OLEH:
NAMA KELOMPOK :
TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
URIN ”. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada bimbingan dari ibu dosen/ pengajar
yakni Ibu Nabila Siregar, S.kep ., M.Kep karena adanya tugas ini dapat menambah wawasan
kami.
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Farmakologi Penyusun telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan makalah ini
Namun penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
dari pada itu penyusun memohon saran dan arahan yang sifatnya membangun guna
kesempurnaan makalah ini dimasa akan dating dan penyusun brharap makalah ini bermanfaat
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Latar Belakang inkontinensia urin merupakan eliminasi urin dari kandung kemih yang
tidak terkendali atau terjadi diluar keinginan. Jika Inkontinensia urin terjadi akibatkelainan
inflamasi (sistitis), mungkin sifatnya hanya sementara. Namun, jikakejadian ini timbul karena
kelainan neurologi yang serius (paraplegia), kemungkinan besar sifatnya akan permanent
(Brunner & Suddarth, 2002. hal: 1471).
Penyebab inkontinensia urine antara lain terkait dengan gangguan disaluran kemih
bagian bawah, efek obat-obatan, serta produksi urin yang meningkat(keinginan sering ke
kamar mandi). Gangguan saluran kemih bagian bawah bisakarena infeksi. Jika terjadi infeksi
saluran kemih, maka tatalaksananya adalah terapi antibiotika. Apabila vaginitis atau uretritis
atrofi penyebabnya, maka dilakukantertapi estrogen topical. Terapi perilaku harus dilakukan
jika pasien baru menjalani prostatektomi. Dan, bila terjadi impaksi feses, maka harus
dihilangkan misalnyadengan makanan kaya serat, mobilitas, asupan cairan yang adekuat,
atau jika perlu penggunaan laksatif.
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
Tujuan khusus
A.Konsep medis
a. definisi
Permasalahan inkontinesia urin merupakan masalah yang cukup kompleks yang dapat
berimbas ke ekonomi dan sosial .Prevalensi inkontinensia urin menigkat seiring dengan
peningkatan usia.
Walaupun inkontinensia urin bukan merupakan kondisi yang mengancam jiwa,kondisi ini
dapat memengaruhi kualitas hidup karena sangat memengaruhi aktivitas sehari-
hari,hubungan interpesonal dan seksual,kesehatan psikologis,serta interkasi sosial.
Inkontinensia urin akut adalah inkontinensia urin yang onsetnya tiba-tiba,biasanya berkaitan
dengan penyakit akut atau masalah iatrogenik,dan bersifat sementara sehingga dapat sembuh
bila masalah penyakit atau obat-obatan yang mendasarinya dapat diatasi.
Inkontinensia urine persisten adalah yang tidak terkait dengan penyakit akut dan bersifat
menetap.
Urge incontinence merupakan salah satu gejala utama dalam suatu sindrom klinis
yang dikenal dengan overaktive bladder (OAB). OAB ditandai dengan desakan kuat untuk
berkemih (urgensi) dengan inkontinensia urin desakan (OAB basah) atau tanpa inkontinensia
urin (OAB kering),biasanya disertai dengan sering berkemih disiang (frekuensi) maupun
malam hari (nokturia).
b. etiologi
Secara umum inkontinensia terjadi akibat kelainan struktur atau kelainan sistem saraf
yang mengatur miksi. Inkontinensia stress merupakan jenis inkontinensia yang paling sering
terjadi.
c. patofosiologi
Inkontinensia urin tipe stres disebabkan oleh tekanan luar dari kandung kemih yang
melebihi tekanan penutupan sifingter uretra. Otot-otot detrusor vesika menjadi tidak aktif
atau tidak berkontraksi.
Pada kondisi normal,tekanan intra-abdominal akan ditransmisi ke kandung kemih dan uretra
secara bersamaan. Namun demikian,pada saat terjadi atoni atau kerusakan disaraf pudendal
setelah persalinan pervaginan,leher kandung kemih akan berada dibawah otot levator ani dan
menyebabkan hilangnya angulus uretrovesika.Tekanan intra-abdominal hanya akan
distransmisi ke kandung kemih dan mengurangi tekanan penutupan uretra sehingga terjadi
inkontinensia.
Sokongan uretra merupakan bagian integral dari kontinensia. Sokongan ini berasal
dari ligmen sepanjang aspek lateral uretra yang disebut ligmen pubouretra,vagina dan
kondensasi fasia lateral,fasia tendinous arkus panggul, dan levator ani.Dengan hilangnya
sokongan pada uretra,dan ketidakmampuan untuk mengatasi peningkatan tekanan kandung
kemih. Dengan demikian,kontinensia hilang.
d. manifestasi klinis
Diantara lain :
Stress incontinence
Stress incontinence disebabkan oleh kandung kemih yang mengalami tekanan ekstra.
Misalnya, saat seseorang batuk keras, bersin, tertawa, mengangkat barang berat, dan
berolahraga berat.
Jumlah urine yang keluar pada stress incontinence biasanya sedikit. Namun bila isi kandung
kemih penuh, air seni yang keluar bisa saja banyak.
Urge incontinence
Urge incontinence terjadi ketika seseorang merasakan dorongan buang air kecil yang kuat
dan tiba-tiba, tapi tidak bisa menahannya sebelum sampai ke toilet.
Dorongan buang air kecil tersebut dapat dipicu oleh perubahan posisi tubuh, mendengar suara
aliran air, atau mengalami orgasme dalam hubungan seks.
Jenis inkontinensia urine ini termasuk dalam kumpulan gejala yang disebut overactive
bladder symptoms. Pada kondisi ini, otot kandung kemih menjadi lebih aktif.
Salah satu gejala overactive bladder symptoms adalah keinginan buang air kecil yang sering,
termasuk beberapa kali saat tidur malam.
Mixed incontinence
Kondisi ini muncul saat seseorang mengalami gejala inkontinensia urine, baik jenis stress
incontinence maupun urge incontinence.
Overflow incontinence
Inkontinensia urine ini juga disebut retensi urine kronis. Air seni yang tertampung dalam
kandung kemih tidak dapat dikosongkan secara total ketika seseorang buang air kecil,
sehingga memicu pembengkakan kandung kemih.
Total incontinence
Inkontinensia urine ini merupakan jenis yang berat dan berlangsung terus-menerus.
Gejalanya berupa sering buang air kecil dalam jumlah sangat banyak (bahkan saat tidur
malam). Penderita juga bisa buang air kecil hanya sesekali dalam jumlah sangat banyak dan
diselingi sedikit mengompol di antara frekuensi ini.
Jika tidak diatasi dengan benar, inkontinensia urine dapat menyebabkan komplikasi berupa:
Masalah kulit, seperti ruam, infeksi, dan luka di kulit akibat sering basah terkena air
seni
Infeksi saluran kemih yang sering kambuh
Pengaruh negatif pada kehidupan sosial maupun pekerjaan pasien
f. penatalaksanaan medis
Apabila inkontinensia urine tetap terjadi setelah etiologi diatasi, pilihan terapi
mencakup modalitas nonfarmakologi, farmakologi, dan pembedahan sesuai jenis
inkontinensia urine. Tata laksana yang dapat dilakukan berdasarkan jenis inkontinensia antara
lain:
Inkontinensia luapan: kateterisasi intermiten, tata laksana sesuai etiologi, latihan otot
pelvis
g. pemeriksaan diagnostik
a. Tes Urine
Pengukuran jumlah urine untuk memastikan kondisi kandung kemih kosong setelah
pembuangan urine.
d. Sistoskopi
Sistoskopi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan bantuan alat agar kondisi kandung
kemih dapat dilihat lebih jelas.
e. Pemeriksaan Urodinamik
Pemeriksaan ini dilakukan dengan pemasangan selang kateter ke dalam kandung kemih
untuk memastikan kekuatan otot kandung kemih dalam menampung cairan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B.Saran
Kami selaku mahasiswa berharap dengan pembuatan paper dalam bentukmakalah ini, dapat
memberikan manfaat dalam proses belaja mengajar. Dantetap mengharapkan bimbingan lebih
dalam lagi dari para Dosen pembimbing mengenai penyakit “Inkontenensia Urin”
DAFTAR PUSTAKA
Greer JA, Arya LA, Smith AL. Inkontinensia Urin: Diagnosis dan Pengobatan pada
Lansia. Curr Transl Geriatr Exp Gerontol Rep. 2013;2:66–75.