

DIREKTORAT PELABUHAN & PENGERUKAN


Sistem Perencanaan Pelabuhan di Indonesia
Darat
Udara
Pertanian
T Sistem Perhubungan Laut Nasional
Kehutanan
T N
Pariwisata Sistem Angkutan
N Laut Nasional
Tata Sistem T Tatanan Kepelabuhanan
Ruang N
Transportasi Nasional
Sistem Keselamatan
Nasional Nasional
Pelayaran Nasional

Darat
Udara
Pertanian
T Sistem Perhubungan Laut Regional
Kehutanan
T N
Pariwisata Sistem Angkutan
N Laut Regional
Tata Sistem T Tatanan Kepelabuhanan
Ruang N
Transportasi Regional
Sistem Keselamatan
Propinsi Regional
Pelayaran Regional
(lanjutan)
Darat
Udara
Pertanian
T Sistem Perhubungan Laut Lokal
Kehutanan
T N
Pariwisata Sistem Angkutan
N Laut Lokal
Tata Sistem T Tatanan Kepelabuhanan
Ruang N
Transportasi Lokal
Sistem Keselamatan
Kabupaten Lokal
Pelayaran Lokal

MasterPlan
Master
Master Plan
Plan Pengembangan dan
(RencanaInduk
(Rencana
(Rencana IndukPelabuhan)
Induk Pelabuhan)
Pelabuhan) Pembangunan
Pelabuhan
RencanaTata
Rencana TataLetak
Letak(Site
(SitePlan)
Plan)
FasilitasBangunan
Fasilitas BangunanPelabuhan
Pelabuhan

RencanaDetil
Rencana DetilKonstruksi
Konstruksi
(RancangBangun)
(Rancang Bangun)

PelaksanaanKonstruksi
Pelaksanaan Konstruksi
DEFINISI
Rencana Induk Pelabuhan adalah suatu produk
pengaturan rencana tata guna tanah dan
perairan di Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan
dan dan Daerah Lingkungan Kepentingan
Pelabuhan melalui hasil pengkajian, penyelidikan
dan analisa secara menyeluruh dengan
memperhatikan kondisi alam, aspek sosial,
ekonomi, lingkungan institusional, teknologi dan
kondisi setempat, yang merupakan penjabaran
lebih lanjut dari Tatanan Kepelabuhanan
Nasional.
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang No.21 Tahun 1992 tentang Pelayaran;
2. Undang-Undang No.24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang;
3. Undang-Undang No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
4. Undang-Undang No.25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah;
5. Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Pemerintah No.47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
7. Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;
8. Peraturan Pemerintah No.81 tahun 2000 tentang Kenavigasian;
9. Peraturan Pemerintah No.69 tahun 2001 tentang Kepelabuhnanan;
10. Keputusan Menteri Perhubungan No.83 tahun 1998 tentang Pedoman
Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan;
11. Keputusan Menteri Perhubungan No.24 tahun 2002 tentang Peyelenggaraan
Pemanduan;
12. Keputusan Menteri Perhubungan No.53 tahun 2002 tentang Tatanan
Kepelabuhanan Nasional;
13. Keputusan Menteri Perhubungan No.54 tahun 2002 tentang Penyelenggaraan
Pelabuhan Laut;
14. Keputusan Menteri Perhubungan No.55 tahun 2002 tentang Pengelolaan
Pelabuhan Khusus.
 Tujuan Rencana Induk :
 Sebagai pedoman investasi dan peningkatan
operasional pelabuhan jangka panjang;
 Sebagai acuan untuk rencana jangka pendek
yang konsisten dengan total pengembangan
pelabuhan;
 Sebagai pedoman bagi pengguna jasa
pelabuhan yang terkait pada pengembangan
prospek bisnis;
 Untuk harmonisasi pengembangan fasilitas
dalam rangka pencapaian pengembangan
pelabuhan.
 Lingkup Rencana Induk Pelabuhan Yang
Pokok Secara Umum , terdiri dari :
 Kebijakan dasar, tujuan dan sasaran
pengembangan pelabuhan;
 Estimasi kapasitas pelabuhan, kebutuhan
fasilitas dan peralatan;
 Prioritas kebutuhan dan tata letak fasilitas
pelabuhan;
 Dampak lingkungan pengembangan pelabuhan;
 Tata guna dan kebutuhan lahan pelabuhan;
 Dan lain-lain.
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PELABUHAN & PROSES PENETAPAN
BERDASARKAN PP 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN

Tatanan Kepelabuhan
Jangka waktu
Nasional
Perencanaan jangka
Panjang (25 Thn)
Rencana Tata Ruang Menengah (15 Thn)
Kab./ Kota / Prov. Pendek (5 Thn)
Daratan
Keamanan &
Keselamatan Pengaturan
Pelayaran Rencana Induk Pemanfaatan Ruang
Keserasian & Pelabuhan -Daratan
Keseimbangan dgn -Perairan
Kegiatan lain terkait Perairan
di lokasi pelabuhan Evaluasi
Setiap 5 Thn
Kelayakan Kegiatan Kepelabuhanan :
-Teknis Penetapan -Jasa Kepelabuhanan
-Ekonomi Rencana Induk -Kegiatan Pemerintahan
-Lingkungan Pelabuhan -Jasa Kawasan
-Penunjang Kepelabuhanan
Perizinan

Penetapan Batas-batas Pelabuhan (DLKR/DLKP)


Dermaga
(Lanjutan) Gudang Lini I

Lapangan Penumpukan Lini I


Fasilitas
Terminal Penumpang, Petikemas, Ro-Ro
Pokok
Fasilitas penampungan & pengolahan limbah

Fasilitas bunker, PMK, gudang utk B3

Fasilitas pemeliharaan & perbaikan SBNP


Areal
Daratan
Kawasan perkantoran
Untuk
Menampung Fasilitas Pos & Telekomunikasi
Penempatan
Fasilitas pariwisata & Perhotelan

Instalasi air bersih, Listrik & Telekomunikasi


Fasilitas
Jaringan jalan, listrik & rel kereta api
Penunjang
Jaringan air limbah, drainase & sampah

Areal pengembangan pelabuhan

Tempat parkir, kawasan perdagangan, industri

Fasilitas umum dan Sosial


Alur Pelayaran
(Lanjutan) Tempat labuh

Kolam pelabuhan utk sandar & olah gerak kapal

Tempat alih muat kapal


Fasilitas
Kapal B3
Pokok
Kegiatan karantina

Alur intra pelabuhan

Areal Pemanduan
Perairan Kapal pemerintah
Untuk
Menampung
Pengembangan jangka panjang
Penempatan
Pembangunan dan pemeliharaan kapal

Uji coba kapal


Fasilitas
Kapal mati
Penunjang
Keadaan darurat

Rekreasi
Bagan Alir Tata Cara Penetapan Rencana Induk Pelabuhan

BENTUK KEGIATAN PIHAK TERKAIT

Penyusunan Kerangka Acuan • Pemrakarsa dan Pengarah Teknis


Rencana Induk Pelabuhan

Penyusunan Dokumen • Pemrakarsa dan Pengarah Teknis


Rencana Induk Pelabuhan

• DEPHUB bidang terkait


Presentase/Ekspose Dokumen • Penyelenggaraan pelabuhan
Rencana Induk Pelabuhan • Pemrakarsa
Di Lingkungan Intern DEPHUB • Pengarah Teknis

• Pemda Setempat
Sosialisasi Dokumen • Instansi terkait di daerah
Rencana Induk Pelabuhan • DEPHUB
• Penyelenggara Pelabuhan
• Pemrakarsa dan Pengarah Teknis
Bagan Alir ………..
BENTUK KEGIATAN PIHAK TERKAIT Lanjutan
Pengajuan Dokumen • DITJEN HUBLA
Rencana Induk Pelabuhan • Pemrakarsa

Tidak • Rekomendasi Pemerintah Propivinsi,


Pemerintah Kabupaten/Kota
Kelengkapan Dokumen
• DITPELPENG
Rencana Induk Pelabuhan

Ya

Proses Penetapan Dokumen • SESJEN DEPHUB


Rencana Induk Pelabuhan

Penetapan • MENHUB/ Gubernur/ Bupati/ Walikota


Rencana Induk Pelabuhan

Notice to Mariner • IMO


V. TATA LETAK PELABUHAN

 Rencana Induk Dibuat Meliputi :


 Tata ruang perairan;
 Tata ruang daratan.

 Aspek Dan Parameter Dalam Penentuan Tata Letak :


 Kondis alam;
 Pola operasional;
 Jenis fasilitas dan peralatan serta jenis cargo yang
ditangani;
 Fleksibilitas guna pengembangan;
 Aspek lingkungan.
V. TATA LETAK PELABUHAN
Lanjutan

 Rencana Induk Disusun Dengan Memperhatikan :


 Tatanan Kepelabuhan Nasional;
 RUTRW Kab./Kota & Propinsi;
 Keselamatan Pelayaran;
 Keserasian dan Keseimbangan dengan kegiatan lain terkait di
lokasi pelabuhan;
 Kelayakan teknis, ekonomis dan lingkungan.
 Faktor – Faktor Yang Harus Dipertimbangkan Dalam
Penyusunan Zoning Dan Tatanan Guna Lahan Pelabuhan
Yaitu :
 Kedalaman yang dibutuhkan pada masing-masing terminal;
 Kebutuhan luas lahan tiap terminal;
 Pengaruh lingkungan, iklim, angin dan sebagainya;
 Pertimbangan keselamatan;
 Sistem aliran lalu lintas;
 Jalur akses ke pelabuhan;
 Pertimabgan aspek navigasi;
 Kondisi tanah;
 Topographi;
 Aspek sosial budaya;
 Aspek lingkungan;
 Perautran dan perundang-undangan.
 Rencana Tata Ruang Perairan :
 Alur pelayaran;
 Tempat labuh;
 Kolam pelabuhan;
 Perairan untuk kapal yang mengangkut barang berbahaya;
 Perairan pandu;
 Perairan untuk kapal pemerintah;
 Untuk pengembangan jangka panjang;
 Untuk fasilitas pemeliharaan kapal;
 Untuk uji coba kapal;
 Untuk tempat kapal mati;
 Untuk keperluan darurat;
 Untuk kegiatan wisata;
 Dll.
VI. ANALISA KEBUTUHAN FASILITAS PELABUHAN

 Pelayanan Oleh Pelabuhan Dibagi Menjadi 3 (tiga) Kategori :


 Kapal (sea-related service), seperti : jasa labuh, tambatan, pandu, tunda, dll;
 Barang (land-related service), seperti : jasa bongkar muat barang, peralatan
bongkar muat, penumpukan, dll;
 Penyaluran (delivery-related service), seperti : bongkar muat, pergudangan,
pengangkutan, dll.

PORT OPERATION

Ship
Operation

Quay Transfer Storage Receipt/ Delivery Road


Operation Operation Operation Rail
Barge

Gambar 5. Skematis Operasional Layanan di Pelabuhan


Secara Umum Fasilitas Pokok/ Utama Yang Harus Dipunyai
Pelabuhan Terdiri dari :

 Fasilitas Tambatan dan Faktor-Faktor/ Aspek Perlu


Diperhatikan Dalam Mengghitung Jumlah Tambatan,
diataranya :
 Volume dan jenis barang;
 Ukuran dan frekuensi penanganan barang;
 Metoda dan efisiensi penangan barang;
 Tingkat pelayanan yang diharapkan.
Secara Umum Fasilitas Pokok/ Utama Yang Harus Dipunyai
Pelabuhan Terdiri dari :
Lanjutan

 Metoda Yang Digunakan Dalam Perhitungan Tambatan,


diataranya :
 Metoda empiris: Metoda ini menggunakan korelasi ukuran
tertentu dari fasilitas pelabuhan terhadap jenis dan sifat barang
yang ditangani oleh pelabuhan model (acuan);
 Metoda korelasi frekuensi kunjungan kapal dan kapasitas
layanan : Metoda ini menggunakan korelasi perhitungan dai
parameter dan ukuran kinerja operasional dalam pelayanan
kapal;
 Metoda probabilitas dan simulasi : Metoda ini menggunakan
kaidah-kaidah perhitungan statistik dan matematis tertentu,
seperti teori antrian, distribusi dan bahkan dengan
perkembangan tekhnologi informasi dewasa ini. Perhitungan
dapat dilakukan dengan menggunakan simulasi numerik dari
model operasional pelabuhan secara menyeluruh.
 Fasilitas Penumpukan dan Penyimpanan, berdasarkan penggunaannya, Gudang
Transit dapat Dikelompokkan menjadi :
 Gudang transit barang umum (general cargo);
 Gudang pendingin (cold storage);
 Gudang barang berbahaya;
 Gudang untuk biji-bijian;
 Gudang bijih tambang;
 Dll.

Ukuran dan luas gudang serta areal penumpukkan dapat dihitung


dengan menggunakan grafik-grafik dari hubungan parameter
operasional yang telah dikembangkan oleh UNCTAD atau dengan
pendekatan rumusan analitis.

Perhitungan Ukuran / Luas Gudang :


a1 x a2 QxT
A = ----------- x ------------
Dimana ; r q x 365
A = luas gudang (m²)
a1, a2 = faktor yg terkait pada peralatan dan cara
penumpukkan ;
r = pergantian barang;
Q = jumlah barang yang melalui gudang per-tahun (ton);
T = lama barang di simpan (hari0;
q = volume / berat barang per unit luas (ton/m²).
PERHITUNGAN AREA
Pe
rai
Kapal Mati

anr
Pe laya
Be

Pa
rco r
r

nd
baa

uL
n

ua
Barang Berbahaya Labuh Kapal

r
Tangker
Karantina
& Kap
al
Min
Imigrasi Draf yak Saw
Al Kapal Barang Besa it
ih r
M Daerah
ua Per
t aira Cadangan
nP
and
u Ban
d Kapal Minyak
ar
Sawit/CPO

Perairan Pandu Luar

Perairan Pandu Laut


Perairan Pandu Bandar
Kapal Mati dan Percobaan Berlayar
PT.Patra Dock Dumai
PT.CALTEX
PERTAMINA

RENCANA PERUNTUKAN AREA PERAIRAN


Water Area Plan of Bau-bau Port
= PELABUHAN

PERAIRAN
PERAIRAN DANGKAL
DANGKAL

(7.00)
(7.00)
(7.00)
(7.00)
0 0) (2.50)
(7. (2.50)

Turning Basin & Berthing Area (78.70 Ha)


Anchorage Area for Cargo Ship (98.66 Ha)
Anchorage Area for Small Ship (28.70 Ha)
Transshipment Area (45.80 Ha)
Fairway (27.50 Ha)
Reserved Area (218.54 Ha)
Access Channel Area
Supporting Water Area Plan
PERENCANAAN PELABUHAN
PERENCANAAN PELABUHAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai