Anda di halaman 1dari 44

FARMAKOLOGI II

(ANTIHIPERTENSI)

Kelompok 1:
Sahri Hidayati 1701005 (Presenter 2)
Elsha Fhira 1701009 (Notulen 1)
Indah Krisnawati 1601019 (Notulen 2)
N u r a h m a d I n d r a g i r i Ya r d i 1 6 0 1 0 3 8 ( A n g g o t a )
Widya Lexita Putri 1601095 (Anggota)
S u w i g o R o z e n 1 6 0 11 3 9 ( P r e s e n t e r 1 )
Yo k y E l f a d r i 1 6 0 11 4 6 ( M o d e r a t o r )
Z i d r a A l b a s r i 1 6 0 11 4 7 ( A n g g o t a )

Waktu Pengerjaan:
Dosen Pembimbing: Apt. Ifora, M.Farm. Selasa, 05 – 01 – 2021
(20.00 WIB)
Definisi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan


tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg. Peningkatan tekanan darah yang
berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung
(penyakit jantung) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak
dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.
Etiologi

hipertensi jenis ini tidak


diketahui penyebabnya.
hipertensi Faktor yang
primer/essensial mempengaruhinya antara lain:
Usia, jenis kelamin, berat
badan, kolesterol.

Berdasarkan etiologinya
hipertensi diklasifikasikan
menjadi 2:
akibat adanya suatu
penyakit seperti:
- stenosis arteri renalis
hipertensi sekunder - penyakit parenkim ginjal
- feokromositoma
- Obat – obatan
- dan sebagainya.
Patofisiologi

Dalam plasma renin


Tekanan darah ditubuh Bila aliran darah dalam bergabung dengan protein
diatur oleh Sistem glomeruli berkurang , membentuk Angiotensin 1
Angiotensin Aldosteron ginjal akan melepaskan yang oleh enzim ACE
(RAAS). renin. diubah menjadi
Angiotensin 2,

Yang aktif dan bersifat


Sehingga volume darah vasokonstriksi dan
bertambah, menstimulir hormon
mengakibatkan tekanan aldosteron yang
darah meningkat. mempunyai efek retensi
air dan garam,
• Lepasnya neurohormon dirangsang oleh emosi, noradrenalin)
gelisah, stress, takut, marah, lelah. (adrenalin &
Neurohormon bersifat vasokonstriksi perifer Neurohormon
sehingga tekanan darah naik.
• Makin kurang elastis, tekanan darah makin
arteri
tinggi.
Elastisitas dinding
• Makin besar volume denyut jantung, tekanan Volume denyut jantung
darah makin tinggi.
lain:
Disamping RAAS, tekanan darah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
Gejala

Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat


bervariasi pada masing-masing individu. Gejala-gejalanya
berupa sakit kepala/rasa berat di tengkuk, mumet (vertigo),
jantung berdebar-debar, mudah Ielah, penglihatan kabur,
telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan.
Klasifikasi
Faktor - Faktor Resiko

2. Faktor resiko yang dapat


diubah
1. Faktor resiko yang tidak Faktor risiko yang dapat diubah
dapat diubah antara lain:
Faktor risiko yang tidak dapat diubah • merokok
antara lain: • diet rendah serat
• Usia • kurang aktifitas gerak
• jenis kelamin • berat badan berlebihan/kegemukan
• genetik • komsumsi alkohol
• komsumsi garam berlebih
• Stress
• Hiperlipidemia/Hiperkolestrolemia
Faktor resiko yang tidak dapat diubah

1. Usia
Usia mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan bertambahnya
umur, risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar sehingga
prevalensi hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar
40%, dengan kematian sekitar di atas usia 65 tahun (Depkes, 2006).

Tingginya hipertensi sejalan dengan bertambahnya umur yang


disebabkan oleh perubahaan struktur pada pembuluh darah
besar, sehingga lumen menjadi lebih sempit dan dinding
pembuluh darah menjadi lebih kaku, sebagai akibatnya terjadi
peningkatan tekanan darah sistolik.
Faktor resiko yang tidak dapat diubah

2. Jenis Kelamin
Faktor gender berpengaruh pada terjadinya hipertensi, Pria
diduga memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan
tekanan darah dibandingkan dengan wanita.

Namun, setelah memasuki manopause, prevalensi hipertensi pada


wanita meningkat. Setelah usia 65 tahun, terjadinya hipertensi pada
wanita lebih meningkat dibandingkan dengan pria yang diakibatkan
faktor hormonal. Penelitian di Indonesia prevalensi yang lebih tinggi
terdapat pada wanita.
Faktor resiko yang tidak dapat diubah

3. Genetik
Faktor genetik juga berkaitan dengan metabolisme pengaturan
garam dan renin membran sel. Menurut Davidson bila kedua orang
tuanya menderita hipertensi, maka sekitar 45% akan turun ke anak-
anaknya dan bila salah satu orang tuanya yang menderita
hipertensi maka sekitar 30% akan turun ke anak-anaknya.
Faktor resiko yang dapat diubah

1. Kegemukan (obesitas)
Kegemukan (obesitas) adalah presentase abnormalitas lemak yang
dinyatakan dalam Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu perbandingan antara
berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. Berat badan dan IMT
berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik.
Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33% memiliki berat badan
lebih (overweight).

Obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan tetapi prevalensi


hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk
menderita hipertensi pada orang gemuk 5 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan seorang yang badannya normal. Pada penderita
hipertensi ditemukan sekitar 20-33% memiliki berat badan lebih
(overweight).
Faktor resiko yang dapat diubah

2. Stress
Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah,
dendam, rasa takut dan rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak
ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut
lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat.
Jika stress berlangsung lama, tubuh akan berusaha mengadakan
penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahaan
patologis. Gejala yang muncul dapat berupa hipertensi.
Faktor resiko yang dapat diubah

3. Merokok
Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida
yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah
dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri yang
mengakibatkan proses artereosklerosis dan tekanan darah tinggi.

Pada studi autopsi, dibuktikan kaitan erat antara kebiasaan merokok


dengan adanya artereosklerosis pada seluruh pembuluh darah. Merokok juga
meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot-
otot jantung. Merokok pada penderita tekanan darah tinggi semakin
meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh darah arteri .
Faktor resiko yang dapat diubah

4. Kurang aktifitas gerak


Melalui kegiatan olahraga, jantung dapat bekerja secara lebih
efisien. Frekuensi denyut nadi berkurang, namun kekuatan jantung
semakin kuat, penurunan kebutuhan oksigen jantung pada
intensitas tertentu, penurunan lemak badan dan berat badan serta
menurunkan tekanan darah.
Faktor resiko yang dapat diubah

5. Konsumsi garam berlebih


Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh karena menarik
cairan di luar sel agar tidak dikeluarkan, sehingga akan meningkatkan
volume dan tekanan darah. Pada sekitar 60% kasus hipertensi primer
(essensial) terjadi respon penurunan tekanan darah dengan mengurangi
asupan garam 3 gram atau kurang, ditemukan tekanan darah rata-rata
rendah, sedangkan pada masyarakat asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan
rata-rata lebih tinggi.
Faktor resiko yang dapat diubah

6. Hiperlipidemia/Hiperkolestrolemia
Kelainan metabolisme lipid (lemak) yang ditandai dengan
peningkatan kadar kolestrol total, trigliserida, kolestrol LDL atau
penurunan kadar kolestrol HDL dalam darah. Kolestrol merupakan
faktor penting dalam terjadinya aterosklerosis yang mengakibatkan
peninggian tahanan perifer pembuluh darah sehingga tekanan darah
meningkat.
Komplikasi Hipertensi

Menurut Elisabeth J Corwin komplikasi hipertensi terdiri dari:


- stroke
- infark miokard
- gagal ginjal
- ensefalopati (kerusakan otak)
1. Stroke

Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri


yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga
aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahi berkurang. Arteri-arteri
otak yang mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga
meningkatkan kemungkinan terbentuknya anurisma.
2. Infark
miokardium

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang


arterosklerotik tidak dapat mensuplai cukup oksigen ke miokardium atau
apabila terbentuk trombus yang menyumbat aliran darah melalui
pembuluh tersebut. Akibat hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel,
maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi dan
dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.
3. Gagal ginjal

Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang


progresif dan irreversible dari berbagai penyebab, salah satunya pada
bagian yang menuju ke kardiovaskular. Mekanisme terjadinya hipertensi
pada gagal ginjal kronik oleh karena penimbunan garam dan air atau
sistem renin angiotensin aldosteron (RAAS).
4. Ensefalopati (kerusakan
otak)

Ensefalopati (Kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada


hipertensi maligna (hipertensi yang meningkat cepat). Tekanan
yang sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan
tekanan kapiler dan mendorong ke dalam ruang intersitium
diseluruh susunan saraf pusat.
Penatalaksanaan Hipertensi

Pengendalian faktor resiko :


-Mengatasi obesitas/ menurunkan kelebihan berat badan
-Mengurangi asupan garam didalam tubuh
- Melakukan olahraga teratur
- Berhenti merokok
- Mengurangi komsumsi alkohol
Obat – obat AntiHipertensi

Klasifikasi
ACEi ARB
Benazepril Kandesartan
Captopril Eprosartan
Enalapril Irbesartan
Fosinopril Losartan
Lisinoril Olmesartan
Moexipril Telmisartan
Perindopril Valsartan
Quinapril Azilsartan
Ramipril Fimasartan
Trandolapril
Tanapres
Obat – obat AntiHipertensi

Diuretik
Klasifikasi
Tiazid Diuretic Loop Diuretik hemat Antagonis
kalium aldosteron

Klortalidon Bumetanide Triamteren Eplerenone


Hidroklorotiazid Furosemide Amilorid Spironolakton
Indapamide Torsemide Spironolakton
Metolazone Asam etakrinat Eplerenon
Bendroflumetiazid
Xipamid
Klopamid
Epitizid
Polytiazid
metiklotiazid
Obat – obat AntiHipertensi

Adrenergic receptor antagonists


Beta blockers Alpha blockers Mixed Alpha + Beta
blockers
acebutolol doxazosin bucindolol
atenolol phentolamine carvedilol
bisoprolol indoramin Labetalol
betaxolol phenoxybenzamine
carteolol prazosin
metoprolol terazosin
nadolol Tolazoline
nebivolol
oxprenolol
penbutolol
pindolol
propranolol
Timolol
Obat – obat AntiHipertensi

Beta-Bloker
Klasifikasi
Kardioselektif Non-selektif Aktifitas Campuran
simpatomimetik penyekat α dan β
Atenolol Nadolol Acebutolol Karvedilol
Betaxolol Propanolol Carteolol Labetolol
Bisoprolol Timolol Pentobutolol Bucindolol
Metoprolol Sotalol Pindolol
Obat – obat AntiHipertensi

CCB
Klasifikasi
Dihidropiridin Non-dihidropiridin

Amlodipin Diltiazem
Clindipin Verapamil
Clevidipin
Lercanidipin
Levamlodipin
Nifedipin
Nimodipin
Nisoldipin
Nitrendipin
Felodipin
Isradipin
Lekamidipin
Nicardipin
Nisoldipin
Obat-Obat Antihipertensi
Alternatif

Kelas Nama Obat Dosis Lazim


(mg/hari)
Penyekat α-1 Doxazosin 1-8
Prazosin 2-20
Terazosin 1-20
Agonis sentral α- Klonidin 0,1-0,8
2 Metildopa 250-1000

Antagonis Reserpin 0,05-0,2,5


Adrenergik Minoxidil 10-40
Perifer Hidralazin 20-100
Terapi kombinasi

1. Penghambat ACE dengan


diuretik
2. Penyekat reseptor angiotensin II
(ARB) dengan diuretik
3. Diuretik dan agen penahan
kalium
4. Penghambat ACE dengan
penghambat kalsium
5. Penghambat reseptor beta
dengan diuretik
6. Agonis reseptor α-2 dengan
diuretik
7. Penyekat α-1 dengan diuretik
Penggunaan Terapi
Captopril Amlodipin Candesartan Furosemid Hidroklortiazid
(ACEi) (CCB) (ARB) (Diuretik) (Diuretik)
-Pengobatan -Pengobatan -hipertensi -Udema -Hipertensi
hipertensi hipertensi -gagal jantung Karena - Diabetes
ringan sampai - Angina stabil gangguan insipids
sedang kronik jantung - Batu ginjal
- Pengobatan - Angina - Sirosis hati - Osteoporosis
gagal jantung vasospastik - Gangguan - Edema
kongestif (Angina ginjal
prinzmental/w - hipertensi
ariant angina) ringan dan
sedang
Mekanisme Kerja Obat
Captopril Amlodipin Candesartan Furosemid Hidroklortiazid
(ACEi) (CCB) (ARB) (Diuretik) (Diuretik - Tiazid)
- menghambat - Antagonis kalsium - menghambat - bekerja di ansa - bekerja dengan
secara kompetitif bekerja dengan vasokonstriksi Henle asenden menghambat
pembentukan menghambat dan efek sekresi bagian epitel transport bersama
angiotensin II dari influks ion kalsium (symport) Na-Cl di
prekursor ke dalam sel
aldosteron dari tebal dengan
angiotensin I yang miokard, sel-sel angiotensin II. cara tubulus distal
inaktif, yang dalam sistem menghambat ginjal, sehingga
terdapat pada konduksi jantung kotransport Na+, ekskresi Na+ dan
pembuluh darah, dan sel-sel otot K+, Cl-, Cl- meningkat.
ginjal, jantung, polos pembuluh menghambat
kelenjar adrenal darah. Efek ini resorpsi air dan
dan otak. Selain itu, akan menurunkan
elektrolit. Mula
degradasi kontraktilitas
bradikinin juga jantung, menekan kerjanya lebih
dihambat sehingga pembentukan dan cepat dan efek
kadar bradikinin propagasi impuls diuretiknya lebih
dalam darah elektrik dalam kuat daripada
meningkat. jantung dan golongan tiazid.
memacu aktivitas
vasodilatasi,
interferensi dengan
kontriksi otot polos
pembuluh darah.
Efek Samping
Captopril Amlodipin Candesartan Furosemid Hidroklortiazid
(ACEi) (CCB) (ARB) (Diuretik) (Diuretik)
- Proteinuria - Sakit kepala -Pusing -Hipokalemia -Hipokalemia
- Idiosinkrasi - Edema - Peningkatan -Hipomagnese -
- Rashes - Kelelahan lemak mia keseimbangan
- Neutropenia - Mengantuk trigliserida - Hiponatremia elektrolit
- Anemia - Mual dalam darah - gangguan - anemia
-Trombositope - Nyeri perut -Hiperurisemia saluran cerna - Pusing
nia - Flushing (peningkatan - Hipotensi - Gangguan
- Hipotensi - Palpitasi asam urat) orthostatik saluran
- Pusing - Diare - pencernaan
- Mual Hiperglikemia
- Nyeri sendi - Reaksi Sistem
Saraf Pusat
Interaksi
Captopril Amlodipin Candesartan Furosemid Hidroklortiazid
(ACEi) (CCB) (ARB) (Diuretik) (Diuretik)
- Allopurinol - Aspirin - Kodein -Salmeterol - Duloxetin
- Metformin - Ibuprofen - Diklofenak - Duloxetin - Esomeprazol
- Furosemid - Simvastatin - Lithium - Digoxin - Prednison
Kontra Indikasi
Captopril Amlodipin Candesartan Furosemid Hidroklortiazid
(ACEi) (CCB) (ARB) (Diuretik) (Diuretik)
- Wanita hamil -Hipersensitif -Hipersensitif - Anuria -Hipersensitiv
- Wanita - Syok - Gangguan - hipersensitif - gangguan
menyusui kardiogenik hati berat - gangguan Ginjal
- Gagal ginjal - Stenosis aorta fungsi ginjal - Anuria
- Stenosis yang signifikan - Hematologi
aortic - Ibu menyusui
- Hipersensitiv
Profil Farmakokinetika (Captopril)

Absorpsi Distribusi Metabolisme Eliminasi


Pemberian captopril Captopril Metabolisme captopril Lebih daripada 95% dosis
terjadi di hepar. Metabolit obat yang diabsorpsi, akan
secara oral didistribusikan ke captopril berupa disulfida. diekskresikan ke urine
memberikan dalam air susu ibu Mayoritas metabolit dalam waktu 24 jam, pada
penyerapan yang dengan konsentrasi adalah dimers dari pasien dengan fungsi
cepat dengan sekitar 1 % dari captopril disulfida. ginjal yang normal.
Metabolit-metabolit Sekitar 20% dari dosis
tingkat darah konsentrasi obat tersebut menjalani proses obat tunggal ditemukan
puncak sekitar 1 dalam darah interkonversi yang pada feses dalam waktu 5
mg / mL yang maternal.Sekitar 30 reversibel. Sekitar hari, yang berupa obat
setengah dari dosis yang tidak diabsoprsi.
ditemukan 1/2 persen dari obat captopril yang diabsorpsi, Obat captopril dapat
sampai 1 jam setelah terikat pada protein secara cepat akan dieliminasi melalui
dosis 100 mg. plasma terutama dimetabolisir, terutama hemodialisa pada orang
Penyerapan albumin, sekitar 25‒ menjadi disulfida dewasa. Namun, belum
captopril-sistein, dan diketahui apakah obat ini
minimal rata-rata 30%. dimer sulfida. Waktu dapat dieliminasi melalui
sekitar 75 %. paruh biologis terjadi < 2 proses tersebut pada
Kehadiran makanan jam pada pasien dengan neonatus, atau anak .
fungsi ginjal yang normal.
di saluran Waktu paruh meningkat
pencernaan sekitar 20‒40 jam pada
mengurangi pasien dengan creatinine
penyerapan sebesar clearance <20 mL/menit.
25 sampai 40 %.
Profil Farmakokinetika ( Amlodipin)

Absorpsi Distribusi Metabolisme Eliminasi


Konsentrasi plasma Amlodipin Amlodipine secara Sebagian besar
puncak amlodipine terdistribusi utuh ke ekstensif metabolit amlodipin
mencapai 6-12 jam kompartemen dimetabolisme (62% dosis yang
setelah penggunaan jaringan. 93-98 % menjadi metabolit dikonsumsi)
oral. Absolute amlodipin dalam aktif di liver (Hati). diekskresikan
bioavailabilitas plasma terikat melalui urin dan
berkisar 64-90% dengan protein. sisanya melalui
Efek antihipertensi feses.
amlodipine
bertahan selama
setidaknya 24 jam
setelah penggunaan.
Profil Farmakokinetika ( Candesartan)

Absorpsi Distribusi Metabolisme Eliminasi


Setelah pemberian  volume distribusi Dimetabolisme Diekskresikan
prodrug, candesartan 0,13 dihati sekitar 20% melalalui urin
candesartan cilexetil L/kg. Candesartan untuk membentuk sekitar 26 %.
diubah menjadi obat terikat pada protein metabolit yang tidak
aktif candesartan plasma (>99%) dan aktif terjadi oleh O-
dengan tidak menembus sel deethylation
bioavaibilitas darah merah. melalui sitokrom
absolut sekitar 15- Candesartan P450 2C9.
40% . konsentrasi melewati sawar
serum puncak rata- plasenta dan
rata tercapai 3-4 didistribusikan ke
jam setelah janin.
mengkonsumsi
tablet.
Profil Farmakokinetik (Furosemid)

Absorpsi Distribusi Metabolisme Eliminasi

Furosemid diserap Forusemid Metabolisme di Eliminasi 50% dari


melalui saluran berikatan dengan hepar minimal, pemberian oral atau
cerna. protein 99% kurang lebih 10% 80% iv
Bioavailabilitas (albumin). metabolit berupa diekskresikan
furosemid 65%. Kemudian menuju glucuronide. melalui urin setelah
Absorpsi oral 60- tubulus proksimal 24 jam.
67% sedangkan dan disekresikan
ikatan dengan melalui organic
protein > 98 %. transporter lalu
bekerja pada
kontransporter
Na+ / K+ / Cl-.
Profil Farmakokinetika ( Hidroklortiazid)

Absorpsi Distribusi Metabolisme Eliminasi

Absorbsi melalui Didistribusikan di tidak mengalami Diekskresi oleh sel


saluran cerna. Efek ekstraseluler metabolisme. tubuli proksimal
obat tampak setelah  Tidak kedalam cairan
1 jam. menyeberangi sawar tubuli. Biasanya
darah-otak dalam 3-6 jam
 Mudah melintasi sudah diekskresi
placenta.  dari tubuh.
Didistribusikan ke
air susu (ASI).
 
Regimen Dosis dan Bentuk sediaan
Captopril Amlodipin Candesartan Furosemid Hidroklortiazid
(ACEi) (CCB) (ARB) (Diuretik) (Diuretik)
- Regimen - Regimen Dosis: Regimen Dosis: -Regimen - Regimen Dosis
Dosis dewasa - Hipertensi -Dosis lazim
Dosis: untuk hipertensi Dewasa: 8
Dosis: dewasa untuk
:25 mg – 100 Dosis awal: 5 mg mg/hari, 10 mg/ml, 40 hipertensi
mg, 2-3 x secara oral 1 kali Dosis maksimal mg/tab 2-3 x Dosis awal : 12,5
sehari sehari 32 mg/hari, 1 kali sehari mg/hari
Dosis sehari Dosis
-Bentuk pemeliharaan: 5- Anak-anak usia
-Bentuk pemeliharaan:
sediaan: 10 mg/oral 1 kali 1-5 tahun: 200 sediaan: dapat ditingkatkan
Tablet 12,5 dan sehari. mcg/kgBB/hari, Tablet 40 mg, menjadi 25-50
Dosis anak dapat ditingkatkan mg/hari
25 mg 6-17 tahun: 2,5-5 hingga 40-400
Injeksi atau -Bentuk sediaan:
mg oral 1 kali sehari mcg/kgBB, ampul 20 mg Tablet 25 dan 50
-Bentuk sediaan: Anak usia di atas mg
-Tablet 5 dan 10 mg 6 tahun dengan
berat di bawah
50 kg: 4-8 mg/hari
- Gagal jantung
Dewasa: 4
mg/hari
Dosis maksimal
32 mg/hari
-Bentuk Sediaan:
Tablet
Daftar Pustaka

Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2016. Farmakologi dan terapi Edisi


6. Jakarta: Universitas Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Penyelenggaraan dan
Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Ikatan apoteker indonesia.2017. ISO Informasi spesialite obat indonesia,volume
51 2017 s/d 2018. Jakarta : PT ISFI Penerbitan.
Kee, J., L. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.
Whelton, R., M. 2017. High Blood Pressure Guidelines Hub. Journal Of The
American College Of Cardiology.
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai