Oleh :
KELOMPOK 1
Agus Dailami (P07120119002) Astrid Dhea Selkisa (P07120119013)
Ahmad Nurliansyah (P07120119004) Cindy Marcelina (P07120119015)
Amellia Zahratunisa (P07120119007) Dhea Kartika Avianti (P07120119017)
Annisa (P07120119009) Dina Fitriana (P07120119019)
Annisa Fitria (P07120119011) Erisa Reviana (P07120119021)
Nama : Kelompok 1
Anggota :
- Agus Dailami
- Ahmad Nurliansyah
- Amellia Zahratunisa
- Annisa
- Annisa Fitria
- Astrid Dhea Selkisa
- Cindy Marcelina
- Dhea Kartika Avianti
- Dina Fitriana
- Erisa Reviana
Mengetahui,
a. Defekasi
Buangair besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk
hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat
yang berasal dari sistem pencernaan (Dianawuri,2009).
b. Miksi
2. FisiologiDalamEliminasi
a. FisiologiDefekasi
b. FisiologiMiksi
Sistem tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah
ginjal, ureter,kandung kemih,dan uretra.Proses ini terjadi dari dua langkah
utama yaitu :Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di
dindingnya meningkat diatas nilai lambang,yang kemudian mencetuskan
langkah kedua yaitu timbul refleks saraf yang disebut reflex miksi(reflex
berkemih)yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini
gagal,setidak-tidaknya menimbulkan kesadaranakan keinginan untuk
berkemih.
2) Cairan
Pemasukan cairan juga mempengaruhi eliminasi feses. Ketika
pemasukancairan yang adekuat ataupun pengeluaran (cth: urine,
muntah) yang berlebihanuntuk beberapa alasan, tubuh melanjutkan
untuk mereabsorbsi air dari chyme ketikaia lewat di sepanjang
colon. Dampaknya chyme menjadi lebih kering dari
normal,menghasilkan feses yang keras.Ditambah lagi berkurangnya
pemasukan cairanmemperlambat perjalanan chyme di sepanjang
intestinal, sehingga meningkatkanreabsorbsi cairan dari chime.
6) Usia
Umur tidak hanya mempengaruhi karakteristik feses, tapi
jugapengontrolannya.Anak-anak tidak mampu mengontrol
eliminasinya sampai sistemneuromuskular berkembang, biasanya
antara umur 2 – 3 tahun. Orang dewasajugamengalami perubahan
pengalaman yang dapat mempengaruhi proses
pengosonganlambung. Di antaranya adalah atony (berkurangnya
tonus otot yang normal) dariotot-otot polos colon yang dapat
berakibat pada melambatnya peristaltik danmengerasnya
(mengering) feses, dan menurunnya tonus dari otot-otot perut
yagnjuga menurunkan tekanan selama proses pengosongan
lambung. Beberapa orangdewasa juga mengalami penurunan kontrol
terhadap muskulus spinkter ani yangdapat berdampak pada proses
defekasi.
5. Faktor Pencetus
6) Hemoroid
a) Pembengkakan vena pada dinding rectum.
b) Perdarahan jika dinding pembuluh darah vena meregang.
c) Merasa panas dan gatal jika terjadi inflamasi.
d)Nyeri.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan USG
b. Pemeriksaan foto rontgen
c. Pemeriksaan laboratorium urin dan feses
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengakajian
a. Riwayat keperawatan eliminasi
Riwayat keperawatan eliminasi fekal dan urin membantu perawat
menentukan pola defekasi normal klien.Perawat mendapatkan suatu
gambaran feses normal dan beberapa perubahan yang terjadi dan
mengumpulkan informasi tentang beberapa masalah yang pernah terjadi
berhubungan dengan eliminasi, adanya ostomy dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pola eliminasi.
Pengkajiannya meliputi:
1) Pola eliminasi.
2) Gambaran feses dan perubahan yang terjadi.
3) Masalah eliminasi.
4) Faktor-faktor yang mempengaruhi seperti : penggunaan alat bantu, diet,
cairan, aktivitas dan latihan, medikasi dan stress.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik abdomen terkait dengan eliminasi alvi meliputi inspeksi,
auskultasi, perkusi dan palpasi dikhususkan pada saluran
intestinal.Auskultasi dikerjakan sebelum palpasi, sebab palpasi dapat
merubah peristaltik.Pemeriksaan rektum dan anus meliputi inspeksi dan
palpasi.Inspeksi feses, meliputi observasi feses klien terhadap warna,
konsistensi, bentuk permukaan, jumlah, bau dan adanya unsur-unsur
abdomen. Perhatikan tabel berikut :
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium :
1) Feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat,
pcO2 meningkat, HCO3 menurun )
Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
b. Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni
4. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
diare atau output berlebihan dan intake yang kurang.
b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan skunder terhadap diare.
c. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi
skunder terhadap diare
d. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan
frekwensi diare.
e. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB
menurun terus menerus.
f. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive.
5. Intervensi
obat-obatan atau
vitamin ( A)
3. Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan - Monitor suhu
keperawatan selama…x24 tindakan perawatan tubuh setiap 2
jam diharapkan pasien selama 3x 24 jam tidak jam.
dengan resiko peningkatan terjadi peningkatan - Berikan kompres
suhu tubuh dapat suhu tubuh hangat.
melakukan aktivitasnya - Kolaborasi
dengan criteria hasil : pemberian
antipirektik
Suhu tubuh dalam batas
normal ( 36-37,5 C)
Tidak terdapat tanda infeksi
(rubur, dolor, kalor, tumor,
fungtio leasa)
Keterangan :
1 : Tidak memerlukan
bantuan.
2 : Membutuhkan bantuan
orang lain dan alat
3 : Membutuhkan bantuan
oarang lain.
4 : Membutuhkan bantuan
alat.
5 : Mandiri penuh.
4. Setelah dilakukan tindakan setelah dilakukan - Diskusikan dan
keperawatan selama…x24 tindaka keperawtan jelaskan
jam diharapkan pasien selama di rumah sakit pentingnya
dengan resiko gangguan integritas kulit tidak menjaga tempat
integritas kulit terganggu tidur.
perianal dapat melakukan - Demontrasikan
aktivitasnya dengan serta libatkan
criteria hasil : keluarga dalam
Tidak terjadi iritasi : merawat perianal
kemerahan, lecet, (bila basah dan
kebersihan terjaga mengganti pakaian
Keluarga mampu bawah serta
mendemontrasikan alasnya).
perawatan perianal dengan - Atur posisi tidur
5 : Tidak pernah
menunjukkan.
5. Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan - Libatkan keluarga
keperawatan selama…x24 tindakan perawatan dalam melakukan
jam diharapkan pasien selama 3 x 24 jam, tindakan
dengan Kecemasan klien mampu perawatan.
anakdapat melakukan beradaptasi. - Hindari persepsi
aktivitasnya dengan yang salah pada
criteria hasil : perawat dan RS.
- Berikan pujian
Mau menerima tindakan jika klien mau
perawatan, klien tampak diberikan tindakan
tenang dan tidak rewel perawatan dan
Keterangan : pengobatan.
1 : Selalu menunjukkan. - Lakukan kontak
2 : Sering menunjukkan. sesering mungkin
3 : Kadang menunjukkan. dan lakukan
4 : Jarang menunjukkan. komunikasi baik
5 : Tidak pernah verbal maupun
menunjukkan non verbal
(sentuhan, belaian
dll).
- Berikan mainan
sebagai rangsang
sensori anak.
Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol 3. enerbit Kedokteran
EGC: Jakarta.
Harnawatiaj. 2010. Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi Fekal. Terdapat pada
: http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/14/konsep-dasar-pemenuhan-kebutuhan-
eliminasi-fecal/
Sjamsuhidajat. 2004. Buku Ajar Medikal Bedah. Penerbit Kedokteran EGC: Jakarta.
Siregar, c. Trisa , 2004, Kebutuhan Dasar Manusia Eliminasi BAB, Program Studi Ilmu
Keprawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Johnson M., Meridean,M., Moorhead, 2000. NANDA, NIC, NOC. PENERBIT: MOSBY