(ANTIHIPERTENSI)
Kelompok 1:
Sahri Hidayati 1701005 (Presenter 2)
Elsha Fhira 1701009 (Notulen 1)
Indah Krisnawati 1601019 (Notulen 2)
N u r a h m a d I n d r a g i r i Ya r d i 1 6 0 1 0 3 8 ( A n g g o t a )
Widya Lexita Putri 1601095 (Anggota)
S u w i g o R o z e n 1 6 0 11 3 9 ( P r e s e n t e r 1 )
Yo k y E l f a d r i 1 6 0 11 4 6 ( M o d e r a t o r )
Z i d r a A l b a s r i 1 6 0 11 4 7 ( A n g g o t a )
Waktu Pengerjaan:
Dosen Pembimbing: Apt. Ifora, M.Farm. Selasa, 05 – 01 – 2021
(20.00 WIB)
Definisi
Berdasarkan etiologinya
hipertensi diklasifikasikan
menjadi 2:
akibat adanya suatu
penyakit seperti:
- stenosis arteri renalis
hipertensi sekunder - penyakit parenkim ginjal
- feokromositoma
- Obat – obatan
- dan sebagainya.
Patofisiologi
1. Usia
Usia mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan bertambahnya
umur, risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar sehingga
prevalensi hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar
40%, dengan kematian sekitar di atas usia 65 tahun (Depkes, 2006).
2. Jenis Kelamin
Faktor gender berpengaruh pada terjadinya hipertensi, Pria
diduga memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan
tekanan darah dibandingkan dengan wanita.
3. Genetik
Faktor genetik juga berkaitan dengan metabolisme pengaturan
garam dan renin membran sel. Menurut Davidson bila kedua orang
tuanya menderita hipertensi, maka sekitar 45% akan turun ke anak-
anaknya dan bila salah satu orang tuanya yang menderita
hipertensi maka sekitar 30% akan turun ke anak-anaknya.
Faktor resiko yang dapat diubah
1. Kegemukan (obesitas)
Kegemukan (obesitas) adalah presentase abnormalitas lemak yang
dinyatakan dalam Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu perbandingan antara
berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. Berat badan dan IMT
berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik.
Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33% memiliki berat badan
lebih (overweight).
2. Stress
Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah,
dendam, rasa takut dan rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak
ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut
lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat.
Jika stress berlangsung lama, tubuh akan berusaha mengadakan
penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau perubahaan
patologis. Gejala yang muncul dapat berupa hipertensi.
Faktor resiko yang dapat diubah
3. Merokok
Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida
yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah
dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri yang
mengakibatkan proses artereosklerosis dan tekanan darah tinggi.
6. Hiperlipidemia/Hiperkolestrolemia
Kelainan metabolisme lipid (lemak) yang ditandai dengan
peningkatan kadar kolestrol total, trigliserida, kolestrol LDL atau
penurunan kadar kolestrol HDL dalam darah. Kolestrol merupakan
faktor penting dalam terjadinya aterosklerosis yang mengakibatkan
peninggian tahanan perifer pembuluh darah sehingga tekanan darah
meningkat.
Komplikasi Hipertensi
Klasifikasi
ACEi ARB
Benazepril Kandesartan
Captopril Eprosartan
Enalapril Irbesartan
Fosinopril Losartan
Lisinoril Olmesartan
Moexipril Telmisartan
Perindopril Valsartan
Quinapril Azilsartan
Ramipril Fimasartan
Trandolapril
Tanapres
Obat – obat AntiHipertensi
Diuretik
Klasifikasi
Tiazid Diuretic Loop Diuretik hemat Antagonis
kalium aldosteron
Beta-Bloker
Klasifikasi
Kardioselektif Non-selektif Aktifitas Campuran
simpatomimetik penyekat α dan β
Atenolol Nadolol Acebutolol Karvedilol
Betaxolol Propanolol Carteolol Labetolol
Bisoprolol Timolol Pentobutolol Bucindolol
Metoprolol Sotalol Pindolol
Obat – obat AntiHipertensi
CCB
Klasifikasi
Dihidropiridin Non-dihidropiridin
Amlodipin Diltiazem
Clindipin Verapamil
Clevidipin
Lercanidipin
Levamlodipin
Nifedipin
Nimodipin
Nisoldipin
Nitrendipin
Felodipin
Isradipin
Lekamidipin
Nicardipin
Nisoldipin
Obat-Obat Antihipertensi
Alternatif