Kesehatan Pertanian
Kelompok 3
Proses mengolah lahan pertanian Peralatan berat, mesin, dan peralatan pertanian
apabila tidak menggunakan alat lainnya apabila digunakan secara tidak tepat
pelindung diri seperti sepatu boot dapat menimbulkan trauma pada tubuh petani.
maka beresiko terkena penyakit
Cutaneous larva migrans dan
gigitan ular berbisa.
Para petani di perkebunan sering mengalami
trauma punggung yang disebabkan karena jatuh
dari pohon saat memanen hasil kebun seperti
kelapa dan buah-buahan. Para petani kebun ni
ketika memanjat pohon untuk memanen hasil
kebun tidak memakai alat perlindungan diri
sehingga resiko terjatuh dari pohon sangat
tinggi.
Peran Profesi Kesmas
Zoonosis merupakan penyakit yang harus ditangani secara lintas
sektoral, karena sumbernya adalah hewan dan korbannya adalah
manusia. Di hewan sendiri bisa berasal dari ternak, satwa liar, hewan air
maupun hewan yang berperan sebagai hama seperti tikus dan juga dari
produk asal hewan baik produk pangan maupun non pangan.
Disinilah peran tenaga kesehatan masyarakat dalam sektor pertanian
dengan dilakukannya pengendalian zoonosis yang memerlukan sebuah
program yang terintegrasi mulai pengendalian zoonosis yang menyerang
hewannya, pencegahan penularan zoonosis dari hewan ke manusia serta
penanganan zoonosis di manusia.
Resiko Input Produksi
Resiko pemenuhan atas input produksi pertanian organik relatif tinggi.
1
Hal ini antara lain terjadi sebagai akibat dari adanya kekurangan benih
organik bersertifikat, pupuk hayati, pestisida nabati, peralatan pertanian
Faktor yang khusus dirancang untuk praktek pertanian organik, serta input lain.
Hal ini terjadi karena pangsa pasar yang realtif masih kecil sehingg
terlalu kecil untuk menjadi menguntungkan dilayani oleh unit agribisnis
tertentu.
Pertanian atau lahan pertanian intensif yang telah dikonversi menjadi lahan
pertanian organik. Lahan yang dimiliki boleh dikerjakan secara bertahap
jika seluruh lahan tidak dapat dikonversi secara bersamaan, dengan 3
menerapkan standar konversi dan dimulai pada bagian lahan yang
dikehendaki. Lahan untuk dibudidayakan organik dapat terkena cemaran
bahan agrokimia dari pupuk dan pestisida, sebagai akibat dari posisi
lahan organik terhadap lahan pertanian konvensional.
Resiko Kesuburan Tanah
Resiko kesuburan tanah terkait dengan penurunan kandungan hara
1
tanah akibat berbagai perubahan yang ada
Resiko Produktivitas
Faktor Penurunan produksi dapat terjadi pada masa transisi. Masa konversi
pada pertanian organik relatif lebih lama, karena masa konversi lahan
tergantung pada penggunaan lahan, pupuk, pestisida, dan jenis tanaman
2
(Cushon, 2008).
Lingkungan produksi. Resiko cuaca dan iklim yang terjadi tidak berbeda baik pada
pertanian organik dan maupun pertanian konvensional (Hanson et al.,
2004).
Resiko Organisme Pengganggu Tanaman 4
Manajemen Resiko serangan hama, penyakit, dan gulma menyebabkan
permasalahan yang lebih besar dalam pertanian organik, karena pada
pertanian organik tidak menggunakan solusi cepat dalam bentuk
Pertanian penggunaan pestisida sintetik. Pada pertanian konvensional,
penggunaan pupuk dan pestisida sintetis telah berkembang atas dasar
adanya kebutuhan untuk mengurangi kerentanan terhadap alam dan
untuk memastikan hasil yang lebih tinggi atas serangan hama dan
penyakit yang lebih rendah. Dalam ketiadaan alat ini, pertanian organik
dianggap lebih beresiko. Pada jangka panjang, resiko ini akan semakin
berkurang karena penggunaan pengendalian kimia pada pertanian
konvensional dapat menyebabkan resistensi dan munculnya jenis
organisme pengganggu tanaman yang baru (Hanson et al., 2004 dan
Skerte, 2011).
Resiko kerjasama
(cooperative risk)