Anda di halaman 1dari 16

INKONTINENSIA URINE

Dosen Pembimbing : Ira Titi Sari, M.Kes


Kelompok 1 :

 Anita Arditama P17312205036


 Nurwahidah P17312205037
 Ainun Mahfudloh P17312205038
 Meydha Krista Pradina P17312205039
 Silka Indria Adi Rahma P17312205040
 Ika Kurnia P17312205041
 Yustisia Hanum P17312205042
Definisi
 Inkontinensia didefinisikan sebagai berkemih
(defekasi) di luar kesadaran, pada waktu dan
tempat yang tidak tepat, dan menyebabkan
masalah kebersihan atau sosial.
Etiologi
 ketidakstabilan kandung kemih
 kelahiran multiple
 Pembesaran kelenjar prostat pada pria
 obstruksi
Klasifikasi
 Inkontinensia stres (Stress Inkontinence)
Inkontinensia stres biasanya disebabkan oleh lemahnya
mekanisme penutup.
 Inkontinensia desakan (Urgency Inkontinence)

Inkontinensia desakan adalah keluarnya urine secara involunter


dihubungkandengan keinginan yang kuat untuk
mengosongkannya (urgensi).
 Inkontinensia luapan (Overflow Incontinence)

Inkontinensia luapan yaitu keluarnya urine secara involunter


ketika tekanan intravesikal melebihi tekanan maksimal
 Fistula urine

Fistula urine sebagian besar akibat persalinan, dapat terjadi


langsung pada waktu tindakan operatif seperti seksio sesar,
perforasi dan kranioklasi, dekapitasi, atau ekstraksi dengan cunam
Patofisiologi

Inkontinensia urine bisa disebabkan oleh


karena komplikasi dari penyakit infeksi saluran
kemih, kehilangan kontrol spinkter atau
terjadinya perubahan tekanan abdomen secara
tiba-tiba.
Manifestasi Klinis

 Inkontinensia stress
 Inkontinensia urgensi
 Enuresis nocturnal
 Gejala infeksi urine
 Ketidak nyamanan daerah pubis.
 Distensi vesika urinaria.
 Ketidak sanggupan untuk berkemih.
 Sering berkemih, saat vesika urinaria berisi sedikit urine (20-50 ml)
 Ketidak seimbangan jumlah urine yang dikeluarkan dengan
asupannya.
 Meningkatkan keresahan dan keinginanan berkemih.
 Adanya urine sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih.
 Tidak merasakan urine keluar.
 Kandung kemih terasa penuh walaupun telah buang air kecil.
Pencegahan

 Menjaga diri agar terhindar dari penyakit yang dapat


menyebabkannya.
 berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain.
 Makan tinggi serat agar terhindari dari sembelit.
 Berhenti mengkonsumsi alkohol.
 Mengurangi konsumsi caffein dan minuman bersoda.
 Menjadi pribadi yang aktif secara fisik dan rutin berolah
raga.
 Mengontrol berat badan agar tidak menjadi kegemukan.
 Jangan menahan-nahan keinginan untuk BAK.
 Untuk wanita: jangan terlalu sering hamil dan melahirkan.
Penatalaksanaan
 Terapi non farmakologis, yaitu:
◦ Terapi suportif non-spesifik (edukasi, manipulasi
lingkungan, pakaian dan pads tertentu)
◦ Intervensi tingkah laku (latihan otot dasar panggul,
latihan kandung kemih, penjadwalan berkemih)
 Terapi medika mentosa
 Operasi
 Kateterisasi
ANALISIS/INTERPRETASI DATA

P1001 dengan Inkontenensia Urine


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai