Anda di halaman 1dari 67

REGULASI &

KEBIJAKAN
JALAN

PELATIHAN
PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

BEKERJA KERAS

BERGERAK CEPAT
KOMPETENSI DASAR
(01 BM) Level 2 BERTINDAK TEPAT

SETELAH MENGIKUTI PEMBELAJARAN


INI, PESERTA MAMPU MEMAHAMI
REGULASI DAN KEBIJAKAN
PENYELENGGARAAN JALAN DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR
SERTA FASILITASI JALAN DAERAH
MELIPUTI PLANNING, PEMROGRAMAN,
PERANCANGAN, PELAKSANAAN,
PENGAWASAN, PENGOPERASIAN DAN
PEMELIHARAAN JALAN.
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

BEKERJA KERAS

BERGERAK CEPAT
INDIKATOR HASIL BELAJAR
BERTINDAK TEPAT

1. PESERTA MAMPU MENJELASKAN PRINSIP


PENYELENGGARAAN JALAN
2. PESERTA MAMPU MENJELASKAN REGULASI
DALAM PENYELENGGARAAN JALAN
3. PESERTA MAMPU MENJELASKAN
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN JALAN DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


MATERI POKOK
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

1 • PENGERTIAN PENYELENGGARAAN JALAN

• REGULASI DALAM PENGEMBANGAN


2
JALAN

• KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN


3 JALAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
PUPR

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

PENGERTIAN
PENYELENGGARAAN JALAN 1

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
PENGERTIAN PENYELENGGARAAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

Jembatan Voided Slab


1.INFRASTRUKTUR JALAN DI INDONESIA 4. KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN JALAN
2.SISTEM JARINGAN JALAN a. FUNGSI DAN STATUS JALAN
3.REGULASI DAN MASALAH HUKUM BIDANG JALAN b. RENCANA UMUM JARINGAN JALAN
a. REGULASI YANG HARUS DIIKUTI c. RENCANA STRATEGIS DITJEN BINA MARGA
b.MASALAH HUKUM BIDANGPROFIL
JALAN DIPA 5. PENUTUP

c. BEBERAPA REVISI KETENTUAN TA 2016

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
PENGERTIAN PENYELENGGARAAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

PERAN JALAN DAN TRANSPORTASI


 Transportasi merupakan urat-nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya dan pertahanan keamanan
nasional.
 Jaringan jalan sebagai prasarana utama untuk distribusi orang, barang, dan jasa.
 Sistem jaringan jalan dibentuk oleh sistem transportasi dan struktur tata ruang wilayah.
 Pembangunan infrastruktur jalan harus memperhatikan secara bersamaan 3 (tiga) aspek utama yang sangat
penting, yaitu: ekonomi, sosial, dan lingkungan (sebagai dukungan pembangunan berkelanjutan dan Pro
Green).  Terkait aspek ekonomi, ketersediaan infrastruktur yang
memadai dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih
tinggi, yang berarti dapat meningkatkan pendapatan per kapita
masyarakat sehingga perlu percepatan pembangunan
infrastruktur (Pro Growth).
Sistem  Aspek sosial dan aspek lingkungan tidak dapat terlepas sebagai
Transportasi
faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kelayakan
pembangunan infrastruktur jalan karena dapat memberikan
dampak pada kualitas lingkungan dan keamanan sosial.
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH 7
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
PENGERTIAN PENYELENGGARAAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

KONDISI TRANSPORTASI INDONESIA (1)


(Tingkat Daya Saing Infrastruktur)

 Dari 137 negara, peringkat GCI Indonesia mengalami


kenaikan 5 peringkat , yaitu ke-36.
 Dari 12 pilar (kelembagaan; infrastruktur; stabilitas
 makro ekonomi; tingkat kesehatan  dan pendidikan
dasar; pendidikan  tinggi dan pelatihan; efisiensi
perdagangan; pasar tenaga kerja; pasar  keuangan;
teknologi; keterjangkauan pasar; bisnis; serta
inovasi), daya saing infrastruktur Indonesia
menduduki peringkat ke-52.

sumber: hasil analisis The Global


(

Competitiveness Report 2010-2018)


INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
PENGERTIAN PENYELENGGARAAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

 Singapura merupakan negara ASEAN yang


memiliki peringkat GCI tertinggi, yang
kemudian diikuti oleh Malaysia dan
Thailand.
 Negara ASEAN yang memiliki kualitas jalan
terbaik adalah Singapura, Malaysia, dan
Brunai Darussalam.
 Dari 9 kategori infrastruktur, kualitas jalan
di Indonesia menduduki peringkat ke-64
(se-ASEAN, masih di bawah Singapura,
Malaysia, dan Thailand).

sumber: The Global Competitiveness Report 2017-2018


( )

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
PENGERTIAN PENYELENGGARAAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

TANTANGAN TRANSPORTASI INDONESIA


(Pengaruh Infrastruktur Jalan pada Kondisi Logistik Indonesia)

Biaya logistik di Indonesia relatif


Biaya logistik Indonesia masih cukup besar:
tinggi (24% GDP) dibandingkan ± 24% dari GDP
(Malaysia: ± 13%,
negara lain. Keterbatasan Amerika dan Jepang: ± 11%)

infrastruktur menjadi salah satu


penyebabnya. sumber: Asosiasi Logistik Forwarder
(

Indonesia/ ALFI)
Tingginya permintaan lalu lintas barang dan jasa terhadap infrastruktur jalan
84% lalu lintas angkutan penumpang dan 90% lalu lintas angkutan barang bertumpu
pada jalan.
hanya ± 7% lalu lintas angkutan barang menggunakan moda transportasi laut.
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
PENGERTIAN PENYELENGGARAAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

Tingginya waktu tempuh di koridor


90%
84%

Penumpang barang
utama (2,7 jam/100km). Hal ini
mengakibatkan tingginya biaya logisitik di
Indonesia.
7,3% 5,3% 7%
0,6% 1,8% 1,5%
0% 0%

JALAN REL SUNGAI LAUT UDARA

(sumber: Renstra Ditjen. Bina Marga , 2015)


(sumber: Indii , 2012)
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
PENGERTIAN PENYELENGGARAAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

1.INFRASTRUKTUR JALAN DI INDONESIA 4. KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN JALAN


2.SISTEM JARINGAN JALAN a. FUNGSI DAN STATUS JALAN
3.REGULASI DAN MASALAH HUKUM BIDANG b. RENCANA UMUM JARINGAN JALAN
JALAN
c. RENCANA STRATEGIS DITJEN BINA
a.REGULASI YANG HARUS DIIKUTI MARGA
PROFIL DIPA
b.MASALAH HUKUM BIDANG JALAN 5. PENUTUP
TA 2016
c.BEBERAPA REVISI KETENTUAN

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
PENGERTIAN PENYELENGGARAAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

SISTEM JARINGAN JALAN


UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
• SISTEM PRIMER
Merupakan sistem jaringan jalan dengan (Sistem Jaringan Jalan Primer adalah sistem
peranan pelayanan distribusi barang dan jasa jaringan jalan bersifat menerus yang memberikan
untuk pengembangan semua wilayah di pelayanan lalu lintas tidak terputus walaupun
tingkat nasional, dengan menghubungkan masuk ke dalam kawasan perkotaan)
semua simpul jasa distribusi yang berwujud
pusat pusat kegiatan. (Yang dimaksud dengan kawasan perkotaan
• SISTEM SEKUNDER adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
Merupakan sistem jaringan jalan dengan bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan
peranan pelayanan distribusi barang dan jasa sebagai tempat permukiman perkotaan,
untuk masyarakat di dalam kawasan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
perkotaan. pemerintahan, pelayanan sosial, serta kegiatan
ekonomi)

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
PENGERTIAN PENYELENGGARAAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

KOTA
KOTA 1. Jalan Sistem Primer
(Antar Kota)
KOTA
KOTA (Menerus dalam Kota)

2. Jalan Sistem Sekunder


KOTA
KOTA
KOTA

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
PENGERTIAN PENYELENGGARAAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN
KRITERIA JALAN MENURUT FUNGSI
UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
Kriteria Arteri Kolektor Lokal Lingkungan

HIERARKI JALAN
Angkutan yang dilayani Utama Pengumpul Setempat Lingkungan

ARTERI Jarak perjalanan Jauh Sedang Dekat Dekat

Kecepatan rata-rata Tinggi Sedang Rendah Rendah


Vol. & Kec. KOLEKTOR
P tinggi
E Lalulintas
Lokal terbatas Jumlah jalan masuk Dibatasi Dibatasi Tidak Dibatasi Tidak Dibatasi
R
G
E 100 Km/jam
R
A
LOKAL
K
A Lalulintas
N Menerus
Makin
Dominan

20 Km/jam
Vol. & Kec.
rendah Areal Permukiman Semakin Dominan
Semakin Bertambah
Akses dikontrol Peruntukan Jalan Akses dan Parkir Akses tidak dikontrol
penuh
AKSESIBILITAS
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
PENGERTIAN PENYELENGGARAAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN
JALAN MENURUT STATUS
UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
• JALAN NASIONAL
Merupakan jalan arteri dan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang mengubungkan antar ibukota provinsi, dan
jalan strategis nasional, serta jalan tol
• JALAN PROVINSI
Merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota
kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi
• JALAN KABUPATEN
Merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota
kecamatan, antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem
jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten
• JALAN KOTA
Merupakan jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota,
menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan antar pusat
permukiman yang berada di dalam kota
• JALAN DESA
Merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antar permukiman di dalam desa serta jalan lingkungan
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
PENGERTIAN PENYELENGGARAAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

DAMPAK SISTEM TRANSPORTASI JALAN YANG BELUM OPTIMAL


(Terhadap Arus Lalu Lintas)

Pusat Kota
Kemacetan sebagai dampak sistem
Primer menerus vs melingkar
jaringan jalan yang belum optimal
• Jalan Primer menerus dalam Kota
Pusat Kota
• Penggunaan Ruang Milik Jalan
(Rumija) untuk penggunaan yang
tidak semestinya seperti untuk pasar
tumpah maupun lahan parkir
kendaraan, menyebabkan ruas jalan
tidak berperan sebagaimana
fungsinya

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
PENGERTIAN PENYELENGGARAAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

BAGIAN- BAGIAN JALAN


PP 34 Tahun 2006 tentang Jalan Pasal 33

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
PENGERTIAN PENYELENGGARAAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

JARINGAN JALAN SEBAGAI JALUR LOGISTIK


Pusat Industri Pasar Outlet

Industri
lokal

Jalan nasional
bahan
Jalan provinsi
mentah
Bahan Jalan kab/kota
Pengolahan
mentah
bahan mentah

 Jalan merupakan salah satu moda transportasi terpenting di Indonesia sebagai bagian dari sistem
logistik nasional yang berperan sebagai prasarana distribusi sekaligus pembentuk struktur ruang
wilayah.
 Jaringan jalan sebagai upaya penyediaan end-to-end point services.
 Sehingga diperlukan sinergitas antara jaringan jalan nasional, provinsi, dan kabupaten/ kota.

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
PENGERTIAN PENYELENGGARAAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

PERKEMBANGAN PANJANG JALAN DI INDONESIA


Panjang Jalan Tahun 2015-2017 Kemantapan Jalan Tahun 2015-2017
416,734.55 415,708.77 428,786.30
100 89.36
89.38
90.35
80 68.67
69.81
58.13 67.79
450,000 60 58.80
400,000 57.30
350,000 40
300,000
250,000 20
47,553.80 48,374.10 49,241.36
200,000
150,000 0
47,017.27 47,017.27 47,017.27
100,000
2015
50,000
2016
0
2015 2016 2017 2017

Jalan Nasional (%) Jalan Provinsi (%) Jalan Kabupaten/Kota (%)


Jalan Nasional (km) Jalan Provinsi (km) Jalan Kabupaten/Kota (km)

• Selama tahun 2015 hingga tahun 2017, panjang jaringan jalan di Indonesia telah bertambah 13.739 km (khususnya jalan
provinsi, dan kabupaten/ kota) sehingga panjang keseluruhan jaringan jalan di Indonesia saat ini adalah 525.044 km.
• Namun demikian dengan tingkat pertumbuhan lalu lintas rata – rata mencapai 9%/tahun sementara penambahan panjang
jalan hanya 2%/tahun, terjadi ketimpangan antara ketersediaan jalan (supply) dengan kebutuhan transportasi (demand).
• Selain itu, ketimpangan juga terlihat dari kemantapan jalan nasional dan jalan daerah.
• Saat ini, kemantapan jalan nasional telah mencapai 92,27% (semester 2 tahun 2018).

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
PENGERTIAN PENYELENGGARAAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

PERKEMBANGAN PANJANG JALAN NASIONAL

Jalan
26.853,48 34.628,84 38.619,82 47.017,27
nasional

Penambahan 7.775,35 3.940,99 8.447,45


Ket:
JAP : Jalan Arteri Primer
JKP-1 : Jalan Kolektor Primer-1
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
PENGERTIAN PENYELENGGARAAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN TOL

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

REGULASI DALAM
PENGEMBANGAN JALAN 2

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
REGULASI DALAM PENGEMBANGAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

1.INFRASTRUKTUR JALAN DI INDONESIA 1.KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN JALAN

2.SISTEM JARINGAN JALAN a. FUNGSI DAN STATUS JALAN

3.REGULASI DAN MASALAH HUKUM BIDANG JALAN b. RENCANA UMUM JARINGAN JALAN

a. REGULASI YANG HARUS DIIKUTI c. RENCANA STRATEGIS DITJEN BINA MARGA

b. MASALAH HUKUM BIDANG JALAN 5. PENUTUP


PROFIL DIPA
c. BEBERAPA REVISI KETENTUAN
TA 2016

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
REGULASI DALAM PENGEMBANGAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

REGULASI PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
REGULASI DALAM PENGEMBANGAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

BEBERAPA REGULASI YG HARUS DIIKUTI

 UU Ttg Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi


No. 31/1999 diubah menjadi UU No. 30/2001
 UU Tentang Keuangan Negara No.17/2003
 UU Tentang Perbendaharaan Negara No 1/2004
 UU Tentang Jalan No 38/2004
 UU Tentang Kebencanaan No 24/2007
 UU Tentang Tata Ruang No 26/2007
 UU Tentang LLAJ No 22/2009
 UU Tentang Lingkungan No 32/2009
 UU Tentang Pengadaan Lahan No 2/2012
 UU Tentang Aparatur Sipil Negara No 5/2014
 UU Tentang Jasa Konstruksi No 2/2017
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
REGULASI DALAM PENGEMBANGAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

KETENTUAN LAIN YG MENGIKUTI

 Seluruh Peraturan tindak lanjut dari Undang2 :


Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
Peraturan Menteri dll
 SNI – Standard Nasional Indonesia
 Manual, Pedoman Teknis
 Ketentuan teknis yang diterbitkan oleh
Lembaga Teknis yg terkait

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
REGULASI DALAM PENGEMBANGAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

PENANGANAN MASALAH HUKUM DI BINA MARGA


JENIS PERMASALAHAN HUKUM YANG SERING DIHADAPI
1. MASALAH PERTANAHAN
a. Pengadaan Tanah
b. Aset tanah – Barang Milik Negara – BMN
c. Okupasi oleh pihak yang tidak berhak
d. Sertifikat tumpang tindih
e. Tanah adat Masyarakat
f. Hutan Lindung

2. SENGKETA KONTRAK KONSTRUKSI/PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI


a. Klaim sisa pembayaran pekerjaan
b. Klaim terhadap alat dan tenaga kerja yang idle
c. Eskalasi yang tidak dapat diakomodir
d. Hasil pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi
e. Revisi DIPA
f. Keterlambatan Justifikasi Teknis
g. Sengketa terhadap kurs mata uang asing
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
REGULASI DALAM PENGEMBANGAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

PENANGANAN MASALAH HUKUM DI BINA MARGA

JENIS PERMASALAHAN HUKUM YANG SERING DIHADAPI

3. PENGADAAN BARANG DAN JASA


a. Keberatan terhadap Penetapan Pemenang
b. Tuduhan Persaingan Usaha tidak sehat/persekongkolan

4. LAIN LAIN
a. Permohonan Uji Materi Undang undang Jalan
b. Informasi Publik
c. Pelayanan Publik

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
REGULASI DALAM PENGEMBANGAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

REVISI KEPUTUSAN MENTERI PU DASAR HUKUM  UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
tentang Penetapan Fungsi dan Status Jalan  PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan
JALAN  PP No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol
UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
TATA LALU
RUANG LINTAS  KM No. 49 Tahun 2005 tentang SISTRANAS
 UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ
UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
Pasal 8 ayat (6) dan 9 ayat (7)
 Ketentuan lebih lanjut mengenai jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan diatur dalam Peraturan Pemerintah
 Ketentuan lebih lanjut mengenai status jalan umum diatur dalam Peraturan Pemerintah

 Sistem jaringan jalan primer ditetapkan dengan Kepmen dengan memperhatikan pendapat menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang transportasi
PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan Pasal
 Penetapan ruas-ruas jalan menurut fungsinya untuk jalan arteri dan jalan kolektor yang menghubungkan antar
60, 61 ayat (1) & (2) beserta penjelasannya;
serta Pasal 62 ayat (1) & (6) beserta ibukota provinsi dalam sistem jaringan jalan primer dilakukan secara berkala dengan Kepmen
penjelasannya  Penetapan status suatu ruas jalan sebagai jalan nasional dilakukan dengan memperhatikan fungsi jalan yang telah
ditetapkan oleh Menteri
 Penetapan ruas-ruas jalan menurut fungsi dan statusnya dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan wilayah
yang telah dicapai secara berkala (PALING SINGKAT 5 (LIMA) TAHUN)

Penetapan Kepmen dimaksud mengacu


pada: Permen PU No. 03/PRT/M/2012
tentang Pedoman Penetapan Fungsi Jalan Penetapan & Prosedur Penetapan Fungsi Jalan & Status Jalan
dan Status Jalan
Wewenang Penetapan Fungsi Jalan & Status Jalan
Perubahan Fungsi Jalan & Status Jalan
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
REGULASI DALAM PENGEMBANGAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

TAHAPAN PENYUSUNAN SK MENTERI


tentang Fungsi Jalan & Status Jalan Analisis dan pemetaan usulan
(termasuk data jalan nasional
Surat Direktur PJJ kepada Bappeda Provinsi eksisting) berdasarkan arahan:
perihal Permohonan Masukan Surat Usulan Daerah (tindak RTRWN, Sistranas & Rencana
Pengembangan Jaringan Jalan Nasional lanjut Surat Direktur PJJ) Induk Pembangunan
No: HK.0108-Bp/318 (Tgl 9 April 2018) Kepariwisataan Nasional

Konfirmasi kepada Konfirmasi kepada Sekda Pembahasan Usulan Jalan dan


Kementerian Prov/ Kab/ Kota terkait Penyusunan Konsep Revisi Pemuktahiran Revisi SK
Perhubungan c.q. Kesediaan Serah Terima SK Menteri PU tentang Menteri bersama Bappeda,
Ditjen. Perhubungan BMN (ruas down grade), Fungsi Jalan di lingkungan Dinas Bina Marga, Dinas
Darat Termasuk Proses BAST internal Ditjen. Bina Marga Perhubungan, BBPJN/BPJN,
Mulai Berjalan dan P2JN (dihasilkan Berita
Acara kesepakatan)

Finalisasi Konsep Penetapan SK Menteri Penetapan SK Menteri Penyelesaian Berita Acara


Revisi SK Menteri PU PU tentang Fungsi PU tentang Status Serah Terima Aset oleh
tentang Fungsi Jalan Jalan Jalan Setdijen BM dan Biro BMN
(Setjen)
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
REGULASI DALAM PENGEMBANGAN KRITERIA EVALUASI:(I)
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN ADMINISTRASI

A. Kesesuaian Arahan Rencana Tata Ruang dan Wilayah


• JAP menghubungkan antara PKN-PKN, PKN-PKW, PKN/PKW-PU, PKN/PKW-PP, PKN/PKW-BU, PKN/PKW-BP,
• JKP 1 menghubungkan antar Ibukota Provinsi
• JSN menghubungkan PKN/PKW-PKSN, PKN/PKW-KSN, PKSN-PKSN
B. Hierarki Outlet dalam Sistem Transportasi Nasional
• Pelabuhan Utama dan Pengumpul berdasarkan Permen Perhubungan No. 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk
Pelabuhan Nasional,
• Bandara Pengumpul Skala Primer, Sekunder dan Tersier berdasarkan Permen Perhubungan No.69 Tahun 2013 tentang
Rencana Induk Kebandarudaraan Nasional
• Pelabuhan Angkutan Penyeberangan Kelas I berdasarkan Permen Perhubungan No. 432 Tahun 2017 tentang Rencana
Induk Pelabuhan Nasional
• Terminal Tipe A berdasarkan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No.SK.1361/AJ.106/DRJD/2003 Penetapan Simpul
Jaringan Transportasi Jalan untuk Terminal Penumpang Tipe A Di Seluruh Indonesia
C. Perubahan Fungsi Jalan
D. Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang didukung/diakses telah menjadi Perpres
E. KSPN (Pariwisata) yang didukung/diakses adalah kawasan yang ber-irisan dengan KSN yang telah menjadi Perpres
F. Tidak memenuhi kelima kriteria diatas
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
REGULASI DALAM PENGEMBANGAN KRITERIA EVALUASI: (II)
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN TEKNIS

Kondisi jalan minimal sedang (dengan perkerasan)

Lebar jalan minimal 6 m

Mampu menyediakan ROW minimal 25 m (disertai dengan surat


kesanggupan Pemerintah Daerah)

Mampu menjaga tata guna lahan pada kedua sisi jalan (mengurangi
hambatan samping)

Terdapat penanganan sesuai kewenangan (Pemerintah Daerah)


selama 5 tahun terakhir

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
REGULASI DALAM PENGEMBANGAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

DASAR HUKUM REVISI KEPMEN PU


No. 567/KPTS/M/2010 tentang Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional

• UU No. 38 tahun 2004 tentang Jalan Pasal 18 ayat (2) huruf c :


Pengaturan jalan nasional (salah satunya) meliputi penyusunan
perencanaan umum jaringan jalan nasional
• PP No. 34 tahun 2006 tentang Jalan Pasal 70 ayat (2) : Rencana
umum jaringan jalan adalah kumpulan rencana ruas-ruas jalan
beserta besaran pencapaian sasaran kinerja pelayanan jalan
tertentu untuk jangka waktu tertentu

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
REGULASI DALAM PENGEMBANGAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH JALAN

Kriteria Rencana Umum (PP No. 34 tahun 2006 tentang Jalan)


Jangka Panjang Jangka Menengah
Penyusunan rencana disusun berdasarkan: (a). RTRWN, (b). disusun berdasarkan: (a). RTRWN, (b).
Tatranas dalam Sistranas, (c). RPJMN,
umum jalan nasional Tatranas dalam Sistranas, dan (c). RPJPN
dan (d). RUJPJJN
Penetapan rencana Menteri Menteri
umum jalan nasional
Periode penetapan
rencana umum jalan 20 (dua puluh) tahun 5 (ima) tahun
nasional
Evaluasi rencana umum
jalan nasional paling lama 5 (lima) tahun paling lama 3 (tiga) tahun

Ket:
RUJPJJN : Rencana Umum Jangka Panjang Jaringan Jalan Nasional
RUJMJJ : Rencana Umum Jangka Menengah Jaringan Jalan
RUJMJJN : Rencana Umum Jangka Menengah Jaringan Jalan Nasional
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN


JALAN DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN PUPR 3

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR

1.INFRASTRUKTUR JALAN DI INDONESIA


4. KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN JALAN
2.SISTEM JARINGAN JALAN
a. FUNGSI DAN STATUS JALAN
3.REGULASI DAN MASALAH HUKUM BIDANG JALAN
b. RENCANA UMUM JARINGAN JALAN
a. REGULASI YANG HARUS DIIKUTI
c. RENCANA STRATEGIS DITJEN BINA MARGA
b. MASALAH HUKUM BIDANG JALAN
PROFIL DIPA 5. PENUTUP

TA 2016
c. BEBERAPA REVISI KETENTUAN

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN

2. Rencana Umum Jaringan


1. Fungsi Jalan & Status Jalan Jalan 3. Rencana Strategis

JANGKA PANJANG:
Dokumen perencanaan jalan
Penetapan fungsi jalan nasional yang mencakup
sesuai arahan RTRWN & rumusan mengenai tujuan dan
Sistranas sasaran yang hendak dicapai
dalam jangka waktu 20 (dua
puluh) tahun Kebijakan dan strategi
pencapaian target dari
JANGKA MENENGAH:
arahan RPJMN 2015-2019
Penetapan status jalan Dokumen perencanaan jalan
nasional yang mencakup
sesuai kewenangan rumusan mengenai tujuan dan
berdasarkan penetapan sasaran yang hendak dicapai
fungsi jalan dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR
Bangkitan / Tarikan Besar :
PENDEKATAN Pendekatan berdasarkan Traffic Demand dan dukungan terhadap
PENYUSUNAN RENCANA pertumbuhan ekonomi nasional, dengan indikator:
• V/C ratio > 0,75
UMUM JARINGAN JALAN
• Ketersediaan rumija terbatas  tidak dapat dilakukan
Pembangunan penambahan lajur
Ruas Jalan Baru Bangkitan / Tarikan Kecil :
Pendekatan berdasarkan Aksesibilitas wilayah dan stimulasi
percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah, dengan indikator:
• Missing link
• Tidak ada akses terhadap kawasan strategis nasional
• Tidak ada akses terhadap simpul transportasi
Peningkatan Fungsi
Peningkatan konektivitas nasional pusat-pusat kegiatan dan simpul
menjadi JAP/JKP-1 transportasi nasional (PKN, PKW,PKSN, KSPN, KEK, KI, PU/PP, BU/BP)
dan Status Nasional yang saat ini diakses jalan sub-nasional (Jalan
Provinsi/Kabupaten/Kota)

Periode  2017 – 2019 ; 2020 – 2024; 2025 – 2029; 2030 – 2034


.
5 Tahunan  Metode = Kuadran SWOT Analisis

 Rangking prioritas tiap periode (Pendekatan dengan Metode Multiple


Prioritas Tahunan Classification Analysis/ MCA & pembobotan tiap kriteria menggunakan
Structural Equational Modelling/ SEM) 39
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH 39
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR

DEFINISI DAN Definisi: Jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan
Usulan Rencana JBH masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan sebidang dilengkapi
KRITERIA dengan pagar ruang milik jalan
PENGEMBANGAN
JARINGAN JALAN • Definisi: Pembangunan jalan sampai pada kondisi fungsional dengan
memenuhi beberapa kriteria:
Usulan Rencana  Jenis perkerasan minimal gravel
Pembangunan  Sungai telah terhubung oleh jembatan
Jalan Baru  Kelandaian maksimum 10% dan toleransi menjadi 15% utk medan
ekstrem
 Memenuhi kecepatan rencana 60 km/jam

• Definisi: peningkatan status jalan provinsi/kab/kota menjadi jalan nasional


Usulan Peningkatan Fungsi • Kriteria: Jalan eksisting terhubung dengan PKN, PKW, Bandara
dan Status Utama/Pengumpul, Pelabuhan Utama/Pengumpul, kawasan-kawasan
Menjadi Jalan Nasional strategis nasional

Usulan Peningkatan Kapasitas  Definisi: Jalan eksisting dengan kondisi 2 lajur 2 arah & lebar<12,0 m
(Penambahan Lajur Lalu dilebarkan menjadi 14,0 m dan 4 lajur 2 arah
Lintas,  Kriteria : Tingkat Pelayanan Jaringan Jalan mencapai kategori “D: Lambat
Lebar 14,0 m) menuju Macet dan V/C ratio > 0,75)

Usulan Peningkatan Kapasitas


(Pelebaran Lajur Lalu Lintas  Definisi: Jalan eksisting dilebarkan menuju standar 7,0 m
menuju Standar,  Kriteria: Tingkat Pelayanan Jaringan Jalan mencapai V/C ratio > 0,6
Lebar 7,0 m)
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Rencana strategis adalah dokumen perencanaan dari tahapan lanjutan perencanaan


umum jangka panjang dan jangka menengah.
Rencana strategis Kementerian/Lembaga adalah dokumen perencanaan
Kementerian/Lembaga untuk periode 5 (lima) tahun.
Pedoman penyusunan dan penelaahan rencana strategis kementerian/lembaga (Renstra
K/L) untuk selanjutnya disebut pedoman, disusun dengan tujuan untuk menjadi panduan
bagi pimpinan kementerian/lembaga dalam menyusun Renstra K/L.

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
Dukungan jalan terhadap
pembangunan 24 Pelabuhan baru Dukungan jalan terhadap
Dukungan jalan terhadap pelabuhan pembangunan 15 Bandara baru
penyeberangan di 60 lokasi Dukungan jalan terhadap
Restrukturisasi jaringan jalan intermoda dengan jalur KA
perkotaan, termasuk pembangunan Dukungan jalan bagi pariwisata
jalan lingkar Alokasi RPJMN
Dukungan jalan di 15 kawasan pada 25 KSPN prioritas
2015-2019
industri prioritas Rp. 278 Triliun

Pembangunan Pembangunan FO/UP


Pembangunan FO/UP Dukungan jalan
jalan
Konstruksi jalan Pembangunan Pemeliharaan jalan Dukungan
jalan nasional
nasional pada perlintasan
pada perlintasan KA
KA sub-nasional
bebas hambatan jalan nasional sub-nasional
(2.650 km)
km) dan kota
dan kota metropolitan
metropolitan (500 km)
km)
(1.000 km) (2.650 (47.017 km) (500
(15.000 m)
(15.000 m)

Pembangunan Jalan Strategis Pembangunan missing link menuju Pembangunan jalan lingkar
mendukung perbatasan, kawasan Pelabuhan, Bandara, ASDP
industri, pariwisata (KSPN), KEK
Sumber: Renstra Ditjen. Bina Marga 2015-2019
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR

CONTOH DOKUMEN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Acuan Penyelenggaraan Jalan Nasional:


Contoh Dokumen Renstra
Kepmen. PUPR tentang Fungsi Jalan & Status
Kemen. PUPR & Ditjen. Bina Marga
Jalan

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR

CONTOH DOKUMEN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) ESELON II


Rencana Strategis Eselon II
(Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan)

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR
SIKLUS PERENCANAAN DAN PEMROGRAMAN RPJMN dan Renstra Ditjen. Bina Marga menjadi
acuan utama dalam perencanaan dan pemrograman
RPJP Pedoman
Pedoman

Nasional tahunan

Pedoman
Pedoman

VISI & MISI Dijabarkan


Dijabarkan RPJM Dijabarkan
Dijabarkan
RKP Pedoman
Pedoman
RAPBN
Presiden Nasional

Pedoman
Pedoman Diacu

Pedoman
Pedoman Pedoman
Pedoman
Renstra K/L Renja RKA
Kontrak Kinerja
Kinerja K/L K/L

Dijabarkan
Dijabarkan

Dijabarkan
Dijabarkan
Renstra DIPA K/L
Ditjen. Bina Marga

Sumber: SOP Ditjen. Bina Marga No. SOP/UPM/DJBM-31 tanggal 1 April 2017 tentang Perencanaan
Jangka Menengah (Rencana Strategis Ditjen Bina Marga)
Laporan Kinerja
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH Organisasi
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR

SIKLUS PERENCANAAN, PEMROGRAMAN & PENGANGGARAN TAHUNAN DITJEN BINA MARGA


DAERAH
SINKRONISASI
 RPJMN  Direktif Presiden
 Renstra PUPR &  Rapat Terbatas
DJBM Presiden
RKT PRA-KONSULTASI REGIONAL
 Rancangan RKP Rancangan  Deskresi Menteri
 LAKIP  Usulan DPR Penajaman Program oleh Balai/Satker dan
 IRMS/ BMS  Prioritas Nasional pembahasan dengan Dit. PJJ bersama Dit.
 KPJM dari Bappenas Kompetensi, dan Balai
 Dokumen Kesiapan
RENJA-KL (Kemkeu)
(Kemkeu)
ANGGARAN
ANGGARAN
PAGU
PAGU

RKA-KL
MUSRENBANG/
TRILATERAL
MEETING
KEUANGAN
RKT Final
(Kemkeu/Bappenas)
NOTA (Kemkeu)
(Kemkeu/Bappenas)
INDIKATIF ANGGARAN
INDIKATIF
ALOKASI
(Bappenas) PAGU
PAGU
(Bappenas)
DIPA
RKP
PERPRES RKP
PERPRES

SATKER
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR
SIKLUS PENYELENGGARAAN JALAN •Kesesuaian Tata Ruang
1 (Nas/ Prov/ Kab/ Kota/ Pulau)
• Evaluasi kinerja dan 8 Perencanaan
Umum 2 •Perencanaan jangka panjang,
masukan kebijakan Evaluasi Pasca (Planning)
Programming • Pra-Konsultasi menengah, rencana strategis
Kegiatan
untuk peningkatan Regional
kinerja masa datang • Musrenbangnas

Tah • Pra Studi Kelayakan dan/


7 ap Per 3 atau Studi Kelayakan
• Operasi & Pasca e nca Perencanaan • Penyusunan Dokumen
pemeliharaan Konstruksi naa Teknis Awal
Tah n Lingkungan, Dokumen
• Implementasi RKL/ ap K ANDALALIN dan Dokumen
UKL - RPL/UPL, ons
truk Perencanaan Pengadaan
pemantauan dan si Tanah
pelaporan
4 • DED yang terintegrasi
• Aplikasi spesifikasi bahan, 6
Konstruksi
Perencanaan dengan rekomendasi
alat konstruksi, tata cara Teknis Akhir
RKL/ UKL - RPL/UPL dan
pelaksanaan konstruksi,
5 Audit Keselamatan Jalan
mobilisasi, serta Pra
pengawasan dampak • Implementasi RKL/ UKL,
Konstruksi
lingkungan rencana pengadaan lahan,
dan pembebasan lahan
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN 2015-2019
Visi RPJMN 2015-2019: Misi Kementerian PUPR:
“Terwujudnya Indonesia yang “Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan mendukung konektivitas
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian guna meningkatkan produktivitas, efisiensi dan pelayanan sistem logistik
Berlandaskan Gotong Royong” nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang
ARAH KEBIJAKAN BINA MARGA 2015-2019 berfokus pada keterpaduan konektivitas daratan dan maritim”
• Mempercepat pembangunan sistem transportasi multimoda Agenda NAWA CITA
• Mempercepat pembangunan transportasi mendukung Sistem Logistik Nasional Membangun Indonesia dari pinggiran
• Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan dengan memperkuat daerah-daerah dan
transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan desa dalam kerangka Negara Kesatuan

• Membangun kaitan sistem dan jaringan transportasi dengan investasi untuk mendukung
Koridor Ekonomi, Kawasan Industri Prioritas, Sistem Logistik Nasional, Kawasan Strategis Meningkatkan produktivitas rakyat dan
daya saing di pasar profesional
Pariwisata Nasional prioritas dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah non-
koridor ekonomi
Kondisi 2015 Sasaran Strategis Ditjen Bina
Kondisi 2019
• Kemantapan Jalan Nasional 86% Marga
• Meningkatnya dukungan
Kemantapan Jalan Provinsi 71% • Kemantapan Jalan Nasional: 98%
konektivitas bagi penguatan
• Kemantapan Jalan Kab/Kota 57% daya saing • Kemantapan Jalan Daerah: 70%
• Waktu tempuh di koridor utama: 2,7 • Waktu tempuh di koridor utama:
Meningkatnya Kemantapan
jam/100 km 2,2 jam/100 km
Jalan Nasional
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR
ISU STRATEGIS PENDANAAN PROGRAM PENYELENGGARAAN JALAN
Pendanaan tidak sesuai dengan kebutuhan Renstra

• Sesuai dengan RPJMN dan Renstra Kementerian PUPR, alokasi pembiayaan penyelenggaraan jalan nasional adalah Rp 278
Trilyun.
• Sementara itu alokasi DIPA/RKAKL yang diterima oleh Ditjen Bina Marga diperkirakan hanya tercapai Rp. 223 Trilyun hingga
tahun 2019.
• Backlog anggaran Ditjen Bina Marga diperkirakan mencapai Rp. 54,9 Trilyun pada tahun 2019.
• Target kinerja akan terdampak karena adanya backlog tersebut diantaranya target kemantapan jalan, target peningkatan
jembatan dan kondisi fisik pembangunan jalan yang belum semuanya teraspal.
• Salah satu solusi untuk mengatasi backlog pendanaan adalah penerapan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha-
Availability Payment (KPBU-AP) untuk sektor pengembangan jaringan jalan.
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR
PENDANAAN APBN PADA DITJEN. BINA MARGA

223 Triliun
Panjang Jalan Nasional : Panjang Jalan Nasional :
38.569 KM 47.017 KM

Dalam RPJMN 2015-2019, kebutuhan program penyelenggaraan jalan sebesar Rp 248 Triliun.
Kebutuhan investasi di sektor jalan cenderung meningkat (sebagai dampak penambahan panjang
jalan nasional), namun tidak sejalan dengan alokasi APBN yang tersedia.

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR

SASARAN RENSTRA 2015 - 2019


Sasaran Strategis 2015 2016 2017 2018 2019
Meningkatnya dukungan
konektivitas bagi penguatan 73% 74% 75% 76% 77%
daya saing
Meningkatnya kemantapan 86% 91% 94% 97% 98%
jalan nasional
Sasaran Program
Menurunnya waktu tempuh
pada koridor utama (Jam/100 2,7 2,6 2,5 2,4 2,2
km)
Meningkatnya pelayanan jalan 10 11 12 12 13
nasional (milyar kendaraan km) 1 6 2 7 3
Meningkatnya fasilitasi 25 50 75 10
terhadap jalan daerah untuk -
% % % 0%
mendukung kawasan
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR
PROGRAM PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR TA. 2015-2019
Dukungan jalan terhadap
pembangunan 24 Pelabuhan baru Dukungan jalan terhadap
Dukungan jalan terhadap pelabuhan pembangunan 15 Bandara baru
penyeberangan di 60 lokasi Dukungan jalan terhadap
Restrukturisasi jaringan jalan intermoda dengan jalur KA
perkotaan, termasuk pembangunan Dukungan jalan bagi pariwisata
jalan lingkar Alokasi RPJMN
Dukungan jalan di 15 kawasan pada 25 KSPN prioritas
2015-2019
industri prioritas Rp. 278 Triliun

Pembangunan Pembangunan FO/UP


Pembangunan FO/UP Dukungan jalan
jalan
Konstruksi jalan Pembangunan Pemeliharaan jalan Dukungan
jalan nasional
nasional pada perlintasan
pada perlintasan KA
KA sub-nasional
bebas hambatan jalan nasional sub-nasional
(2.650 km)
km) dan kota
dan kota metropolitan
metropolitan (500 km)
km)
(1.000 km) (2.650 (47.017 km) (500
(15.000 m)
(15.000 m)

Pembangunan Jalan Strategis Pembangunan missing link menuju Pembangunan jalan lingkar
mendukung perbatasan, kawasan Pelabuhan, Bandara, ASDP
industri, pariwisata (KSPN), KEK
Sumber: Renstra Ditjen. Bina Marga 2015-2019
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR
KONEKTIVITAS JARINGAN JALAN NASIONAL DENGAN SEKTOR LAIN
 Fungsi jalan sebagai konektivitas untuk membentuk struktur tata ruang (akses pada pusat-pusat kegiatan nasional dan
kawasan strategis nasional; serta mendukung antarmoda (pelabuhan, bandar udara, ASDP, terminal)
Pelabuhan Utama (PU) dan Pelabuhan Pengumpul (PP)
Jaringan jalan nasional
menghubungkan antara Pelabuhan
Pusat
PKN-PKN, PKN-PKW, Kegiatan Bandar Pengumpul Primer (PP),
Udara
PKN/PKW dengan Nasional Pengumpul Sekunder (PS), dan
pelabuhan/ bandar udara Pengumpul Tersier (PT) yang
utama/ pengumpul terletak di ibukota provinsi
Dukungan
Pariwisata
Jaringan ASDP
ASDP sebagai jalur
Jalan imaginer jaringan jalan
10 Kawasan Nasional
dan ASDP antar
Strategis Pariwisata provinsi
Nasional (KSPN)
14 Kawasan Industri Industri Terminal Dukungan jaringan jalan
Prioritas (KI) dan Terminal nasional pada terminal tipe A
8 Kawasan Ekonomi Peti
Kemas Dryport sebagai bagian dari
Khusus (KEK) (dryport)
kelengkapan pelabuhan utama
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR
Dukungan Jalan terhadap Pembangunan 24 Pelabuhan (Tol Laut)
RPJMN 2015 – 2019:
Terwujudnya Tol Laut dalam upaya meningkatkan pelayanan angkutan laut dan meningkatkan konektivitas laut
nasional, melalui:
• Pembangunan 24 pelabuhan untuk menunjang tol laut (termasuk Bitung dan Kuala Tanjung sebagai New
International Hub
• Pengembangan 60 dermaga penyeberangan

Ket:
Jalur rencana Pelabuhan Hub
Jalur rencana Pelabuhan Feeder
 Dukungan jaringan jalan nasional: Pelabuhan Utama (PU) dan Pelabuhan Pengumpul (PP) (Permen PU No. 03/PRT/M/2012)
 Seluruh pelabuhan telah diakses oleh jaringan jalan nasional eksisting (termasuk Jalan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa)

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR
Dukungan Jalan terhadap Pembangunan 15 Bandar Udara

Pulau Bandar Udara Pulau Bandar Udara


Sumatera 1.Letung
2.T ambelan Maluku 13. Namniwel: Namlea
Jawa 3. Kerta Jati: Majalengka 14.Werur
Papua
Bali-Nusra 4. Kabir- Patar 15.Koroway Batu

5. Muara Teweh: Beringin


6. Tebelian: Susilo
 Dukungan jaringan jalan nasional: bandar udara Pengumpul Primer (PP), Pengumpul
Kalimantan 7. Maratua
8. Samarinda Baru: Temindung/ Sungai Siring
Sekunder (PS), dan Pengumpul Tersier (PT) (Permen PU No. 03/PRT/M/2012)
9. Buntu Kunik: Pontiku/ Tana Toraja Baru
10.Morowali  Dari 15 bandar udara, hanya 3 bandar udara (Kertajati, Tebelian, Samarinda Baru) yang
Sulawesi 11.Miangas
12.Siau: Sitaro merupakan bandar udara pengumpul pada tahun 2020 – 2030 dan telah diakses oleh
jaringan jalan nasional
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR
 ASDP sebagai jalur
Dukungan Jalan terhadap 60 ASDP
Kuala Tungkal Jangkang Simanggaris
imaginer dari jaringan
Penarik
Penagi Mamuju jalan
Kep. Telaga (P. Bunguran), Teluk P.
Meranti Punggur Natuna Batang Sebuku Lero Kabonga Karatung Salawati Sorong Numfor
Meulaboh

Sintete

Manado Tua
Ciremai
Bastiong

Nias
Selatan Folley
Penajam Malili
Tanjung
Api-api
Pinrang Sikeli
Gangga
Pare-pare Bombana Weda
Maros
Bakauheni Padang Bai
Gilimanuk
Merak

Wayaloar

P. Nyamuk, Ketapang Kayangan Lembar Poto Tano Raha Raijua Kaladupa Moa Kaonda
Karimun Jawa
Kajadoi
Leti Wunlah Toyando Warem

 Dukungan jaringan jalan nasional : ASDP yang melayani angkutan penyeberangan antar
provinsi
telah diakses oleh jaringan
 Dari 60 ASDP: jalan nasional
• 39 ASDP telah diakses oleh jaringan jalan nasional
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH belum diakses
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR

Dukungan Jalan terhadap 14 Kawasan Industri (KI) Prioritas


2015-2019 pada 10 Wilayah Pengembangan Industri (WPI)

Wilayah Pengembangan Industri (WPI): pengelompokan wilayah


berdasarkan keterkaitan backward dan forward sumberdaya dan fasilitas
pendukungnya, serta memperhatikan jangkauan pengaruh kegiatan
pembangunan industri.
Kawasan Industri (KI): kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang
dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan
dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha
Kawasan Industri.
14 KI telah diakses oleh jaringan jalan nasional.

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR
 Wilayah Pengembangan Industri (WPI): pengelompokan wilayah berdasarkan keterkaitan backward dan forward sumberdaya dan fasilitas pendukungnya, serta memperhatikan jangkauan
pengaruh kegiatan pembangunan industri.
 Kawasan Industri (KI): kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan
Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri.
 14 KI telah diakses oleh jaringan jalan nasional.
Bitung

Kuala Tanjung Palu


Dukungan Jalan terhadap Sei Mangke Morowali
Konawe

14 Kawasan Industri (KI) Buli (Halmahera Timur)

Prioritas 2015-2019 pada Ketapang


Landak

10 Wilayah
Pengembangan Industri Batulicin
Jorong Teluk Bintuni
(Tanah Laut)
(WPI)

Tanggamus

Bantaeng

Ket:
Sumber: RPJMN Hal 6-127 KI Prioritas 2015-2019
58

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR
Ket:

Dukungan Jalan terhadap 25 Kawasan Strategis Pariwisata 16 Prioritas 2012-


2014

Nasional (KSPN) Prioritas 2015-2019 9 KSPN


tambahan
Prioritas 2015-
2019
Sumber: PP No. 50 tahun 2011 tentang RIPKN
2 KSPN (diluar 25
KSPN
Prioritas 2015-
2019)

4 KSPN yang
tidak beririsan
dengan 25 KSPN
Prioritas (Surat
Kementerian
Pariwisata)

10 KSPN Prioritas

TOGEAN  25 KSPN prioritas (termasuk beberapa KSPN


lainnya) telah didukung oleh jaringan jalan
nasional
KARST PACITAN
 Terdapat 20 KSPN yang diusulkan
Kementerian Pariwisata (Surat No.
UJUNG KULON – MOYO
TJ. LESUNG
UM.303/2/15 M.PAR/2014):
• 16 KSPN yang beririsan dengan 25 KSPN
Prioritas
• 4 KSPN yang tidak beririsan:  2 KSPN
(Ujung Kulon-Tj. Lesung dan Togean-Tomini)
akan didukung oleh penambahan jaringan
jalan nasional.
 2 KSPN (Karst Pacitan dan Moyo) akan
diprogramkan dalam Renstra 2015-2019
 Sehingga 31 KSPN tersebut di atas telah
didukung oleh jaringan jalan nasional
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR

REVIEW RENSTRA 2015 – 2019: SASARAN STRATEGIS

Faktor utama terealisasinya sasaran konektivitas adalah fokus Ditjen. Bina Marga pada pembangunan koridor
baru di kawasan terluar dan tertinggal, seperti perbatasan di Kalimantan, NTT, dan Papua, serta jalur Trans Papua.

Sulitnya Ditjen. Bina Marga dalam menjaga kondisi jalan nasional adalah ketidaksesuaian alokasi anggaran dengan
besaran kebutuhan preservasi jalan nasional, bahkan sejak tahun 2016 sehingga menyebabkan perlunya
pertukaran prioritas program tahunan yang berdampak pada tidak tercapainya sasaran kemantapan jalan.
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR

REVIEW RENSTRA 2015 – 2019: SASARAN PROGRAM


Penurunan waktu tempuh sulit dilaksanakan apabila
hanya mengandalkan kinerja Ditjen. Bina Marga karena
fungsi jalan nasional sering terganggu oleh hambatan
samping (pasar tumpah, parkir liar, pertokoan, dll)
mengingat bahwa Ditjen. Bina Marga tidak memiliki
kewenangan untuk menertibkan hal tersebut.

Jumlah kendaraan semakin meningkat sehingga akan


menjadi suatu PR tersendiri untuk mengantisipasi
kemacetan.

Bentuk fasilitasi jalan daerah berupa bantuan


penanganan kerusakan jalan agar kondisi menjadi
mantap kembali walaupun bukan merupakan
kewenangan Ditjen. Bina Marga. Oleh karena itu, hal
tersebut sedang dikonsepkan terkait bentuk fasilitasi
yang ideal.
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR
PROGRAM PRIORITAS DITJEN BINA MARGA  Pembangunan infrastruktur jalan non tol
2015 – 2019 • Pembangunan jalan lingkar Trans Morotai
PROYEK STRATEGIS NASIONAL • Rekonstruksi dan realinyemen jalan Palu –
 Pembangunan infrastruktur jalan tol Parigi
• 8 ruas jalan tol (lintas timur) di Pulau Sumatera melalui • Pembangunan 7 ruas jalan Trans Maluku
penugasan kepada PT Hutama Karya:
PENYELESAIAN LINTAS PERBATASAN
 Medan – Binjai
• Lintas perbatasan Kalimantan
 Palembang – Simpang Indralaya
• Lintas perbatasan NTT
 Pekanbaru – Dumai
• Lintas perbatasan Papua
 Bakauheni – Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu
Agung AKSES BANDARA & PELABUHAN BARU
 Palembang – Tanjung Api-api PRIORITAS
 Kisaran – Tebing Tinggi AKSES KSPN, KEK, KI PRIORITAS
• Medan – Kualanamu
AKSES DAERAH TERTINGGAL
• Akses Tanjung Priok
• Lintas Pantai Selatan Jawa
• Cileunyi – Sumedang – Dawuan
• Trans Papua
• Solo – Kertosono
• Balikpapan – Samarinda PENINGKATAN KAPASITAS ASEAN HIGHWAY
• Manado – Bitung SESUAI ASEAN TRANSPORT STRATEGIC PLAN
FOR 2016 - 2025
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR
Arun
Lhokseumawe Kuala
(ACEH) Tanjung KAWASAN PRIORITAS TAHUN 2019
(SUMUT) Palu Morowali
Bitung
MBTK (SULTENG) (SULTENG)
(SULUT)
Tanjung
Sei Mangkei (KALTIM) Sorong
Kelayang Morotai
(SUMUT) (BABEL) (PAPBAR)
Galang (MALUT)
Batang
Teluk
(KEPRI)
Bintuni
Danau (PAPBAR)
Toba Kep. Seribu
(SUMUT) (DKI Konawe
JAKARTA) Bantaeng (SULTRA)
(SULSEL) Wakatobi
Tanjung
(SULTRA)
Api-api
(SUMSEL)
Tanjung Bromo-Tengger-
Borobudur Mandalika Labuan
Lesung Semeru (JATIM)
(DIY) Ket:
(NTB) Bajo
(BANTEN) 3 Kawasan Industri (KI) 2018 (NTT)
4 Kawasan Industri (KI ) 2019
3 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) 2018
4 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) 2019
6 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industri
3 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
KEBIJAKAN DALAM PENGEMBANGAN JALAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PUPR
Indikasi Outcome Penganggaran Tahun 2019
• Kemantapan jalan nasional mencapai 94% mantap, target RPJMN 98% belum tercapai.
• Kemantapan jembatan mencapai 95% mantap, tidak ada jembatan kritis dan runtuh.
• Tidak ada kegiatan pelebaran jalan menambah lajur dan pembangunan Fly Over / Underpass / Terowongan
kecuali yang sudah committed dan bersifat direktif.
• Tidak ada kegiatan pelebaran jembatan dan duplikasi jembatan kecuali yang sudah committed dan bersifat
direktif.
• Pembangunan jalan perbatasan Kalimantan dan jalan Trans Papua tembus di tahun 2019. Pembangunan jalan
perbatasan Papua belum bisa tembus karena sulitnya medan topografi. Pembangunan jalan Pansela Jawa masih
terkendala pembebasan lahan. Sisa dana alokasi pembangunan dipergunakan untuk penyelesaian missing link,
pengaspalan koridor strategis sebagaimana tersebut di atas, kegiatan committed dan kegiatan direktif seperti akses
pelabuhan Patimban.
• Pembangunan jembatan difokuskan pada kegiatan committed dan pembangunan jembatan di koridor strategis
seperti perbatasan, Trans Papua dan pansela Jawa agar tidak ada konektivitas yang terputus.
• Penuntasan jalan bebas hambatan Cisumdawu, Balikpapan – Samarinda, Solo – Kertosono dan Manado – Bitung.
• Penanganan jalan daerah memerlukan Direktif Presiden atau Diskresi Menteri yang diformalkan dalam bentuk
surat / peraturan.
INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

PENUTUP
• Jaringan jalan merupakan prasarana distribusi dan sekaligus pembentuk struktur ruang wilayah dimana
penataan sistem jaringan jalan tidak terlepas dari Rencana Tata Ruang Wilayah;
• Dalam pelaksanaan Penyelenggaraan Pembangunan Jalan harus selalu mengikuti Regulasi yang berlaku
sesuai tahapan dan proses yg sedang dilaksanakan;
• Kebijakan penyelenggaraan jalan tidak terlepas dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
dan Rencana Strategis DJBM;
• Rencana Strategis DJBM 2015-2019 merupakan dasar penyusunan program Ditjen. Bina Marga dengan
sasaran strategis yang meliputi:
 Meningkatkan kemantapan jalan nasional melalui preservasi jalan (asset management)
 Meningkatkan dukungan konektivitas bagi peningkatan daya saing melalui pengembangan jalan
nasional dan dukungan jalan daerah
• Dari pusat produksi hingga ke outlet, angkutan harus melalui semua fungsi jalan yang sehingga
mantapnya jaringan jalan nasional menjadi kurang bermakna tanpa kemantapan jalan daerah.

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH


TERIMAKASIH

PELATIHAN
PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
MATERI POKOK
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

PERTANYAAN
REGULASI DAN KEBIJAKAN JALAN
Jawaban ditulis tangan pada form yang
telah disediakan dan diupload melalui e-
pelatihan dalam bentuk PDF.
1. Jelaskan tentang prinsip penyelenggaraan jalan!
DOWNLOAD FORM
2. Jelaskan mengenai regulasi dalam
penyelenggaraan jalan!
3. Jelaskan mengenai kebijakan pengembangan jalan
di lingkungan kementerian PUPR!
4. Berikan contoh kasus apa yang perlu didiskusikan
di kelas terkait materi ini.

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH

Anda mungkin juga menyukai