Anda di halaman 1dari 32

FILSAFAT MORAL

Apa moral?
• Moral berasal dari kata Latin “mos “(jamak: mores) yang
artinya adat kebiasaan. Kata moral ini dekat sekali artinya
dengan kata etika.
• Etika dan moral ini sering digunakan silih berganti dengan
makna yang sama, seperti misalnya perbuatan yang tidak
bermoral sama artinya dengan perbuatan yang tidak etis.
• Namun untuk membedakannya dengan etika, para pendidik
lebih melihat etika dari aspek keilmuannya, yaitu melihat
etika sebagai ilmu atau filsafat tentang moral
• Moral: Ajaran, Wejangan, Nasehat tentang apa yang wajib
dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh manusia.
• Sumber moral dari: ajaran-ajaran, wejangan-wejangan,
khotbah-khotbah, patokan-patokan, kumpulan peraturan dan
ketetapan baik lisan maupun tertulis mengenai bagaimana
manusia harus hidup dan bertindak agar ia menjadi manusia
yang baik. (Agama, adat-istiadat, ideologi, tradisi keluarga,
yang diajarkan oleh para pemuka masyarakat, pemuka
agama, pemimpin, guru, dosen dll) .
Penjernihan istilah:
Amoral - Imoral
• Sehari-hari kata “amoral”  sebagai tindakan yang berlawanan dengan
moral atau yang berlawanan dengan norma atau moral yang baik.
• Dalam Concise Oxford Disctionary kata “amoral” justru dijelaskan sebagai
“unconcerned with, out of the sphere of moral, non-moral” atau dengan kata
lain “amoral” diartikan sebagai yang tidak berkaitan dengan moral (non
moral),
• untuk arti yang berlawanan dengan moral atau moral yang buruk dalam
kamus tersebut menggunakan kata “Immoral” yang dijelaskan sebagai
“opposed to morality; morally evil”.
• Tindakan yang dikategorikan sebagai kegiatan yang tidak berkaitan dengan
moral ( non-moral) atau amoral ini, misalnya: makan, jalan, berolah raga,
tidur, nonton tv, menjalani hobby dan sebagainya. Sedangkan “immoral”
diartikan sebagai perbuatan yang bertentangan dengan moral yang baik,
contohnya banyak sekali seperti: memeras, berbohong, korupsi,membunuh,
mencuri, nyontek dll.
HUBUNGAN ETIKA DAN MORAL
• Etika bukan Moral
• Etika bukanlah sumber tambahan moralitas melainkan merupakan
filsafat yang merefleksikan ajaran-ajaran moral. etika merupakan
sebuah ilmu, bukan sebuah ajaran. Yang mengatakan bagaimana kita
harus hidup, yang meminta kita untuk berlaku ini dan itu bukanlah etika,
melainkan ajaran moral. Misalnya yang meminta kita untuk harus
menghormati orang tua bukanlah etika, namun ajaran moral-lah yang
meminta kita untuk menghormati orang tua.
• Namun melalui etika kita dapat memahami berbagai prinsip-prinsip
dalam hal ini kita harus menghormati dan menghargai orang lain sebagai
manusia yang memiliki martabat, terlebih orang tua kita.
• Jelaslah disini dapat dibedakan etika dipakai untuk yang lebih konseptual,
sedangkan moral dipakai untuk yang lebih khusus atau spesifik.
• Jadi etika membicarakan prinsip-prinsip mengenai moralmenghargai
manusia sebagai prinsip HAM. ( kemartabatan, kesetaraan, imparsial )
FILSAFAT MORAL
• Upaya untuk “sistematisasi” pengetahuan
tentang hakekat moralitas dan APA YANG
DITUNTUT DARI KITA.
• Sokrates: “ tentang bagaimana kita hidup/
bagaimana seharusnya”
• Pertanyaan bagaimana kita hidup/bagaimana
seharusnyadijawab oleh NILAI DAN NORMA
NILAI
• Nilai = sesuatu yang menarik, yang dicari, yang
menyenangkan, yang disukai sesuatu yang
baik.
• Hans Jonas, nilai “ the addressee of yes”
sesuatu yang ditujukan dengan ya nilai
adalah sesuatu yang kita “iyakan” dan
“aminkan”
• Nilai=sesuatu yang memikat dan mengimbau
kita
Nilai memiliki 3 ciri
• Nilai berkaitan dengan subjekkalau tidak ada
subjek yang menilai, maka tidak ada nilai juga.
( misalnya gunung meletus, untuk menilai itu
“indah” atau “merugikan” maka memerlukan
kehadiran subjek yang menilai)
• Nilai tampil dalam suatu konteks praktis, di mana
subjek ingin membuat sesuatu.
• Nilai menyangkut sifat2 yang “ditambah” oleh
subjek pada sifat2 yang dimiliki oleh objek. Nilai
tidak dimiliki pada objek “pada dirinya sendiri”.
Ciri2 nilai moral
• Berkaitan dengan tanggung jawab kita
nilai moral ialah nilai yang berkaitan dengan
pribadi manusia yang bertanggungjawabnilai
moral mengakibatkan seorang bersalah atau
tidak bersalah, karena ia bertanggung jawab.
• Berkaitan dengan hati nurani
nilai meminta untuk diakui dan
diwujudkanmewujudkan nilai moral
merupakan imbauan dari hati nurani
• Mewajibkan nilai moral mewajibkan kita
secara absolut dan tidak bisa ditawar-tawar.
• Bersifat formal merealisasikan nilai moral
dengan nilai2 yang lain dalam suatu tingkah
laku moral. Nilai moral tidak memiliki “isi”
tersendiri dan terpisah dari nilai2 lainnya
( misalnya: bagi pedagang nilai kejujuran dan
nilai ekonomi)
NORMA MORAL
• “carpenter’s square” siku2 yang digunakan
tukang kayu untuk mengukur benda yang
dikerjakan (meja, kursi dll ) lurus atau
bengkok.
• Ada 3 macam norma umum  etiket, hukum,
dan moral.
KEUTAMAAN
(MENJADI DOKTER YANG BAIK
DALAM PROFESI MEDIS)
• Aristoteles dalam bukunya Nicomachean Ethics (tahun
325 SM)  kebaikan manusia itu merupakan aktivitas
jiwa dalam kesesuaiannya dengan keutamaan (Virtue).
• Maha Guru Filsafat Sokrates, plato  sifat semacam
apakah yang membuat manusia menjadi peribadi yang
baik? Dari hasil diskusi mereka kembali jawabannya
mengarah kepada keutamaan.
• keberanian, pengendalian diri, kemurahan , kejujuran,
keadilan, kebijaksanaan.
• Pemikiran mengenai keutamaan/kebaikan manusia
tersebut bagi bangsa Yunani bersumber pada akal budi
manusia
• Jaman terus berkembang seiring gerakan Renaissans di
Eropa, filsafat moral dikeluarkan dari kungkungan
agama( hukum Ilahi ) hukum moral.
• pertanyaan bergeser dari : “saya harus menjadi
manusia seperti apa?” menjadi “ saya harus melakukan
apa? “  dari keutamaan ke Deontologis.
• Para filsuf modern( David Home dan Imannuel Kahn )
tersebut mengembangkan teori-teori kewajiban.
Seperti yang telah kita ketahui pada bagian
sebelumnya, konsep-konsep mereka sebagai berikut:
(1) Deontologis(2) Teleologis dan (3) Kontekstual
•  
Ditinjau dari sejarah Perkembangan Sejarah Filsafat Etika

Etika Etika
Keutamaan Kewajiban

Aristoteles David Hume Immanuel Kant


Socrates Plato
(384-322 s.M.) (1711-1776) (1724-1804)
2 aliran arus utama Etika
Etika Etika
Kewajiban Keutamaan
• Mempelajari prinsip-prinsip, • Mempelajari keutamaan
aturan2,norma2 moral yang (virtue), sifat dan watak yang
berlaku bagi perbuatan kita dimiliki manusia
• Fokusnya pada doing • Fokusnya pada being
manusia/perbuatan manusia/
/perilaku eksistensi/keberadaan
• Pertanyaan pokok: what • Pertanyaan pokok: What
should I do? (saya hrs kind of person should I be?
melakukan apa? ) (saya hrs menjadi org yg
bgmn?)
Bagaimana Hubungan antara Etka
Kewajiban dan Keutamaan?
• Pertama, mengikuti suatu prinsip, aturan,norma tertentu
(etika kewajiban/deontologis) tidak efisien jika tidak
disertai sikap tetap manusia untuk hidup menurut
prinsip moral itu (etika keutamaan)
• Kedua: Moral selalu berkaitan dg prinsip/aturan/norma
serentak juga dg kualitas manusia
• Etika kewajiban membutuhkan etika keutamaan dan
sebaliknya
• Dalam hidup sehari2 kelakuan moral lebih baik dituntun
oleh keutamaan.
Etika Keutamaan juga
membutuhkan Etika Kewajiban
• Etika keutamaan saja buta, jika tidak
dipimpin oleh norma atau prinsip.
• Kita hanya bisa membedakan watak
seseorang (mis, yang kikir atau yang
murah hati) dari prilakunya yang
terukur oleh norma atau prinsip moral
(bahwa memberi itu baik).
Keutamaan dan Watak
Keutamaan Disposisi berarti suatu
adalah: kecenderungan yang tetap
Disposisi watak yang
telah diperoleh seseorang Keutamaan berkaitan
dan memungkinkannya dengan kehendak / motif
untuk bertingkah laku
tetap
Keutamaan diperoleh
dari membiasakan diri
Misalnya: (hasil latihan)
Kemurahan Hati
• salah satu contoh dari bentuk keutamaan, yaitu
kemurahan hati. Kemurahan hati merupakan suatu
bentuk keutamaan yang membuat seseorang sanggup
untuk membagikan harta bendanya kepada orang lain
membutuhkan.
• Melihat contoh di atas, kalau begitu apa itu
keutamaan? Keutamaan dapat didefinisikan sebagai
disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan
memungkinkan orang tersebut untuk bertingkah laku
baik secara moral. Disposisi merupakan
kecenderungan yang menetap. Sifat atau watak yang
berubah-rubah dapat dipastikan bukanlah keutamaan.
Keutamaan2 Pokok

Kebaikan
Hati

Keadilan
Arthur Schopenhaur
(1788-1860)
Keutamaan Pokok

Kebijaksanaan

Keberanian

Pengendalian
diri

Plato Aristoteles
(384-322 s.M.)
Keadilan
Keutamaan Pokok

Kebijaksanaan
Iman
Kepercayaan
Keberanian
Pengharapan
Pengendalian
diri
Thomas Aquinas
Cinta-Kasih
(1225-1274) Keadilan
Keutamaan UK. Maranatha
• Integritas: merupakannilai dalam ranah aktualisasi diri. Integritas disini
berkaitan dengan sikap-sikap konsistensi, jujur, tulus, utuh dapat
dipercaya,
• care :merupakan nilai dalam ranah berelasi. Kepedulian ini mendasari
pengembangan sikap-sikap antara lain seperti memberi perhatian
terhadap sesama dan lingkungannya, respek pada orang lain, berinisiatif,
kontributi, kooperatif, peka, bertanggung jawab, senantiasa berupaya
menciptakan suasana yang kondusi
• excellence :atau keprimaan merupakan nilai dalam ranah karya.
Keprimaan merupakan nilai yang mendasari pengembangan pribadi yang
antara lain memiliki ciri kesungguhan dalam bekerja, kreatif, inovatif,
efisien, tepat waktu dan tepat guna
• Keutamaan pokok: Dosen, Karyawan, dan Mahasiswa
Proses memperoleh Keutamaan

Upaya Korektif
Mengoreksi sifat awal
Keutamaan
yang tidak baik Pengendalian diri /berani
Melakukan
Melawan Arus perubahan
Mengatasi kesulitan
yang dialami dan berani
Keluar dari kelemahan
Di mana dididiknya?
• Keluarga
• Masyarakat
• Lembaga pendidikan
Keutamaan dan Ethos

Keutamaan Individual

Ethos Kelompok
Characteristic spirit of
community, people or system Ethos kerja
(Suasana khas yang
menandai suatu kelompok, Ethos profesi
bangsa atau sistem)
KEUTAMAAN DALAM PROFESI MEDIS
Beberapa detail dari 8 keutamaan oleh
Pellegrino dan Thomasma yang dianggap paling
penting dalam profesi kedokteran:
1.Fidelity to trust (kesetiaan pada kepercayaan)
kepercayaan merupakan dasar terdalam hubungan
pasien-dokter. Pasien mencari pertolongan medis
karena ia percaya bahwa dokter mempunyai keahlian
untuk memecahkan problem kesehatan yang dialami
pasien.
2. Compasion (belas kasih )
orang sakit bagi dokter adalah pasien. ( kata
Latin patiens berarti “yang menderita”.
Compassion (latin=compassio) sebenarnya
berarti “turut menderita
( com=dengan/bersama/turut) membuka
diri untuk penderitaan orang lain.
3.Phronesis
inggrisprudenceprudensialmenurut
Aristoteles phronesis adalah KEUTAMAAN
PALING PENTING.
orang yang memiliki keutamaan “phronesis”
adalah orang yang dapat mengambil
keputusan tepat dalam suatu situasi yang
komplek.
tujuan kedokteran healingmemberikan
pertimbangan dan penilaian yang tepat untuk
orang sakit.
4. Justice ( keadilan)
prinsip yang mengatur hubungan antara
anggota2 masyarakat
5. Fortitude (keberanian)
berani mengambil keputusan untuk
menyelamatkan dan menyembuhkan pasien
6. Temperance (pengenalan diri)
dalam arti memberikan pengobatan yang
tepat. Bukan “overtreatment” dan bukan pula
“undertreatment”
7. Integrity ( integritas)
keutuhan perilaku dan moral
8. self-effacement (tidak mengedepankan
kepentingan diri)
dalam konteks hubungan pasien-dokter,
pasien ada dalam posisi vulnerability
(kerentanan)pasien dalam posisi lemah,
dokter sangat kuat. Dokter tidak boleh
mengeksploitasi pasien.

Anda mungkin juga menyukai