Anda di halaman 1dari 108

STUDI KASUS FARMAKOTERAPI

‘STROKE’
Disusun oleh:
RYANTAMA INDRAPRAJA PUTRA (2004026096)
SALLY NORCELINA WUISAN (2004026097)
SHARAH LATIPAH ANWAR (2004026101)
SHIDI TRI PUTRI MAWARNI (2004026102)
SRIFA INDRA S. RUMATUMERIK (2004026106)
TERA RORENZA (2004026108
TIANSI VEREN MAALANGEN (2004026109)
TYAS WENING FEBRIANI (2004026110)
UMMUL FADILAH (2004026112)
YUDHISTIRA ANJASMARA (2004026116)
YULIA HAKIMATUN ADILAH (2004026117)
IDA ROYANI (2004026120)

KELAS: PAGI
TABLE OF CONTENTS

01 02 03
PENDAHULUAN PEMBAHASAN KESIMPULAN
Definisi
Klasifikasi Studi kasus
Patofisiologi
Presentasi klinis
Diagnosa
Pengobatan
Stroke adalah penyakit serebrovaskular yang menyebabkan kerusakan
Definisi neurologis dan berlangsung setidaknya 24 jam. Stroke iskemik sementara
atau transient ischemic attacks selama kurang dari 24 jam dan biasanya
kurang dari 30 menit

Sumber : Pharmacoteraphy Handbook Ed 10 th.2017 Hlm 189

Klasifikasi berdasarkan etiologi :


1. Stroke iskemik 85 %
2. Stroke Hemoragik 15 %
i
Klasifikas Data 2017 
Stroke Iskemik 87 % dan Stroke
Hemoragik 13 %

Catatan :
Khusus pada stroke hemoragik
terdapat pendarahan intraserebral
yang dapat dilihat pada pemeriksaan
penunjang seperti CT Scan/ MRI

Sumber : Pharmacoteraphy Handbook Ed 6 th.2005 Hlm 416 dan Pharmacoteraphy Handbook Ed 10 th.2017 Hlm 189
Patofisiologi Stroke Hemoragik
 Stroke karena perdarahan subarachnoid hemoragik (SAH),
Stroke Iskemik perdarahan intraserebral, dan hematoma subdural. SAH
bisa terjadi akibat trauma atau pecahnya aneurisma
intrakranial atau malformasi arteriovenosa (AVM).
 Perdarahan intracerebral terjadi ketika pembuluh darah
pecah di dalam otak menyebabkan hematoma. Hematoma
subdural biasanya disebabkan oleh trauma.
 Darah di parenkim otak merusak jaringan di sekitarnya
melalui efek massa dan neurotoksisitas komponen darah
dan produk degradasinya. Stroke hemoragik dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial secara tiba-
tiba yang menyebabkan herniasi dan kematian.
Sumber : Pharmacoteraphy Handbook Ed 10 th.2017 Hlm 189

TIA  terjadi serangan stroke iskemik sementara < 24 jam 


terjadi ketika adanya thrombus atau ateroma akibat aterosklerosis
terlepas dari jantung atau pembuluh darah arteri dan tersebar melalui
aliran darah (menjadi emboli), dan terjadi penumpukan di arteri yang
meyuplai darah ke otak. Aterosklerosis menyebabkan TIA berulang
pada sekitar 5% orang.

Sumber : Pharmacoteraphy Handbook Ed 11 th.2020 Hlm 825 \


Presentasi Klinis dan Diagnosa

Sumber : Pharmacoteraphy Handbook Ed 11 th.2020 Hlm 827-828


FAKTOR RISIKO DAN PENGOBATAN
FAKTOR RISIKO TREATMENT
Tujuan Pengobatan adalah untuk
1. Mengurangi cedera neurologis yang sedang
berlangsung dan menurunkan mortalitas dan
kecacatan jangka panjang
2. Mencegah komplikasi sekunder akibat imobilitas
dan disfungsi neurologis
3. Mencegah kekambuhan stroke

Sumber : Pharmacoteraphy Handbook Ed 11 th.2020 Hlm 824


ALOGARITMA STROKE ISKEMIK

Gambar Asli
Sumber : Pharmacoteraphy Handbook Ed 8 th.2008 Hlm 166
Sumber : Pharmacoteraphy Handbook Ed 8 th.2008 Hlm 166
Sumber: Dipiro
2020
Manajemen Hipertensi pada Stroke

(Dipiro 2020)
Alteplase (t-PA, tissue
plasminogen activator)
Alteplase dimulai kurang dari 4,5 jam sejak onset gejala) dengan
alteplase IV telah terbukti meningkatkan kemampuan fungsional
setelah stroke iskemik dibandingkan dengan tidak ada intervensi.
Penggunaan alteplase dikaitkan dengan risiko tinggi perdarahan,
termasuk perdarahan intrakranial, dan kepatuhan terhadap
protokol yang pedoman untuk mencapai hasil yang positif dan
meminimalkan risiko. Pedoman tersebut adalah sebagai berikut:
(a) aktivasi tim stroke,
(b) CT scan untuk melihat perdarahan,
(c) pengobatan sedini mungkin dalam waktu 4,5 jam dari
onset gejala,
(d) memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi (Tabel 38-4),
(e) pemberian alteplase 0,9 mg / kg dosis total diberikan
sebagai 10% sebagai bolus di atas 1 menit, sisa 90%
selama 1 jam, dan dosis maksimum 90 mg,
(f) Hindari terapi antitrombotik (antikoagulan atau
antiplatelet) selama 24 jam setelahnya alteplase,
(g) dan pemantauan pasien terkait tekanan darah
tinggi,status neurologis, dan perdarahan.
(Dipiro, 2020)
Mekanisme Kerja
Aktivator plasminogen tipe jaringan (t-PA); menghasilkan
fibrinolisis. Mengubah plasminogen menjadi plasmin; plasmin
mendegradasi fibrin dan fibrinogen (Medscape.com)
Antiplatelet Antiplatelet be
kerja dengan
menurunkan ag cara
regasi platelet
menghambat p dan
embentukan tro
dalam sirkulasi mbus
arteri, karena
pembuluh yang pada
mengalir lebih c
trombus sebagia epat,
n besar terdiri
platelet dengan se dari
dikit fibrin.
(BNF hlm.125)
Golongan
et
Antiplatel
Antikoagulan
Dipiro, 2020
Statin
● Terapi statin dianjurkan untuk semua pasien stroke iskemik, terlepas dari kadar kolesterol dasar, untuk
mengurangi kekambuhan stroke. Statin telah terbukti mengurangi risiko stroke sekitar 30% pada pasien
dengan penyakit arteri koroner dan peningkatan lipid plasma.
● Pencegahan Stroke oleh Penelitian Aggressive Reduction in Cholesterol (SPARCL) menunjukkan hal itu
atorvastatin 80 mg setiap hari dapat mengurangi risiko stroke berulang sebesar 16% dan kejadian koroner
sebesar 42% pada pasien tanpa riwayat jantung.
● Meskipun statin dosis tinggi menyebabkan peningkatan enzim hati, tetapi tidak ada peningkatan miopati.
Sekarang direkomendasikan bahwa pasien berusia 75 tahun atau lebih muda mengalami stroke iskemik yang
diduga berasal dari aterosklerotik diobati dengan terapi statin intensitas tinggi untuk pencegahan stroke
sekunder dengan target mencapai pengurangan 50% atau lebih pada low-density lipoprotein (LDL) kolesterol.
● Untuk pasien yang lebih tua dari 75 tahun, terapi statin intensitas sedang atau tinggi dapat dimulai saat
ditoleransi. Jika pasien menggunakan statin yang ditoleransi secara maksimal terapi, tetapi masih memiliki
kolesterol LDL ≥70 mg / dL (1,81 mmol / L), ezetimibe dapat dimulai.
● Pada pasien berisiko sangat tinggi (aterosklerotik mayor ganda peristiwa kardiovaskular atau satu peristiwa
kardiovaskular aterosklerotik utama dan beberapa kondisi berisiko tinggi) yang menggunakan statin yang
dapat ditoleransi secara maksimal dan ezetimibe dengan kolesterol LDL ≥70 mg / dL (1,81 mmol / L), terapi
proprotein penghambat convertase subtilisin / kexin tipe 9 (PCSK9) dapat dipertimbangkan.

Dipiro edisi 11 bab 38


Golongan obat Statin

Contoh Obat Mekanisme

Atorvastatin, Bekerja secara kompetitif menghambat 3-hydroxy-3-


Simvastatin, methylglutaryl coenzyme A (HMG CoA) reduktase, enzim yang
Rosuvastatin terlibat dalam sintesis kolesterol, terutama di hati.
Low-molecular-weight heparin or low-dose atau heparin subkutan dosis rendah (5000 unit 3 kali/hari)
direkomendasikan untuk mencegah trombosis pada pasien dengan penurunan mobilisasi di rumah sakit dan harus
digunakan pada semua jenis stroke (terutama pada stroke minor) heparin (5000 unit tiga kali sehari). Heparin juga
dapat digunakan sebagai immediate anticoagulation untuk indikasi nonstroke (misalnya, profilaksis untuk
tromboemboli vena) yang harus dipertimbangkan terhadap risiko intrakranialkonversi hemoragik yang terjadi pada
pasien stroke iskemik akut.

● Sumber : Pharmacoteraphy Handbook Edisi10 Hlm 193 dan Pharmacoteraphy Handbook Edisi 11 Hlm 842
CASE
01 STUDY
1
KASUS

Seorang pasien perempuan berumur 40 tahun dengan No. RM 525654, datang


ke IGD pada tanggal 01/04/10 dengan keluhan muntah, kehilangan kesadaran
dan koma. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan pernah mengalami stroke
sebelumnya pada Oktober 2009. Pasien di diagnosis Stroke iskemik.
SUBJEK
b. Riwayat :
a. Data Pasien
• Hipertensi : ada
 Umur : 40 tahun c. Pemeriksaan CT-Scan
• TIA : tidak
 Jenis kelamin : Kepala : Infark
• DM : tidak
Perempuan Lokasi : Lobus
• Serangan jantung : tidak
 No. RM : 525654 parientalis. Temporal,
• Merokok : tidak
 MRS : 01/04/10 oksipitalis
• Pernah mengalami stroke
 Diagnosa : Stroke Bagian : Kiri dan Kanan
sebelumnya : Oktober
Iskemik
2009

Keluhan : muntah, kehilangan kesadaran dan koma


OBJEK
DATA LABORATORIUM:
PLAN

● Tingkatkan dosis cilostazol


● Lakukan monitoring penggunaan obat
● Monitoring gula darah, fungsi ginjal dan audiometri
● Monitoring tekanan darah dan gejala miopati
Alasan Penggunaan Obat
● Citicoline
Citicoline adalah perantara sintesis fosfatidilkolin.
Citicolin memfasilitasi sintesis asetilkolin diotak,
mengurangi akumulasi asam lemak bebas saat
terjadi iskemik pada jaringan, dan menampilkan
aktivitas antioksidan.
Alasan Penggunaan Obat
Sefalosporin
Sefalosporin adalah antibiotik terbanyak
digunakan pasien dan penyesuaian dosis
dilakukan jika GFR<10 ml/menit dengan dosis
maksimal 2 g/hari (Renal Drug Handbook, 2004;
19).
Alasan Penggunaan Obat
Gentamicin
Penggunaan empiris kombinasi gentamisin jangka pendekdengan
antibakteri beta-laktam spektrum luasobat, aman dan efektif untuk
sebagian besar pengobatan sebagian besar infeksi gram negatif
pada imunokompeten orang dewasa, bahkan tanpa adanya TDM
yang sesuai.
Alasan Penggunaan Obat
● Cilostazol
Cilostazol juga merupakan agent pertama
dalam pengobatan iskemik stroke

● Dipiro Edisi 9 2015


CASE
02 STUDY
2
KASUS Seorang pasien bernama Tn A dengan No. RM 60241, umur 64 tahun, dirawat
di bangsal dewasa tanggal 06/09/2019 dengan keluhan tersedak bila makan dan
minum, demam membaik, dan batuk. TD 140/80 mm Hg, suhu 36,7 derajat
celcius, denyut nadi 102x/menit. Kesadaran compos mentis, sianosis tidak ada,
suara jantung normal, suara paru normal, abdomen tidak kembung dan gerakan
usus normal. Pemeriksaan hasil laboratorium. terlampirl. Riwayat stroke
iskemik dan hipertensi selama 3 tahun.

Terapi yang diberikan saat rawat inap :


R/ Citikoline 500 unj 3 x 1 iv
Aspilet 2 x 1
Clopidogrel 75 mg 1 x 1
Atorvastatin 20 mg 0-0-1
Neurobion 1 x 1 iv drips
Amlodipin 10 mg 1 x1
Subjek

a. Data pasien b. Riwayat


 Nama : Tn. A  Alergi : -
 No. RM: 60241  Penyakit terdahulu : Stroke iskemik
 Ruang rawat bangsal
+ Hipertensi
dewasa
 Tgl Mrs : 06/09/2019
 Agama : Islam
 Diagnosa : Stroke Iskemik
+ Hipertensi
 Umur/: 64 thn Keluhan tersedak bila makan, minum, demam, dan batuk.
Sianosis tidak ada, suara jantung normal, suara paru normal,
abdomen tidak kembung dan gerakan usus normal.
Objek
a. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Nilai normal 19/9


Suhu 36,0 36,7
Tekanan darah 120/80 mmhg 140/80
Nadi 60-100x/menit 102
Objek
b. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil Pemeriksaan Tanggal 07 September 2019
Hasil Pemeriksaan Tanggal 06 September 2019
NILAI
NAMA
HASIL RUJUKA SATUAN
PEMERIKSAAN
N
KIMIA KLINIK – GULA DARAH
HbA1c
9.7 4.0 – 6.0 %
HbA1c

NILAI
NAMA PEMERIKSAAN HASIL RUJUKA SATUAN
N
KIMIA KLINIK – GULA DARAH
GULA DARAH
SEWAKTU
GULA DARAH 221 70-140 mg/dL
SEWAKTU
Assessment
Assessment
Assessment
Assessment
Assessment
Plan
 Monitoring penggunaan efek obat

 Monitoring risiko pendarahan pada GI (nyeri lambung, tinja bewarna hitam, muntah darah). Edukasi untuk
tidak menggunakan produk salisilat lain

 Bila mungkin mengganti atorvastatin dengan pravastatin, fluvastatin, atau rosuvastatin

 Monitoring faktor risiko stroke misalnya dislipidemia,

 Monitoring INR dan tekanan darah pasien

 Monitor kadar gula darah

 Menambahkan obat Antidiabetik berupa insulin

 Menyarankan pasien untuk diet dan melaksanakan pola hidup yang sehat

 Monitor untuk kekambuhan stroke


Alasan Penggunaan Obat
● Citicoline
Citicoline adalah perantara sintesis fosfatidilkolin.
Citicolin memfasilitasi sintesis asetilkolin diotak,
mengurangi akumulasi asam lemak bebas saat
terjadi iskemik pada jaringan, dan menampilkan
aktivitas antioksidan.
Alasan Penggunaan Obat
 Clopidogrel merupakan lini pertama, namun penggunaannya telah dibatasi. Membatasi kombinasi
clopidogrel dengan memilih pasien riwayat infark miokard baru atau stenosis intracranial serta hanya
penggunaan dosis rendah yang diberikan untuk meminimalkan risiko pendarahan (Dipiro et al. 2015).

 Clopidogrel sebagai antagonis ADP (Adenosin Difosfat) yang menghambat pengikatan ADP pada reseptor
trombositnya secara selektif dan juga aktivasi kompleks reseptor GP-IIb/IIIa yang diperantarai oleh ADP
sebagai pencegahan adhesi lempeng – lempeng darah. Peran klopidogrel atau kombinasi aspirin dan
klopidogrel pada pasien stroke iskemik adalah sebagai terapi antiplatelet jika pasien terindikasi angina
pektoris tidak stabil dan jika pasien alergi terhadap aspirin (PERDOSSI, 2011).
Amlodipin diketahui dapat memberikan efek
perlindungan yang baik bagi pasien strok yaitu
menghambat influx kalsium sehingga terjadi
relaksasi pada otot. Selain itu, obat ini merupakan
agen terapetik yang efektif dalam penurunan tekanan
darah sistol dan diastol dibandingkan obat
antihipertensi lain pada pasien stroke (Veryanti dan
Isni 2020)
Alasan Penggunaan Obat

Sumber : Perkeni 2015 hlm 34 dan 76


CASE
03 STUDY
3
KASUS
SUBJEK
Data Pasien :
● Nama : Tn.X
● Usia : 68 tahun
● Jenis kelamin : laki-laki
● Diagnosa : stroke iskemik akut di sirkulasi posterior

Riwayat :
● Penggunaan obat dabigatran, citalopram
● Merokok, dan berhenti pada umur 30 tahun
● Pernah menggunakan terapi obat antihipertensi dan kolestrol
● AF paroksismal dan dugaan kardioemboli stroke 20 bulan sebelum
stroke ini
OBJEK
PLAN

● Monitoring gelaja pasien jika ada tanda-tanda


perdarahan.
● Monitoring penggunaan obat heparin dengan
dabigatran agar lebih berhati-hati.
● Monitoring hasil laboratorium untuk fibrinogen dan
LA-PTT.
CASE
04 STUDY
4
K A SU S n Seorang pasien bernama Ny. N dengan No. RM 01-33-27-92, umur 69 tahun
e ng a datang ke IGD pada tanggal 14/01/18 dengan keluhan mudah lupa disertai
Stroke d si bicara kelo dan kelemahan anggota gerak. Hasil pemeriksaan Suhu = 36ᵒC, TD
Hiperten = 190/100mmHg, Nadi = 80x/menit, dan RR = 20x/menit. Pasien memiliki
riwayat penyakit Stroke Iskemik dan Hipertensi stage II. Pasien didiagnosis
Stroke iskemik dan Hipertensi Stage II.
Terapi yang diberikan saat rawat inap
● Aprovel 1x300 mg
● Plavix 1x75 mg
● Exelon 2x1,5 mg
● Sumagesic 1x600 mg
● Radin 1x150 mg
● Brainact (inj.) 2x500 mg
● Neurotam (inj.) 4x3 gr
SUBJECTIVE
Keluhan Data
Pasien : Pasien:
- Mudah lupa Nama : Ny. N
- Bicara kelo Umur : 69 th
- Kelemahan anggota gerak No. RM : 01-33-27-92
Tggl masuk : 14/01/18
Diagnosa : Stroke Iskemik dan
HT stage II
Riwayat Px : Stroke
Iskemik dan HT
stage II
OBJECTIVE

Tanda vital pasien saat masuk


● TD : 190/100 mmHg
● Nadi : 80x/menit
● Suhu : 36ᵒC
● RR : 20x/ menit
ASSASSMENT
ASSASSMENT
ASSASSMENT
ASSASSMENT
● Evaluasi Penggunaan Obat
No Nama Dosis R/ Dosis Lazim Mekanisme Indikasi Ket.
Obat Obat
1 Labetalol inj iv. Inj. 20 mg iv Memblokade fungsi Labetalol dapat - Tepat Obat
10-20 mg selama 2 simpatetik pada menurunkan - Tepat dosis
selama 1-2 menit; jantung dengan TD pada pasien - Tepat indikasi
menit dapat 40-80 mg memblok beta 1 iskemik stroke
diulang satu dengan sehingga secara signifikan
kali (AHA interval menurunkan pada interval 2
Guidelines, 10 menit, resistensi pembuluh jam dan
2019) hinga darah perifer penurunan yang
Oral. 300 mg lebih ringap pada
2x100mg. Total dosis 24 jam (30,8
kumulatif. Ikuti mmHg selama 2
dengan jam menjadi 34,2
rejimen HT mmHg pada 24
oral jam (AlHarfany
Hoba, et al, 2020)
ASSASSMENT
● Evaluasi Penggunaan Obat
No Nama Dosis Dosis Lazim Mekanisme Indikasi Ket.
Obat R/ obat
1. (Lanjutan) Oral : 2x1 100
Labetolol mg, sampai
respons yang
diinginkan
diperoleh;
Dosis biasa:
100-400 mg
dua kali sehari
(Martindale ed.
38)
ASSASSMENT
● Evaluasi Penggunaan Obat
No Nama Obat Dosis R/ Dosis Lazim Mekanisme obat Indikasi Ket.
2 Clopidogrel 75 mg 75 mg/hr (BNF, Merupakan Antiplatelet - Tepat obat
79) antagonis reseptor Menginduksi - Tepat dosis
P2Y12 platelet agregasi olatelet - Tepat
yang bekerja indikasi
dengan
menghambat
agregasi platelet
yang dimediasi
adenosin difosfat.
3 Rivastigmin 2x1,5 mg Dosis awal Meningkatkan Untuk demensia - Tepat obat
2x1,5 mg konsentrasi - Tepat dosis
Dosis max 6 mg asetilkolin dan - Tepat
(Martindale ed. meningkatkan indikasi
38) neurotransmisi
kolinergik pada
otak.
ASSASSMENT
● Evaluasi Penggunaan Obat
No Nama Obat Dosis R/ Dosis Lazim Mekanisme obat Indikasi Ket.
4 Paracetamol 1x600 mg 325-650 mg Bekerja langsung di pusat saraf Analgesik - Tepat obat
setiap 4-6 jam dengan mempengaruhi ambang antipiretik - Tepat dosis
atau 1 gr 3- rasa sakit dengan menghambat - Tepat
4x/hr (BNF, 79) enzim cyclooxsygenase, COX-1, indikasi
COX-2, dan COX-3 yang terlibat
dalam pembentukan
prostaglandin, substansi yang
bertindak mengatur rasa sakit
dan diketahui juga sebagai
regulator panas pada
hipotalamus.
5 Ranitidin 1x 300 mg 2x150 mg / Antagonis kompetitif reversibel Nyeri ulu hati - Tepat obat
1x300 mg reseptor histamin pada sel Untuk - Tepat dosis
selama 4-8 parietal mukosa lambung yang mengatasi - Tepat
minggu (BNF, berfungsi untuk mensekresi efek samping indikasi
79). asam lambung. dari
Obat lain .
ASSASSMENT
● Evaluasi Penggunaan Obat
No Nama Obat Dosis R/ Dosis Lazim Mekanisme obat Indikasi Ket.

6 Citicoline 2x500 mg Inj. 1 gr/hari Prekursor fosfolipid yang Mengurangi - Tepat obat
atau menghambat beta kerusakan otak - Tepat dosi
Oral. dalam dosis amyloid di otak, dan akibat stroke. - Tepat indikasi
terbagi 200-600 menghambat fosfolipase
mg/hari yang memberikan efek
(Martindale ed. neuroproteksi pada otak.
38)

7 Piracetam 4x3 gr 2,4 gr/hr dalam bekerja dengan Melindung - Tepat obat
2-3 dosis terbagi. mengubah ketersediaan cerebral cortex - Tepat indikasi
Dosis hingga pasokan neurokimia otak dari hipoksia dan - Perlu
4,8 mg/hr atau (neurotransmitter, enzim, menghambat diketahui BB
lebih tinggi dan hormon) atau agregasi platelet pasien untuk
digunakan untuk dengan meningkatkan dan mengurangi hitung nilai
kasus yang pasokan oksigen di otak. viskositas darah Clcr dari
Serius. pada dosis tinggi penggunaan
(Martindale ed. dosis Piracetam
38) (Martindale ed.
38)
Assesment
● Evaluasi Penggunaan Obat
No Nama Obat Dosis R/ Dosis Lazim Mekanisme obat Indikasi Ket.
8 Simvastatin 20mg/hr 20-40mg/hr Bekerja dengan cara Hiperlipidemia - Tepat obat
setiap malam menghambat 3-hydroxy-3- - Tepat dosis
(Martindale ed methylglutaryl-coenzyme Patient hiperlipidemia - Tepat
38) A (HMG-CoA) reductase, dengan CVD dapat indikasi
yaitu suatu enzim yang menggunakan statin
berperan dalam sebagai first line
pembentukan kolesterol (Rhee Eun-Jung,2008).
total, kolesterol LDL
(kolesterol jahat), dan
kadar trigliserida.
9 Allopurinol 100mg/hr 100mg/hr Menurunkan kadar asam Gout dan hiperurisemia - Tepat obat
(Martindale ed urat melalui mekanisme - Tepat
38) penghambat XO, enzim -First line untuk indikasi
XO ini bekerja dengan pasien gout dan - Tepat dosis
menghambat hipoksantin Hiperurisemia dan
menjadi xanthine dan amn pada ginjal adalah
selanjutnya menjadi asam allopurinol (FitzGerald
urat John D et al, 2020
PLAN
 Mengganti obat hipertensi irbesartan dengan labetalol secara iv untuk HT
emergency dosis 10-20 mg selama 1-2 menit dapat diulang satu kali dan dosis
oral untuk maintanance: 2x100mg.
 Melanjutkan pengobatan ranitidine selama 4 minggu
 Menambahkan pengobatan untuk indikasi hiperlipidemia dengan simvastatin
20mg/hr
 Menambahkan pengobatan untuk indikasi gout dan hiperurisemia dengan
allopurinol 100mg/hr
 Berikan terapi non farmakologi seperti rajin berolahraga, rubah pola hidup, dan
sebagainya
 Monitoring pemberian obat
 Monitoring tekanan darah pasien
 Perlu data Berat badan pasien untuk perhitungan Clcr dosis Piracetam
DAFTAR PUSTAKA
● AlHarfany, H., Haidar, L., et al. (2020). Assessment of acute treatment of hypertension in ischemic stroke patients. Clinical
Neurology and Neurosurgery, 195(November 2019), 105949. https://doi.org/10.1016/j.clineuro.2020.105949

● FitzGerald, J. D., et al. (2020). 2020 American College of Rheumatology Guideline for the Management of Gout. Arthritis
Care and Research, 72(6), 744–760. https://doi.org/10.1002/acr.24180

● Powers, W. J., et al. (2019). Guidelines for the early management of patients with acute ischemic stroke: 2019 update to
the 2018 guidelines for the early management of acute ischemic stroke a guideline for healthcare professionals from the
American Heart Association/American Stroke A. In Stroke (Vol. 50, Issue 12).
https://doi.org/10.1161/STR.0000000000000211

● Rhee, E., Kim, H. C., et al. (2019). 2018 Guidelines for the management of dyslipidemia Cardiovascular disease in Koreans.
Korean Journal of Internal Medicine, 34(4), 723–771. http://kjim.org/journal/view.php?doi=10.3904/kjim.2019.188

● Brayfield, A., 2014. Martindale The Complete Drug Reference 38 th Edition. Pharmaceutical Press, London.

● BNF, 2020. British National Formulary 79th Edition. BMJ Group, London.

● American Pharmacists Association (2012). Drug Information Handbook with Internationa Trade Names Index 21 st edtiono,
Ohio: Lexicomp

● Stockley, 2008. Stockley’s Drug Interaction, 8th Edition. Pharmaceutical Press., London

● Medscape.com

● Drugs.com
CASE
05 STUDY
You could enter a subtitle
here if you need it
5
KAS US

Seorang pasien bernama Ny. LFW dengan No. Rm 1234527xxx, umur 67


tahun, masuk rumah sakit tanggal 14/05/16 dengan keluhan kelemahan separuh
badan kanan. Pasien memiliki riwayat hipertensi. Tidak ada riwayat obat
sebelum MRS. Pasien di diagnosa stroke trombotik, hipertensi, dislipidemia.
Kesimpulan

Dalam setiap pengobatan diperlukan kesesuaian antara obat yang


diberikan dengan kondisi pasien. Oleh karena itu, pemilihan obatnya
pun tidak sama pada setiap pasien hal ini juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti nilai laboratorium dan kepatuhan pasien.

Apoteker harus mengkaji setiap permasalahan terkait obat untuk


menghasilkan penggunaan obat yang aman, efektif, dan bermanfaat
bagi pasien.
“Pendidikan adalah paspor ke masa
depan, karena besok milik mereka
yang mempersiapkannya hari ini”

—Malcolm X
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai