Anda di halaman 1dari 17

JURNAL READING

“ Hubungan antara Kadar Vitamin D Serum Dengan Tuberculosis Pada


Anak “

Pembimbing: dr. Tammy Utami Dewi, Sp. A


Oleh : Viedya Adhany Tamala – 2016730103

Kepaniteraan Klinik Stase Pediatri


Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Cianjur
Fakultas Kedokteran Dan Kesehatan
Program Studi Profesi Dokter
Universitas Muhammadiyah Jakarta
IDENTITA JUDUL

S Association between serum vitamin D level and


tuberculosis in children

JURNAL PENULIS
Ahmad Zaeni Syafii, Abdurachman Sukadi, Budi
Setiabudiawan

PENERBIT
Paediatrica Indonesiana,Vol . 48 . Number.6

TANGGAL PENERBITAN
15 September 2017
Pendahuluan
• Tuberkulosis (TB) : salah satu penyakit menular yang memiliki angka kesakitan
dan kematian tertinggi di dunia, kedua setelah HIV / AIDS.
• Indonesia : 10% dari total pasien TB di dunia, urutan ketiga setelah India (30%)
dan China (15%).
• Kemungkinan hubungan antara vitamin D dan TB telah dicatat sejak tahun
1770 ketika minyak hati ikan cod digunakan untuk terapi TB.
• Penelitian : adanya hubungan antara tingkat vitamin D yang rendah dan
kekebalan yang kurang dari pejamu untuk melawan infeksi tuberkulosis.
•Vitamin D : cholecalsiferol (vitamin D3) & ergocalsiferol (vitamin D2).

•Prekursor vitamin D3 : 7-dehydrocholesterol  diubah menjadi pra-vitamin D3 di kulit,

dengan paparan ultraviolet  diubah menjadi vitamin D3.

•Bentuk aktif vitamin D, 1,25 (OH)2D3, mempengaruhi kemampuan fagosit mononuklear


untuk menekan pertumbuhan intraseluler M. tuberculosis.
•Penelitian in vitro  vitamin D meningkatkan aktivitas makrofag dan menghambat
pertumbuhan M. tuberculosis.

• *Insidensi TB meningkat selama musim Hujan : kurang paparan sinar matahari 


penurunan kadar vitamin D serum.
Metode
• Penelitian pada anak-anak yang dipilih secara berurutan dari pasien rawat jalan dan
rawat inap di Departemen Kesehatan Anak, Rumah Sakit Cibabat, Bandung, Juli hingga
Oktober 2007.
• Penelitian ini telah disetujui oleh Komite Etika Penelitian Kesehatan, Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran / Rumah Sakit Umum Hasan Sadikin, Bandung.
•Kelompok kontrol : Saudara kandung/tetangga kelompok kasus dengan tes TB negatif.
•Subjek diambil spesimen darahnya untuk mengukur kadar vitamin D serum aktif [1,25(OH) 2D3]
menggunakan metode uji ikatan protein kompetitif.
•Diagnosis tuberkulosis :
• skor ≥6, tes tuberkulin positif
• menunjukkan respons positif setelah dua bulan pengobatan anti-TB yang sesuai
•Data dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney.
•Hubungan antara kadar vitamin D serum dan TB ditentukan : OR dan interval kepercayaan 95% (95% CI).
Hasil
Diskusi
• Usia rata-rata anak dengan TB dalam penelitian ini = 4,5 tahun

• Literatur  insidensi anak usia <5 tahun lebih tinggi dari kelompok usia lain karena sistem
kekebalan tubuh yang belum sempurna.
• Penelitian ini  kadar vitamin D serum anak-anak dengan TB lebih rendah dari mereka yang
tidak TB.
• Studi pada orang dewasa oleh Ormerod  imigran Indian Sub Continental (ISC) memiliki status
vitamin D yang lebih rendah daripada penduduk asli

• Kejadian TB pada imigran ISC jauh lebih tinggi daripada pada populasi kulit putih
• Adanya hubungan antara kadar vitamin D serum dan TB pada anak dengan nilai Odd Ratio yang
sangat signifikan, yakni 139 (95% Cl 8 hingga 238)
• Lebih tinggi daripada temuan penelitian di kalangan orang dewasa oleh Wilkinson, yang
dilaporkan oleh Davies dan Grange: 3.1 OR
• Faktor-faktor yang memperngaruhi kejadian TB pada anak :
• Sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna
• Kadar vitamin D yang lebih rendah dari dewasa
• Kebutuhan vitamin D yang tinggi pada anak-anak untuk mengoptimalkan pertumbuhan mereka
• Faktor penyebab tingkat vitamin D yang rendah pada anak-anak :
• Penurunan nafsu makan  asupan vitamin D berkurang
• Pemanfaatan vitamin D yang tinggi sebagai mekanisme pertahanan pejamu terhadap
M. tuberculosis
• Faktor genetic  Studi oleh Lanphear di New York
• Polimorfisme gen, urutan keempat yang memengaruhi metabolisme vitamin D 
rendahnya kadar vitamin serum D
Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa :


1. Kadar vitamin D serum pada anak dengan TB lebih rendah
dibandingkan pada mereka yang tidak TB
2. Ada hubungan antara kadar vitamin D serum dan TB pada
anak
Analisis jurnal
Apakah hasil uji coba penelitian ini valid?
(Validitas internal)

1a. Apakah perlakuan terhadap pasien dibagikan secara acak?


Tidak , Penelitian dilakukan pada anak-anak yang dipilih secara
berurutan dari pasien rawat jalan dan rawat inap di Departemen
Kesehatan Anak, Rumah Sakit Cibabat, Bandung, Juli hingga
Oktober 2007

1b. Apakah tiap kelompok serupa pada awal penelitian?


• Iya.

2a. Selain dari perawatan yang dialokasikan, apakah kelompok


diperlakukan sama?
• Iya
14
Apakah hasil uji coba penelitian ini valid?
(Validitas internal)

2b. Apakah semua pasien yang ikut penelitian dicatat? Dan apakah mereka dianalisis dalam kelompok yang
diacak?

• Iya semua pasien yang ikut dalam penelitian ini di catat, tetapi acak dalam analisis

3. Apakah langkah-langkah dilakukan secara objektif atau apakah pasien dan dokter tetap "buta" untuk
perawatan yang diterima?
• langkah-Langkah dilakukan secara objektif.

• Hasil nya adalah di dapat kan dalam penelitiann ini pada kadar vitamin d serum lebih rendah terdapat
pada pasien dengan tb dibandingan dengan pasien tanpa tb

15
Bagaimana hasil penelitian?
1. Seberapa besar Hubungan antara kadar vitamin D serum dengan tuberculosis pada anak ?
• Kami menyimpulkan bahwa kadar vitamin D serum pada anak dengan TB lebih rendah dibandingkan pada
mereka yang tidak TB dan bahwa ada hubungan antara kadar vitamin D serum dan TB pada anak.
• Semua anak dalam kelompok kontrol memiliki kadar vitamin D normal, sedangkan sebagian besar kelompok
kasus memiliki kadar rendah.

• 2. Seberapa tepat perkiraan efek pengobatan?

• Pada penelitian ini, peneliti yakin bahwa adanya hubungan pemberian kadar Vitamin D serum dengan TB anak

• Berikan dalam jangkauan karena jika memenuhi kadar pada vitamin D akan meningkatkan mekanisme
pertahanan penjamu pada m.tuberculosis.

16
Alhamdulillah
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai