Mata Merah Tanpa Penurunan Visus
Mata Merah Tanpa Penurunan Visus
Penurunan Visus
Di susun oleh
1. Hana Azizah 116170024
2. Luthfi Dziya Ulhaq 116170038
Definisi
Pinguekula merupakan benjolan pada konjungtiva bulbi
yang ditemukan pada orang tua, terutama yang matanya
sering terkena iritasi. Penguekula juga merupakan
degenerasi hialin jaringan submukosa.
Etiologi
• Lesi degeneratif dari konjungtiva bulbar ini terjadi sebagai hasil dari radiasi sinar
ultraviolet (UV), namun sering juga dihubungkan dengan iritasi benda iritan seperti
debu. Sel epithelium yang melapisi pinguekula dapat saja normal, menipis, atau
menebal. Sementara kalsifikasi jarang terjadi.
• Pinguekula terjadi akibat degenerasi atau degradasi serat kolagen dalam
konjungtiva. Degenerasi konjungtiva menciptakan deposit dan pembengkakan
jaringan yang biasanya akan datar.
Manifestasi Klinis
Etiologi :
tidak diketahui, diduga disebabkan
suatu neoplasma, radang, dan deg
enerasi.
Faktor lainnya :
Biasanya terletak pada celah iritasi kronis akibat debu, cahaya si
kelopak bagian nasal ataupun nar matahari, dan udara yang pana
temporal konjungtiva yang
meluas ke kornea berbentuk
s,
segitiga dengan puncak di bagian
sentral atau di daerah kornea.
Gambar ini menunjukkan peran paparan radiasi UV
(terutama gelombang UVR) pada perkembangan
Pterigium.
Bakteri
Fungus dan
Manifestasi Virus Alergi
Purulen Non purulen parasit
• Keratokonjungtivitis gonokokal
• Konjungtivitis bakterial simple
• Konjungtivitis bakterial akut
• Keratokonjungtivitis klamidia pada dewasa
• Konjungtivitis klamidia pada neonatal
• Trachoma
Keratokonjungtivitis Gonokokal
Tanda Komplikasi
Terapi :
Gentamicin topical dan basitrasin
Cefoxitin atau Cefotaxime IV
Konjungtivitis bakterial simpel
Tanda Komplikasi
Terapi :
Antibiotik topical broad spectrum
Keratokonjungtivitis klamidia pada dewasa
Tanda Komplikasi
Terapi :
Tetrasiklin topical atau tetrasiklin oral atau eritromycin
Konjungtivitis klamidia pada neonatal
• Muncul diantara 5 dan 19 hari setelah kelahiran Tanda
• Kemungkinan berhubungan dengan otitis,
rhinitis, dan pneumonia
Terapi :
Tetrasiklin topical dan oral eritromycin konjungtivitis papiler
mukopurulen
Klasifikasi Klinik Konjungtivitis Viral
• Keratokonjungtivitis adenoviral
• Konjungtivitis moluskum kontagiosum
• Konjungtivitis herpes simplex
Keratokonjungtivitis adenoviral
Terapi :
Simtomatik
Konjungtivitis moluskum kontagiosum
Terapi :
Topikal antivirus untuk mencegah keratitis
Klasifikasi Klinik Konjungtivitis Alergik
• Simple allergic conjungtivitis (SAC)
• Alergi rhino-konjungtivitis
• Vernal keratoconjungtivitis (VKC)
• Atopic keratoconjungtivitis (AKC)
• Giant papillary conjungtivitis (GPC)
Simple allergic conjungtivitis (SAC)
Gejala Tanda
• Gatal • Tidak selalu ada
• Berair, discharge (+) • Kelopak mata bengkak
• Kemerahan • Konjungtiva hiperemis
• Konjungtiva : hiperemis • Kemosis ringan
dan kemosis • Reaksi papillary
• Edema pada kelopak mata • Kornea jarang terkena
• Psedudoptosis
• Trantas dots
• Punctate epithelial
erosion (PPE)
• Keratoconus
Alergi rhino-konjungtivitis
• Reaksi hipersensitif terhadap antigen spesifik yang ada di udara (airborne)
• Sering berhubungan dengan gejala pada hidung
• Musiman atau perennial
Tipe
• Palpebral
• Limbal Terapi :
• Campur • Topikal mast cell stabilizers
• Topikal steroid
Limbal Vernal
Atopic keratoconjungtivitis (AKC)
Gejala :
• Gatal
• Terasa seperti ada benda asing
• Mata kemerahan
• Terbentuk mucus yang berlebihan
• Bengkak
• Penglihatan blur
Hematoma Sub Konjungtiva
Definisi
Perdarahan yang terjadi dapat terjadi pada keadaan dimana
pembuluh darah rapuh (umur, hipertensi, hemoragik,
anemia, pemakaian antikoagulan, dan batuk rejan).
Etiologi
- Idiopatik
- Manuver valsava(batuk, tegang, muntah, bersin)
- Traumatik
- Gangguan perdarahan
- Penggunaan obat-obatan (NSAID, steroid, kontrasepsi)
- Penggunaan lensa kontak
- Operasi mata
Patofisiologi
Perdarahan subkonjungtiva tipe spontan
• Sesuai namanya perdarahan subkonjungtiva ini adalah terjadi secara tiba – tiba (spontan)
diakibatkan oleh menurunnya fungsi endotel sehingga pembuluh darah dan mudah pecah.
• Perdarahan subkonjungtiva tipe spontan ini biasanya terjadi unilateral.
Perdarahan subkonjungtiva tipe traumatik
• Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien sebelumnya mengalami trauma di mata langsung atau tid
ak langsung yang mengenai kepala daerah orbita.
• Perdarahan yang terjadi kadang – kadang menutupi perforasi jaringan bola mata yang terjadi.
Manifestasi klinis
- Nyeri (jarang)
- Rasa tidak nyaman (seperti mengganjal) saat
perdarahan pertama kali
- Adanya perdarahan pada sclera. Merah
terang(tipis), merah tua(tebal)
- Tidak ada peradangan
- Terlihat 24 jam pertama setelah itu
hilang setelah diabsorpsi
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan fisik
Untuk mendiagnosis perdarahan subkonjungtiva,
• dilakukan pemeriksaan mata anterior. Didapatkan
Anamnesis
adanya
keluhan mata merah terang yang muncul
• warna merah cerah pada sklera yang berbatas
tiba-tiba. Warna merah pada mata sering
tegas.
terjadi pada daerah inferior atau temporal. • Tidak didapatkan adanya discharge.
Tidak didapatkan adanya penurunan tajam • Tidak adanya penurunan tajam penglihatan
penglihatan. Pasien tidak mengeluh adanya pada pemeriksaan menggunakan Snellen
nyeri, gatal, atau discharge. chart.
• Pada pupil juga tidak didapatkan gangguan
Tanyakan riwayat hipertensi, batuk rejan dan reaktif terhadap cahaya.
atau batuk berat, riwayat aterosklerosis, • Pergerakan bola mata tidak mengalami
dan gangguan perdarahan. gangguan.
Tanyakan pula riwayat trauma, adanya • Pemeriksaan funduskopi diperlukan apabila
trauma tumpul, benda asing, atau riwayat perdarahan subkonjungtiva disebabkan oleh
menggosok-gosok mata terlalu keras. trauma untuk melihat apakah terdapat
kelainan lain di segmen belakang bola mata.
Penatalaksanaan
• Apabila pasien mengeluhkan rasa tidak nyaman atau rasa iritasi, dapat diberikan tetes air mata buatan/
artifisial 4 kali sehari.
• Perdarahan subkonjungtiva biasanya akan direabsorpsi dalam waktu 1-2 minggu. Warna merah pada mata
biasanya berangsur berubah menjadi kuning kehijauan seperti memar, dan akan perlahan menghilang.
Reaksi radang jaringan ikat vasku
Episkleritis ler yang terletak antara konjungti
va dan permukaan sklera
Penyakit episkleritis dapat disebabkan
reaksi hipersensitivitas terhadap
penyakit sistemik.
Gejala klinis :
• Mata kering
• Rasa sakit yang ringan
• Mengganjal
• Konjungtiva udem
Terapi
• Episkleritis dapat sembuh sempurna atau bersifat resi
dif yang dapat menyerang tempat yang sama ataupu
n berbeda-beda dengan lama sakit berlangsung 4-5
minggu.
• Vasokonstriktor
• Kortikosteroid eye drops
• Simtomatik
Defisiensi Vitamin A / xerophtalmia
Definisi
• Salah satu fungsi dari vitamin A adalah berperan dalam proses penglihatan, dimana
retina merupakan salah satu target sel dari retinol.
• Retinol yang telah berikatan dengan RBP akan ditangkap oleh reseptor pada
sel pigmen epitel retina, yang akan dibawa ke sel-
sel fotoreseptor untuk pembentukan rodopsin.
• Rodopsin ini sangat berperan terutama untuk penglihatan pada cahaya redup.
• Karena itu tanda dini dari defisiensi vitamin A adalah rabun senja.
• Vitamin A secara khusus sangat penting untuk menjaga integritas epitel dan
pemeliharaan sekresi di mukosa, yang mana, jika terganggu, bisa meningkatkan
paparan terhadap mikroorganisme dan risiko infeksi
Klasifikasi
• Pada keadaan ringan, sel batang retina sulit • Selaput lendir bola mata tampak kurang
beradaptasi di ruang yang remang-remang setelah mengkilat atau terlihat sedikit kering,
lama berada di cahaya terang berkeriput, dan berpigmentasi dengan
• Penglihatan menurun pada senja hari, dimana permukaan kasar dan kusam
penderita tak dapat melihat di lingkungan yang • Orang tua sering mengeluh mata anak
kurang cahaya, sehingga disebut buta senja. tampak kering atau berubah warna
• Bila anak sudah dapat berjalan, anak tersebut akan kecoklatan.
membentur benda didepannya, karena tidak dapat
melihat
• Anak belum dapat berjalan, agak sulit untuk
mengatakan anak tersebut buta senja. Dalam
keadaan ini biasanya anak diam memojok bila di
dudukkan di tempat kurang cahaya karena tidak
dapat melihat benda atau makanan di depannya
Manifestasi Klinis
Anamnesis
• Ibu pasien biasanya mengeluhkan anaknya tidak bisa melihat pada sore hari
(buta senja) atau terdapat kelainan pada matanya. Ibu pasien biasanya
mengeluhkan anaknya tidak bisa melihat pada sore hari (buta senja) atau
terdapat kelainan pada matanya. Selain itu, kita juga perlu menanyakan pada
pasien perkara-perkara Riwayat ibu yang pernah menderita kekurangan
vitamin A, pasien mengeluh mata kering dan menjadi kabur bila malam hari,
asupan nutrisi pasien.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaa khusus
• Pengobatan untuk KVA subklinis meliputi konsumsi makanan kaya vitamin A, seperti
hati, daging sapi, ayam, telur, susu yang diperkaya, wortel, mangga, ubi jalar, dan
sayuran berdaun hijau. Makan sedikitnya 5 porsi buah dan sayuran per hari dianjurkan
untuk menyediakan distribusi komprehensif karotenoid. Berbagai makanan, seperti
sereal , kue, roti, biskut, dan bar sereal gandum, sering diperkaya dengan 10-15% dari
RDA vitamin A.
Trachoma
Definisi
• suatu bentuk dari konjungtivitis Etiologi
folikular kronik yang disebabkan
oleh infeksi bakteri Chlamydia • Trakoma disebabkan oleh Chlamydia trachomatis serotipe
trachomatis serotipe A, B, Ba, A, B, Ba, atau C.
atau C. • Chlamydia ini termasuk bakteri gram negatif
• Trakoma termasuk jenis infeksi • serotipe A-C menyebabkan trakoma
mata yang berlangsung lama • Serotipe D-K menyebabkan konjungtivitis inklusi
yang menyebabkan inflamasi • Limfogranuloma venerum disebabkan oleh serotipe L1-L3
dan jaringan parut pada
konjungtiva dan kelopak mata,
serta kebutaan
Patofisiologi
Infeksi menyebabkan terjadinya proses inflamasi
• Kerokan konjungtiva
ditemukan Inklusi klamidia (inklusi Halber-staedter Prowazeki)
tampak sebagai massa sitoplasma biru atau ungu gelap yang
sangat halus, yang menutupi inti sel epitel. dengan pewarnaan
Giemsa
Klasifikasi WHO
• Trakoma Inflamasi-Folikuler (TF) : lima atau lebih folikel pada konjungtiva tarsal
• Trakoma Inflamasi – Intense (TI) : infiltrasi difus dan hipertrofi papilar konjungtiva tarsal superior
yang sekurang-kurangnya menutupi 50% pembuluh profunda normal
• Trakoma Sikatriks (TS) : parut konjungtiva trakoma
• Trakoma Trikiasis (TT) : Trikiasis atau entropion (bulu mata terbalik ke dalam)
• Kekeruhan kornea (CO) : kekeruhan kornea
Penatalaksanaan
Kunci pentalaksanaan trakoma yang dikembangkan WHO adalah
strategi SAFE (Surgical care, Antibiotics,Facial cleanliness, Environmental
improvement).
1. Tindakan bedah
2. Terapi antibiotik (Azithromycin sistemik)
3. Kebersihan wajah
4. Peningkatan sanitasi lingkungan
Daftar Pustaka
1. Ilyas Sidsrta dan Yuliyanti Sri Rahayu. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-4. Jakarta : FKUI ; 2013.
2. Chui Jeanie, Coroneo Minas T., Tat Lien T., Crouch Roger, Wakefield Denis, dan Girolamo Nick Di. Ophthalm
ic Pterygium : A Stem Cell Disorder with Premalignant Features. Australia : The American Journal of Patholo
gy ; 2010. Available at : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3069871/
3. Riordan P, Whitcher. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta : EGC, 2009.
4. Drake Richard L., Vogl Wayne, dan Mitchell Adam W. M. Gray’s Basic Anatomy. USA : Elsevier ; 2012.
Terima Kasih