Anda di halaman 1dari 34

DATA DAN INFORMASI GEOLOGI

7/14/2020 1
Peralatan Lapangan
Peralatan utama yang digunakan untuk pekerjaan geologi di lapangan
adalah:
- Kompas geologi - Komparator (pembanding)
- Palu geologi dan pahat - Larutan HCl
- Lensa pembesar (lup) - Kantong plastik untuk conto
- Buku catatan lapangan - Kamera
- Peta topografi - Global Positioning System (GPS)
- Pita atau tali ukur

7/14/2020 2
Peralatan Lapangan

Palu Geologi
Kompas Brunton

7/14/2020 3
Peralatan Lapangan

Beberapa peralatan Geologi

7/14/2020 4
Pengambilan Conto (Sampling)

Cara pengambilan conto dapat dilakukan dengan bermacam cara yaitu :

• Conto cakup (grab sampling)


• Conto potongan (chip sampling)
• Conto saluran (channel sampling)
• Conto inti (core sampling)
• Conto ruah (bulk sample)

7/14/2020 5
Pengambilan Conto (Sampling)

(a) channel sampling


(b) channel sampling ply by ply

Conto dari inti bor (core)

7/14/2020 6
Pemerian (Deskripsi)

Melakukan pemerian singkapan

Urutan dalam melakukan pemerian singkapan dan pencatatan pada buku harian:

1. Catatan singkat mengenai lokasi dan keadaan geografi dari singkapan, misal di
kelokan sungai, di bukit. Hal ini sangat penting terutama untuk singkapan-
singkapan yang menunjukkan data yang kritis, seperti adanya ketidakselarasan.
Hal ini untuk mempermudah verifikasi.

7/14/2020 7
Pemerian (Deskripsi)

2. Fakta-fakta mengenai singkapan:


• Keadaan singkapan: besar (luas) atau kecilnya singkapan, derajat pelapukan (jika tidak segar); apakah ”insitu” atau
tidak, masif, hancur pecah-pecah, sheared, keadaan normal atau terbalik, dsb.
• Susunan Iitologi: apakah terdiri dari satu jenis batuan atau lebih, dalam batuan sedimen dan metamorf; apakah
selang-seling antara dua batuan, sisipan satu litologi dalam litologi lain; dalam batuan beku, dilihat adanya dyke,
inklusi-inklusi, xenolith, atau perubahan susunan mineral/ tekstur, dll).
• Batas antara berbagai jenis litologi (jika ada), kemungkinan kontak intrusi, batas erosi, kontak patahan. Dalam hal
batuan sedimen kontak antar lapisan dapat berangsur tajam, batas erosi, selain itu urutan perlapisan/interkalasi
(menebal ke atas atau menipis ke atas) juga perlu dicatat.
• Struktur primer batuan dari masing masing litologi. Untuk batuan beku, misalnya masif, ada penghalusan ke satu
arah, adanya konsentrasi mineral tertentu. Untuk batuan metamorf, adakah sifat foliasi, sekis, apakah ada perlapisan
asli, apakah bergelombang, terlihat dalam perlipatan kecil atau tidak. Untuk batuan sedimen dibahas sifat berlapis,
masif, berlapis tebal, berlapis tipis, laminasi, struktur sedimen seperti graded bedding, cross bedding, gelembur
gelombang, dan sebagainya untuk setiap jenis litologi, dan jika mungkin dibahas dalam urutan profil.
• Pemerian detil masing-masing litologi (susunan utama, sisipan interkalasi, xenolith). Pemerian lebih ditekankan pada
hal-hal yang sifat menonjol daripada pemerian rutin (yang dapat dilakukan di Base Camp atau di laboratorium),
seperti misalnya glaukonitan, khas berbutir kasar, warna khas, khas porphyrite dsb.) Pemerian litologi lapangan ini
dimaksudkan untuk pengenalan batuan sebagai satuan peta (map unit).
• Kandungan khusus dari batuan (jika ada) seperti kandungan fosil, mineralisasi, dan sebagainya.
• Keadaan struktur geologi dari singkapan: (diikuti pengukuran) apakah terganggu secara tektonik, kekar (joint),
keadaan lapisan/foliasi, tegak, landai, terbalik, terlipat, tipatan minor (ukur arah dan penunjaman sumbu), apakah
jenis Z atau jenis S (dragfold ?), sesar, dsb

7/14/2020 8
Pemerian (Deskripsi)

Usahakan untuk selalu membuat penafsiran lapangan (meskipun sifatnya


sementara), umpamanya meliputi:

• Nama batuan (klasifikasi lapangan)


• Lingkungan pembentukannya

7/14/2020 9
Pembuatan Sketsa dan Foto

Sketsa adalah salah satu cara untuk menyatakan gambaran dari singkapan yang
diamati.

Pada beberapa kondisi, pembuatan foto singkapan akan lebih sempurna, akan
tetapi apabila kita ingin menunjukkan atau membuat analisis tentang singkapan
yang tidak mudah terekam pada foto, sketsa akan lebih bermanfaat.

7/14/2020 10
Pengukuran Penampang Stratigrafi

Penampang stratigrafi adalah suatu gambaran urutan vertikal lapisan-lapisan


batuan sedimen pada lintasan yang dipilih. Setiap titik dalam urutan mengikuti
kaidah hukum superposisi.

7/14/2020 11
Pengukuran Penampang Stratigrafi
Tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1. Mulailah pengukuran dari dasar penampang yang akan di ukur.


2. Tentukan satuan-satuan litologi yang akan diukur. Berilah patok atau tanda lainnya pada
batas-batas satuan litologi ini. Jika litologi ini tebal keseluruhan kurang dari 5 m, lebih
praktis kalau pita ukuran ini dibentangkan sepanjang mungkin kemudian tebal semu
diperoleh dengan mengurangkan pembacaan pada atap (roof) dengan pembacaan
pada alas (floor). Jika satuan litologi yang akan diukur tebal keseluruhan 5 m atau lebih,
maka dilakukan pergukuran satuan demi satuan dengan membentangkan pita ukuran
dari alas satuan sampai atap satuan tersebut.
3. Baca azimut arah pengukuran (arah bentangan pita ukuran ), dan besarnya sudut
lereng (slope = s°).
4. Ukur kedudukan lapisan (jurus dan kemiringan), jika jurus dan kemiringan dari tiap
satuan berubah-ubah sepanjang penampang, sebaiknya pengukuran jurus dan
kemiringan (Az, dip=0) dilakukan pada alas dan atap dari satuan ini dan dalam
perhitungan dipergunakan rata-ratanya.
5. Baca jarak terukur = dt (tebal semu) dari satuan yang sedang diukur pada pita ukur.

7/14/2020 12
Data Geologi
Data geologi di sini didefinisikan sebagai perangkat geologi yang berupa antara
lain:

• posisi koordinat (X,Y,Z)


• orientasi (jurus dan kemiringan)
• tebal, pemerian (deskripsi)
• struktur geologi
• morfologi
• kualitas batubara

7/14/2020 13
Interpretasi Data Geologi
Beberapa jenis interpretasi data geologi :

• Interpretasi Peta Topografi


• Interpretasi Batuan
• Interpretasi Struktur Geologi
• Interpretasi Foto Udara/Citra Inderaja

7/14/2020 14
Informasi Geologi

Informasi geologi yang dimaksud di sini adalah informasi yang menjelaskan


tentang geologi baik dalam bentuk peta-peta maupun laporan geologi.

1. Peta
Peta-peta yang disajikan berasal dari data-data geologi seperti hasil analisis
batubara dari laboratorium akan menghasilkan peta iso-kualitas. Pengolahan
data hasil analisis batubara tersebut dapat menggunakan software geologi,
seperti MINESCAPE maupun dikerjakan manual. Sementara untuk data berupa
conto dari hasil pemboran dapat dibuat Kolom atau Penampang stratigrafi. Dari
beberapa tempat pengambilan conto pemboran tersebut dapat dikorelasikan
Kolom atau Penampang stratigrafi untuk mendapatkan arah kemenerusan
batubara, termasuk struktur geologi. Pemodelan kemenerusan batubara ini juga
dapat dimodelkan dengan bantuan software geologi, seperti MINESCAPE
ataupun dengan manual. Penggunaan software geologi akan sangat membantu
terutama mempercepat waktu pengerjaan

7/14/2020 15
Informasi Geologi

2. Laporan Geologi

Pemetaan geologi dan penyusunan laporannya memerlukan:


•Penjelasan tujuan dan perumusan dari pemetaan geologi
•Penjelasan akan pemilihan dan pendekatan pemecahan (problem
masalah
solving), metode, dan landasan teori.
•Penjelasan pembatasan ruang lingkup permasalahan
•Penjelasan proses
kesimpulan
pengolahan
daridata
pemetaan geologi dan dapat
menyarikan
(abstraction)

7/14/2020 16
Laporan pemetaan geologi, sesuai dengan tujuannya, akan terdiri
dari bagian-bagian sebagai berikut:

• Kata Pengantar
• Sari
• Daftar Isi
• Daftar Gambar
• Daftar Tabel
• Bab I Pendahuluan
• Bab II Geomorfologi
• Bab III Stratigrafi
• Bab IV Struktur Geologi
• Bab V Sejarah
• Bab VI Geologi
• (Mineral Energi,
GeologiBahan
Terapan Geoteknik, Hidrogeologi, Geologi Tat
Galian,
Lingkungan) a
• Bab VII Kesimpulan dan Saran
• Daftar Pustaka

7/14/2020 17
PENGOPERASIAN Pengambilan Conto Geoteknik

SAMPLING GEOTEKNIK

1. Pengambilan conto (sampling) dengan alat bor manual


2. Sampling dengan bor mesin dangkal (core drill)

3. Pengambilan Conto (Sampling) dengan bor mesin dalam

7/14/2020 18
PENGOPERASIAN Pengambilan Conto Geoteknik

1. PENGAMBILAN CONTO (SAMPLING) DENGAN ALAT BOR MANUAL

• Pengambilan conto dengan alat bor manual mudah dilakukan


namun hanya mampu mencapai kedalaman tertentu saja, yaitu 10 m.
• Sebelum melakukan sampling, titik bor yang telah ditentukan
disiapkan dan dibersihkan (radius ± 2 m).
harus
• Dilakukan pemboran dengan mata bor (bit) yang sesuai dengan kondisi
material daerah tersebut.
• Setelah lubang bor telah siap, baru dapat dilakukan pengambilan conto
dengan mengganti mata bor dengan tabung conto (shelby tube) sehingga
rangkaian alat bor menjadi rangkaian alat pengambilan conto.
• Pengambilan conto dilakukan dengan memasukkan alat pengambilan
conto tersebut tegak lurus ke dalam lubang bor dengan memukul T-piece
perlahan-lahan sampai tabung conto penuh. Jika tabung conto telah
penuh, dilakukan pemotongan conto dengan memutar alat tersebut 180°

7/14/2020 19
PENGOPERASIAN Pengambilan Conto Geoteknik

1. PENGAMBILAN CONTO (SAMPLING) DENGAN ALAT BOR MANUAL

Gambar Pengambilan Conto


dengan Alat Bor Manual

7/14/2020 20
PENGOPERASIAN Pengambilan Conto Geoteknik

2. PENGAMBILAN CONTO (SAMPLING) DENGAN MESIN BOR DANGKAL

• Pengambilan conto dengan mesin bor dangkal mampu mencapai kedalaman


20 – 30 m
• Peralatan bor harus diperiksa Sebelum melakukan pemboran
• Umumnya teknik pemboran yang dilakukan adalah tegak namun jika kondisi
tidak memungkinkan maka dilakukan pemboran miring
• Lakukan pemboran dengan kecepatan perlahan-lahan hingga
kedalaman atau panjang conto yang diinginkan
mencapai
• Untuk memotong conto inti yang berada inti bor (bit), dapat dilakukan dengan
cara mengurangi aliran air dan menambah kecepatan putaran. Selain itu
dapat juga dilakukan dengan mengurangi penetrasi pada kedalaman kira-kira
5 cm sebelum kedalaman akhir pemboran
• Setelah conto inti terpotong, lakukan pengangkatan mata bor intan
ke
permukaan. Setelah terangkat, maka conto inti tersebut dapat dikeluarkan
7/14/2020 21
PENGOPERASIAN Pengambilan Conto Geoteknik

3. PENGAMBILAN CONTO (SAMPLING) DENGAN MESIN BOR DALAM

• Untuk mendapatkan stratigrafi yang lebih lengkap dari suatu daerah, maka
harus dilakukan pemboran mesin dalam (200 – 300 m)

• Pemboran mesin dalam memakan biaya yang besar apalagi untuk keperluan
conto geoteknik yang memerlukan conto inti mulai dari lubang bor, maka
harus dilakukan koordinasi antara geologi, pemboran, dan geoteknik sendiri
untuk menentukan titik-titik pemboran

• Untuk menyimpan conto inti dari pemboran dalam maka pipa pvc harus
disiapkan sesuai ukuran diameter yang dibutuhkan dengan panjang 50 cm.
Conto tersebut diambil ± 45 cm jika hasil pemboran sesuai rencana. Seperti
biasa, conto tersebut langsung dideskripsikan dan dimasukkan dalam formulir
isian data. Setelah itu conto dibungkus aluminium foil, dimasukkan dalam
plastik conto, dan dimasukkan ke dalam pipa pvc, dan terakhir kedua
ujungnya dicor parafin

7/14/2020 22
PENGOPERASIAN Pengambilan Conto Geoteknik

3. PENGAMBILAN CONTO (SAMPLING) DENGAN MESIN BOR DALAM

Gambar pengambilan conto inti


dari mesin bor dalam

7/14/2020 23
PENGOPERASIAN Identifikasi Data Logging Pemboran

IDENTIFIKASI, MELIPUTI:

• KEMAJUAN PEMBORAN (KEDALAMAN)


• DESKRIPSI LITOLOGI
• KETINGGIAN MUKA AIR TANAH
• PEROLEHAN INTI (CORE RECOVERY)

7/14/2020 24
PENGOPERASIAN Pengukuran Bidang Diskontinuitas

PENGUKURAN BIDANG DISKONTINUITAS, MELIPUTI:


1. PENGUKURAN JARAK KEKAR
2. PENGUKURAN ORIENTASI (JURUS & KEMIRINGAN) KEKAR

Contoh
Pengukuran Jarak Kekar

7/14/2020 25
PENGOPERASIAN Pengukuran Bidang Diskontinuitas

Contoh Kompas Geologi untuk


Mengukur orientasi kekar

Cara pengukuran:
a) jurus
b) kemiringan
c) arah kemiringan kekar

7/14/2020 26
PENGOPERASIAN KLASIFIKASI BATUAN

Tujuan klasifikasi batuan adalah untuk memberikan dasar empiris untuk


perencanaan suatu penggalian baru dengan menggunakan
pengalaman dari suatu struktur yang sudah lengkap. Selain itu
klasifikasi batuan juga digunakan sebagai alat untuk membandingkan
antara lokasi pada tahap prelimanary design.

Sistem klasifikasi batuan adalah:


Sistem Rock Mass Rating (RMR)  PTBA
Sistem Q System

7/14/2020 27
PENGOPERASIAN KLASIFIKASI BATUAN

Klasifikasi Batuan dengan Sistem Rock Mass Rating (RMR)


Parameter RMR adalah:
1. Intact Rock Strength (IRS). Pengukuran dengan menggunakan Uniaxial
Compressive Strength (UCS), Field Index Strength. Untuk batuan yang
kuat
tekannya kurang dari 25 Mpa, disarankan menggunakan uji UCS
2. Rock Quality Designation (RQD) digunakan sebagai mass reduction factor
3. Joint Spacing didapat dari nilai rata-rata untuk joint yang dominan
4. Joint Surface Condition merupakan nilai yang subyektif berdasarkan
joint
roughness, aperture, dan wall rock alteration atau pelapukan (weathering)
5. Ground Water Condition berhubungan dengan aliran air yang mungkin ada
6. Joint Orientation berhubungan dengan lubang bukaan yang akan dibuat
7/14/2020 28
PENGOPERASIAN KLASIFIKASI BATUAN

Tabel Klasifikasi Batuan (RMR)


CSIR GEOMECHANICS CLASSIFICATION OF JOINTED ROCK MASSES
A - CLASSIFICATION PARAMETERS AND THEIR RATINGS
PARAMETER RANGES OF VALUES
Point Load For this low range UCS
> 8 MPa 4 – 8 MPa 2 – 4 MPa 1 – 2 MPa
Strength Index test is preferred
Strength

1 of IRS .
10 3-
– 1–3
UCS > 200 MPa 100 – 200 MPa 50 – 100 MPa 25 – 50 MPa 25
10
MPa
MPa MPa

Rating 15 12 7' 5 2 1 0
Drill Core Quality RQD 90% – 100% 75% – 90% 50% – 75% 25% – 50% < 25%
2
Rating 20 17 13 8 3
Spacing of Joints >3m 1–3m 0.3 – 1 m 50 – 300 mm < 50 mm
3
Rating 30 25 20 10 5
Very Rough Surfaces Slickensided Surfaces
Slightly Rough Surfaces Slightly Rough Surfaces Soft Gauge > 5 mm thick
Not Continuous or Gauge < 5 mm thick
Condition of Joints Separation < 1 mm Separation < 1 mm or joint open > 5 mm
No Separation or joint open 1 – 5 mm
4 Hard Joint Wall Rock Soft Joint Wall Rock Continuous Joint
Hard Joint Wall Rock Continuous Joint

Rating 25 20 12 6 0
Inflow per 10 m
OR None < 25 litres/min 25 – 125 litres/min > 125 litres/min
tunnel length
Ratio: joint water
OR OR OR
Ground pressure / major 0
principal stress 0.0 – 0.2 0.2 – 0.5 > 0.5
Water
5
OR OR OR
General OR
Moist Only Water under moderate Severe
Conditions Completely Dry
(intensified water) pressure water problem
Rating 10 7 4 0

7/14/2020 29
PENGOPERASIAN KLASIFIKASI BATUAN

Tabel Klasifikasi Batuan (RMR)


B. RATING ADJUSTMENT FOR JOINT ORIENTATIONS

Strike and dip orientation of joints Very favourable Favourable Fair Unfavourable ' Very unfavourable

Tunnels 0 -2 -5 -1O -12


Ratings Foundation 0 -2 -7 -15 -25

Slopes 0 -5 -25 -50 -60

C. ROCK MASS CLASSES DETERMINED FROM TOTAL RATINGS


Rating 100 – 81 80 – 61 60 – 41 40 – 21 < 20

Class Number I II III IV V

Description Very good rock Good rock Fair rock Poor rock Very poor rock

7/14/2020 30
PENGOPERASIAN KLASIFIKASI BATUAN

Tabel Klasifikasi Batuan (RMR)


D. MEANING OF ROCK MASS CLASSES
Class Number I II III IV V

10 years for 5 m 6 months for 4 m 1 week for 3 m 5 hours for 1.5 m 10 min for 0.5m
Average stand-up time
span span span span sprn

Cohesion of the rock mass > 300 kPa 200-300 kPa 150 – 200 kPa 100 – 150 kPa < 100 kPa

Friction angle of rock mass > 450 400 – 450 350 – 400 300 – 350 < 300

G - THE EFFECT OF JOINT STRIKE AND DIP ORIENTATIONS IN TUNNELLING


Strike perpendicular to tunnel axis
-
Strike parallel to tunnel axis
Drive with dip Dip
Drive against dip
. 00 - 200
Irrespecing of strike

Dip 450 – 900 Dip 200 – 450 Dip 450 – 900 Dip 200 – 450 Dip 450 – 900 Dip 200 – 450

Very favourable Favourable Foir Unfavourable Very unfavourable Fair Unfavourable

7/14/2020 31
PENGOPERASIAN KLASIFIKASI BATUAN

Tabel Klasifikasi Batuan (RMR)


Faktor Koreksi RMR

Faktor koreksi memegang peranan penting dalam keperluan desain tambang.


Ada tiga macam faktor koreksi pada sistem RMR, yaitu:
1. Blasting Damage Adjustment (Ab) yang bernilai 0.8 – 1
2. Insitu stress and Change of stress adjustment (As) yang bernilai 0.6 – 1.2
3. Major faults and fracture (S) yang bernilai 0.7 – 1
Sehingga nilai RMR terkoreksi (RMR*) adalah RMR x Ab x As x S

7/14/2020 32
PENGOPERASIAN KLASIFIKASI BATUAN

Aplikasi RMR
1. Memperkirakan stand-up time dari atap yang tidak disangga (berhubungan dengan
panjang daerah tanpa disangga atau span)
2. Memperkirakan support load untuk setiap meter dari suatu bukaan dengan rumus:

100  RMR
P 100 
dengan:
P = Support Load (kN)
B = Lebar Tunnel (m)
 = densitas (kg/m3)
3. Untuk menentukan pemilihan support yang permanen meliputi panjang bolt, jarak antar
steel set, mesh, dan shotcrete.
4. Menentukan insitu deformability (Gpa) atau rock mass elastic modulus
Em = 2 RMR – 100 untuk RMR > 50
RMR - 10 

Em = 10 untuk RMR ≤
40

5. Memperkirakan
50 kohesi (C) dan sudut geser dalam (Φ) pada massa batuan.
6. Memperkirakan roof support untuk jalan tambang batubara dan ukuran pilar yang
optimal.
7. Kemampugalian (digability)

7/14/2020 33
7/14/2020 34

Anda mungkin juga menyukai