Anda di halaman 1dari 11

SISTEM KEWARISAN ISLAM

BAB VIII OLEH;


Zalfaa Adhwaa Jamaludin
(2001875)
1A-D3 Keperawatan
A. Makna kewarisan Islam

Kewarisan Islam adalah seperangkat ketentuan yang mengatur cara-cara peralihan hak
dari seseorang yang telah meninggal dunia kepada orang yang masih hidup dimana
ketentuan-ketentuan tersebut didasarkan pada wahyu ilahi yang terdapat dalam Alquran dan
penjelasannya yang diberikan oleh nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam (Djakfar
dan yahya 1995 hal 3-4)adapun menurut komplikasi hukum Islam pasal 171 kewarisan
didefinisikan sebagai hukum yang mengatur tentang pemindahan hak kepemilikan harta
peninggalan atau pewaris menentukan siapa siapa yang berhak menjadi ahli waris dan
beberapa bagiannya (bisri dan others 1999)
B. Azas Kewarisan Islam

1. Asas ijbari Iqbal


secara bahasa artinya memaksa hal ini mengandung arti bahwa peralihan harta dari seseorang
yang meninggal kepada ahli warisnya berlaku dengan sendiri atau secara otomatis berdasarkan
ketetapan Allah SWT bukan tergantung kepada kehendak si pewaris atau ahli warisnya. hukum
waris ini memaksa yaitu dikarenakan kaum muslim terikat untuk taat kepada Allah sebagai
konsekuensi logis atas pengakuan kemahaesaan Allah dan kerasulan nabi Muhammad SAW yang
dinyatakan dalam dua kalimat syahadat.
2. Asas Wasta
Dalam Alquran mengandung pengertian makna peralihan harta setelah kematian asas ini
menyatakan bahwa kewarisan itu hanya ada kalau ada yang meninggal dunia ini berarti bahwa
kewarisan dalam hukum Islam itu semata-mata sebagai akibat dari kematian seseorang tidak dapat
disebut sebagai harta waris jika si pemilik harta masih dalam keadaan hidup.
3. Asas Tsulutsaimal
Asas ini menyatakan bahwa wasiat tidak boleh melebihi sepertiga dari jumlah harta
peninggalan.
4. Asas Bilateral
Hukum waris Islam menganut asas bilateral hal ini berarti bahwa seseorang menerima hak waris
atau bagian waris dari kedua belah pihak yaitu dari kerabat keturunan laki-laki dan kerabat
perempuan.
5. Asas Keadilan dan keseimbangan
Mengandung makna bahwa dalam pembagian harta waris harus senantiasa terdapat
keseimbangan antara hak dan kewajiban yaitu antara hak yang diperoleh oleh seseorang dengan
kewajiban yang harus ditunaikan nya.
C. Dasar Hukum Kewarisan

1. Sumber hukum waris berdasarkan al-quran


a. Surah an-nisa ayat 11
- Pembagian harta pusaka adalah syariat hukum yang telah ditetapkan Allah SWT
- Secara garis besar ayat ini berbicara dalam tiga aspek yaitu ketentuan tentang kewarisan anak
baik laki
- laki maupun perempuan, ketentuan tentang kewarisan orang tua harta warisan dibagikan setelah
ditunaikan wasiat dan hutang.
b. Surah Annisa ayat 12
c. Surah Annisa ayat 176
2. Sumber kewarisan berdasarkan hadits
3. Sumber kewarisan berdasarkan ijtihad
D. Ruang Lingkup Kajian Waris

1. Hak-hak yang berkaitan dengan harta peninggalan atau pusaka.


2. Syarat-syarat menerima pusaka.
3. Sebab-sebab menerima pusaka.
4. Penghalang-penghalang dari penerima pusaka.
5. Tertib urutan hak-hak atas harta pusaka.
6. Bagian masing-masing ahli waris dari harta pusaka.
7. Orang-orang yang mendapat harta waris.
8. Orang-orang yang tidak mendapat harta waris.
9. Cara membagi harta waris.
10. Hukum-hukum yang berpautan dalam masalah waris.
E. Rukun Waris
1. Orang yang meninggalkan harta atau muwarist.
2. Ahli waris atau warist.
3. Harta warisan atau muruts.
F. Syarat
4. Meninggal dunianya muwaris baik secara hakikat maupun secara hukum.
5. Hidupnya orang-orang yang berhak mendapat harta warisan harus jelas di saat
meninggalnya mewaris.
6. Mengetahui kedudukan atau posisi dalam ahli waris.
G. Sebab Kewarisan

1. Kekerabatan
a. Ashabul furudh
Yaitu ahli waris yang bagiannya telah ditentukan dalam Alquran seperti 1/2, 1/4, 1/8, 1/3, 1/6
dan 2/3.
1.) Ashabul furudh nasabiyah=anak,ibu,aayah, cucu dan sebagainya
2.) Ashabul furudh nasabiyah=suami istri jika suami mati maka istri mendapat bagian tentunya
misal 1/4 jika tidak ada anak atau 1/3 jika ada anak.
b. Ashabah
Ahli waris yang tidak memiliki bagian tertentu akan tetapi mengambil kisah setelah diurut
terpenuhi.
c. Dzawil arham
Ahli waris yang tidak termasuk ke dalam golongan ashabul furudh dan ashabah mereka akan
menerima pusaka jika memang tidak ada orang yang termasuk. 2. Hubungan pernikahan
H. Penghalang Waris
1. Hamba sahaya
2. Membunuh
3. Beda Agama
I. Kwlompok Ahli Waris
1. Ahli waris berdasarkan jenis kelamin
a. Golongan laki-laki yang terdiri atas 15 orang.
b. Golongan perempuan yang terdiri atas 10 orang.
2. Ahli waris ditinjau dari kelompok hak waris
a. Ashabul furudh
b. Ashabah
c. Dzawil arham
J. Teknis Pembagian Waris

1. Menyelesaikan urusan jenazah.


2. Menyelesaikan hutang piutang almarhum, baik hutang kepada manusia
atau hutang kepada Allah SWT.
3. Membayar biaya pengobatan/perwatan dan membayar pemakaman
almarhum.
4. Memenuhi wasiat sang mayit apabila semasa hidupnya pernah bernadzar.
Memisahkan harta bawaan dan harta gono gini.

Anda mungkin juga menyukai