1. Struktur Pendahuluan
teks artikel mempunyai struktur pendahuluan teks atau tesis (pernyataan umum), yakni berupa sorotan
peristiwa yang mengandung suatu persoalan aktual. Berikut ini contoh bagian struktur pendahuluan:
Lantas bagaimana pengaruh kemampuan literasi baca-tulis terhadap masa depan bengsa? pada
abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan
baca-tulis yang berujung pada kemampuan memahami dan menuangkan informasi secara analitis,
kritis, dan reflektif. Tak dapat dipungkiri, kemampuan literasi baca-tulis berperanan penting dalam
memenangkan persaingan di dunia internasional.
2. Struktur Inti
Selain struktur pendahuluan, teks artikel pun menpunyai struktur yang menjadi bagian inti dari teks
artikel itu sendiri. Struktur inti artikel sering disebut juga bagian penyampaian opini-opini atau urutan
gagasan. Struktur ini berupa tanggapan-tanggapan penulis berkenaan dengan peristiwa, kejadian, atau
persoalan aktual. Untuk lebih jelasnya, perhatikan petikan berikut ini.
Data di atas cukup mencemaskan kita semua. Bagaimana tidak? Alih-alih bangsa Indonesia
sedang giat mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan bahwa
peserta didik yang digadang-gadangkan sebagai bonus demografi kemampuan literasinya
rendah. Bonus demografi yang dimaksud adalah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata sekolah)
lebih bayak dibandingkan dengan penduduk usia tua. Kondisi ini akan berlangsung antara tahun 2012
hingga 2035. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 diketahui bahwa jumlah
anak usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah 43,55 juta jiwa.
Mereka inilah kader generasi emas 2045. Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9 tahun akan
berusia 35 - 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54 tahun. Apabila potensi
tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan genersi emasakan
menjadi generasi lemas.
3. Struktur Penutup
struktur penutup, teks artikel biasanya berupa kesimpulan, saran, atau rekomendasi yang
berupa pernyataan dalam menyelesaikan persoalan yang dikemukakan sebelumnya. Berikut ini
disajikan pengglan penutup sebuah teks artikel:
Marilah kita berupaya meningkatkan kemampuan literasi baca-tulis peserta didik. Meskipun
di sana-sini tantangan selalu menghadang. Luangkanlah minimal 15 menit untuk memberi
kesempatan kita dan peserta didik untuk membaca. Jadikanlah kegiatan ini menjadi lading
ibadah bagi kita dalam menuntut ilmu. Filsuf Muslim, Imam Ghozali, pernah
berkata,”Menuntut ilmu adalah taqwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-
ulang ilmu adalah zikir. Mencari ilmu adalah jihad. Semoga dan semoga!
D. KAIDAH-KAIDAH KEBAHASAAN
a. Menggunakan kalimat-kalimat fakta
1. Bonus demografi yang dimaksud adalah jumlah penduduk usia muda (usia rata-rata
sekolah) lebih bayak dibandingkan dengan penduduk usia tua.
2. Kondisi ini akan berlangsung antara tahun 2012 hingga 2035.
3. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011 diketahui bahwa jumlah
anak usia 0 - 9 tahun mencapai 45,93 juta, dan anak usia 10 - 19 tahun berjumlah
43,55 juta jiwa.
4. Mereka inilah kader generasi emas 2045. Pada tahun 2045 mereka yang berusia 0 - 9
tahun akan berusia 35 - 45 tahun dan yang berusia 10 - 19 tahun akan berusia 45 - 54
tahun.
b. Menggunakan kalimat-kalimat opini
1. Apabila potensi tersebut tidak dikelola dengan benar, tidak menutup kemungkinan genersi emas akan
menjadi generasi lemas.
2. Alih-alih bangsa Indonesia sedang giat mempersiapkan generasi emas 2045, dihadapkan pada kenyataan
bahwa peserta didik yang digadang-gadangkansebagai bonus demografi kemampuan literasinya
rendah.
c. Adanya penggunaan kalimat retoris
1. Mengapa kemampuan literasi baca-tulis perlu ditumbuhkan terutama di kalangan peserta didik?
2. Seberapa pentingkah kemampun literasi baca-tulis bagi peserta didik?
3. Pertanyaan lebih jauh, seberapa berpengaruhkah kemampuan literasi baca-tulis
terhadap masa depan suatu bangsa?
Jangan Menyerah
Dalam sisi tertentu, hidup adalah sebuah arena bagi kita untuk "bertarung" agar dapat merebut
kebahagiaan dalam berbagai wujud. Ketika kita bisa menjadi pribadi yang tangguh dan tidak
mudah menyerah, maka kemenangan itu pasti akan menjadi milik kita.
Tidak ada sesuatu yang tidak membutuhkan perjuangan. Hidup sejatinya mengajarkan manusia
untuk bisa menjadi pribadi yang tangguh, karena ketangguhan yang kita miliki akan membuka
kesempatan kita untuk dapat meraih sesuatu yang bernilai.
Tidak ada yang instan dalam hidup. Segala sesuatu yang ingin kita dapat harus kita perjuangkan
terlebih dahulu. Kita tidak akan mendapatkan apapun tanpa disertai perjuangan yang berarti.
Ketika kita terjatuh, maka kita harus bangun dan kembali melangkah serta terus melangkah.
Sebagai manusia, kita tidak selalu bisa memiliki apa yang ingin kita miliki. Namun, kita pasti
akan mendapatkan yang lebih baik jika kita mau melakukan yang terbaik. Melakukan yang
terbaik bukan diluar kapasitas kita, tapi melakukan yang terbaik sesuai dengan kapasitas kita.
Terus berjuang, maka segalanya pasti akan menjadi lebih baik.